• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT

Dalam dokumen reach higher for brighter future (Halaman 102-105)

Pertamina Gas sebagai strategic arm length PT Perta- mina (Persero) Direktorat Hulu bersama seluruh anak perusahaan Direktorat Hulu telah berkomitmen mendu- kung pelaksanaan proses manajemen risiko untuk me- maksimalkan nilai perusahaan & kekayaan pemegang saham. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penan- datanganan Traktat Manajemen Risiko pada 14 Juli 2009.

Traktat ini menjadi pedoman bagi manajemen Pertamina Gas bahwa proses manajemen risiko tidak hanya ber- tujuan untuk meminimalisasi kerugian dan memperkecil dampak kerugian bagi perusahaan; namun juga bertujuan mencapai nilai perusahaan yang lebih tinggi dan kemudian menghasilkan nilai tambah maksimal bagi pemegang saham (maximize shareholder value added).

Proses manajemen risiko dapat dijabarkan dalam rangkai an aktivitas penentuan lingkup/konteks risiko, identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, perencanaan pe- nanganan risiko serta pemantauan dan kaji ulang tindakan penanganan risiko. Seluruh rangkaian aktivitas ini didukung dengan proses komunikasi dan konsultasi dengan para pemangku kepentingan.

Dalam rangka meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan risiko serta efektivitas peran fungsi Mana- jemen Risiko, maka Perusahaan membentuk fungsi

Other Activities:

During 2011 the SPI coordinated with external parties for the following activities:

Coordination of the audit to resolve the PT Pertamina 1.

Gas Financials report for 2011 and 2011 current year by accounting firm PricewaterhouseCoopers (PwC).

Resolution and monitoring of follow up measures 2.

from the PT Pertamina (Persero) SPI audit.

Transfer of gas sales from the plant gate to the 3.

wellhead together with BP Migas and KPPU.

Coordination of the evaluation of the PT Pertamina 4.

Gas guidelines/TKO.

As a strategic arm’s length company of the PT Pertamina Upstream Directorate, Pertamina Gas together with all the upstream directorate subsidiaries has a commitment to supporting the implementation of the risk management process to maximize company value and shareholder wealth through the signing of the risk management treaty on 14 July 2009. This treaty reminds the Pertamina Gas management that risk management is not only aimed at minimizing losses and reducing losses for the company, but also at increasing company value, leading to maximum added value for shareholders.

The risk management process can be elucidated in a series of activities to determine environmental and concept risks, identify risks, analyze risks, evaluate risks, plan risk handling and observations and reexamination risk handling. All of these activities are supported through communication and consultation with stakeholders.

In order to increase awareness of the importance of risk management and effectiveness of the Risk Management function, the company established a planning and portfolio function on 1 March 2011

Keterangan Item Nilai / Value Ekuivalen

Rupiah / IDR

Equivalent Details

Rupiah uS$

Tindak lanjut pada tahun 2011: Follow-ups in 2011 ::

- TL dari temuan hasil audit

s.d. tahun 2010 1 - - - - From audits until 2010

- TL dari temuan hasil audit

tahun 2011 11 88,637,268 23,046 296,051,268 - From 2011 audit

Jumlah tindak lanjut pada tahun

2011 12 88,637,268 23,046 296,051,268 Total follow-ups in 2011

Saldo temuan per 31 Desember

2011 1 - - - Balance of findings per

31 December 2011

Perencanaan dan Portofolio pada 1 Maret 2011 sebagai koordinator pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko Pertamina Gas dalam kegiatan operasional bisnis sehari- hari. Dengan demikian manajemen risiko dapat menjadi strategic tools dalam pengambilan keputusan pada proses manajemen. Selain itu, juga dilaksanakan sosialisasi berupa workshop, diskusi publik maupun program penyegaran terhadap seluruh pekerja Perusahaan.

PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO

Pelaksanaan Manajemen Risiko Korporat (Enterprise Risk Management) oleh Perusahaan mengacu pada kebijakan PT Pertamina (Persero) yang berbasis ISO-31000 berupa Pedoman Manajemen Risiko No. A-001/R00100/2011-S0 tanggal 27 September 2011. Khusus untuk proyek pe- ngembangan bisnis, register risiko hasil proses mana- jemen risiko diperbarui sejak proyek dalam status pengajuan usulan investasi hingga proyek onstream.

Perusahaan telah melakukan pemetaan terhadap risiko-risiko yang ada dalam proses bisnis operasional Perusahaan, yang mencakup aspek:

1. Risiko Likuiditas

Terkait posisi likuiditas kas Perusahaan, digunakan skema cash dropping dari PT Pertamina (Persero) kepada Perusahaan untuk kebutuhan Anggaran Investasi, sedangkan dana hasil kegiatan usaha digunakan untuk sumber dana kebutuhan Anggaran Operasional. Hal yang menjadi kendala bagi likuiditas adalah masih ada beberapa konsumen yang membayar kewajiban atas jasa transmisi berdasarkan tarif lama (non tarif BPHMigas dan nilainya lebih rendah) sedangkan dalam Laporan Keuangan telah dibukukan berdasarkan tarif BPHMigas, sehingga hal ini tidak dapat

to coordinate the Pertamina Gas Risk Management Policy in everyday business operations. As a result risk management is a strategic tool in the management decision-making process. In addition information was disseminated through workshops, public discussions and refresher programs for all company employees.

RISK MANAGEMENT PROGRAM IMPLEMENTATION

The implementation of Enterprise Risk Management by the company is in line with PT Pertamina (Persero) policy, which is based on ISO-3100 in the form of Risk Management Guidelines No. A-001/R00100/

2011-S0 dated 27 September 2011. For business development projects, the risk management risk registration process is renewed soon as the project enters the status of investment proposal, and continues until it is onstream.

