MEKANISME PENEGAKAN INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA
6.6. Mekanisme Pelaporan sebagai Sebuah
Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (ICCPR) dengan Pertamanya, Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, dan Budaya (ICESCR) tidak memiliki badan yang memonitor pelaksanaan kovenan oleh negara pihak. Badan yang mengurusi persoalan hak-hak ini dalam sistem PBB adalah Komite Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (selanjutnya disebut Komite), yang dibentuk pada 1987 di bawah ECOSOC. Aktivitas utamanya adalah menguji laporan-
Ibid, hlm 16.
Ibid.
Ibid.
77
Pertanggungjawaban
Berbeda dengan hak-hak sipol yang jaminan utamanya ada dalam Kovenan
Protokol Sosial,
34 35 36
laporan negara pihak hingga mengambil hasil observasi, membuat resolusi serta Komentar Umum. Melalui proses demikian masalah tidak adanya mekanisme menuntut keadilan secara bertahap dicoba diatasi.
Sebab, komite berhak untuk memonitor derajat realisasi hak-hak yang ada dalam Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Saat ini bahkan sedang digagas adanya protokol tambahan bagi hak ekonomi, sosial, dan budaya khusus mengenai mekanisme ‘komplain individu’ terhadap dilanggarnya hak asasi mereka.37
Adapun untuk memonitor, menilai dan mengukur tindakan atau langkah-langkah yang telah dilakukan negara dalam memenuhi hak ekonomi, sosial, dan budaya setidaknya melibatkan hal-hal berikut.
• Penggunaan indikator-indikator. Indikator inilah persis yang akan jadi ukuran sejauh mana negara dari waktu ke waktu merealisasikan pemenuhan hak-hak asasi tersebut. Indikator ini digunakan untuk mengukur situasi tertentu dan perubahan-perubahan yang telah dicapai (harus diingat bahwa hak itu dicapai secara bertahap).
Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya, standar-standar hak ekonomi, sosial, dan budaya belum seluruhnya berkembang. Untuk itu penting membuat indikator mengenai kandungan dari hak- hak ini untuk kegiatan monitoring maupun advokasi. Mungkin di antaranya melakukan penelitian sehingga bisa ditemukan standar dengan pemahaman yang lebih mendalam. Adakah misalnya metode produksi pangan atau perbaikan dalam konservasi dan sistem distribusi pangan?
• Monitoring tindakan pemerintah dan hasil-hasil dari tindakan yang bersangkutan.
• Mengajukan tuntutan ke hadapan pengadilan berdasarkan standar- standar hak asasi manusia. Seperti pernah disinggung sebelumnya di India dan sejumlah negara lain, tuntutan hak atas tempat tinggal layak dapat diajukan dan diproses ke pengadilan.
• Memonitor alokasi anggaran pembangunan.
• Memonitor sejauh mana standar-standar hak asasi manusia menjadi
Ibid.
37
HUKUM HAK ASASI MANUSIA
ukuran dalam perencanaan hingga evaluasi proses pembangunan.38 Salah satu kewajiban pemerintah Indonesia yang telah meratifikasi ICCPR adalah keharusan untuk menyampaikan pelaporan pelaksanaan isi kovenan ini kepada Sekjen PBB untuk kemudian diteruskan kepada Komite HAM sebagaimana dalam sistem HAM PBB. Komite HAM ini dibentuk oleh para negara pihak untuk mengawasi pelaksanaan kovenan sebagaimana dalam Pasal 40 ICCPR, laporan pendahuluan (initial report) pelaksanaan kovenan sudah harus disampaikan kepada Sekjen PBB dalam kurun waktu 1 tahun setelah kovenan berlaku bagi negara pihak. Setelah itu kewajiban pelaporan negara pihak bergantung pada permintaan Komite.39
Rangkuman
Ratifikasi kovenan internasional hak sipil politik merupakan langkah maju pemerintah Indonesia dalam upaya memperbaiki kinerja HAM.
Namun tindakan ratifikasi tidak serta merta memperbaiki situasi HAM dan memperlihatkan membaiknya perlindungan hak sipil politik.
Ratifikasi itu sendiri belumlah merupakan langkah yang cukup untuk memperkuat sistem hukum, menjamin perlindungan, memastikan ditegakkannya prinsip yang terkandung dalam kovenan.
Ratifikasi tidak saja suatu pengadopsian prinsip internasional hak sipil politik ke dalam hukum nasional. Ratifikasi juga membawa Indonesia ke dalam suatu kedudukan dan kewajiban tertentu. Dengan ratifikasi berarti Indonesia telah memutuskan untuk menempatkan dirinya dalam pemantauan badan internasional khususnya hak sipil politik. Karenanya, Indonesia terikat pada kewajiban membuat laporan periodik implementasi kovenan. Pada saat yang bersamaan maka ini berarti bahwa Indonesia sepakat menerima sejumlah kewajiban, yaitu:
kewajiban menghargai, melindungi dan memenuhi hak sipil politik.
Ibid, hlm. 17.
Ibid.
79
38 39
Tiga kewajiban tersebut mengandung kewajiban positif maupun negatif negara. Kewajiban memenuhi termasuk di dalamnya adalah tindakan legislatif, administratif, yudisial dan tindakan praktis yang memastikan hak-hak dalam kovenan itu dilaksanakan.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta komitmen bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat internasional untuk memajukan dan melindungi HAM, Indonesia perlu mengesahkan instrumen-instrumen internasional utama mengenai HAM, khususnya International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya) serta International Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik).
Setelah ratifikasi ICESCR, pemerintah Indonesia memiliki kewajiban yang mengikat secara hukum untuk melakukan beberapa hal. Antara lain negara, dalam hal ini pemerintah, harus segera melakukan reformasi hukum dengan menerjemahkan prinsip dan ketentuan yang terkandung dalam ICESCR ke dalam hukum nasional. Pemerintah juga harus segera melakukan harmonisasi hukum nasional dengan menggunakan kerangka ICESCR. Semua peraturan perundang-undangan yang tak sesuai dengan ICESCR harus dicabut dan direvisi. Begitu juga dengan RUU yang telah dibahas dan disiapkan hingga proses ratifikasi. Selain itu, pemerintah harus melakukan sosialisasi ICESCR yang telah diratifikasi sehingga banyak orang akan mengetahui apa saja hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang seharusnya dinikmati warga negara. Dengan telah diratifikasinya ICESCR, pemerintah Indonesia mempunyai kewajiban untuk membuat laporan mengenai upaya dan capaian pelaksanaan hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya yang harus disampaikan pada Komite di PBB.
HUKUM HAK ASASI MANUSIA