Dalam konteks inilah kami berharap buku ini dapat melengkapi kekayaan bahan ajar hukum hak asasi manusia. HUKUM HAK ASASI MANUSIA Integritas manusia, kebutuhan dasar manusia dan prinsip kebebasan sipil dan politik.25.
Pengertian Hak Asasi Manusia dan Kewajiban Dasar
Rover menjelaskan, Hak Asasi Manusia adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hak asasi manusia adalah hak yang sah dan itu berarti sah.
Teori Universalisme dalam Konsepsi HAM
Prasyarat penting untuk perlindungan hak asasi manusia ialah konsep individu sebagai pemegang hak. Konsep universal hak asasi manusia menekankan sifat dan ciri-ciri hak asasi manusia ini.
PRINSIP POKOK HAK ASASI MANUSIA DALAM HUKUM HAM INTERNASIONAL
- Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia 1. Prinsip Universal dan Tidak Dapat Dicabut
- Prinsip Saling Terkait
- Prinsip Tidak Dapat Dibagi
- Prinsip Partisipasi dan Inklusi
- Prinsip Akuntabilitas dan Rule of Law
- Prinsip Kesetaraan
- Prinsip Anti Diskriminasi
- Sifat Mengikat Instrumen HAM
- Subjek Hukum HAM Negara
Menurut hukum hak asasi manusia internasional, negara tidak boleh dengan sengaja mengabaikan hak dan kebebasan. Negara adalah subjek utama hukum internasional dan, dengan demikian, juga merupakan subjek hukum hak asasi manusia.
HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK
Pendahuluan
Namun setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, hak-hak sipil dan politik yang terkandung dalam UUD 1945 tidak mampu dan/atau tidak mau dilaksanakan sepenuhnya dengan baik oleh pemerintah-pemerintah yang berkuasa pada saat itu, mulai dari rezim Presiden Sukarno. kepada Soeharto. Hal ini tercermin dari beberapa kasus yang ada yaitu pelanggaran hak sipil dan politik di dalamnya.3.
Pengaturan Hak Sipil dan Politik dalam ICCPR
Klasifikasi lainnya adalah hak yang dapat dilepaskan, yaitu hak yang pemenuhannya dapat dikurangi atau dibatasi oleh negara-negara yang mengadakan perjanjian. Negara-negara Pihak ICCPR dapat mengurangi atau menyimpang dari kewajiban mereka untuk memenuhi hak-hak tersebut, namun penyimpangan tersebut hanya diperbolehkan jika sebanding dengan ancaman terhadap keamanan nasional atau keadaan darurat yang mereka hadapi dan tidak bersifat diskriminatif secara rasial. atau etnis. 5.
Tanggung Jawab Perlindungan dan Pemajuan Hak
Ketentuan tersebut juga mencakup perlindungan, pemajuan, pelaksanaan dan pemenuhan hak dan kebebasan sipil dan politik. Namun jika negara berperan intervensi, maka hak dan kebebasan yang diatur di dalamnya akan dilanggar oleh negara.
HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA
Pendahuluan
Ifdhal Kasim menjelaskan bahwa hak-hak ECOSOB merupakan bagian penting dari hukum hak asasi manusia internasional, tidak berbeda dengan hak-hak sipil dan politik; bersama dengan hak-hak sipil dan politik, hal ini merupakan bagian dari Piagam Internasional Hak Asasi Manusia. Standar normatif dan internasional, kontribusi pada seminar dan lokakarya nasional “Menuju perlindungan dan pemantauan efektif hak-hak ekonomi, sosial dan budaya di Indonesia”, yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Hak Asasi Manusia UII bekerja sama dengan Pusat Hak Asasi Manusia Norwegia (NCHR ), di Yogyakarta, 16 April 2007, hal.
