A. Tinjauan Pustaka
3. Manfaat Koperasi
setempat. LKMA sebagai lembaga keuangan di pedesaan yang dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat mempunyai beberapa keunggulan,
diantaranya:
a. LKMA dapat meningkatkan partisipasi petani. Petani lebih berperan aktif dalam mengelola keuangan, mengelola dan mengembangkan usaha produktif, membangun networking dengan pihak lainnya (pemerintah, swasta dan antar petani) dan sebagai pengambil keputusan secara mandiri. Artinya setiap permasalahan yang muncul di LKMA, petani dapat menyelesaikan setiap permasalahan tersebut bersama-sama dengan anggota untuk menentukan keputusan yang diambil secara tepat.
b. LKMA secara profesional mampu mengatasi kesulitan petani dalam mengakses permodalan di pedesaan. Permodalan yang didapatkan petani berasal dari dana yang dikelola LKMA yang dimanfaatkan anggotanya untuk membiayai usahataninya.
c. LKMA bersifat dinamis, yaitu dimana terdapat ruang untuk menampung aspirasi, memenuhi keinginan dan kebutuhan petani sehingga LKMA diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan petani.
d. LKMA sebagai sarana pendidikan bisnis bagi masyarakat petani di pedesaan khususnya bagi penerima bantuan
suatu koperasi dapat dihitung dengan jalan melihat perbedaan dari hasil usaha anggota jika menjadi anggota dengan tidak menjadi anggota koperasi tersebut atau menjadi anggota organisasi lain. Manfaat dapat berupa peningkatan jumlah hasil (expected return), berupa peningkatan jumlah kestabilan dari hasil (standard deviation of return) atau kombinasi keduanya (Fatmala dan Muflikh, 2013).
Koperasi yang memberikan tingkat kepuasan dan manfaat yang lebih tinggi kepada seseorang daripada organisasi lain, berarti koperasi lebih tinggi kemampuannya dalam memuaskan keinginan anggota tersebut. Anggota akan membandingkan manfaat yang diterima dari koperasi dengan organisasi lain yang merupakan saingannya. Manfaat utama yang
diharapkan dari keanggotaan koperasi adalah dukungan terhadap kelancaran atau kestabilan usaha dan kebutuhan konsumsi para anggota. Manfaat keanggotaan sering disebut sebagai efek koperasi (cooperative effect). Efek koperasi tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi harus dihasilkan dan diperjuangkan oleh koperasi (Hendar dan Kusnadi, 2005).
a. Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi bagi anggota koperasi sering disebut dengan istilah Promosi Ekonomi Anggota, yang memiliki pengertian peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi (Irawan, 2015).
Menurut Hanel (2005), manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya, sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
Manfaat ekonomi akan dirasakan oleh para anggotanya bila terjadi perbaikan ekonomi, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan anggota dibandingkan dengan tidak menjadi anggota. Adanya
pemenuhan kebutuhan anggota terhadap sarana produksi yang murah, kepastian menjual hasil produksi dan kepuasan memperoleh harga jual dan harga beli produk, serta pinjaman modal untuk menunjang kegiatan produksi. Manfaat tersebut dapat diperoleh anggota melalui pelayanan- pelayanan yang diberikan koperasi pada unit-unit usaha yang
dikelolanya (Departemen Koperasi, 1992).
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi antara lain jaminan pemasaran dan harga produk yang dihasilkan, kemudahan memperoleh sarana produksi pertanian, dan kepuasan harga input. Jasa simpan pinjam terkait kemudahan memperoleh pinjaman dan tingkat bunga yang rendah juga merupakan manfaat ekonomi yang dirasakan oleh anggota. Koperasi syariah memiliki manfaat yang diterima yaitu bagi hasil. Manfaat ekonomi lainnya yang dirasakan anggota yaitu
peningkatan pendapatan setelah menjadi anggota koperasi. Manfaat ekonomi koperasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu manfaat ekonomi langsung dan manfaat ekonomi tidak langsung. Manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya, sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU anggota. (Handayani, 2011).
b. Manfaat Non Ekonomi (Kepuasan Anggota)
Manfaat nonekonomi disebut juga dengan manfaat sosial. Manfaat ini menggambarkan apa yang dirasakan oleh anggota koperasi seperti kepuasan. Menurut Kotler dan Keller (2009), kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan jasa dan harapan- harapannya. Kepuasan yang diterima oleh anggota koperasi pada umumnya diperoleh dari hasil kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan koperasi kepada anggotanya.
Laksana (2008) menyebutkan bahwa kualitas pelayanan koperasi dapat dilihat dari kinerja pelayanan yang diberikan pengurus dan karyawan yang bekerja di koperasi. Kualitas pelayanan meliputi kemampuan koperasi dalam melayani konsumen saat melakukan penjualan produk dan pemberian informasi yang lengkap untuk konsumen. Kepuasan, keramahan, dan kerapian cara berpakaian pengawas, pengurus, dan karyawan menjadi hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
“Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya” (Kotler, 2002). Menurut Engel (1990) dalam Tjiptono (2003), “Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan”.
