• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks Internal Eksternal

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.4 Matriks Internal Eksternal

55 skor terendah pada faktor ancaman adalah Masih tingginya jumlah daging impor yang masuk pasaran nasional dengan menghasilkan skor sebanyak 0,05.

56 dominan dibanding dengan kelemahan dan peluang lebih besar dibanding dengan ancaman dengan nilai sebagai berikut:

Kekuatan – Kelemahan ( faktor internal ) : 1,45 – 1,03 = 0,42 Peluang – Ancaman ( faktor eksternal ) : 1,9 – 1,24 = 0,66

Apabila nilai – nilai tersebut dimasukkan dalam matriks grand strategy (diagram SWOT) terlihat posisi pemasaran ternak sapi potong berada pada strategi pemasaran, yaitu memanfaatkan seoptimal mungkin faktor kekuatan dan peluang yang dimiliki.

2.5 2

1.5

1 0.5

-2.5 -2 -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5

-0.5 -1 -1.5 -2 -2.5

Kuadran IV Kuadran II

Mendukung Strategi mendukung strategi

Defensif Deversifikasi

Gambar 2. Matriks Posisi Strategi Pemasaran Ternak Sapi Potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Peluang Eksternal

Kekuatan Internal Kelemahan

Internal

(0,42) ; (0,66) Kuadran III

Strategi Konservatif

Kuadran I Strategi Progresif

Ancaman Eksternal

57 Berdasarkan gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa titik potong yaitu (0,42 : 0,66) berada pada kuadran 1 yang berarti pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dalam kondisi prima atau dalam kondisi yang baik, sehingga dapat dikatakan sebagai sangat memungkinkan untuk terus melakukan dalam ekspansi atau pengembangan dalam melanjutkan pengembangan. Pemasaran ternak sapi potong juga dapat menggunakan kekuatan sebagai modal dasar operasi dan memanfaatkan kekuatan semaksimal mungkin serta menggunakan kesempatan sebaik - baiknya untuk mengantisipasi dan menanggulangi faktor ancaman. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sianturi dan Riko (2018) yang menjelaskan bahwa matriks posisi menunjukkan Kecamatan Paranginan memiliki faktor kekuatan dalam kondisi baik tetapi petani belum memaksimalkan peluang yang diharapkan. Untuk diperlukan strategi agresif untuk meningkatkan pertumbuhan secara maksimal dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan yang ada (strength - opportunity strategy).

5.6 Matriks SWOT

Strategi pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat dilakukan dengan beberapa alternatif. Penentuan strategi alternatif yang sesuai bagi pemasaran adalah cara membuat matriks SWOT. Matriks SWOT ini dibuat berdasarkan faktor-faktor strategi baik internal (Kekuatan dan Kelemahan) maupun eksternal (Peluang dan Ancaman).

58 Untuk menunjukkan alternatif strategi yang diperlukan dalam strategi pemasaran ternak sapi potong dengan analisis matriks SWOT.

Matriks SWOT menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dilakukan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pemasaran ternak sapi potong. Matriks ini menghasilkan 4 sel kemungkinan alternatif yaitu strategi S-O, strategi W-O strategi W-T dan strategi S-T.

Tabel 14. Matriks SWOT strategi pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

IFAS

(Eksternal Faktor)

EFAS (Eksternal Faktor)

STRENGH (S) Kekuatan

 Lahan yang luas sehingga berpotensi untuk pengembangan sapi potong.

 Memiliki fasilitas dan penggemukan yang masih dapat di operasikan secara optimal

 Bantuan pemerintah untuk

mengembangkan bibit sapi lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional.

 Pertumbuhan nilai penjualan yang cukup baik.

 Memiliki total aset yang cukup besar untuk menarik kerja

sama dengan

investor atau perbankan.

