• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Spesiasi

9) Konsep spesies pluralistic, spesies merupakan gabungan dari beberapa konsep, misalnya gabungan konsep ekologi dan konsep genetik.

10) Konsep spesies biologi, spesies adalah populasi organsme yang memiliki keserupaan di alam yang dapat mengadakan perkawinan dan menghasilkan keturunan yang fertil.

meskipun sudah berada dalam satu lingkungan lagi (simpatrik), tetap tidak mampu mengadakan pembuahan.

Mekanisme isolasi intrinsik, dapat dibedakan (1) mekanisme yang menyebabkan terhalangnya perkawinan, (2) mekanisme yang menyebabkan terjadinya hibrida, (3) mekanisme yang mencegah kelangsungan hibrida.

a. Isolasi Ecogeografik

Dua populasi yang terpisah oleh barier geografik yang lama, pada suatu waktu telah menjadi sangat berbeda secara morfologik ataupun secara anatomik sehingga pada saat terdapat dalam keadaan tidak terpisah keduanya tidak simpatrik lagi. Sebagai contoh dapat dikemukakan disini yaitu Platanus occidentalis dan Platanus orientalis yang secara artificial dapat saling diserbukan tetapi penyerbukan secara alami tidak terjadi. Dapat dikatakan disini bahwa keduanya tidak hanya terpisah secara geografik tetapi juga terpisah secara genetik.

Gambar V.1. Model isolasi geografik/spesiasi geografik (Sumber Prawoto, 2001)

b. Isolasi Habitat

Dua populasi simpatrik yang menghuni habitat yang berbeda, dalam kenyatanya akan kawin dengan populasi yang sama, dibanding dengan populasi yang berbeda (Lihat gambar V.1).

(A) = Barier ekstrinsik membelah populasi menjadi dua sub populasi, tetapi karena populasi tidak berlangsung lama, maka kedua subpopulasi tersebut menjadi satu kembali.

(B) = Dua populasi terpisah oleh bariergeografik dalam waktu yang cukup lama, namun kemudian pada saat barier tersebut hilang, terjadi hibridisasi antara keduanya. Dari peristiwa ini digambarkan bahwa hibrid dalam hal ini tidak dapat beradaptasi lebih baik dari induknya. Dalam waktu berikut selanjutnya terjadi difergensi. Peristiwa ini yang disebut dengan peristiwa “Pergantian”.

(C) = Dua populasi terpisah/terbentuk sebagai akibat adanya isolasi yang lama.

Sebagai contoh dapat dikemukakan yaitu Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Namun kecenderungannya, Bufo fowleri akan kawin dengan Bufo fowleri dan Bufo americanus akan kawin dengan Bufo

americanus. Pilihan ini ada hubungannya dengan pilihan tempat tinggalnya. Bufo fowleri memilih tempat tinggal dan kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus memilih tempat yang berujud kubangan-kubangan air hujan. Contoh lain, menyangkut capung yang dikenal dengan nama Progompus abscurus yang menghuni bagian selatan florida, dan Progompus alachuensis yang menghuni bagian selatan florida. Dibagian sentral florida keduanya dapat dijumpai, namun ternyata masing-masing habitat yang berbeda. Progompus abscurus memilih hidup di dekat sungai, sedang Progompus alachuensis menghuni daerah dekat danau.

c. Isolasi Iklim/Musim

Kalau dimuka disebut-sebut contoh tanaman yang dapat diserbukan secara artifisial dan menghasilkan keturunan yang fertil, namun tidak dapat pernah terjadi pembuahan secara alami, karena terpisah secara ecogeografik, maka pada Pinus radiata dan Pinus muricata keduanya juga dapat diserbukkan secara artifisial. Namun secara alami pembuahan tidak mungkin terjadi. Peristiwa ini disebabkan karena masa berbunga Pinus radiata terjadi pada bulan Februari, sedangkan Pinus muricata terjadi pada bulan April. Hal ini juga terjadi pada hewan, seperti Rana, yang disebabkan masa aktif perkawinannya berbeda.

Gambar V.2. Aktifitas Kawin Berbagai Jenis Katak. (Sumber Prawoto, 2001)

d. Isolasi Kelakuan

Kelakuan atau sebagaimana diketahui merupakan kegiatan biologi yang kompleks dan merupakan suatu totalitas, dan merupakan penampilan yang “Spesies- spesies”, khas untuk spesies tertentu, suatu hal yang stereotipik. Dalam kegiatan reproduksi, tersebut di atas memberi ciri yang menyebabkan tidak akan terjadi kekeliruan perkawinan antara spesies yang berbeda-beda.

Di alam dapat dijumpai beranekaragam itik, namun karena ciri perilaku kawin berbeda-beda terjadilah isolasi reproduksi. Gambar V.3. di bawah ini adalah contoh perilaku kawin, dalam hal ini saat itik jantan meminang itik betina, dari jenis jantan Mallard.

Gambar V.3. Mallard jantan menunjukkan perilaku kawin: gambar B C D.

Gambar A menunjukkan sewaktu bersenang biasa, bukan saat meminang, seperti yang ditunjukkan dalam gambar B – C – D. (Sumber Prawoto, 2001)

Yoselyn Crane, dari Beebe Tropical Research Station di Trinidad berhasil membeberkan perilaku kawin pada kepiting jantan dari genus Uca, yang mengangkat tinggi-tinggi sapitnya yang besar, mengangkat badannya di bagian itu, dan berjalan mengelilingi lubang tempat kepiting betina berada. Ia memperoleh kenyataan bahwa perbedaan antara kepiting jantan yang berbeda spesiesnya pula perilakunya dan ini cukup menyolok. Perilaku kawin pada jangkrik atau burung dimanifestasikan dalam bentuk suara, pada burung ini merupakan penunjang manifestasi yang berupa perilaku visual.