Berdasarkan definisi di atas, maka kepuasan anggota adalah perasaan seseorang baik senang atau tidak atas kinerja suatu produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Pelanggan merasa puas apabila kinerja suatu produk (barang atau jasa) sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh pelanggan, sedangkan ketidakpuasan itu terjadi apabila hasil yang diharapkan oleh pelanggan tidak sesuai dengan keinginan. Kinerja yang dirasakan adalah perasaan seseorang setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Manfaat dari kepuasan pelanggan diantaranya adalah:
1. Terciptanya loyalitas anggota.
2. Memberikan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan.
3. Citra perusahaan menjadi lebih baik di mata pelanggan.
4. Keuntungan yang diperoleh dapat meningkat.
5. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut.
Faktor-faktor yang dapat memuaskan pelanggan biasa diberikan dalam bentuk pelayanan. Pelayanan yang diberikan dapat berupa bukti fisik, ketepatan janji, pengetahuan dan keahlian, kesopanan dan keramahan, serta kejujuran dan kepercayaan. Sehingga jika menggunakan variabel tersebut dapat dilakukan dalam mengukur kepuasan terhadap faktor pelayanan. Menurut Parasuraman dkk (1988) bahwa terdapat lima dimensi Service Quality yaitu :
a. Tangibles atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik serta lingkungan sekitar perusahaan adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Dimensi tangibles meliputi:
1) Kondisi prasarana dan sarana kantor koperasi yang terdiri dari: (a) kualitas kantor koperasi, (b) kenyamanan ruang kerja, (c) sarana penunjang ruang di koperasi (Parkir, toilet dan mushola).
2) Fasilitas Penunjang yang terdiri dari : (a) dukungan peralatan penunjang operasional, (b) dukungan bahan penunjang kegiatan administrasi, (c) kelengkapan sarana komunikasi yang tersedia, (d) dukungan prasarana fisik untuk ruang tunggu, tenaga counter dan ruang karyawan administrasi
3) Dukungan petugas pelayanan yang terdiri dari : (a) kelembagaan koperasi telah didukung oleh karyawan koperasi yang memadai, (b) kegiatan operasional koperasi telah didukung oleh petugas lapangan yang memadai, (c) kelembagaan koperasi telah
didukung dengan struktur pengelolaan organisasi yang memadai.
b. Reliability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan secara akurat dan terpercaya. Dimensi reliability meliputi:
1) Kecepatan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) koordinasi karyawan di lingkungan internal koperasi, (b) koordinasi karyawan koperasi dengan organisasi teknis lain yang
berkepentingan, (c) proses penanganan kelengkapan administrasi, (d) pemeriksaan lapangan terkait dengan pelayanan, (e)
penyelesaian proses pelayanan anggota sejak dari awal hingga akhir
2) Ketepatan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) ketepatan langkah- langkah proses pelayanan administrasi kesesuain dengan jadwal waktu yang ditetapkan, (b) kemampuan untuk melayani secara benar sejak awal hingga akhir proses.
3) Kemampuan dan kesigapan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) kesigapan yang ditunjukan para petugas dan (b) sikap profesional yang ditunjukkan petugas pelayanan.
c. Responsiveness atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Variabel yang termasuk dalam dimensi ini adalah:
1) Ketanggapan petugas pelayanan yang terdiri dari : (a) ketanggapan yang dimiliki petugas pelayanan dan (b) ketanggapan dalam melayani keluhan-keluhan anggota
2) Kemampuan dalam memberikan informasi yang terdiri dari : (a) ketersediaan brosur atau papan pengumuman, (b) keberadaan petugas pelayanan informasi dan (c) ketepatan informasi yang diberikan.
d. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
keramahan, dan kemampuan para pengurus untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Dimensi yang termasuk dalam variabel ini adalah:
1) Kesopanan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) keramahan sikap para karyawan koperasi dalam melayani dan (b) kejujuran sikap para karyawan koperasi dalam melayani.
2) Pemahaman dan pengetahuan petugas yang terdiri dari : (a) jaminan dari para petugas pelayanan atas kemungkinan kehilangan atau kerusakan berkas administrasi dan (b) tingkat intelektualitas dan tanggung jawab petugas.
e. Emphaty, yaitu memberikan perhatian yang tulus bersifat individual atau diberikan perusahaan kepada pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Dimensi yang termasuk dalam variabel ini adalah:
1) Perhatian petugas dalam melayani yang terdiri dari : (a) pemahaman para petugas terhadap kebutuhan anggota dan (b) sikap adil yang ditunjukkan petugas dalam melayani anggota.
2) Akses terhadap petugas pelayanan yang terdiri dari : (a)
kemudahan dalam menghubungi petugas dan (b) pembagian tugas di antara petugas sesuai dengan kepentingan dan jenis pelayanan