WEAKNESSES(W) Kelemahan

 Kurangnya pasokan sapi lokal maupun

impor yang

mendukung usaha pengemukkan sapi potong

 Belum memiliki tujuan pemasaran dan analisis pesaingan

 Belum ada

perencanaan yang cukup jelas untuk melakukan usaha ternak sapi potong itu

 Kurang tenaga kerja peternakan yang memberikan

kontribusi kinerja usaha sapi potong secara menyeluruh

 Terbatasnya

kemampuan untuk melakukan

penambahan investasi modal sendiri

59 Peluang(Opportunities)

1. Peluang ekspansi usaha usaha sapi potong masih sangat terbuka luas.

2. Peluang untuk melakukan diversifikasi produk.

3. Permintaan sapi potong nasional masih tinggi dan belum tercukupi oleh pasokan lokal.

4. Peluang untuk mengembakkan jaringan distribusi pemasaran.

5.Peluang pertumbuhan bisnis daging sapi nasional yang cukup besar tiap tahunnya memberikan dampak positif untuk investasi usaha ternak.

Strategi S-O

 Pengembangan pasar dan pengembangan manajemen

pemeliharaan dengan meningkatkan stok sapi.

 Pertahankan dan tingkatkan difersivikasi produk.

Strategi W-O

Mengembangkan dan menambah jumlah sapi betina yang produktif / distrubusi terpadu.

Melakukan pengembangan

intensifikasi dan difersivikasi produk

dengan cara

meningkatkan kualitas tenaga pekerja melalui pembinaan dan pengembangan SDM yang

berkesinambungan.

Ancaman (Threats)

 Usaha sapi potong memerlukan tambahan investasi yang cukup besar.

 Adanya pengaruh iklim atau cuaca yang menyebabkan

terganggunya kesehatan ternak sapi.

 Adanya wabah penyakit ternak sapi yang menyebabkan tingginya angka kematian ternak.

 Masih tingginya jumlah daging impor yang masuk pasaran nasional.

 Adanya pertumbuhan persaingan - persaingan yang baru dalam sektor bisnis peternakan sapi potong.

Strategi S-T

 Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.

 Memaksimalkan

kualitas tenaga pekerja dalam hal menangani manajemen

pemeliharaan, dan manajemen kesehatan ternak.

 Memperluas area promosi, sehingga memperluas jaringan pemasaraan.

Strategi W-T

 Memaksimalkan kualitas tenaga kerja khususnya dibidang pemasaran.

 Mengkomunikasikan diversifikasi yang

akan digarap

perusahaan secara jelas.

 Menambah tenaga kerja dalam bidang kesehatan ternak dan meningkatakan

pemeriksaan

kesehatan ternak secara teratur dengan menggunakan jasa tenaga ahli.

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021

60 Alternatif strategi berdasarkan matriks analisis SWOT diatas adalah sebagai berikut :

1. Strategi S-O (Strengh-Opportunities)

Strategi ini adalah mengandalkan kekuatan untuk mendapatkan peluang.

Adapun strategi S-O antara lain :

a. Pengembangan pasar dan pengembangan manajemen pemeliharaan dengan meningkatkan stok sapi. Peternak memiliki kekuatan memiliki ladang gembala yang luas, memiliki fasilitas dan peralatan pembiakan dan penggemukan yang masih dapat dioperasikan secara optimal, serta bantuan pemerintah untuk pengembangan bibit sapi lokal, dengan pertumbuhan nilai penjualan yang cukup baik, dan juga total aset yang cukup besar untuk menarik kerja sama dengan investor/perbankan, sehingga kekuatan ini dapat dimanfaaatkan untuk meraih peluang ekspansi usaha yang masih sangat terbuka luas, permintaan daging sapi nasional masih tinggi dan belum tercukupi oleh pasokan lokal, dapat mengembangkan jaringan distribusi pangsa pasar, serta pertumbuhan bisnis daging sapi nasional yang cukup besar.

b. Pertahankan dan tingkatkan difersivikasi peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa memiliki kekuatan kedekatan dengan sumber pakan ternak, pertumbuhan nilai penjualan yang cukup baik, memiliki sistem pengolahan limbah ternak yang baik, memiliki total aset yang cukup besar untuk menarik kerja sama dengan investor/perbankan.