Gambar V.4. Kepiting Uca, bergerak mengelilingi lubang tempat dimana kepiting betina tinggal dan mengangkat salah satu sapit (yang besar) tinggi-

tinggi. (Sumber Prawoto, 2001)

e. Isolasi Mekanis

Isolasi reproduksi yang didasarkan atas apa yang disebut isolasi mekanis dapat terjadi bila jenis jantan mempunyai ukuran tubuh yang terlalu besar bagi jenis betinanya. Dapat pula terjadi karena alat kelamin jantan mempunyai ukuran dan atau bentuk yang tidak cocok dengan lubang alat kelamin betina. Berikut ini adalah contoh alat kelamin jantan binatang berkaki seribu dari Genus Brachoria. Ada enam bentuk yang berlainan.

Gambar V.5. “alat kelamin” jantan pada enam spesies yang berbeda yang termasuk Genus Brachiora. (Sumber Prawoto, 2001)

Keserasian bentuk dan ukuran alat kelamin jantan dan betina ini diumpamakan sebagai keserasian antara kunci dan gembok (Lock and Key). Antara hewan dan tumbuhan juga dijumpai adanya kecocokan semacam itu, misalnya antara bentuk kelopak bunga dan binatan penyerbuknya.

f. Isolasi Gametik

Tidak selamanya penyerbukan yang berhasil diikuti dengan pembuahan. Pada percobaan dengan menggunakan Drosophila virilis dan Drosophila americana, melalui inseminasi buatan sperma tidak dapat mencapai sel telur karen terhambat oleh cairan yang dihasilkan oleh cairan

reproduksi. Kejadian lain dengan menggunakan Drosophila yang berbeda menunjukkan bahwa pembuahan tidak terjadi oleh karena membengkaknya saluran reproduksi betina sehingga betina, sehingga sperma tersebut mati. Peristiwa tidak terjadinya pembuahan ini disebut Isolasi genetik. Pada tanaman, hal semacam ini juga dapat terjadi karena inti serbuk sari tidak dapat mencapai inti sel telur.

g. Isolasi Perkembangan

Langkah yang lebih maju dapat terjadi, artinya polinasi terjadi dengan sukses, juga diikuti fertilisasi (tidak seperti pada isolasi gametik), tetapi embrio tidak dapat tumbuh dan segera mati. Ini terjadi pada Rana pipien, dan sering dijumpai pada ikan, yang karena telur yang berada di air terbuahi oleh sperma yang berasal dari ikan lain spesies.

h. Ketidakmampuan Hidup Hibrid

Isolasi reproduksi yang telah dibicarakan berturut- turut menyangkut peristiwa tidak dapat berlangsungnya perkawinan disebabkan karena adanya hambatan geografik, adanya barier fisik yang ikuti oleh barier genetik, adanya perbedaan musim perkawinan, dan karena adanya hambatan mekanik. Kalau hambatan seperti tersebut di atas dianggap sebagai hambatan pada tahap pertama, maka hambatan pada tahapan lebih lanjut disebabkan karena tidak dapat bertemunya gamet, dengan lain perkataan tidak terjadi

fertilisasi. Hambatan yang lebih lanjut seperti disebutkan di atas adalah tidak dapat berkembangnya embrio.

Pada peristiwa lain dijumpai bahwa sampai ada pembentukan embrio, segala sesuatunya berjalan dengan baik dan embrio yang terbentuk pun dapat tumbuh, namun pertumbuhannya tidak dapat mencapai usia reproduksi, biasanya cacat atau lemah kemudian mati, sehingga hibrid yang terjadi tidak menghasilkan keturunan. Para ahli berpendapat bahwa hal ini terjadi karena tidak terjadi pertukaran gan antara kedua induk tersebut. Pada tanaman tembakau hal ini disebabkan oleh karena adanya tumor pada bagian vegetatifnya dan tidak mampu berbunga kemudian mati.

i. Sterilisasi Hibrida

Perkawinan antara kambing dan biri-biri proses atau tahapan yang dilalui dapat selangkah lebih maju dibanding dengan peristiwa di atas. Artinya hibrid dapat tumbuh dengan baik dan mencapai umur reproduksi. Namun kemudian ternyata bahwa hibrid tersebut tidak mampu mempunyai keturunan, steril. Keadaan semacam itu dijumpai pula pada perkawinan antara kuda dan keledai.

Pada peristiwa inipun dikatakan bahwa tidak terjadi pertukaran gen.

j. Eliminasi Hibrida melalui Seleksi

Hibrida yang fertil, mempunyai keturunan dan keduanya dapat bertahan hidup dan beranak-pinak, dapat dianggap atau dinyatakan sebagai suatu spesies, spesies baru. Kenyataan menunjukkan bahwa hibrida dan turunannya kurang dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkunganya, sehingga dalam kurun waktu yang tidak lama segera akan mengalami kepunahan. Dikatakan bahwa antara kedua induk dalam perkawinannya terjadi pertukaran gen namun tidak keseluruhan gena bertukar. Pada umumnya perkawinan yang terjadi antara spesies yang sama keturunannya lebih banyak dan lebih adaptif dibanding dengan keturunan hibridanya. Akibatnya seperti tersebut di atas keturunan hibrida tersebut akhirnya tereliminasi oleh alam, punah. Orang mengatakan sebagai koreksi oleh alam.