ANALISIS MANFAAT KOPERASI DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI LKMA SIDO JAYA ABADI
KECAMATAN PENAWARTAMA KABUPATEN TULANG BAWANG
(Skripsi)
Oleh
Alifp Bayu Santoso 1814131027
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
ABSTRACT
ANALYSIS OF COOPERATIVE ADVANTAGES AND COOPERATIVE MEMBERS PART LEVEL PARTICIPATION OF LKMA SIDO JAYA ABADI, PENAWARTAMA DISTRICT, TULANG BAWANG REGENCY
By
Alifp Bayu Santoso
This study aims to analyze the economic benefits, the level of member satisfaction with services, the level of member participation, and the factors that influence the participation of members of the LKMA Sido Jaya Abadi Cooperative. The method used is survey method. Of the RAT representative population, amounting to 103 members, obtained a sample of 51 people using Slovin's theory. The sampling technique uses simple random sampling. Data collection was carried out from March to April 2022. Quantative descriptive analysis was used to analyze the economic benefits of members and the level of member participation, the Customer Satisfaction Index (CSI) to analyze the level of satisfaction of members with cooperative services, and multiple linear regression analysis to analyze the factors that affect member participation. The results showed that the direct economic benefits of Rp. 1,760,098.00 and the indirect economic benefits of Rp.
2,936,078.00 so that the total economic benefits of cooperatives received by members are Rp. 4,696,176.00 / year. This economic benefit is included in the large category. The CSI calculation yields 72.52% which means that cooperative members are in the satisfied category. The level of participation of cooperative members in the RAT and paying mandatory savings is in the high category, while the level of participation of cooperative members in the utilization of business units is included in the low category. Factors that influence member participation in: RAT are member ages, number of family dependents, and members' perceptions of management, paying mandatory savings is the number of family dependents and members' perceptions of administrators, and utilization of business services is formal education and cooperative economic benefits.
Keywords: economic benefits, satisfaction, member participation
ABSTRAK
ANALISIS MANFAAT KOPERASI DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI LKMA SIDO JAYA ABADI
KECAMATAN PENAWARTAMA KABUPATEN TULANG BAWANG
Oleh
Alifp Bayu Santoso
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manfaat ekonomi, tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan, tingkat partisipasi anggota, dan faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi. Metode yang digunakan adalah metode survey. Dari populasi anggota perwakilan RAT yang berjumlah 103 anggota didapat sampel sebanyak 51 orang menggunakan teori Slovin. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai April 2022. Analisis deskriptif kuantatif digunakan untuk menganalisis manfaat ekonomi anggota dan tingkat partisipasi anggota, Customer Satisfaction Index (CSI) untuk menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi, dan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi anggota.
Hasil penelitian menunjukkan manfaat ekonomi langsung sebesar Rp 1.760.098,00 dan manfaat ekonomi tidak langsung sebesar Rp 2.936.078,00 sehingga total manfaat ekonomi koperasi yang diterima oleh anggota adalah Rp 4.696.176,00 / tahun. Manfaat ekonomi ini termasuk dalam kategori besar.
Perhitungan CSI mendapatkan hasil 72,52% yang berarti bahwa anggota koperasi berada pada kategori puas. Tingkat partisipasi anggota koperasi dalam RAT dan membayar simpanan wajib termasuk kategori tinggi, sedangkan tingkat partisipasi anggota koperasi dalam pemanfaatan unit usaha termasuk dalam kategori rendah.
Faktor-faktor yang memengaruhi partisipasi anggota dalam: RAT adalah umur anggota, jumlah tanggungan keluarga, dan persepsi anggota terhadap pengurus, membayar simpanan wajib adalah jumlah tanggungan keluarga dan persepsi anggota terhadap pengurus, dan pemanfaatan pelayanan usaha adalah pendidikan formal dan manfaat ekonomi koperasi.
Kata Kunci : manfaat ekonomi, kepuasan, partisipasi anggota
ANALISIS MANFAAT KOPERASI DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI LKMA SIDO JAYA ABADI
KECAMATAN PENAWARTAMA KABUPATEN TULANG BAWANG
Oleh
Alifp Bayu Santoso
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2022
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Banjarmasin tanggal 13 Agustus 2000, dari pasangan Bapak Putut Budi Santoso, S.E. dan Ibu Yuliana. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diselesaikan di TK Tunas Jaya Kecamatan Penawartama pada tahun 2006, tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Tri Tunggal Jaya pada tahun 2012, tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 3 Metro pada tahun 2015, dan tingkat Sekolah Menengah Atas di SMAN 3 Metro pada tahun 2018. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2018 melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Penulis melaksanakan kegiatan Praktik Pengenalan Pertanian (homestay) di Desa Paguyuban, Kecamatan Way Lima, Kabupaten Pesawaran pada tahun 2019.
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran selama 40 hari pada Bulan Februari hingga Maret 2021. Pada bulan Agustus hingga September 2021 penulis melaksanakan kegiatan Praktik Umum (PU) di Perusahaan Hely Seedling and Farm selama 30 hari kerja efektif. Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten dosen mata kuliah Matematika Ekonomi pada semester ganjil 2020-2021. Penulis juga aktif sebagai anggota dan Kepala Bidang Minat Bakat dan Kreatifitas di Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis (Himaseperta) Universitas Lampung pada periode tahun 2018-2021, serta Korps Muda dan Staf Ahli Kementrian Dalam Negeri Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas
Lampung pada tahun 2018-2019. Penulis pernah menjadi Ketua Pelaksana
Penerimaan Mahasiswa Baru Jurusan Agribisnis Angkatan 2019 dan Koordinator Bidang Acara Latihan Dasar Kepanitiaan Jurusan Agribisnis, tahun 2021.
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Manfaat Koperasi dan Tingkat Partisipasi Anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi Kecamatan
Penawartama Kabupaten Tulang Bawang”. Penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
2. Dr. Teguh Endaryanto, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Agribisnis, atas arahan, saran, dan nasihat yang telah diberikan.
3. Dr. Indah Listiana, S.P., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Agribisnis yang telah memberikan arahan, saran, dan nasihat.
4. Dr. Ir. Dyah Aring Hepiana Lestari, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Pertama, yang dengan sabar memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat, arahan, dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.
5. Lina Marlina, S.P., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Kedua dan Dosen Pembimbing Akademik, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat, motivasi, nasihat, arahan, dan bimbingan dari awal hingga akhir perkuliahan dan selama proses penyelesaian skripsi.
6. Ir. Suriaty Situmorang, M.Si., selaku Dosen Penguji, atas saran dan arahan yang telah diberikan untuk penyempurnaan skripsi.
7. Teristimewa kedua orang tuaku tercinta; Ayahanda tercinta Putut Budi Santoso, S.E. dan Ibunda tersayang Yuliana, yang selalu memberikan restu, kasih sayang, perhatian, semangat, motivasi, nasihat, saran, dan doa yang tak pernah putus untuk kelancaran dan kesuksesan penulis.
8. Adikku tersayang, Indriani Fathikha, yang telah membantu dan selalu memberikan semangat kepada penulis.
9. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung, atas semua ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi
mahasiswa di Universitas Lampung.
10. Seluruh staf dan karyawan di Jurusan Agribisnis, Mbak Iin, Mas Boim, dan Mas Bukhari, yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya selama ini.
11. Ketua Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, atas semua bantuan, arahan, dan izin yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Karyawan-karyawati Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, atas semua bantuan dan arahan yang diberikan kepada penulis.
