جيِهَي َ
B. Macam-Macam Kafir
Para ulama‟ dalam mengategorikan macam-macam kafir memiliki pendapat yang berbeda-beda, ada yang mengatakan empat golongan, lima golongan, bahkan ada yang mengatakan dua belas golongan. Ibnu Manzhur dalam lisa>n al-Arab mengkategorikan jenis kufr ke dalam enam golongan. Pertama, kufr yang berlawan dengan iman yakni tidak percaya. Kedua, kufr yang berlawanan dengan syukr yakni tidak bersyukur. Ketiga, kufr ingkar yakni megingkari ke Maha Esaan Allah dengan hati dan lisannya. Keempat, kufr juhud yakni mengingkari keesaan Tuhan dengan lisannya, sekalipun hatinya mengakui.
Kelima, kufr mu'anadat yakni mengetahui Allah dengan hati dan mengakui dengan lisan tapi tidak memeluk islam karena kedengkian dan permusuhan yang menyelimuti dirinya. Keenam, kufr nifaq yakni mengakui dengan lisan padahal hatinya tak meyakini kebenaran Allah.38
Ada pandangan lain yang menyebutkan lima jenis kufr, hal ini disebutkan oleh Cahyadi Takariawan (2003: 79), menurutnya kufr tersebut ada kufr takdzib, kufr Iba' wa Istikbar, kufr i'rad, kufr syak, dan kufr juhud.39 Berbeda dengan pendapat lain yang tidak menggolongkan besar kecil Shalih bin Fauzan menggolongkan kufur menjadi dua jenis kufur, pertama kufur besar yang meliputi kufur karena mendustakan, kufur karena enggan dan sombong, kufur karena ragu, kufur karena berpaling, dan kufur karena nifaq. Kufur kecil meliputi kufur
38 Ibnu Manzur, Lisa>nul Arab, Hal. 3898. Pdf.
39 Cahyadi Takariawan, Iman dan Mahabatullah, (Solo : Era Intermedia, 2003) Hal. 79.
nikmat.40 Selain kufur besar, Shalih bin Fauzan menggolongkan kufur kecil juga, menurutnya kufur kecil itu kufur yang tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam. Ia adalah kufur amali. Kufur yang dosa-dosanya disebutkan dalam al-Qur'an dan Sunnah sebagai dosa kufur akan tetapi tidak mencapai derajat kufur besar.41
Nashrudin Baidan juga mempunyai pandangan tersendiri terhadap jenis kafir dia membagi jenis kafir ke dalam lima golongan. Kafir ingkar, kafir juhud, kafir mu'anadat, kafir nifaq, dan kafir nikmat.42 Selain klasifikasi dari beberapa tokoh tersebut, penulis temukan pengklasifikasian jenis kafir mencapai dua belas jenis yang dilakukan oleh Arfah Shiddiq, dia memaparkan bahwa ada dua belas jenis kafir, yakni kafir ingkar, kafir juhud, kafir kitabi, kafir nifaq, kafir mu'ahid, kafir ni'mah, kafir syirik, kafir zimmi, kafir 'inad, kafir harbi, kafir musta'min, kafir riddah.43 Syeikh Taqiyyudin Abu Bakar Ibnu Muhammad al Husni As- Syafi‟i berpendapat bahwa kafir terbagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Kafir Qouli>, kafir yang disebabkan oleh sebuah perkataan. Contoh mencaci maki salah seorang Nabi atau Rasul Allah, atau merendahkannya.
Contoh lain adalah memanggil sesama muslim dengan sebutan kafir.
40 al-Fauzan, at-Tauhid Li ash-Shaff ats-Tsalits al-'Ali, (Kitab Tauhid 3), terj. Ainul Haris Arifin, (Jakarta : Darul Haq, 2012), Hal. 15.
41 al-Fauzan, at-Tauhid Li ash-Shaff ats-Tsalits al-'Ali,.. Hal. 17.
42 Nashrudin Baidan, Tafsir Maudhu'i Solusi Qur'ani atas Masalah Sosial Kontemporer, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001) Hal. 298.
43 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), Jilid. 4 Hal. 37.
2. Kafir I‟tiqa>di>, kafir yang rusak keyakinannya, beliau mencontohkan, meyakini bahwa alam ini (segala sesuatu selain Allah) tidak memiliki permulaan, menghalalkan yang secara ijma‟ telah diharamkan atau sebaliknya.
3. Kafir Fi‟li>, kafir yang disebabkan oleh sebuah perbuatan, contohnya, sujud kepada berhala, bulan, matahari, membuang Al-Qur‟a>n ke tempat yang menjijikan, dan melakukan perbuatan yang hanya dilakukan oleh orang kafir, sekalipun ia merasa bahwa dirinya masih dalam keadaan muslim.44
Dalam buku Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosa Kata yang disusun oleh Quraish Shihab beserta ulama-ulama lain yang berasal dari negeri kita, membagi kafir itu atas enam macam, yaitu:
Pertama, kufr al-juhu>d ( ِدْىُحُجلا ُرْفُك), yakni pengakuan terhadap Tuhan di dalam hati tetapi tidak diiringi dengan ucapan. Kekafiran seperti ini telah ada sebelum kerasulan Muhammad SAW. Seperti yang terdapat di dalam kisah Fir‟aun di dalam QS. Al-Naml [27]: 13 dan 14. Kekafiran semacam itu juga ada pada orang kafir Mekkah dan Yahudi di Madinah. QS. Al-Baqarah [2]: 89, misalnya, menceritakan kaum Yahudi yang mengingkari kerasulan Muhammad karena bukan dari keturunan mereka.45
44 Taqiyyudin Abu Bakar Ibnu Muhammad al Husni asyafiiy, Kifayatul akhyar, Bab Riddah, Hal. 200.
45 Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosa Kata,,, Hal. 416.
