LINGKUNGAN PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
B. Macam Macam Lingkungan Dalam Pendidikan Islam Menurut Abdurrahman saleh ada tiga macam pengaruh ling-
dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada- Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Luqman berkata: "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.
Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan ang- kuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang som- bong lagi membanggakan diri.
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Demikianlah ayat ayat yang berkaitan dengan lingkungan yang mengandung nilai nilai pendidikan Islam
B. Macam Macam Lingkungan Dalam Pendidikan Islam
anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara keturunan
3. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam kehidupan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi (dorongan) yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama yang ada. Apabila lingkungan ini ditunjang oleh pimpinan yang baik dan kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun paling baik.
Dari uraian tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa lingkungan pendidikan itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Pengaruh lingkungan positif.
b. Pengaruh lingkunag negative.
c. Pengaruh netral.
Pengaruh positif yaitu lingkunag yang memberikan dorongan atau motivasi dan ransangan kepada anak untuk menerima , me- mahami, meyakini serta mengamalkan ajaran Islam.
Sedangkan pengaruh lingkungan negative yaitu lingkungan yang menghalangi atau kurang menunjang kepada anak untuk me- nerima, memahami, meyakini dan mengamalkan ajaran Islam.
Mengenai lingkungan netral adalah lingkunag yang tidak memberikan dorongan untuk meyakini atau mengamalkan agama, demikian pula tidak melarang atau menghalangi anak-anak untuk meyakini dan mengamalkan ajaran islam. Lingkunagn ini apatis, masa bodoh terhadap keberagamaan anak-anak. Lingkunag itu Nampak ada dalam kehidupan bermasyarakat.89
Kihajar Dewantara mengartikan lingkungan dengan makna yang lebih simple dan spesifik. Ia mangatakan bahwa apa yang di-
89Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka setia, 2005), 210-211.
maksud dengan lingkungan pendidikan berada dalam 3 pusat lem- baga pendidikan yaitu:
1. Lingkungan keluarga.
2. Lingkungan Sekolah.
3. Lingkungan Organisasi pemuda atau kemasyarakatan.90 Selanjutnya dibawah ini akan dibahas beberapa lembaga yang tumbuh didalam masyarakat serta mempunyai pengaruh luas bagi kehidupan agama anak.
a. Keluarga
Diantara satuan pendidikan luar sekolah adalah keluarga yang berlangsung dirumah. Untuk ini perlu dibahas mengenai apa yang diamksud dengan keluarga dan rumah itu, secara literal keluarga adalah merupakan unit social terkecil yang terdiri dari orang yang berada dalam seisi rumah yang sekurang-kurangnya yang terdiri dari suami isteri. Sedangkan dalam arti normative, keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh suatu ikatan perkawinan, lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai suatu ga- bungan yang khas dan bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk kebahagiaan, kesejahteraan, dan ketentraman semua anggota yang ada di dalam keluarga tersebut.91
Allah berfirman:
”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluarga- mu dari api neraka” (At-Tahrim: 6)
Kalau orangtua tidak pandai mendidik dan memelihara anak,
90Sama’un Bakry, Menggagas Konsep Ilmu Pendidikan Islam, (Ban- dung: Pustaka bani quraisy, 2005 ),97.
91Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Wacana Ilmu,
akhirnya anak tersebut terjerumus kelembah kenistaan, maka aki- batnya baik kehidupan didunia apalagi diakhirat.
Keluarga yang ideal ialah keluarga yang mau memberikan do- rongan kuat kepada anaknya untuk mendapatkan pendidikan aga- ma. Jika mereka mampu dan berkesempatan, maka mereka mela- kukan sendiri pendidikan agama ini. Tetapi apabila tidak mampu atau tidak berkesempatan, maka mereka datangkan guru agama untuk memberikan pelajaran privat kepada anak-anak mereka. Dis- amping itu mereka masih memberikan perhatian dan fasilitas- fasilitas lainyang diperlukan. Mereka merasa kecewa dan merasa berdosa kepada Tuhan apabila tidak memberikan perhatian pen- didikan agama ini. Keluarga demikianlah yang melahirkan anak- anak taat menjalankan agama.