Kekuatan ini dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang melakukan difersivikasi produk, program pembinaan dan pengembangan SDM yang

61 berkesinambungan akan memberikan peluang besar Pertahankan dan tingkatkan difersivikasi peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa memiliki kekuatan kedekatan dengan sumber pakan ternak, pertumbuhan nilai penjualan yang cukup baik, memiliki sistem pengolahan limbah ternak yang baik, memiliki total aset yang cukup besar untuk menarik kerja sama dengan investor/perbankan. Kekuatan ini dapat dimanfaatkan untuk meraih peluang melakukan difersivikasi produk, program pembinaan dan pengembangan SDM yang berkesinambungan akan memberikan peluang besar.

Menurut (David & R, 2005) srategi tersebut memakai kekuatan internal suatu organisasi dalam mencapai kesuksesan melalui opportunities yang terdapat di organisasi. Organisasi akan melakukan strategi WO, ST dan WT dalam mencapai kondisi dimana perusahaan akan menggunakan strategi SO. Ketika suatu organisasi atau perusahaan terdapat ancaman yang banyak, perusahaan berusaha menghindari hal tersebut sehingga dapat melalui peluang dengan baik.

2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi ini diterapkan dengan memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Alternatif strategi yang dihasilkan ialah sebagai berikut:

a. Mengembangkan dan menambah jumlah sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa memiliki beberapa kelemahan, namun kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara memanfaatkan peluang. Dengan mengembangkan dan menambah jumlah sapi betina yang produktif maka akan

62 memberikan hasil produksi yang lebih tinggi, dan menambah perluasan pasar dengan adanya distribusi terpadu akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi lagi untuk perusahaan sehingga mampu untuk bersaing.

b. Melakukan pengembangan intensifikasi dan diversifikasi produk dengan cara meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pembinaan dan pengembangan SDM yang berkesinambungan. Intensifikasi merupakan strategi yang tepat yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi, begitu pula dengan melakukan difersiviksai sehingga dengan pengembangan kedua hal tersebut tentunya akan memberikan nilai tinggi dalam peningkatan keuntungan perusahaan.

Strategi tersebut dimanfaatkan sebagai strategi mengatasi kelemahan perusahaan dimana berasal dari internal melalui mendapatkan keuntungan peluang eksternal. Biasanya ketika ada peluang besar, terdapat hal yang menghalangi perusahaan untuk menggunakan peluang tersebut. Hal tersebut disebabkan oleh kelemahan internal yang dimiliki perusahaan (David & R, 2005).

3. Strategi S-T (Strengh-Threats)

Strategi ini untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan dengan cara menghindari ancaman. Alternatif strategi yang dihasilkan ialah sebagai berikut:

a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa memiliki kekuatan yang mampu dimaksimalkan untuk meraih peluang. Mempertahankan dan meningkatkan produk dalam perusahaan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan perusahan, dengan adanya aset yang cukup besar yang dapat

63 menarik kerjasama dengan investor serta bantuan pemerintah untuk mengembangkan pengembangan bibit sapi lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional akan memberikan peran yang cukup baik dalam peningkatan kualitas dan kuantitas produk sehingga juga dapat menciptakan difersivikasi produk serta mampu menangani masih tingginya jumlah daging impor yang masuk pasaran nasional jika perusahaan mampu menambah kualitas maupun kuantitas produk.