Kedua, kufr al-inka>r ( ِراَكًِْلإا ُرْفُك), yakni kafir terhadap Allah, para rasul serta semua ajaran-ajaran, dan hari akhirat. Mereka percaya kepada materi saja.
Kekuatan gaib hanya dipahami sebagai gejala alamiah dan yang membinasakan manusia menurut mereka adalah waktu (lihat QS. Al-Baqarah [2]: 212 dan QS.
Al-Ja>tsiyah [45]: 24). Kufr inka>r ini punya kesamaan dengan kufr al-juhu>d, terutama pada penolakan terhadap kebenaran Tuhan. Perbedaannya terletak pada posisi pelakunya, sementara pada inka>r karena ketidakyakinannya akan kebenaran.46
Ketiga, kufrun-ni‟mah ( ِةَوْعٌِّلا ُرْفُك), yakni menutupi-nutupi nikmat Allah di dalam arti tidak mensyukurinya, tetapi tidak menyebabkan keluar dari agama islam, hanya ancamannya sangat pedih (QS.Ibra>hi>m [14]: 7). Kekafiran seperti ini, kata al-Ashfahani adalah penyalahgunaan nikmat dan tidak mempergunakannya kepada yang diridhai Allah. Karena itu, mereka zalim dan kafir (QS. Ibra>hi>m [14]: 34; QS Al-nahl {[16]:18). Kekafiran seperti ini berkaitan dengan kecendrungan yang dimiliki oleh manusia. Maka dari itu sering dikemukakan oleh Allah dalam bentuk muba>llahghah (ةَغَلاَبُه), sepertih z}alu>mun kaffa>r (راَّفُك مْىُلَظ) dan kafu>run mubi>n (يْيِبُه رْىُفَك) (QS. Ibra>hi>m [14]: 34; QS. Al-Zukhruf [43]: 15). Bahkan ada yang berdo‟a selamat dari bahaya setelah selamat dari lupa bersyukur (QS. Yunus [10]: 23).47
Keempat, kufrun–nifa>q ( ِقاَفٌِّلا ُرْفُك), yakni pembenaran dengan ucapan dan diingkari dengan hati. Kekafiran seperti ini merupakan kebalikan dari kufru al- juhud. Al-Ashfahani mengartikan dengan masuk agama dari satu pintu, tetapi
46 Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosa Kata,,, Hal. 418.
47 Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosa Kata,,, Hal. 418.
keluar dari pintu lain. Sementara itu, Thabathabai mengartikannya dengan menampakkan iman dan menyembunyikan kekafiran (lihat QS. Al-Ma>‟idah [5]:
42 dan QS. At-Taubah [9]: 67). Munafik digolongkan pada kafir karena pengingkaran secara terselubung. Gejala itu terlihat pada periode sebelum hijrah dan menonjol setelah hijrah ke Madinah. Orang kafir seperti ini kalau shalat suka bermalas-malasan tidak khusuk (QS. An-Nisa>‟ [4]: 142 dan QS. At-Taubah [9]:52). Di dalam masyarakat dicontohkan dengan menyebarluaskan berita bohong (hadi>ts al-ifki = ِكْفِلإا ُثْيِدَح) tentang Aisyah yang dituduh berbuat tidak baik. Lalu turun firman Allah membantahnya (QS. Al-Nu>r [24]: 11- 20).48
Kelima, kufr asy-syirk ( ِكْرِّشلا ُرْفُك), yakni mempersekutukan Allah dengan mahluk atau menyembah selain Allah (mengingkari keesaan Allah). Mereka tidak menolak adanya Tuhan sebagai pencita alam tetapi mempercayai ada tuhan selain Allah yang menurut pendapat mereka mendatangkan manfaat bagi manusia.
Berbuat syirik merupakan dosa besar dan tidak diampuni dosanya oleh Allah (QS.
An nisa [4]: 48).49
Keenam, kufr al-irtida>d ( ِداَدِتْرِلإا ُرْفُك), yakni keluar dari agama islam dan menjadi kafir (murtad), karena sebelumnya mereka juga telah kafir. Al-Ashfahani mengartikannya sebagai kembali ke jalan di mana kita datang semula. Di dalam Al-Qur‟an, disebutkan bahwa orang murtad kalau mati, mati di dalam kekafiran (QS. Al-Baqarah [2]: 217). Amalan mereka sia-sia dan di akhirat mereka masuk neraka. Demikian juga bagi yang bolak-balik, apalagi bertambah lagi
48 Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosa Kata,,, Hal. 418.
49 Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur‟an Kajian Kosa Kata,,, Hal. 418-419.
kekafirannya. Untuk mereka tidak ada ampunan dari Allah SWT. (QS. Al-Nisa>„
[4]: 137).50