Selain dari ayah bundanya, keluarga-keluarga yang lain pun telah memegang peranan. Hubungan denga keluarga selain ibu bapak, membawa akibat-akibat baru terhadap anak-anak itu. Kasih sayang seperti yang ditrimanya dari ibu bapak, tidak akan dipero- lehnya dari keluarga-keluarga lain itu. Kasih sayang mereka itu, bi- asanya lepas dari soal-soal memanjakan si terdidik, sehingga tidak selalu keinginan si anak itu dipenuhi oleh mereka. Jika terjadi de- mikian, maka hal itu akan banyak membantu anak-anak kearah berdiri sendiri, dan mengenal lingkungannya dengan baik. Orang tua yang bijaksana akan member kesempatan secukupnuya kepada anak anaknya untuk bergaul dengan keluarga keluarganya itu, den- gan tetangga tetangga yang terdekat dan sebagainya.92
b. Sekolah
Sekolah adalahlembaga pendidikan yang penting sesudah ke- luarga, karena makin besar kebutuhan anak, maka orangtua me- nyerahkan tanggungjawabnya sebagian kepada lembaga sekolah
92Nur Uhbiyati, Ilmu pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka setia, 2005), 212-213.
ini. Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak. Sekolah memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak anak mengenai apa yang tidak dapat atau tidak ada kesempa- tan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pengajaran dida- lam keluarga.
Tugas guru dan pemimpin sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan pengetahuan, keterampilan dan juga mendidik anak beragama. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu ke- luarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik.
Pendidikan budi pekerti dan keagamaan yang diselenggarakan di sekolah sekolah haruslah merupakan kelanjutan, setidak tidaknya jangan bertentangan dengan apa yang diberikan dalam keluarga.93
Disamping itu telah diakui oleh berbagai pihak tentang peran sekolah bagi pembentukan kepribadian anak sangat besar. Sekolah telah membina anak tentang kecerdasan, sikap, minat dan seba- gainya dengan gaya dan caranya sendiri sehingga anak mentaa- tinya.
Karena itu dapatlah dikatakan sekolah berpengaruh besar bagi jiwa dan keberagamaan anak. Lingkunag sekolah yang positif ter- hadap pendidikan islam yaitu lingkungan sekolah yang memberikan fasilitas dan motivasi untuk berlangsungnya pendidikan agama ini.
Apalagi kalau sekolah ini memberikan sarana dan prasaranayang memadai untuk penyelenggaraan pendidikan agama, maka dibuatkan pula tempat wudhu, tempat ibadah, diadakan buku buku ke islaman di dalam perpustakaan sekolah dan diberikan kesempatan yang luas untuk penyelenggaraan praktek- praktek ibadah dan peringatan hari-hari besar islam dan lain-lain.
93Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Aga- ma/IAIN di Jakarta, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: CV Yulina, 1984),
lingkungan sekolah demikian inilah yang mampu membina anak rajin beribadah. Berpandangan luas dan daya nalar kreatif.94 c. Masyarakat
Lembaga pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendi- dikan yang ketiga sesudah keluarga dan sekolah. Pendidikan ini te- lah dimulai sejak anak-anak untuk beberapa jam sehari lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar sekolah. Corak ragam pendidi- kan yang diterima anak didik dalam masyarakat ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang naik pembentukan kebiasaan, pemben- tukan pengetahuan, sikap dan minat, maupun pembentukan kesusi- laan dan keagamaan.
Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh dikatakan pendidikan secara tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik sendiri secara sadar atau tidak mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan sendiri akan nilai nilai kesusilaan dan keagamaan didalam masyara- kat.
Lembaga lembaga pendidikan yang ada di masyarakat ikut langsung melaksanakan pendidikan tersebut. Di dalam masyarakat terdapat beberapa lembaga atau perkumpulan atau organisasi se- perti: organisasi pemuda (KNPI, karang Taruna), organisassi kese- nian (sanggar tari, perkumpulan musik), pramuka, olahraga, kea- gamaan dan sebagainya. Lembaga-lembaga tersebut membantu pendidikan dalam usaha membentuk pendidikan seperti: memben- tuk sikap, kesusilaan, dan menambah ilmu pengetahuan diluar se- kolah dan keluarga.95
94Nur Uhbiyati, Ilmu pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka setia, 2005), 214.
95Proyek Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi Aga- ma/IAIN di Jakarta, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: CV Yulina, 1984),
Organisasi-organisasi seperti tersebut di atas jika mendasarkan diri pada agama mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan kea- gamaan.
Tidak kalah pentingnya dengan Organisasi-organisasi tersebut di atas yaitu persekutuan hidup di dalam masyarakat yang memanifestasikan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari, kesemuanya itu ikut mempengaruhi keagamaan anak.
Perkumpulan dan persekutuan hidup masyarakat yang memberikan anak untuk hidup dan mempraktikkan ajaran islam rajin beramal, cinta damai, toleransi, dan toleransi, dan suka menyambung ukhuwah islamiyah, sebaliknya lingkungan yang tidak menghargai ajaran islam maka dapat menjadikan anak apatis atau masa bodoh kepada agama islam. Apalagi masyarakat yang mem- benci islam, maka akhirnya anaknya akan membenci kepada is- lam.96