Urgensitas Penjaminan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration
Terkait urgensi memastikan terselenggaranya perlindungan hak ekonomi, sosial, dan budaya, Agung Yudhawiranata menjelaskan sebagai berikut. Hak-hak ECOSOC tidak dapat dipisahkan dari hak asasi manusia lainnya: saling ketergantungan hak asasi manusia merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari saat ini.
Isu Penting Seputar Pelaksanaan Penjaminan Hak
HUKUM HAK ASASI MANUSIA mengartikan bahwa hak ekonomi, sosial dan budaya merupakan hak positif, sedangkan hak sipil dan politik merupakan hak negatif. Dalam hal ini, hak ekonomi, sosial, dan budaya dianggap sebagai hak positif yang memerlukan intervensi negara.
PENGATURAN PERLINDUNGAN HAM INDONESIA MENURUT UNDANG-
Pengertian Dasar
Pasal 1 juga mendefinisikan diskriminasi, penyiksaan, anak1 dan Komnas HAM2.
Asas-Asas Dasar
- Hak untuk Hidup
- Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan
- Hak Mengembangkan Diri
- Hak Memperoleh Keadilan
- Hak Atas Kebebasan Pribadi
- Hak Atas Rasa Aman
- Hak Atas Kesejahteraan
- Hak Turut Serta dalam Pemerintahan
Dalam praktiknya, seiring berkembangnya kapitalisme, hak-hak pekerja diperlakukan secara sewenang-wenang, sehingga wajar jika hak atas kesejahteraan menjadi prioritas utama dalam perlindungan hak asasi manusia. Perempuan yang tergolong kelompok rentan mendapat tempat khusus dalam skema jaminan perlindungan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999.
MEKANISME PENEGAKAN INSTRUMEN INTERNASIONAL HAK ASASI MANUSIA
Ratifikasi Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik Agung Putri dalam makalahnya berpandangan bahwa ratifikasi
Nasional”, makalah pada Seminar Nasional Perlindungan Hak Asasi Manusia Melalui Hukum Pidana, Jakarta, 5 Desember 2007, hal. Ratifikasi berarti Indonesia telah memutuskan untuk menempatkan dirinya di bawah pengawasan badan-badan internasional, khususnya hak-hak sipil dan politik. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik (ICCPR) mengungkapkan bahwa dalam sejarah kehidupan bangsa Indonesia, upaya pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia mengalami pasang surut.
Pertimbangan Indonesia untuk Menjadi Negara Pihak
Amandemen kedua UUD 1945 menyempurnakan komitmen Indonesia dalam upaya pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia dengan mengintegrasikan ketentuan-ketentuan penting instrumen internasional tentang hak asasi manusia, sebagaimana tercantum dalam BAB XA tentang Hak Asasi Manusia. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta komitmen bangsa Indonesia sebagai bagian dari masyarakat. HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL Untuk memajukan dan melindungi hak asasi manusia, Indonesia harus meratifikasi instrumen internasional terpenting mengenai hak asasi manusia, khususnya Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya dan Kovenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil dan Hak Politik). . Hak).9.
Ratifikasi Kovenan Internasional Hak Ekonomi Sosial dan Budaya
Merujuk pada Pasal 2 Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, kewajiban negara tidak dirumuskan secara tegas. Daftar yang disusun di bawah ini didasarkan pada kewajiban negara untuk berperan aktif dalam menjamin terpenuhinya hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya secara layak. Misalnya, strategi wajib belajar sembilan tahun (untuk memenuhi hak atas pendidikan), namun tidak dilaksanakan, dapat dianggap sebagai pelanggaran negara terhadap hak atas pendidikan karena kelalaian;
Kewajiban Negara Setelah Ratifikasi
11/2005, Penjelasan Pasal 1 ayat dan konvensi tentang hak-hak sosial.13. Kegagalan untuk memenuhi kewajiban minimum dapat digambarkan sebagai pelanggaran terhadap hak-hak yang tercantum dalam Konvensi Hak Ekonomi dan Sosial. Dengan cara ini, menurut panitia, penegakan hak-hak dalam Konvensi Hak-Hak Ekonomi dan Sosial dapat ditangani oleh lembaga peradilan.28.