13. Monica Inggriani, the one and only, yang sudah menemani penulis saat suka maupun duka selama perkuliahan dan penelitian dari awal hingga akhir, selalu memberikan semangat, canda tawa, motivasi, cerita prik, dan masukan kepada penulis.
14. Vikran Bramara Pratama dan Muhammad Yusuf, selaku penghuni kontrakan hitam biru, atas bantuan, doa, saran, semangat, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis.
15. Teman seperjuanganku “Netizen” Lipe si support, Desta (anxiety), Pajri (karafernelia), Edel (kylan mbappe), Catoer (ousmane dembele), Pahri (ksatria bawah tanah), dan Mamat (lerbert), atas bantuan, doa, saran, semangat, dan hiburan yang telah diberikan kepada penulis selama hidup penulis.
16. Teman-teman seperjuangan di kampus, Andika, Ridho, Juanda, Hendra, Rafli, Ahyar, Eggy, Fahmi, Ruli, Kalong, Kifah, dan Vita, atas bantuan, doa, saran, semangat, dan hiburan yang telah diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
17. Teman-teman Presidium Himaseperta tahun 2021, Al Gifari, Daniel, Dini,
Zainul, Jek, Maul, dan Syifa, atas bantuan, doa, saran, semangat, dan hiburan yang telah diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan penyelesaian skripsi.
18. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2018, yang tidak bisa disebutkan satu per satu, atas bantuan, kebersamaan, keceriaan, keseruan, canda tawa dan waktu yang telah diberikan kepada penulis selama ini.
19. Atu dan Kiyay Agribisnis 2015, 2016, 2017 serta adik Agribisnis 2019 dan 2020, yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas dukungan dan bantuan kepada penulis.
20. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
21. Last but not least, i wanna thank me, i wanna thank me for believing in me, i wanna thank me for doing all this hard work, i wanna thank me for having no days off, i wanna thank me for never quitting, i wanna thank me for always being a giver and tryna give more than i receive, i wanna thank me for tryna do more right than wrong, i wanna thank me for just being me at all times
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kesalahan dan masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis meminta maaf atas segala
kekurangan selama proses penulisan skripsi ini dan semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Aamiin.
Bandar Lampung, 2 November 2022 Penulis,
Alifp Bayu Santoso
i DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vii
I. PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D.Manfaat Penelitian ... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 11
A.Tinjauan Pustaka ... 11
1. Koperasi ... 11
2. Koperasi Jasa LKMA ... 17
3. Manfaat Koperasi ... 20
4. Partisipasi Anggota ... 26
5. Persepsi Anggota terhadap Pengurus ... 31
B. Penelitian Terdahulu ... 33
C. Kerangka Pemikiran ... 47
D.Hipotesis Penelitian ... 49
III. METODE PENELITIAN ... 50
A. Metode Penelitian ... 50
B. Definisi Operasional ... 50
C. Lokasi, Responden, dan Waktu Penelitian ... 55
D. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 56
1. Uji Validitas ... 57
2. Uji Reliabilitas ... 59
E. Metode Analisis Data ... 60
1. Analisis Manfaat Ekonomi ... 60
ii
2. Kepuasan Anggota ... 61
3. Tingkat Partisipasi Anggota ... 64
4. Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Partisipasi Anggota ... 65
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 69
A.Keadaan Umum Kabupaten Tulang Bawang ... 69
1. Keadaan Geografis ... 69
2. Keadaan Iklim ... 70
3. Keadaan Demografi... 70
B. Keadaan Umum Kecamatan Penawartama ... 71
1. Keadaan Geografis ... 71
2. Keadaan Demografi... 71
3. Potensi Wilayah Penelitian... 72
C. Keadaan Umum Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 72
1. Sejarah Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 72
2. Struktur Organisasi Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 73
3. Visi Misi Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 76
4. Keanggotaan Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 76
5. Struktur Modal Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 78
6. Unit Usaha Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 80
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 82
A.Karakteristik Responden ... 82
1. Umur Anggota ... 82
2. Pendidikan Formal Anggota... 83
3. Jumlah Tanggungan Keluarga ... 84
4. Persepsi Anggota terhadap Pengurus ... 85
B. Manfaat Ekonomi ... 86
1. Manfaat Ekonomi Langsung ... 87
2. Manfaat Ekonomi Tidak Langsung ... 88
C. Kepuasan Anggota ... 90
D.Tingkat Partisipasi Anggota ... 92
1. Partisipasi Anggota dalam Menghadiri RAT ... 93
2. Partisipasi Anggota dalam Membayar Simpanan Wajib... 95
3. Partisipasi Anggota dalam Memanfaatkan Pelayanan Usaha .... 96
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota ... 97
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota dalam Menghadiri RAT ... 98
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota dalam Membayar Simpanan Wajib ... 104
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Anggota dalam Memanfaatkan Pelayanan Usaha ... 109
VI. KESIM PULAN DAN SARAN ... 115
iii
A.Kesimpulan ... 115
B. Saran ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 117
LAMPIRAN ... 123
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perkembangan jumlah koperasi per kabupaten/kota di Provinsi
Lampung (Unit) ... 5
2. Perkembangan jumlah anggota koperasi di Provinsi Lampung tahun 2015-2020, (jiwa) ... 6
3. Jumlah modal sendiri Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 8
4. Hutang, piutang, dan pembagian SHU Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 8
5. Kajian penelitian terdahulu ... 34
6. Anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 55
7. Skala likert pada pertanyaan tertutup ... 57
8. Hasil uji validitas yang diharapkan anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, tahun 2022 ... 58
9. Hasil uji validitas yang dirasakan anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, tahun 2022 ... 59
10. Hasil uji reliabilitas yang diharapkan dan dirasakan... 60
11. Kriteria penggolongan nilai CSI ... 63
12. Skor penilaian tingkat kepuasan anggota ... 63
13. Atribut kepuasan anggota ... 63
14. Perkembangan jumlah anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 77
15. Perkembangan jumlah modal sendiri Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 79
16. Rincian modal sendiri Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 79
v
17. Persepsi anggota terhadap pengurus Koperasi LKMA Sido Jaya
Abadi ... 85
18. Sebaran alternatif pihak lain anggota koperasi ... 87
19. Manfaat ekonomi Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, 2021 ... 89
20. Hasil perhitungan kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi menggunakan metode CSI ... 91
21. Partisipasi anggota dalam memanfaatkan pelayanan usaha ... 96
22. Hasil uji heteroskedastis partisipasi anggota dalam RAT ... 99
23. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota dalam RAT ... 99
24. Hasil uji heteroskedastisitas partisipasi anggota dalam pembayaran Simpanan Wajib ... 105
25. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota dalam pembayaran simpanan wajib ... 105
26. Hasil uji heteroskedastisitas partisipasi anggota dalam pemanfaatan pelayanan usaha ... 110
27. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota dalam pemanfaatan unit usaha ... 111
28. Identitas reponden anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 124
