DALAM PERSPEKTIF ILMU PENDIDIKAN ISLAM
D. Tugas, Tanggung Jawab, dan Hak Pendidik dalam Pendidikan Islam
1. Tugas Pendidik
Menurut al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah me- nyempurnakan, membersihkan, menyucikan, serta membawakan
SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan diri dalam peribadatan pada peserta didiknya, maka ia mengalami kegagalan dan tugasnya, sekalipun peserta didiknya memiliki prestasi akademis yang luar biasa.66
Tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Sebagai pengajar (instruksional), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah dis- usun serta mengakhir dengan pelaksanaan penilaian setelah program dilakukan
b. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan berkepribadian kami seiring den- gan tujuan Allah SWT menciptakannya.
c. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengendali- kan kepada diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang ter- kait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya penga- rahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan parti- sipasi atas program pendidik yang dilakukan.
2. Tanggung Jawab Pendidik
Tangung jawab pendidik yaitu:
a. Mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan me- laksanakan syariatnya.
b. Mendidik diri supaya beramal saleh.
c. Mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam me- laksanakan kebenaran.
d. Saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusa- han beribadah kepada Allah serta menegakkan kebena-
66 Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: Bina Ak- sara, 1982), 86.
ran.
3. Hak Pendidik
Pendidik adalah mereka yang terlibat langsung dalam membina, mengarahkan dan mendidi peserta didik, waktu dan kesempatannya dicurahkan dalam rangka mentransformasikan ilmu dan menginternalisasikan nilai termasuk pembinaan nilai dan akhlak mulia dalam kehidupan peserta didik.
Pendidik berhak untuk mendapatkan:
a. Gaji, alasan guru menerima gaji karena pendidik telah menjadi jabatan profesi, tentu mereka berhak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan ekonomi, berupa gaji ataupun honorarium. Seperti dinegara kita, pendidik merupakan bagian aparat Negara yang mengabdi untuk kepentingan Negara melalui sector pendidikan, diangkat menjadi pegawai negeri sipil, diberi gaji tunjangan tenaga kependidikan.
Namun kalau dibandingkan dengan Negara maju, penghasilannya belum memuaskan. Akan tetapi karena tugas itu mulia, tidak menjadi halangan bagi pendidik dalam mendidik peserta didiknya. Bagi pendidik yang statusnya non PNS maka mereka ada yang digaji oleh yayasan bahkan tidak sedikit mereka tidak mendapatkannya akan tetapi mereka tetap mengabdi dalam rangka mencari ridha Allah SWT.67 b. Mendapatkan penghargaan, menghormati guru berarti
penghormatan terhadap anak-anak kita. Bangsa yang ingin maju peradabannya adalah bangsa yang mampu memberikan penghargaan dan penghormatan kepada para pendidik. Inilah salah satu rahasia keberasilan bangsa Jepang yang mengutamakan dan memproritaskan guru. Setelah hancurnya Hiroshima dan Nagasaki, pertama sekali yang dicari Kaisar
67A. Bustami, A. Gani, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta:
Hirohito adalah para guru. Dalam waktu yang relative singkat bangsa Jepang kembali bangkit dari kehancuran sehingga menjadi Negara modern pada masa sekarang.68
4. Kode Etik Pendidik dalam Pendidikan Islam
Kode etik pendidik adalah norma-norma yang mengatur hu- bungan kemanusiaan (hubungan relationship) antara pendidik dan peserta didik., orang tua peserta didik. Bentuk kode etik suatu lem- baga pendidikan tidak harus sama, tetapi secara intrinsik mempu- nyai kesamaan konten yamg berlaku umum. Pelanggaran terhadap kode etik akan mengurangi nilai dan kewibawaan identitas pendi- dik.69
Sebenarnya banyak sekali kode etik pendidik yang dikemuka- kan oleh pakar pendidikan islam baik pakar pendidikan islam didu- nia islam maupun di Indonesia.
Dari sekian banyak pendapat tersebut penulis mengemukakan kode etik yang paling lengkap yang pernah disusun oleh para pakar pendidikan islam, yaitu seperti yang dikemukakan oleh Al-Kanani, Syarat-syarat guru berhubungan dengan dirinya, yaitu:
a. Hendaknya guru senantiasa insyaf akan pengawasan Allah terhadapnya dalam segala perkataan dan perbuatan bahwa ia memegang amanat ilmiah yang diberikan Allah kepadanya.
b. Hendaknya guru memelihara kemuliaan ilmu. Salah satu ben- tuk pemeliharaannya ialah tidak mengajarkannya kepada orang yang tidak berhak menermanya, yaitu orang-orang yang menuntut ilmu untuk kepentingan dunia semata.
68A. Piet Sahertian, Profil Pendidikan Prefesional. (Yogyakarta: Andi Ofset, 1994), 20.
69Westy Soemanto dan Hendyat Soetopo, Dasar dan Teori Pendidi- kan Dunia, ( Surabaya: Usaha Nasional, 1982 ), 147.
c. Hendaknya guru bersifat zuhud
d. Hendaknya guru tidak berorientasi duniawi dengan menjadi- kan ilmunya sebagai alat untuk mencapai kedudukan, harta, prestise, atau kebanggaan atas orang lain.
e. Hendaknya guru menjauhi mata pencaharian yang hina da- lam pandangan syara‟, dan menjauhi situasi yang bisa menda- tangkan fitnah dan tidak melakukan sesuatu yang dapat men- jatukan harga dirinya dimata orang banyak.
f. Hendaknya guru memelihara syiar-syiar islam, seperti melak- sanakan salat berjamaah di masjid, mengucapkan salam, serta menjalankan amar ma‟ruf nahi munkar.
g. Guru hendaknya rajin melakukan hal-hal yang disunatkan oleh agama, baik dengan lisan maupun perbuatan,.
h. Guru hendaknya memelihara akhlak yang mulia dalam per- gaulannya dengan orang yang banyak dan menghindarkan diri dari akhlak yang buruk
i. Guru hendaknya selalu mengisi waktu-waktu luangnya den- gan hal-hal yang bermanfaat, seperti beribadah, membaca dan mengarang.
j. Guru hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima lmu dari orang yang lebih rendah daripadanya, baik secara kedudukan ataupun usianya. Artinya seorang k. Guru hendaknya rajin meneliti, menyusun, dan mengarang
dengan memperhatikan keterampilan dan keahlian yang dibu- tuhkan untuk itu.
5. Kode etik pendidik di Indonesia
Pengertian kode Etik menurut undang-undang nomor 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian dinyatakan bahwa kode etik adalah sebagai pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.
Berdasarkan kode etik diatas jelas bahwa kode etik guru adlah norma yang harus di indahkan guru dalam melaksanakan tugasnya didalam masyarakat.
Dengan sikap seperti itu, maka implikasi paedagogisnya menghendaki agar seluruh situasi pendidikan yang terselenggara di rumah tangga, di sekolah, dirumah-rumah ibadah dan di dalam pergaulan hidup di tengah tengah masyarakat atau lembaga manapun, seogianya dapat memberikan jaminan bagi terciptanya interaksi positif yang dapat memprasarani pertumbuhan seluruh potensi peserta didik menjadi actual, yang secara normatif lebih baik dari semula.
E. Pendidik Dalam Perspektif Ilmu Pendidikan Islam