Mekanisme Monitoring Pelaksanaan Obligasi Negara Selain memberikan penafsiran dan elaborasi terhadap pasal-pasal
Meski “terlambat” lahir, jika dibandingkan dengan “Komite Hak Asasi Manusia”, pada tahun 1986 Komite Ekonomi dan Sosial mulai menjalankan fungsinya sebagai lembaga pengawas dan Kelompok Kerja yang dibentuk oleh Dewan Ekonomi dan Sosial. terbentuk digantikan - . Dalam UU HAM ini, Komite diharapkan selalu mengembangkan praktik-praktik kreatif untuk mendorong Negara Pihak agar benar-benar memenuhi kewajibannya. Selain melalui mekanisme perjanjian, pengawasan juga dimungkinkan dilakukan tanpa perjanjian, seperti prosedur khusus di bawah Komisi Hak Asasi Manusia – yang kini digantikan oleh Dewan Hak Asasi Manusia.
Mekanisme Pelaporan sebagai Sebuah
Sebab, komite tersebut berhak memantau sejauh mana realisasi hak-hak yang tertuang dalam Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. Saat ini bahkan sudah ada protokol tambahan khusus hak ekonomi, sosial, dan budaya mengenai mekanisme 'pengaduan perseorangan' terkait pelanggaran hak asasinya.37. Indikator inilah yang nantinya akan menjadi ukuran sejauh mana suatu negara mewujudkan pemenuhan hak asasi manusia tersebut dari waktu ke waktu.
PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA
Latar Belakang Kehadiran Pengadilan HAM
Tidak hanya itu, Komisi Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa pada tanggal 23–27 September 1999 mengadakan sidang khusus mengenai situasi di Timor Timur. Kemudian pemerintah Indonesia menyusun dan mengundangkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) pada tanggal 23 September 1999 dan Undang-undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM) pada tanggal 23 November 2000.4. Perhatian internasional tersebut dibuktikan dengan banyaknya seruan kepada pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan pelanggaran HAM di Timor Timur.
Dasar Pembentukan UU No. 26 Tahun 2000
Setelah DPR menolak aturan tersebut di atas, pemerintah mengajukan rancangan undang-undang tentang pengadilan hak asasi manusia. Pelanggaran hak asasi manusia yang berat merupakan 'kejahatan luar biasa' dan mempunyai dampak luas baik nasional maupun internasional, bukan merupakan tindak pidana yang diatur dalam KUHP dan menimbulkan kerugian baik materiil maupun intangible sehingga menimbulkan perasaan tidak aman. bagi individu dan masyarakat sehingga harus segera dipulihkan untuk mewujudkan supremasi hukum untuk mencapai perdamaian, ketertiban, ketentraman, keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kasus pelanggaran HAM berat memerlukan langkah penyidikan, penyidikan, penuntutan, dan penyidikan khusus.
Kompetensi Pengadilan
26 Tahun 2000, bahwa Pengadilan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas dan yurisdiksi memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Bahwa Negara-negara Peserta, bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, telah berupaya mencapai kemajuan universal dalam penghormatan dan ketaatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan mendasar. Pendidikan harus ditujukan untuk pengembangan kepribadian seseorang secara utuh dan untuk memperkuat penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar.
Pasal 1
PERJANJIAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK SIPIL DAN POLITIK Ditetapkan melalui Resolusi Majelis Umum 2200 A (XXI) tanggal 16 Desember 1966, terbuka untuk ditandatangani. Menimbang bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang dicanangkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, pengakuan terhadap martabat dan hak-hak yang setara dan tidak dapat dicabut dari seluruh anggota umat manusia merupakan dasar kebebasan, keadilan dan perdamaian di dunia. Mengakui bahwa hak-hak tersebut timbul dari martabat yang melekat pada setiap manusia.