29. Manfaat Ekonomi Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 127
30. Kepuasan yang diharapkan anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 133
31. Kepuasan yang dirasakan anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 141
32. Hasil uji validitas dan reliabilitas yang diharapkan ... 149
33. Hasil uji validitas dan reliabilitas yang dirasakan ... 150
34. Hasil perhitungan Customer Satisfaction Indeks (CSI) ... 151
35. Persepsi Anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 152
36. Partisipasi Anggota Koperas LKMA Sido Jaya Abadi ... 154
37. Partisipasi anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi dalam mengikuti RAT ... 157
vi
38. Tingkat partisipasi anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi dalam
memanfaatkan unit usaha koperasi satu tahun terakhir ... 157 39. Tingkat partisipasi anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi dalam
memanfaatkan unit usaha koperasi satu tahun terakhir ... 157 40. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
dalam RAT ... 158 41. Hasil uji heteroskedastisitas partisipasi anggota dalam RAT ... 159 42. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
anggota dalam pembayaran simpanan wajib ... 160 43. Hasil uji heteroskedastisitas partisipasi anggota dalam pembayaran
Simpanan Wajib ... 161 44. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi
anggota dalam pemanfaatan unit usaha ... 162 45. Hasil uji heteroskedastisitas partisipasi anggota dalam pemanfaatan
pelayanan usaha ... 163
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka pemikiran analisis manfaat koperasi dan tingkat partisipasi anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi Kecamatan Penawartama
Kabupaten Tulang Bawang ... 48
2. Struktur Organisasi Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi tahun 2021 ... 75
3. Umur responden Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi... 82
4. Tingkat pendidikan anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 83
5. Jumlah tanggungan keluarga anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ... 84
6. Manfaat ekonomi langsung Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi... 87
7. Manfaat ekonomi tidak langsung Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, 2021 ... 89
8. Persentase kehadiran anggota dalam RAT Koperasi LKMA ... 93
9. Tingkat partisipasi anggota dalam menghadiri RAT ... 94
10. Partisipasi anggota dalam pembayaran simpanan wajib ... 95
11. Partisipasi anggota dalam menghadiri RAT berdasarkan ... 102
12. Partisipasi anggota dalam membayar simpanan wajib... 107
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian memiliki kontribusi tertinggi setelah industri pengolahan, yaitu sebesar 13,45 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia, namun masih banyak petani yang kesulitan dalam menjalankan usaha taninya karena terbatasnya modal yang dimiliki. Masalah tersebut mendorong munculnya kebijakan yang dibuat oleh Kementerian Pertanian tentang pembinaan kelembagaan petani dengan menumbuhkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A). Pengembangan LKM-A dilakukan melalui program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dengan cara memberikan bantuan modal usaha untuk petani. Untuk menjalankan kegiatan usaha, LKM-A diharuskan memiliki izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan salah satu syarat, yaitu memiliki badan hukum terlebih dahulu. Hal itu sesuai dengan Undang-undang RI No 1 tahun 2013 pasal 4 tentang Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang menyatakan bahwa salah satu syarat pendirian LKM adalah memiliki badan hukum berupa Perseroan Terbatas (PT) atau koperasi (Badan Pusat Statistik, 2020).
Salah satu lembaga yang dapat mendukung perkembangan pertanian sekaligus perekonomian Indonesia adalah koperasi. Koperasi disebutkan sebagai organisasi ekonomi untuk kesejahteraan sosial milik para anggota dan diimplementasikan sebagai pihak yang dapat melakukan pemerataan
pendapatan. Menurut UU No. 25 Tahun 1992, koperasi merupakan suatu badan usaha, sehingga koperasi tetap tunduk terhadap kaidah-kaidah perusahaan dan prinsip-prinsip ekonomi yang berlaku. Kebutuhan modal bagi sektor usaha kecil khususnya di sektor pertanian membuat koperasi
dituntut dapat menghasilkan keuntungan dalam mengembangkan organisasi dan usahanya. Oleh karena itu, koperasi diharapkan dapat berperan penting dalam perekonomian Indonesia sehingga koperasi dapat menjadi soko guru perekonomian (Yasmin dkk, 2019).
Koperasi merupakan sebuah lembaga yang menunjang perekonomian masyarakat dan langsung bersentuhan dengan masyarakat kalangan menengah kebawah. Saat ini, perkembangan koperasi lebih tertinggal dibandingkan lembaga perekonomian lainnya. Penyebab terjadinya hal tersebut dikarenakan adanya masalah-masalah yang dihadapi koperasi, antara lain aspek kelembagaan, yang meliputi kepercayaan dan partisipasi
anggotanya yang belum optimal, perangkat organisasi yang belum
sepenuhnya berfungsi dengan baik, dan pengawasan yang belum memadai.
Koperasi juga belum mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada dengan baik karena sarana usaha yang kurang memadai serta lemahnya permodalan.
Banyak pengurus koperasi yang belum memaksimalkan kelembagaan di koperasi padahal kelembagaan merupakan faktor yang sangat penting dalam keberlangsungan kegiatan di koperasi. Sarana yang kurang memadai sering mengakibatkan kegiatan terkendala dan sulitnya untuk memaksimalkan peluang yang ada (Anoraga dan Widiyanti, 2007).
Salah satu faktor berkembang atau tidaknya koperasi dipengaruhi oleh partisipasi anggotanya. Anggota koperasi yang semakin banyak dan aktif menghasilkan semakin besar peluang koperasi tersebut untuk berkembang dan maju, sehingga dapat bersaing dengan badan usaha lain. Partisipasi anggota sendiri merupakan keterlibatan mental dan emosional dari orang- orang yang berada dalam situasi berkelompok yang mendorong orang-orang tersebut memberikan kontribusinya terhadap tujuan kelompoknya dan
berbagai tanggung jawab atas pencapaian tujuan tersebut. Partisipasi anggota koperasi dapat dilihat dari aktif tidaknya anggota dalam berkontribusi
terhadap modal, memberikan pendapat baik di dalam maupun di luar rapat serta keaktifan dalam melakukan transaksi dalam kegiatan usaha yang
diusahakan oleh koperasi tersebut seperti menyimpan atau meminjam di koperasi (Harsoyo, 2006).
Partisipasi anggota sangat dibutuhkan dalam tercapainya keberhasilan lembaga karena partisipasi melibatkan emosional dan mental para anggota koperasi dalam mencapai keberhasilan dan bertanggung jawab atas tugasnya.
Partisipasi anggota diperlukan untuk mengambil suatu keputusan maupun memajukan koperasi baik dalam rapat maupun dalam kegiatan yang lain, oleh sebab itu anggota wajib menghadiri setiap rapat yang diadakan koperasi.
Anggota yang tidak menghadiri rapat bisa dikenakan sanksi ataupun denda tertentu. Kehadiran anggota akan memberikan dampak yang baik untuk kemajuan koperasi tersebut, karena dengan kehadiran tersebut para anggota dapat mengemukakan setiap pendapat/saran demi kebaikan koperasi. Selain itu, dengan kehadiran anggota dalam rapat anggota dapat menyampaikan masalah keuangan yang sedang dihadapi kepada pengurus agar dapat mencari solusi bersama-sama. Masalah tersebut akan diberikan solusi oleh pengurus dan dapat diberikan pinjaman untuk mengatasi masalah keuangannya (Matdoan, 2011).