b. Memaksimalkan kualitas tenaga kerja dalam hal menangani manajemen pemeliharaan, pemberian pakan dan manajemen kesehatan. Peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat menerapkan alternatif strategi tersebut, dimana dalam memaksimalkan kualitas kerja khususnya dalam manajemen pemeliharaan, sehingga tenaga kerja mampu mengoptimalkan fasilitas atau teknologi yang ada dalam perusahaan, mampu menerapkan pengolahan limbah yang baik agar dapat menghasilkan difersivikasi produk yang semakin baik.

c. Memperluas area promosi sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat menerapkan alternatif strategi ini, sehingga adanya perluasan area promosi dapat membantu perusahaan dalam menghadapi pesaing-pesaing baru dalam sektor bisnis peternakan dan perdagangan sapi. Peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat menarik perhatian konsumen dengan adanya promosi yang lebih banyak, dengan menampilkan kelebihan- kelebihan perusahaan, seperti kualitas, kuantitas serta produk difersivikasi yang sudah ada seperti dari hasil pengolahan limbah yang baik dari perusahaan.

64 Strength sebagai kekuatan atau pendorong sebuah perusahaan dalam mengurangi ancaman dari luar perusahaan. Keadaan tersebut tidak menyatakan perusahaan yang memiliki strength akan secara terus menerus mengalami ancaman dari lingkungan eksternal (David & R, 2005).

4. Strategi W-T (Weaknesses-Threats)

Strategi ini didasarkan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Alternatif strategi yang dihasilkan ialah sebagai berikut:

a. Memaksimalkan kualitas tenaga kerja khususnya dalam bidang pemasaran.

Alternatif strategi ini dapat diterapkan oleh peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa sehingga dengan memaksimalkan kualitas kerja dalam bidang pemasaran maka dengan pengalaman dan keahlian yang dimiliki dapat memaksimalkan tingkat pemasaran, yang mungkin dapat disiasati dengan keahlian dalam memberikan promosi serta kemampuan untuk menggarap pasar lebih luas. Dengan maksimalnya kualitas kerja maka akan berpengaruh pula dalam menghadapi persaingan dalam berbisnis antar perusahaan peternakan sapi.

b. Mengkomunikasikan difersivikasi yang akan digarap perusahaan secara jelas.

Strategi ini penting untuk diterapkan oleh perusahaan, dimana difersivikasi merupakan perluasan macam barang yang akan dijual perusahaan. Peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa perlu mengkomunikasikan difersivikasi apa yang akan menjadi sasaran utama dalam pengembangannya secara jelas. Adanya diversifikasi yang jelas dan berkesinambungan akan mampu memberikan penetrasi pasar yang tinggi, sehingga keuntungan pun akan semakin lebih meningkat.

65 c. Menambah tenaga kerja dalam bidang kesehatan hewan dan meningkatkan pemeriksaan kesehatan ternak secara teratur dengan jasa tenaga ahli. Alternatif strategi ini penting untuk diterapkan peternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, melihat pentingnya mencegah dan mengendalikan penyakit yang dapat menyerang kesehatan ternak sehingga mengurangi kerugian perusahaan dari sisi kesehatan ternak.

Menurut (David & R, 2005) strategi ini adalah metode defensive yang bertujuan dalam menghindari kelemahan internal perusahaan dan menghindari ancaman luar perusahaan. Ketika perusahaan mengalami beragam ancaman serta kelemahan yang berada pada kondisi yang sangat berbahaya. Perusahaan yang melalui hal tersebut mungkin harus bertahan dengan melakukan merger, palit atau memilih likuidasi.

5.7 Alternatif Strategi Pemasaran Ternak Sapi Potong

Strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut (Siagian, 2004).

Hasil analisis SWOT untuk pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, strataegi yang diperoleh dari matriks SWOT yaitu mengoperasikan pemasaran dengan menggunakan kuadran 1 yang berarti sangat memungkinkan untuk terus melakukan dalam ekspansi atau memperluas dalam melanjutkan pengembangan. Pemasaran ternak sapi potong juga dapat menggunakan kekuatan sebagai modal dasar operasi dan memanfaatkan kekuatan semaksimal

66 mungkin serta menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi dan menanggulangi faktor ancaman.