The company has carried out mapping of risks within the company’s operational processes covering the following aspects:

1. Liquidity Risk

This is related to the cash liquidity of the company, and uses a cash dropping scheme from PT Pertamina (Persero) for the company’s investment needs, while the funds resulting from company activities are used for operational budgeting requirements.

Issues that are liquidity problems include customers who have yet to their obligations for transmission services based on the old tariffs (non-tariff BPHMigas and lower) while in the

Pertamina Gas sebagai strategic arm length PT Pertamina (Persero) Direktorat Hulu bersama seluruh anak perusahaan Direktorat Hulu telah berkomitmen mendukung pelaksanaan proses manajemen risiko untuk memaksimalkan nilai perusahaan & kekayaan pemegang saham.

As a strategic arm’s length company of the PT Pertamina Upstream Directorate,

Pertamina Gas together with all the upstream directorate subsidiaries has

a commitment to supporting the implementation of the risk management process

to maximize company value and shareholder wealth.

menunjukkan kinerja laba dan likuiditas Perusahaan yang sesungguhnya.

Untuk meminimalkan kemungkinan koreksi kinerja Perusahaan sebagai akibat dari selisih tarif yang tidak tertagih, Perusahaan telah melakukan komu- nikasi secara ekstensif melibatkan konsumen, PT Pertamina (Persero) dan pihak-pihak regulator terkait.

2. Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah risiko yang disebabkan Perusahaan mengalami kerugian akibat dari konsumen atau pihak lain gagal memenuhi kewajiban kontraktual mereka. Tindakan Perusahaan terhadap konsumen yang masih memiliki tunggakan adalah penjadwalan ulang pembayaran kewajiban hingga pernyataan resmi untuk menghentikan jasa Perusahaan.

3. Risiko Keselamatan, Kerja dan Lingkungan Aspek Keselamatan, Kerja dan Lingkungan menjadi prioritas dalam kegiatan operasional, bahkan aspek tersebut menjadi salah satu ukuran dalam Key Performance Indicator Perusahaan. Setiap pihak kontraktor/vendor diharuskan memiliki sertifikat Contractor Safety Management System sebagai persyaratan mengikuti proses lelang jasa di Perusahaan. Dalam pelaksanaan kegiatan operasional, Perusahaan melakukan safety induction, safety briefing, safety meeting serta pembelajaran terhadap kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan Pertamina.

4. Risiko Pasokan

Kepastian pasokan gas menjadi faktor penentu bagi Perusahaan untuk mencapai target kinerja serta sebagai persyaratan kelayakan dalam beberapa rencana pengembangan investasi. Risiko terhadap pasokan terjadi akibat realisasi volume dan jadwal onstream pasokan gas tidak sesuai dengan kontrak, turunnya spesifikasi dan/atau nilai ekonomis dari

financial report they have been booked based on BPHMigas tariffs, meaning they do not show the real profit and liquidity performance of the company.

To minimize the possibility of company performance correction as a result of the difference in these unpaid tariffs, the company has communicated extensively with consumers, PT Pertamina (Persero) and the relevant regulators.

2. Credit Risk

Credit risks are risks in which the company experiences losses as a result of consumers or other parties failing to meet their contractual obligations. The company’s response to con- sumers who still have outstanding balances is to reschedule payment of obligations pending an official statement to stop the company’s services.

3. Safety, Work and Environment Risk Aspects of safety, work and the environment are a priority in existing operational activities, and are even a component of the company’s Key Performance Indicators. Every contractor and vendor is obliged to possess a Contractor and Safety Management System certificate as a precondition for participating in auctions for services at the company. In its operational activities, the company conducts safety induc- tions, safety briefings, safety meetings and studies of work accidents that take place at Pertamina.

4. Supply Risk

Certainty of gas supplies is the determining factor for the company in order to meet its performance targets and as a precondition of the suitability of several investment development plans. The risk to supplies occurs as a result of the volume or onstream gas supply schedule not being in accordance with the contract,

Aspek Keselamatan, Kerja dan Lingkungan menjadi prioritas dalam kegiatan operasional, bahkan aspek tersebut menjadi salah satu ukuran dalam Key Performance Indicator Perusahaan.

Aspects of safety, work and the environment are a priority in

existing operational activities, and are even a component of

the company’s Key Performance Indicator.

gas pasokan, turunnya kemampuan reservoir dari produsen gas existing, dan sumber gas terletak di remote areas ataupun offshore tidak didukung dengan cadangan yang cukup untuk penggantian biaya investasi atas infrastruktur yang diperlukan.

Untuk mengatasi risiko pasokan, Perusahaan telah melakukan komunikasi dan sinergi secara aktif dengan anak perusahaan Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) khususnya PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi dan juga terhadap pihak regulator terkait.

5. Risiko Permintaan

Pertumbuhan industri serta kesenjangan antara harga minyak dan gas bumi menjadi faktor positif yang meningkatkan permintaan akan gas bumi.

Namun seringkali hal ini tidak didukung oleh kepastian pasokan gas, daya beli konsumen serta besarnya investasi yang dibutuhkan pihak konsumen dari sektor industri untuk konversi bahan bakar ke gas bumi. Perusahaan memahami secara penuh kondisi ini dan melakukan perencanaan optimal terhadap pasokan gas, kebutuhan infrastruktur dan skema harga yang mendukung tingkat permintaan konsumen.

TANGGuNG JAWAB SOSIAL PERuSAHAAN

Dalam dokumen reach higher for brighter future (Halaman 102-105)