Permasalahan ekonomi maupun non ekonomi anggota yang terselesaikan akan menghasilkan kepuasan bagi anggota koperasi tersebut. Kepuasan anggota disebabkan oleh beberapa faktor yang ada di koperasi. Berdasarkan penelitian Najib (2014) aspek yang sangat penting dalam mempengaruhi kepuasan anggota adalah kualitas pelayanan yaitu puas atau tidak puasnya pengguna dalam hal ini anggota koperasi ketika menggunakan jasa atau fasilitas koperasi sehingga dari hal tersebut dapat terlihat apakah kualitas pelayanan yang diberikan sudah baik atau belum baik. Kepuasan anggota dapat dilihat dengan memperhatikan lima aspek, yaitu keandalan (realibility) merupakan kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan fungsi yang ditawarkan, ketanggapan (responsiveness) merupakan kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan informasi dengan cepat, jaminan (assurance) untuk mengukur kemampuan dan
kesopanan karyawan serta sifat yang dapat dipercaya yang dimiliki oleh
karyawan, bukti langsung (tangibles) yang meliputi penampilan fisik, kebersihan dan kerapian karyawan serta kelengkapan komunikasi, dan empathy yaitu tata cara yang digunakan penyelenggara pelayanan untuk menunjukkan rasa peduli dan perhatian kepada konsumen (Tjiptono, 2008).
Kepuasan anggota merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
partisipasi anggota koperasi. Berdasarkan penelitian dari Utami dkk (2014) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota yaitu, pengetahuan anggota tentang koperasi, motivasi anggota, kepuasan anggota terhadap koperasi, kualitas pelayanan koperasi, dan manfaat koperasi untuk anggotanya. Faktor internal anggota juga mempengaruhi aktif tidaknya anggota dalam mengikuti dan memanfaatkan seluruh kegiatan maupun fasilitas koperasi. Lancarnya usaha para anggota tanpa masalah keuangan akan membuat para anggota membayar simpanan wajibnya secara rutin, aktif membayar simpanan sukarela serta menyertakan modal pada koperasi demi kemajuan yang ingin dicapai. Anggota yang aktif berarti ikut mengawasi pelaksanaan tugas pengurus koperasi dari masa ke masa. Mengikuti
perkembangan usaha sehingga para anggota dapat memberikan kritikan serta saran bila terdapat ketidakwajaran agar pengurus melakukan perbaikan demi keberhasilan koperasi. Kekuatan koperasi modern masa kini yang paling utama adalah saling berinteraksi aktif antara anggota dalam partisipasinya dan saling bekerja sama mencapai keberhasilan. Partisipasi anggota dalam hal simpan pinjam serta lamanya menjadi anggota memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan koperasi.
Manfaat ekonomi merupakan alasan dasar bagi sebagian besar masyarakat bergabung menjadi anggota koperasi dan merupakan kebutuhan yang harus segera dipenuhi. Pendapatan merupakan faktor yang sangat dominan dalam memenuhi kebutuhan seseorang, maka alasan ekonomi untuk menjadi
anggota koperasi menjadi alasan dasar bergabungnya anggota dalam koperasi.
Kebutuhan ekonomi disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan baik jasa maupun usaha koperasi. Motivasi anggota untuk membangun jati diri dan otonomi koperasi akan semakin besar jika koperasi memiliki kemampuan untuk
mempromosikan manfaat ekonominya kepada anggota dan masyarakat disekitarnya (Jakiyah, 2011).
Provinsi Lampung memiliki koperasi dengan jumlah yang berubah-ubah setiap tahunnya. Perubahan jumlah koperasi yang ada di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan jumlah koperasi per kabupaten/kota di Provinsi Lampung (Unit)
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Lampung Barat 147 147 147 55 152 157
Tanggamus 298 304 314 90 324 333
Lampung Selatan 456 437 451 238 463 470
Lampung Timur 557 599 507 491 521 530
Lampung Tengah 614 650 644 382 654 662
Lampung Utara 429 425 338 68 338 340
Way Kanan 702 714 714 336 718 752
Tulang Bawang 173 177 180 52 192 198
Pesawaran 196 124 128 103 216 130
Pringsewu 160 206 210 71 179 218
Mesuji 134 157 152 114 154 155
Tulang B. Barat 106 170 175 41 132 189
Pesisir Barat 71 72 73 28 66 71
Bandar Lampung 863 737 737 152 743 749
Metro 189 204 203 96 214 235
Jumlah 5.095 5.123 4.973 2.317 5.066 5.189
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2020
Koperasi di Provinsi Lampung, berdasarkan data Tabel di atas mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun. Jumlah koperasi yang ada di
Lampung pada tahun 2015 sebanyak 5.095 unit. Perubahan jumlah Koperasi di Provinsi Lampung dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 28 unit Koperasi atau meningkat sebesar 0,55%. Tahun 2017 jumlah koperasi menurun sebanyak 150 unit atau menurun sebesar 2,9%.
Pada tahun 2018 jumlah koperasi di Provinsi lampung mengalami penurunan yang signifikan yaitu sebesar 2.656 unit atau menurun sebesar 53,4%. Pada tahun 2019 jumlah koperasi mengalami kenaikan yang signifikan sebanyak 2.749 unit atau meningkat sebesar 118,64%. Tahun 2020 juga mengalami kenaikan sebanyak 123 unit atau meningkat sebesar 2,42%. Perkembangan
jumlah koperasi di Provinsi Lampung dalam 5 tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan walaupun pada tahun 2017 dan 2018 mengalami penurunan drastis.
Kabupaten Tulang Bawang sendiri cenderung mengalami peningkatan jumlah koperasi, namun pada tahun 2018 turun drastis sejumlah 128 unit atau turun sebesar 71,11%, tahun 2019 jumlah koperasi mengalami kenaikan sejumlah 140 unit atau naik sebesar 269,23%, dan pada tahun 2020 mengalami kenaikan sebanyak 6 unit atau naik sebesar 3,12%. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar mengapa koperasi mengalami penurunan pada tahun 2018, bisa saja terjadi dari permasalahan internal maupun eksternal. Kabupaten Tulang Bawang selanjutnya mengalami kenaikan yang drastis pada tahun 2019 dibandingkan beberapa kabupaten atau kota lainnya sehingga menarik untuk dibahas. Jumlah anggota koperasi yang ada di Provinsi Lampung juga mengalami perubahan setiap tahunnya. Perubahan jumlah anggota koperasi di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Perkembangan jumlah anggota koperasi di Provinsi Lampung tahun 2015-2020, (jiwa)
Wilayah 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Lampung Barat 5.354 5.696 4.349 5.092 4.942 5.335
Tanggamus 16.315 17.084 8.613 10.132 10.566 10.363
Lampung Selatan 23.971 26.679 13.391 633 11.273 12.170 Lampung Timur 91.805 113.041 51.265 9.378 40.015 32.709 Lampung Tengah 141.170 127.870 45.788 11.104 53.245 58.849 Lampung Utara 30.019 30.357 7.324 1.161 6.460 7.124
Way Kanan 27.673 27.199 3.371 568 11.810 14.487
Tulang Bawang 39.519 34.948 28.308 1.149 26.286 28.323
Pesawaran 9.590 13.490 6.273 4.117 12.628 4.799
Pringsewu 20.022 14.138 25.312 636 6.619 12.997
Mesuji 21.911 24.642 9.786 15.409 9.249 9.568
Tulang B. Barat 12.958 24.015 23.423 147 2.012 9.595
Pesisir Barat 2.906 3.074 20 2.847 1.910 1.910
Bandar Lampung 442.674 70.938 38.896 99.387 26.342 35.897
Metro 16.819 14.926 21.724 3.817 13.202 6.395
Jumlah 902.706 548.097 287.843 165.577 236.559 250.521
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2020
Berdasarkan Tabel 2, jumlah anggota koperasi di Provinsi Lampung selalu mengalami perubahan. Terkhusus di Kabupaten Tulang Bawang, jumlah anggota koperasi mengalami penurunan pada tahun 2016 dibandingkan pada tahun sebelumnya sebanyak 4.571 anggota atau turun sebesar 11,56%. Tahun 2017 mengalami penurunan sebanyak 6.640 anggota atau turun sebesar 18,99%. Tahun 2018 mengalami penurunan drastis sebanyak 27.159 anggota atau turun sebesar 95,94%. Tahun 2019 mengalami peningkatan jumlah anggota koperasi cukup drastis sebanyak 25.137 anggota atau meningkat sebesar 2.187,72%. Tahun 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2.037 anggota atau meningkat sebesar 7,74%. Kabupaten Tulang Bawang mengalami perubahan jumlah anggota koperasi dengan kecenderungan penurunan jumlah anggota.