1. Pengembangan pasar dan pengembangan pemeliharaan dengan meningkatkan stok sapi.

2. Mengembangkan dan menambah jumlah sapi betina yang produktif / distrubusi terpadu

3. Melakukan pengembangan intensifikasi dan difersivikasi produk dengan cara meningkatkan kualitas tenaga pekerja melalui pembinaan dan pengembangan SDM yang berkesinambungan

4. Mempertahankan, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk

5. Memaksimalkan kualitas tenaga pekerja dalam hal menangani manajemen pemeliharaan dan manajemen kesehatan ternak

6. Memperluas area promosi, sehingga memperluas jaringan pemasaraan 7. Memaksimalkan kualitas tenaga kerja khususnya dibidang pemasaran 8. Mengkomunikasikan diversifikasi yang akan digarap perusahaan secara jelas 9. Menambah tenaga kerja dalam bidang kesehatan ternak dan meningkatakan

pemeriksaan kesehatan ternak secara teratur dengan menggunakan jasa tenaga ahli

67

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi pemasaran, yakni peningkatan kualitas daging sapi agar harganya dapat bersaing, peningkatan produksi untuk pemenuhan kebutuhan industri dan orientasi ekspor, peningkatan informasi pasar, adanya lembaga pendukung seperti koperasi, perluasan akses pasar dengan dukungan pemerintah.

2. Titik potong yaitu (0,42 : 0,66) berada pada kuadran 1 yang berarti pemasaran ternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dalam kondisi prima atau dalam kondisi yang baik, sehingga dapat dikatakan sebagai sangat memungkinkan untuk terus melakukan dalam ekspansi atau pengembangan dalam melanjutkan pengembangan. Pemasaran ternak sapi potong juga dapat menggunakan kekuatan sebagai modal dasar operasi dan memanfaatkan kekuatan semaksimal mungkin serta menggunakan kesempatan sebaik-baiknya untuk mengantisipasi dan menanggulangi faktor ancaman.

6.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut :

Sebaiknya dalam meningkatkan produktivitas sapi dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia baik teknologi, pola kemitraan, jejaring permodalan, dan memanfaatkan media social sebagai media promosi yang inovatif dan menarik, sehingga perkembangan ternak sapi potong di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

68 DAFTAR PUSTAKA

Abi, R., Lalus, M. F., & Sogen, J. G. (2019). Studi pemasaran ternak sapi pada perbatasan Indonesia dan republik demokrasi Timor Leste (RDTL) di Kabupaten Timor Tengah Utara. Jurnal Peternakan Lahan Kering, 1(2), 291-300

Abidin, I. Z. (2008). Penggemukan sapi potong. AgroMedia.

Adhitya galih, Tito. 2011. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital adequacy Ratio, Non Performing Loan, Return On Assets dan Loan To Deposit Ratio terhadap jumlah penyaluran kredit pada Bank di Indonesia. Skripsi.

Dipublikasikan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Aditya Fauzi Alamsyah, Taslim dan Anita Fitriani. 2015. Analisis Saluran Dan Margin Pemasaran Sapi Potong Di Pasar Hewan Tanjungsari. Jurnal Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015. Universitas Padjadjaran.

Andi Suarda. 2009. Saluran Pemasaran Sapi Potong di Sulawesi Selatan. Jurnal penelitian Sains & Teknologi, Agustus 2009, Vol.9 No.2 : 115 – 118.

Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

Daryanto A. 2009. Dianamika Daya Saing Industri Perternakan. Bogor (ID) : IPB Press.

David, F.R. 2004. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi ketujuh.Jakarta: PT.

Prenhallindo.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2017. Laporan Tahunan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2016.