Pasal 2
Negara-negara Pihak pada Konvensi ini berjanji untuk menjamin persamaan hak antara laki-laki dan perempuan untuk menikmati semua hak sipil dan politik yang diatur dalam Konvensi ini. Setiap Negara Pihak pada Konvensi ini yang menggunakan haknya untuk melakukan derogasi harus segera memberitahukan Negara-Negara Pihak lainnya, melalui Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengenai ketentuan-ketentuan yang telah dikurangi dan alasan penerapannya. . Tidak ada ketentuan dalam Konvensi ini yang dapat ditafsirkan sebagai memberikan wewenang kepada Negara, kelompok atau individu mana pun untuk melakukan kegiatan yang bertujuan menghancurkan hak-hak dan kebebasan yang diakui dalam Konvensi ini atau membatasi hak-hak tersebut hingga batas yang lebih besar daripada yang ditentukan dalam Konvensi ini.
Pasal 6
Siapa pun yang dirampas kebebasannya harus diperlakukan secara manusiawi dan dengan menghormati martabat yang melekat pada dirinya. Setiap orang yang secara sah berada di wilayah suatu negara berhak atas kebebasan bergerak dan bebas memilih tempat tinggal di wilayah tersebut. Setiap orang berhak atas pengakuan kepribadian hukum, dimanapun mereka berada.
Pasal 28
Pemilihan anggota Komite akan dilakukan pada pertemuan Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini yang diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menyiapkan daftar alfabetis yang memuat nama-nama orang yang ditunjuk dan menyerahkannya kepada Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini. Negara-Negara Pihak yang bersangkutan harus membagi semua biaya secara merata di antara para anggota Komisi sesuai dengan perkiraan yang diberikan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Pasal 46
Pasal 48
Setiap Negara Pihak pada Kovenan ini dapat mengusulkan amandemen dan menyampaikannya kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa. Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas kondisi kerja yang adil dan menguntungkan dan khususnya menjamin: Negara-negara Pihak pada Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas jaminan sosial, termasuk asuransi sosial.
Pasal 16
Negara-negara Pihak pada Kovenan ini mengakui manfaat yang dapat diperoleh dari pemajuan dan pengembangan hubungan internasional serta kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini harus menyampaikan laporan mereka secara bertahap, sesuai dengan program yang ditetapkan oleh Dewan Ekonomi dan Sosial, dalam jangka waktu satu tahun setelah berlakunya Kovenan ini, setelah berkonsultasi dengan Negara-negara Pihak dan badan-badan khusus. Khawatir. Negara-Negara Pihak pada Kovenan ini dan badan-badan khusus yang relevan dapat menyampaikan komentar kepada Dewan Ekonomi dan Sosial mengenai rekomendasi-rekomendasi yang dibuat sesuai dengan Pasal 19, atau mengenai referensi terhadap rekomendasi-rekomendasi umum tersebut, dalam laporan Komisi Hak Asasi Manusia atau referensi apa pun. dokumen. di.di.
Pasal 26
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan memberitahukan semua Negara yang telah menandatangani Konvensi ini atau yang telah mengaksesi Konvensi ini mengenai penyimpanan setiap instrumen ratifikasi atau aksesi. Perserikatan Bangsa-Bangsa dan diterima oleh dua pertiga mayoritas Negara Pihak pada Konvensi ini sesuai dengan prosedur konstitusional masing-masing. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa akan mengirimkan salinan resmi Konvensi ini kepada semua Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26.
ASAS-ASAS DASAR
UMUM
Undang-undang ini menetapkan aturan-aturan tentang hak asasi manusia yang menjadi dasar deklarasi hak asasi manusia. Undang-Undang Hak Asasi Manusia ini merupakan payung bagi seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hak asasi manusia. Pembatasan yang disebutkan dalam pasal ini tidak berlaku terhadap hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi (non-derogable right).