Berdasarkan paparan di atas menunjukkan bahwa partisipasi anggota
merupakan bagian yang sangat penting dalam membangun koperasi. Melalui partisipasi anggota, koperasi dapat menggerakkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuannya.
Salah satu koperasi yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung, yaitu Koperasi LKMA (Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis) Sido Jaya Abadi. Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi bergerak di bidang usaha simpan pinjam untuk usaha khususnya di bidang pertanian. Modal awal yang dimiliki koperasi tersebut berasal dari dana PUAP ( Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) sebesar Rp 100.000.000,00. Unit usaha yang dimiliki oleh koperasi adalah simpan pinjam. Namun untuk pemanfaatan dari
kegiatan simpan pinjam belum maksimal yang diduga karena dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu suku bunga yang dianggap tinggi oleh sebagian anggotanya. Kegagalan usaha tani anggota koperasi juga menjadi alasan anggota kesulitan membayar pinjaman yang ada di koperasi.
Pemanfaatan fasilitas simpan pinjam yang ada masih belum mencakup target yang sesuai walaupun terbilang berjalan dengan baik. Kegiatan simpan pinjam di koperasi ini berjalan dengan baik yang dapat dilihat dari bertambahnya aset koperasi per 31 Desember dalam Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah modal sendiri Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi
Tahun Aset (Rp) Kenaikan(%) Kas (Rp)
2015 100.000.000 - -
2015 1.165.087.000 1.065,00 72.401.000
2016 1.742.000.000 49,52 105.891.000
2017 3.000.000.000 72,22 40.469.000
2018 3.875.000.000 29,17 231.993.000
2019 3.731.000.000 -3,70 258.344.000
2020 sup 28,72 201.413.000
Sumber: Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi, 2021
Data pada Tabel 3 menggambarkan bahwa terdapat kenaikan aset koperasi yang konsisten dari tahun ke tahun selain di tahun 2019. Modal PUAP yang menjadikan modal dasar Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi sebesar Rp 100.000.000 menjadi Rp 1.165.087 pada akhir tahun 2015 dengan kenaikan sebesar 1.065%. Kenaikan aset koperasi yang sangat drastis pada tahun 2015 dikarenakan tingginya bunga deposito yaitu sebesar 20% per tahun sehingga anggota koperasi tertarik untuk menyimpan uangnya dalam jumlah besar dan dijadikan modal koperasi dalam menjalankan usahanya. Pada tahun 2016 kenaikan aset sebesar 49,52%. Tahun 2017 memiliki kenaikan aset sebesar 72,22 %. Pada tahun 2018 kenaikan aset sebesar 29,17 %. Tahun 2019 aset koperasi mengalami penurunan sebesar 37,33%. Pada tahun 2020 aset koperasi naik sebesar 28,72%. Penurunan modal sendiri yang terjadi perlu dijadikan perhatian apakah penurunan tersebut dipengaruhi oleh tingkat partisipasi anggota koperasi dimana partisipasi anggota mempengaruhi berkembangnya koperasi tersebut, sedangkan untuk hutang, piutang, dan pembagian SHU dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hutang, piutang, dan pembagian SHU Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi
Tahun Hutang (Rp) Piutang (Rp) SHU Terbagi (Rp)
2015 668.505.000 897.347.000 48.454.000
2016 1.085.920.000 1.604.748.000 107.138.000
2017 1.939.902.000 2.694.497.000 260.839.000
2018 2.359.498.000 3.360.024.000 131.693.000
2019 2.053.094.000 3.192.395.000 162.882.000
2020 3.196.652.000 3.427.851.000 201.413.000
Sumber: Data primer diolah, 2021
Berdasarkan data Tabel 4 dapat diketahui informasi mengenai hutang, piutang, dan pembagian SHU pada Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi.
Hutang yang dimiliki koperasi tersebut cenderung meningkat dari tahun 2015-2020 kecuali pada tahun 2019 yang turun. Pada bagian piutang koperasi juga mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2019 dimana hutang koperasi turun. Untuk pembagian SHU pada koperasi LKMA Sido Jaya Abadi pergerakannya sideways (naik turun) dimana peningkatan
signifikan terjadi pada tahun 2017 dan tahun berikutnya turun lalu naik secara perlahan. Perubahan yang ada di Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi ini diakibatkan oleh beberapa hal dan peranan anggota koperasi seharusnya berpengaruh terhadap perubahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat disusun rumusan masalah penelitian ini yaitu:
1. Berapa besar manfaat ekonomi yang diterima anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi?
2. Bagaimana tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi LKMA Sido Jaya Abadi?
3. Bagaimana tingkat partisipasi anggota pada Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi?
4. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap partisipasi anggota pada Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis manfaat ekonomi yang diterima anggota Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi.
2. Menganalisis tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan koperasi LKMA Sido Jaya Abadi.
3. Menganalisis tingkat partisipasi anggota pada Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi.
4. Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap partisipasi anggota pada Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis dan praktis, yaitu:
1. Koperasi
Sebagai masukan untuk Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi tentang pentingnya faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota agar lebih aktif lagi dalam mengikuti dan menjalankan seluruh kegiatan koperasi.
2. Pengambil Kebijakan/Pemerintah
Sebagai sumber tambahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota di Koperasi LKMA Sido Jaya Abadi yang meliputi umur anggota, tingkat pendidikan formal anggota, jumlah tanggungan keluarga anggota, manfaat ekonomi koperasi, kepuasan anggota, dan persepsi anggota kepada pengurus.
3. Peneliti lain
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, informasi, dan untuk meneliti lebih lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi
partisipasi anggota dengan menggunakan variabel lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Koperasi
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Undang-Undang No 25 tahun 1992 pasal 1 ayat 1). Menurut Sudarsono dan Edilius (2002), “Koperasi sebagai organisasi atau lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, sistem pengelolaan, tertib
organisasi bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar”. Dilihat dari asal katanya, istilah koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya kerjasama. “Ada juga yang mengartikan koperasi menolong satu sama lain (to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand in han)“ (Sitio dan Tamba, 2001).
Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang tergantung dalam pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.
2. Masing-masing anggota koperasi mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
3. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta mengawasi jalannya usaha koperasi. Resiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil. (Sitio dan Tamba, 2001).
Menurut Widiyanti (2003),“Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota; dengan bekerja sama secara
kekeluargaan dalam menjalankan usaha”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susun ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
Koperasi memiliki landasan dalam menentukan arah, tujuan, peran, serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi yang lainnya. Adapun landasan koperasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai berikut:
1. Landasan idiil koperasi.
Landasan idiil koperasi adalah dasar atau landasan yang digunakan dalam usaha untuk mencapai cita-cita koperasi. Landasan idiil koperasi adalah pancasila. Pancasila adalah falsafat Negara Republik Indonesia dan sudah menjadi pendoman hidup seluruh rakyat Indonesia.