Erlangga Praharsa, Abu Bakar, Hendro Prassetiyo. 2014. Analisis Kelayakan Bisnis Peternakan Sapi Potong Di Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. Jurnal Online Institut Teknologi Nasional ISSN : 2338-5081 thn 2014. Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Haryanti, N. W. (2009). Kualitas Pakan dan Kecukupan Nutrisi Sapi Simental Di Peternakan Mitra Tani Andini, Kelurahan Gunung Pati, Kota Semarang.

Heryadi, A. Y. (2010). Pola pemasaran sapi potong di pulau Madura. JSEP (Jurnal of social and Agricultural Ecomonics), 5(2), 38-46.

Hidayat, I. (2016). Pengaruh Pemberian Ransum Berbasis Limbah Kelapa Sawit terhadap Pertambahan Bobot Tubuh Sapi Potong.

Klotler, Philip (2004). Marketing Management, The Millenium Edition Englewood Cliffs, New Jersey : Prentice Hall.

69 Laksana, Fajar. "Manajemen pemasaran." Yogyakarta: Graha Ilmu (2008).

Makatita, J., 2004. Tingkat efektifitas Penggunaan Metode Penyuluhan Pengembangan ternak sapi potong di kabupaten buru provinsi Maluku.

Agromedia. 32 (2)

Manyamsari, I dan Mujiburrahmad., 2014. Karakteristik petani dan hubungannya dengan pelaku petani lahan sempit. Agrisep. 15 (2)

Maryam dkk., 2016. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penentu pendapatan usaha peternakan sapi potong (studi kasus desa otting kab.

Bone). Jurnal ilmu dan industri peternakan. 3 (1)

Mulyawati, I. m. dkk., 2016. Pengaruh umur, pendidikan, pengalaman dan jumlah ternak peternak kambing terhadap perilaku sapta usaha beternak kambing di desa wonosari kecamatan patebon. Agromedia. 34(1)

Sodikin, A., & Adhianto, K. (2016). Pengaruh penambahan multi nutrient sauce pada ransum terhadap pertambahan bobot badan harian sapi potong. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 4(3).

Tonni Kusuma, Sapta Raharja dan Amiruddin Saleh. 2013. Strategi Pemasaran Sapi Potong di CV Septia Anugerah Jakarta. Departemen Teknologi Industri Pertanian ISSN 2085-8418. Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Utami, L. S., 2015. Hubungan karakteristik peternak dengan skala usaha ternak kerbau di ddesa sumbang kecamatan surio kabupaten enrekang.

Universitas hasanuddin. Makassar. Laporan akhir diterbitkan

Wahyono, D. E. Dan R. Hardianto. 2004. Pemanfaatan Sumber Daya Pakan Lokal untuk Pengembangan Usaha Sapi Potong. Lokakarya Sapi Potong.

Pasuruan.

70

L A M

P

I

R

A

N

71 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

1. IDENTITAS INFORMAN

Nama :

Alamat :

Umur :

Tanggungang keluarga :

Pengalaman peternak :

Pekerjaan :

2. INTERNAL

No. Kekuatan ( Uraian ) Kategori Penilaian

1. Lahan yang luas sehingga berpotensi untuk

pengembangan sapi potong. 4 3 2 1

2. Memiliki fasilitas dan penggemukan yang masih

dapat di operasikan secara optimal. 4 3 2 1 3. Bantuan pemerintah untuk mengembangkan bibit

sapi lokal untuk memenuhi kebutuhan nasional. 4 3 2 1 4. Pertumbuhan nilai penjualan yang cukup baik. 4 3 2 1 5. Memiliki total aset yang cukup besar untuk menarik

kerja sama dengan investor atau perbankan. 4 3 2 1

No. Kelemahan ( Uraian ) Kategori Penilaian

1. Kurangnya pasokan sapi lokal maupun impor yang mendukung usaha pengemukkan sapi potong.

4 3 2 1

2. Belum memiliki tujuan pemasaran dan analisis

pesaingan. 4 3 2 1

3. Belum ada perencanaan yang cukup jelas untuk

melakukan usaha ternak sapi potong itu. 4 3 2 1 4. Kurang tenaga kerja peternakan yang

memberikan kontribusi kinerja usaha sapi potong secara menyeluruh.