2. Landasan struktural dan gerak koperasi Indonesia.
Landasan struktural koperasi adalah tempat berpijak koperasi dalam susunan hidup masyarakat. Landasan struktural koperasi adalah UUD 45 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi ”Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan”.
3. Landasan mental koperasi Indonesia.
“Landasan mental koperasi Indonesia adalah setia kawan dan kesadaran pribadi” (Anoraga, 2003). Landasan mental sangat diperlukan oleh koperasi untuk menghadapi serta mengatasi segala rintangan dan
hambatan yang terjadi di dalam koperasi. Bahkan mutlak harus ada bagi koperasi untuk meningkatkan taraf hidup anggota-anggotanya.
Seluruh koperasi di Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 wajib menerapkan dan melaksanakan prinsip-prinsip koperasi, yaitu:
1. Keanggotaan sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Pendidikan perkoperasian.
6. Kerja sama antar Koperasi.
Koperasi Indonesia berazaskan kekeluargaan dan gotong royong. Azas ini sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang juga menganut tata kehidupan yang berazaskan kekeluargaan dan kerjasama saling bantu membantu. Adapun uraian dari azas koperasi adalah:
1. Azas Kekeluargaan, yang mencerminkan adanya kesadaran dari hati nurani manusia untuk bekerja sama dalam koperasi oleh semua untuk semua.
2. Azas Kegotongroyongan, yang berarti bahwa pada koperasi terdapat keinsyafan dan semangat bekerja sama, rasa tanggung jawab bersama tanpa memikirkan diri sendiri melainkan untuk kesejahteraan bersama.
Berdasarkan pasal 3 Undang-undang No 25 tahun 1992, bahwa tujuan koperasi dalam garis besar meliputi:
1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat.
3. Ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional.
Dalam Undang-Undang No 25 tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi serta kemampuan ekonomi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi sosial. Potensi dan kemampuan ekonomi para anggota koperasi pada umumnya relatife kecil. Melalui koperasi, potensi dan kemampuan ekonomi yang kecil itu dihimpun sebagai satu kesatuan, sehingga memungkinkan terbentuknya sinergis. Sinergis adalah kekuatan yang lebih besar sebagai akibat dari penggabungan potensi-potensi individual.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. Selain diharapkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya, koperasi juga diharapkan dapat memenuhi fungsinya sebagai wadah kerjasama ekonomi yang mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat pada umumnya. Peningkatan kualitas kehidupan ini hanya bisa dicapai oleh koperasi bila dapat mengembangkan kemampuannya dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota- anggotanya masyarakat di sekitarnya.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko guru. Dalam rangka menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat, koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh dan efisien sehingga koperasi dapat dijadikan perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian Indonesia, koperasi mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan perekonomian nasional bersama-sama dengan pelaku- pelaku ekonomi lainnya. Namun koperasi mempunyai sifat-sifat khusus yang berbeda dari sifat bentuk-bentuk perusahaan lainnya, maka koperasi menempati kedudukan yang sangat terhormat dalam sistem perekonomian Indonesia. (Sitio dan Tamba, 2001).
Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.
“Keanggotaan koperasi adalah didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dan lingkungan usaha koperasi” (Ismail, 2007). Dalam penelitian ini yang dimaksud, anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai kepentingan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna jasa, berpartisipasi aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan syarat- syarat lain yang ditentukan dalam AD koperasi
serta terdaftar dalam buku daftar anggota. Anggota koperasi adalah Warga Indonesia yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Mampu melakukan tindakan hukum
b) Menerima landasan idiil, azas dan sendi dasar koperasi
c) Sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota sebagaimana tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi yang lain.
Keanggotaan dibagi menjadi:
1. Anggota penuh.
Anggota koperasi yang mempunyai hak suara, artinya telah memenuhi syarat-syarat keanggotaan sesuai yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan telah membubuhkan tanda tangannya dalam buku daftar anggota.
2. Calon anggota.
Orang-orang atau koperasi yang belum atau telah melunasi pembayaran simpanan pokok, secara formal belum sepenuhnya melengkapi
persyaratan administrasi sebagaimana ditentukan dalam AD, sehingga belum bisa diterima sebagai anggota penuh. Memiliki hak bicara tetapi tidak memiliki hak memilih dan dipilih untuk menjadi pengurus maupun pengawas, tetapi memperoleh pelayanan yang sama dari koperasi.
3. Anggota yang dilayani.
Warga masyarakat yang mendapat pelayanan secara teratur dari koperasi dan potensial menjadi anggota koperasi, namun belum mengajukan permohonan menjadi koperasi.
4. Anggota luar biasa.
Seorang dapat menjadi anggota luar biasa dari suatu koperasi bilamana yang bersangkutan adalah warga negara yang mampu melakukan tindakan hukum tetapi belum sepenuhnya persyaratan yang ditetapkan dalam AD koperasi. Anggota luar biasa mempunyai hak bicara tetapi tidak mempunyai hak memilih dan dipilih untuk menjadi pengurus dan pengawas.
Keanggotaan koperasi akan berakhir apabila:
a. Dinonaktifkan karena tidak memenuhi syarat keanggotaan.
b. Dikeluarkan karena tidak memenuhi kewajiban sebagai anggota.
c. Mengundurkan diri atas kehendak sendiri.
d. Meninggal dunia.
Perangkat organisasi koperasi menurut Undang-undang No 25 tahun 1992 pasal 21 menetapkan:
1. Rapat anggota
Rapat anggota mempunyai peran penting dalam menentukan maju mundurnya tata kehidupan koperasi, karena rapat anggota membahas persoalan yang timbul dalam kegiatan koperasi yang kemudian akan dicari jalan cara penyelesaiannya untuk mengatasi persoalan, dalam membuat program kerja koperasi harus ditetapkan oleh rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Dalam Undang- Undang No 25 tahun 1992 pasal 23 rapat anggota menetapkan:
a. Anggaran Dasar.
b. Kebijakan umum tentang organisasi, manajemen dan usaha koperasi.
c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas.
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan.
e. Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan tugasnya
f. Pembagian SHU
g. Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi.
2. Pengurus
Pengurus adalah salah satu alat kelengkapan organisasi koperasi di samping Rapat Anggota dan Pengawas. Adapun tugas pengurus berdasarkan pasal 30 ayat 1 Undang-Undang No 25 tahun 1992 adalah:
a. Mengelola koperasi dan usahanya.
b. Mengajukan rancangan rencana kerja serta RAPB koperasi.
c. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
d. Memelihara buku daftar anggota dan daftar pengurus.
e. Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.
3. Pengawas
Pengawas adalah salah satu alat perlengkapan organisasi koperasi disamping pengurus dan rapat anggota. Adapun tugas pengawas berdasarkan pasal 39 ayat 1 Undang-Undang No 25 tahun 1992 sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
b. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya kepada rapat anggota melalui pengurus.
c. Merahasiakan hasil pengawasan terhadap pihak ketiga.
2. Koperasi Jasa LKMA
LKMA merupakan lembaga keuangan yang dibentuk untuk mengelola dana PUAP yang dibentuk untuk memfasilitasi anggotanya melalui pembiayaan pertanian di pedesaan. Dana PUAP merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat kepada petani yang tergabung dalam Gapoktan. Setiap gapoktan difasilitasi dana bantuan sebesar Rp 100.000.000 sebagai tambahan modal untuk usaha taninya. Hal ini berarti dana PUAP yang diberikan kepada Gapoktan merupakan modal usaha untuk menjalankan dan meningkatkan kegiatan usaha kepada petani tanpa disertai dengan kewajiban untuk mengembalikannya. Kurangnya akses permodalan bagi petani yang masih lemah menjadi permasalahan di bidang pertanian. Oleh karena itu
Kementerian Pertanian mulai tahun 2008 hingga tahun 2014 melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Nasional.
PUAP merupakan program bantuan fasilitas modal usaha untuk petani baik petani pemilik, penggarap, buruh tani maupun rumah tangga petani yang membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan didampingi oleh
Tenaga Pendamping PUAP. Gapoktan yang dibentuk dari beberapa kelompok tani sebagai penyalur bantuan modal usaha bagi anggotanya (Kementan, 2016).
Tujuan PUAP adalah:
a. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran dengan penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di pedesaan sesuai dengan potensi di wilayah tersebut.
b. Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, Penyuluh dan Penyelia Mitra Tani (PMT) c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis.
d. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
Sasaran PUAP adalah:
a. Berkembangnya usaha agribisnis di desa terutama desa miskin sesuai dengan potensi pertanian desa; berkembangnya Gapoktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani untuk menjadi kelembagaan ekonomi.
b. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani.
c. Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai siklus usaha.
Tujuan dari pengembangan program LKMA ini adalah:
a. Mengoptimalkan potensi wilayah di pedesaan khususnya pertanian untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui kegiatan usaha agribisnis.
b. Meningkatkan kemampuan pelaku-pelaku usaha agribisnis seperti pengurus Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), penyuluh dan Penyelia Mitra Tani (PMT).
c. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan.
d. Meningkatkan fungsi kelembagaan petani untuk akses permodalan menjadi lembaga keuangan di pedesaan.
Peran LKMA, yaitu menyediakan modal bagi petani untuk kegiatan
usahatani, meningkatkan akses modal untuk petani, meningkatkan produksi hasil pertanian, meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk usaha agribisnis, mendorong perkembangan usaha dibidang
agribisnis dan mendorong perekonomian masyarakat di perdesaan. Fungsi LKMA adalah menyediakan akses keuangan kepada anggotanya baik dalam bentuk pinjaman, tabungan dan akses lainnya. Pinjaman yang diberikan untuk usaha-usaha agribisnis, mulai dari pengadaan sarana produksi hingga pemasaran. LKMA diharapkan dapat membantu petani maupun buruh tani terutama bagi mereka yang memiliki lahan sempit karena walaupun dengan keterbatasan tersebut para petani/buruh masih tetap dapat melakukan kegiatan usahatani. Bagi pengelola usaha skala mikro yang masih kesulitan untuk mendapatkan modal dari lembaga-lembaga keuangan formal dapat mengajukan pinjaman melalui LKMA dengan memenuhi beberapa syarat dan mengikuti prosedur yang telah ditentukan (Andriani, 2015).
Kehadiran LKMA dalam rangka mengatasi kemiskinan sebagai salah satu upaya untuk masyarakat yang membutuhkan permodalan dan
berpenghasilan rendah untuk usaha skala mikro. Berdirinya LKMA juga dikarenakan kurangnya lembaga keuangan formal untuk meningkatkan pembangunan ekonomi pedesaan. Keberadaan LKMA di masyarakat petani pedesaan sangat dibutuhkan dan dapat diterima sebagai salah satu lembaga yang membiayai usaha masyarakat. Jumlah LKMA yang cukup banyak dan penyebarannya meluas sehingga dapat menjangkau dan melayani
masyarakat yang membutuhkan (Hermawan dan Harmi, 2012).
Menurut Hosen (2014) LKMA didirikan berdasarkan semangat untuk memajukan kegiatan usahatani para petani di pedesaan. Pinjaman dana usaha yang tersedia di LKMA diharapkan dapat menjangkau seluruh petani anggota yang membutuhkan di wilayah kerja gapoktan/ LKMA terutama yang belum mendapatkan bantuan. Karena itu gapoktan bersama pengelola LKMA harus merangkul semua petani menjadi anggota, agar terjadi
pemerataan kesempatan memanfaatkan pinjaman modal usaha dari LKMA
setempat. LKMA sebagai lembaga keuangan di pedesaan yang dibutuhkan keberadaannya oleh masyarakat mempunyai beberapa keunggulan,
diantaranya:
a. LKMA dapat meningkatkan partisipasi petani. Petani lebih berperan aktif dalam mengelola keuangan, mengelola dan mengembangkan usaha produktif, membangun networking dengan pihak lainnya (pemerintah, swasta dan antar petani) dan sebagai pengambil keputusan secara mandiri. Artinya setiap permasalahan yang muncul di LKMA, petani dapat menyelesaikan setiap permasalahan tersebut bersama-sama dengan anggota untuk menentukan keputusan yang diambil secara tepat.
b. LKMA secara profesional mampu mengatasi kesulitan petani dalam mengakses permodalan di pedesaan. Permodalan yang didapatkan petani berasal dari dana yang dikelola LKMA yang dimanfaatkan anggotanya untuk membiayai usahataninya.
c. LKMA bersifat dinamis, yaitu dimana terdapat ruang untuk menampung aspirasi, memenuhi keinginan dan kebutuhan petani sehingga LKMA diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan petani.
d. LKMA sebagai sarana pendidikan bisnis bagi masyarakat petani di pedesaan khususnya bagi penerima bantuan
3. Manfaat Koperasi
Manfaat diartikan sebagai nilai yang subjektif dari suatu alternatif yang terbuka bagi seseorang. Manfaat atau value merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas potensial dari suatu objek atau aksi untuk
memuaskan kebutuhan manusia yang dipandang dari sudut ekonomi dan non ekonomi. Kebutuhan anggota koperasi dapat dilihat dari kebutuhan sosial dan ekonomi. Setiap orang yang menjadi anggota koperasi pasti didasari oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yang dapat diraih dalam koperasi tersebut. Bagi orang yang secara ekonomi cukup kuat, mungkin kebutuhan sosial yang menjadi motivasi bergabung menjadi anggota. Bagi orang yang lemah kondisi ekonominya, motivasi ekonomi lebih dominan menjadi alasan bergabung kedalam koperasi. Manfaat keanggotaan pada
suatu koperasi dapat dihitung dengan jalan melihat perbedaan dari hasil usaha anggota jika menjadi anggota dengan tidak menjadi anggota koperasi tersebut atau menjadi anggota organisasi lain. Manfaat dapat berupa peningkatan jumlah hasil (expected return), berupa peningkatan jumlah kestabilan dari hasil (standard deviation of return) atau kombinasi keduanya (Fatmala dan Muflikh, 2013).