4 3 2 1

5. Terbatasnya kemampuan untuk melakukan

penambahan investasi modal sendiri. 4 3 2 1

72 3. EKSTERNAL

No. Peluang ( Uraian ) Kategori Penelaian

1. Peluang ekspansi usaha usaha sapi potong masih

sangat terbuka luas. 4 3 2 1

2. Peluang untuk melakukan diversifikasi produk. 4 3 2 1 3. Permintaan sapi potong nasional masih tinggi dan

belum tercukupi oleh pasokan lokal. 4 3 2 1 4. Peluang untuk mengembakkan jaringan distribusi

pemasaran. 4 3 2 1

5. Peluang pertumbuhan bisnis daging sapi nasional yang cukup tiap tahunnya memberikan dampak positif untuk investasi usaaha ternak.

4 3 2 1

No. Ancaman ( Uraian ) Kategori Penilaian

1. Usaha sapi potong memerlukan tambahan investasi

yang cukup besar. 4 3 2 1

2. Adanya pengaruh iklim atau cuaca yang

menyebabkan terganggunya kesehatan ternak sapi. 4 3 2 1 3. Adanya wabah penyakit ternak sapi yang

menyebabkan tingginya angka kematian ternak. 4 3 2 1 4. Masih tingginya jumlah daging impor yang masuk

pasaran nasional. 4 3 2 1

5. Adanya pertumbuhan persaingan-persaingan yang

baru dalam sektor bisnis peternakan sapi potong. 4 3 2 1 Keterangan :