Koperasi yang memberikan tingkat kepuasan dan manfaat yang lebih tinggi kepada seseorang daripada organisasi lain, berarti koperasi lebih tinggi kemampuannya dalam memuaskan keinginan anggota tersebut. Anggota akan membandingkan manfaat yang diterima dari koperasi dengan organisasi lain yang merupakan saingannya. Manfaat utama yang
diharapkan dari keanggotaan koperasi adalah dukungan terhadap kelancaran atau kestabilan usaha dan kebutuhan konsumsi para anggota. Manfaat keanggotaan sering disebut sebagai efek koperasi (cooperative effect). Efek koperasi tidak akan terjadi secara otomatis, tetapi harus dihasilkan dan diperjuangkan oleh koperasi (Hendar dan Kusnadi, 2005).
a. Manfaat Ekonomi
Manfaat ekonomi bagi anggota koperasi sering disebut dengan istilah Promosi Ekonomi Anggota, yang memiliki pengertian peningkatan pelayanan koperasi kepada anggotanya dalam bentuk manfaat ekonomi yang diperoleh sebagai anggota koperasi (Irawan, 2015).
Menurut Hanel (2005), manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya, sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU anggota.
Manfaat ekonomi akan dirasakan oleh para anggotanya bila terjadi perbaikan ekonomi, yang ditandai dengan peningkatan pendapatan anggota dibandingkan dengan tidak menjadi anggota. Adanya
pemenuhan kebutuhan anggota terhadap sarana produksi yang murah, kepastian menjual hasil produksi dan kepuasan memperoleh harga jual dan harga beli produk, serta pinjaman modal untuk menunjang kegiatan produksi. Manfaat tersebut dapat diperoleh anggota melalui pelayanan- pelayanan yang diberikan koperasi pada unit-unit usaha yang
dikelolanya (Departemen Koperasi, 1992).
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi antara lain jaminan pemasaran dan harga produk yang dihasilkan, kemudahan memperoleh sarana produksi pertanian, dan kepuasan harga input. Jasa simpan pinjam terkait kemudahan memperoleh pinjaman dan tingkat bunga yang rendah juga merupakan manfaat ekonomi yang dirasakan oleh anggota. Koperasi syariah memiliki manfaat yang diterima yaitu bagi hasil. Manfaat ekonomi lainnya yang dirasakan anggota yaitu
peningkatan pendapatan setelah menjadi anggota koperasi. Manfaat ekonomi koperasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu manfaat ekonomi langsung dan manfaat ekonomi tidak langsung. Manfaat ekonomi langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya, sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau pertanggungjawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU anggota. (Handayani, 2011).
b. Manfaat Non Ekonomi (Kepuasan Anggota)
Manfaat nonekonomi disebut juga dengan manfaat sosial. Manfaat ini menggambarkan apa yang dirasakan oleh anggota koperasi seperti kepuasan. Menurut Kotler dan Keller (2009), kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan jasa dan harapan- harapannya. Kepuasan yang diterima oleh anggota koperasi pada umumnya diperoleh dari hasil kinerja dan kualitas pelayanan yang diberikan koperasi kepada anggotanya.
Laksana (2008) menyebutkan bahwa kualitas pelayanan koperasi dapat dilihat dari kinerja pelayanan yang diberikan pengurus dan karyawan yang bekerja di koperasi. Kualitas pelayanan meliputi kemampuan koperasi dalam melayani konsumen saat melakukan penjualan produk dan pemberian informasi yang lengkap untuk konsumen. Kepuasan, keramahan, dan kerapian cara berpakaian pengawas, pengurus, dan karyawan menjadi hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan.
“Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya” (Kotler, 2002). Menurut Engel (1990) dalam Tjiptono (2003), “Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama atau melampaui harapan pelanggan”.
Berdasarkan definisi di atas, maka kepuasan anggota adalah perasaan seseorang baik senang atau tidak atas kinerja suatu produk (barang atau jasa) yang dihasilkan. Pelanggan merasa puas apabila kinerja suatu produk (barang atau jasa) sesuai dengan hasil yang diharapkan oleh pelanggan, sedangkan ketidakpuasan itu terjadi apabila hasil yang diharapkan oleh pelanggan tidak sesuai dengan keinginan. Kinerja yang dirasakan adalah perasaan seseorang setelah mengkonsumsi produk yang dibeli. Manfaat dari kepuasan pelanggan diantaranya adalah:
1. Terciptanya loyalitas anggota.
2. Memberikan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan.
3. Citra perusahaan menjadi lebih baik di mata pelanggan.
4. Keuntungan yang diperoleh dapat meningkat.
5. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut.
Faktor-faktor yang dapat memuaskan pelanggan biasa diberikan dalam bentuk pelayanan. Pelayanan yang diberikan dapat berupa bukti fisik, ketepatan janji, pengetahuan dan keahlian, kesopanan dan keramahan, serta kejujuran dan kepercayaan. Sehingga jika menggunakan variabel tersebut dapat dilakukan dalam mengukur kepuasan terhadap faktor pelayanan. Menurut Parasuraman dkk (1988) bahwa terdapat lima dimensi Service Quality yaitu :
a. Tangibles atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak pelanggan. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik serta lingkungan sekitar perusahaan adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Dimensi tangibles meliputi:
1) Kondisi prasarana dan sarana kantor koperasi yang terdiri dari: (a) kualitas kantor koperasi, (b) kenyamanan ruang kerja, (c) sarana penunjang ruang di koperasi (Parkir, toilet dan mushola).
2) Fasilitas Penunjang yang terdiri dari : (a) dukungan peralatan penunjang operasional, (b) dukungan bahan penunjang kegiatan administrasi, (c) kelengkapan sarana komunikasi yang tersedia, (d) dukungan prasarana fisik untuk ruang tunggu, tenaga counter dan ruang karyawan administrasi
3) Dukungan petugas pelayanan yang terdiri dari : (a) kelembagaan koperasi telah didukung oleh karyawan koperasi yang memadai, (b) kegiatan operasional koperasi telah didukung oleh petugas lapangan yang memadai, (c) kelembagaan koperasi telah
didukung dengan struktur pengelolaan organisasi yang memadai.
b. Reliability atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan secara akurat dan terpercaya. Dimensi reliability meliputi:
1) Kecepatan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) koordinasi karyawan di lingkungan internal koperasi, (b) koordinasi karyawan koperasi dengan organisasi teknis lain yang
berkepentingan, (c) proses penanganan kelengkapan administrasi, (d) pemeriksaan lapangan terkait dengan pelayanan, (e)
penyelesaian proses pelayanan anggota sejak dari awal hingga akhir
2) Ketepatan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) ketepatan langkah- langkah proses pelayanan administrasi kesesuain dengan jadwal waktu yang ditetapkan, (b) kemampuan untuk melayani secara benar sejak awal hingga akhir proses.
3) Kemampuan dan kesigapan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) kesigapan yang ditunjukan para petugas dan (b) sikap profesional yang ditunjukkan petugas pelayanan.
c. Responsiveness atau kehandalan yaitu kemampuan perusahaan membantu dan memberikan pelayanan secara cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas. Variabel yang termasuk dalam dimensi ini adalah:
1) Ketanggapan petugas pelayanan yang terdiri dari : (a) ketanggapan yang dimiliki petugas pelayanan dan (b) ketanggapan dalam melayani keluhan-keluhan anggota
2) Kemampuan dalam memberikan informasi yang terdiri dari : (a) ketersediaan brosur atau papan pengumuman, (b) keberadaan petugas pelayanan informasi dan (c) ketepatan informasi yang diberikan.
d. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
keramahan, dan kemampuan para pengurus untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Dimensi yang termasuk dalam variabel ini adalah:
1) Kesopanan dalam pelayanan yang terdiri dari : (a) keramahan sikap para karyawan koperasi dalam melayani dan (b) kejujuran sikap para karyawan koperasi dalam melayani.