4 : Tinggi 2 : Cukup

3 : Sedang 1 : Kurang

73 Lampiran 2. Identitas Responden

No Nama Umur Tingkat

Pendidikan

Pengalaman Peternak

Tanggungan Keluarga

Pekerjaan

1 Rahman Dg. Tayang 33 SMP 8 3 Peternak

2 Dg Sutte 34 SMP 10 4 Peternak

3 Dg. Tojeng 35 SMP 10 5 Peternak

4 Dg. Gassing 35 SMP 11 4 Peternak

5 Anto Dg. Taba 37 SMA 15 4 Ketua Kelompok Peternak

6 Nawir Dg. Sele 58 SMP 9 4 Peternak

7 Reza 54 SMP 15 4 Peternak

8 Muh. Khaerul Aswar - S1 3 5 Kepala Bidang Produksi

dan Penyebaran Ternak

9 Ridho Musyafir 43 SMA 15 5 Peternak

10 Ridwan Dg. Sampe 45 SD 10 3 Ketua Kelompok Peternak

11 Rinaldi Jufri 52 SMP 10 5 Peternak

12 Sandi Dg. Patta 38 SMA 8 3 Peternak

13 Rasya 30 SMP 10 4 Peternak

14 Andi Dg. Bantang 44 SD 10 3 Peternak

15 Dg. Tobo 25 SMA 3 4 Peternak

16 Dg. Solleng 38 SMP 8 4 Peternak

17 Dg. Muntu 35 SMP 7 4 Peternak

18 Dg. Nambung 26 SMP 5 3 Peternak

19 Dg. Syam 28 SMA 5 3 Peternak

20 Kadir Dg. Lulu 28 SMA 7 3 Peternak

74 Lampiran 3. Identitas Internal (Kekuatan)

No RESPONDEN KEKUATAN

1 Rahman Dg. Tayang 4 3 2 3 3

2 Dg Sutte 4 3 2 2 2

3 Dg. Tojeng 4 3 2 2 3

4 Dg. Gassing 4 3 2 2 3

5 Anto Dg. Taba 3 3 2 2 3

6 Nawir Dg. Sele 3 1 3 2 2

7 Reza 3 1 2 2 3

8 Muh. Khaerul Aswar 3 2 3 2 2

9 Ridho Musyafir 4 1 3 2 2

10 Ridwan Dg. Sampe 3 2 3 2 2

11 Rinaldi Jufri 4 3 3 4 2

12 Sandi Dg. Patta 2 1 1 2 1

13 Rasya 3 2 1 2 2

14 Andi Dg. Bantang 3 2 2 2 3

15 Dg. Tobo 4 2 1 4 2

16 Dg. Solleng 3 2 2 2 3

17 Dg. Muntu 4 3 3 2 3

18 Dg. Nambung 4 3 3 2 3

19 Dg. Syam 3 3 2 2 3

20 Kadir Dg. Lulu 4 2 2 2 3

Jumlah 69 45 44 45 50

Rata-rata 3.45 2.25 2.2 2.25 2.5

Bobot 0.13 0.09 0.08 0.09 0.10

75 Lampiran 4. Identitas Internal (Kelemahan)

No RESPONDEN KELEMAHAN

1 Rahman Dg. Tayang 3 2 3 3 3

2 Dg Sutte 3 2 2 3 1

3 Dg. Tojeng 3 3 2 2 3

4 Dg. Gassing 2 3 2 3 3

5 Anto Dg. Taba 3 2 3 2 3

6 Nawir Dg. Sele 3 1 2 3 2

7 Reza 3 2 2 3 2

8 Muh. Khaerul Aswar 4 2 1 2 3

9 Ridho Musyafir 2 2 3 2 3

10 Ridwan Dg. Sampe 3 2 1 3 2

11 Rinaldi Jufri 2 1 1 3 1

12 Sandi Dg. Patta 2 4 2 2 3

13 Rasya 2 4 3 1 3

14 Andi Dg. Bantang 3 2 3 2 3

15 Dg. Tobo 3 4 2 1 1

16 Dg. Solleng 2 3 2 3 2

17 Dg. Muntu 2 2 1 3 3

18 Dg. Nambung 3 2 2 3 3

19 Dg. Syam 3 2 1 2 3

20 Kadir Dg. Lulu 4 2 3 2 2

Jumlah 55 47 41 48 49

Rata-rata 2.75 2.35 2.05 2.4 2.45

Bobot 0.11 0.09 0.08 0.09 0.09

76

Lampiran

5. Identitas Eksternal (Peluang)

NO RESPONDEN PELUANG

1 Rahman Dg. Tayang 3 2 2 3 3

2 Dg Sutte 2 3 2 2 3

3 Dg. Tojeng 3 2 2 3 3

4 Dg. Gassing 3 2 2 3 4

5 Anto Dg. Taba 3 2 3 3 3

6 Nawir Dg. Sele 2 3 2 2 3

7 Reza 3 2 3 3 2

8 Muh. Khaerul Aswar 3 2 3 3 3

9 Ridho Musyafir 3 2 2 2 3

10 Ridwan Dg. Sampe 3 1 3 2 2

11 Rinaldi Jufri 4 2 4 2 1

12 Sandi Dg. Patta 4 2 1 2 3

13 Rasya 3 1 2 3 1

14 Andi Dg. Bantang 3 2 2 3 3

15 Dg. Tobo 3 1 3 2 1

16 Dg. Solleng 2 2 2 3 2

17 Dg. Muntu 4 3 2 2 4

18 Dg. Nambung 3 2 2 3 3

19 Dg. Syam 3 3 2 2 3

20 Kadir Dg. Lulu 2 3 3 3 4

Jumlah 59 42 47 51 54

Rata- rata 2.95 2.1 2.35 2.55 2.7

Bobot 0.12 0.08 0.09 0.08 0.11

Dokumen terkait