• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode ACM (Aku Cepat Membaca)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN

7. Metode ACM (Aku Cepat Membaca)

belajar itu demi mencapai tujuan. Murid akan menguasai hasil belajar dengan optimal, jika dalam belajar dimungkinkan untuk sebanyak mungkin berinteraksi dengan isi teks pelajaran. Untuk pelajaran membaca indra yang paling dominan digunakan ialah indra penglihatan dan pendengaran, membaca dan menyimak cerita yang dibacakan.

b) Minat

Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca. Orang yang mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesehariaannya untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membaca atas kesadarannya sendiri.

Berbeda dengan pendekatan metode pendidikan atau pembelajaran membaca dan menulis yang pada umumnya menempatkan pengenalan huruf sebagai langkah awal mengenalkan membaca pada anak, metode ACM justru menempatkan pengenalan huruf pada akhir pembelajaran. ACM mengajarkan membaca secara utuh meliputi kata lembaga, perubahan bunyi a, i, u, e, o, bunyi transfer (sulit), bunyi nga-nya, bunyi mati, bunyi–ng , latihan membaca dan pengenalan huruf. Materi ACM pun disusun dan disesuaikan dengan kemampuan rata-rata anak yaitu dimulai dari pengenalan bunyi yang paling mudah hingga pengenalan bunyi yang paling sulit.

Metode ACM dapat diikuti oleh anak usia dini, TK (pra-sekolah), SD, dan orang dewasa. Dengan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan peserta didik secara bertahap dari materi kata lembaga ia mulai belajar sampai materi terakhir yaitu pengenalan huruf. peserta didik dapat belajar melalui kursus di kelas secara klasikal maupun di rumah secara privat.

ACM adalah sebuah buku sederhana yang dikemas sebagai panduan/

acuan cara membaca dan menulis permulaan. Pembelajaran ini mencoba menggunakan metode yang pada saat sekarang ini sedang dikembangkan oleh berbagai ahli dalam pembelajaran membaca dan menulis dalam berbagai bahasa yaitu yang dikenal dengan pendekatan global yang bersifat Analitik Sintetik yang juga dikenal dengan nama Struktural Analitik Sintetik (SAS).

Metode ACM pada awalnya disusun dengan metode yang baku dan dirancang mula-mula untuk anak-anak yang berbahasa Indonesia/ Melayu. Kalau

kita perhatikan, bahwa tindak awal belajar membaca huruf latin itu Sebenarnya merupakan bagian daripada belajar bahasa Indonesia. Bahkan ia merupakan langkah awal daripada belajar bahasa tersebut. Oleh karena itu dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan harus menggunakan metode pembelajaran bahasa Indonesia.

Metode Pembelajaran ACM didesain secara istimewa, lain dari yang lain.

Sangat inovatif dan kreatif sehingga membuat semua anak didik akan ketagihan belajar membaca dan menulis. Mereka menguasai tidak saja dalam hal kemampuan membaca dan menulis, tetapi yang lebih penting adalah mereka memahami konsep dasar dari membaca dan menulis itu sendiri. Dan tentunya hal ini sangat baik bagi prestasi anak didik di sekolah, maupun di masa depannya.

Metode ACM sifatnya bukan mengajar, tetapi hanya mendorong, hingga guru hanya : TUT WURI HANDAYANI. Warga Belajar dianggap telah memiliki persiapan dengan pengetahuan tersedia. Warga belajar membuka buku atau melihat alat peraga/papan tulis tidak dalam keadaan kosong. Karena sudah punya persiapan, maka murid tinggal membaca sendiri, memisah sendiri, memilih sendiri dan memadu sendiri. Disini WB tampak cerdas. Karena itulah pembelajaran ini dengan metodenya, memenuhi syarat untuk disebut : Cara Belajar Murid Aktif (CBSA).

Metode ACM ini memiliki komposisi pembelajaran 70% belajar membaca dan 30% belajar menulis. Pembelajaran ini juga menggunakan konsep

sambil bermain, mengembangkan kreatifitas dan imajinasi dengan bercerita, alat peraga, musik sebagai media dan bahan belajar serta media-media pendukung lainnya.

Metode ACM dapat diajarkan secara klasikal, dengan memenuhi syarat klasikal yaitu sama usianya, sama ilmunya/pengetahuannya, sama kemampuannya (rata-rata) dan sama kecerdasannya / IQ. Kunci menguasai suatu ilmu adalah disiplin, karena itulah masalah kedisiplinan ini sangat mendapat fokus di ACM.

Standardisasi cara mengajar adalah salah satu upaya membentuk kedisiplinan kepada anak didik. Teknik ini menjadi keharusan bagi setiap guru yang mengajarkan. Tak satu pun yang boleh terlewat. Materi disusun secara sistematis sedemikian rupa sehingga setiap peserta didik akan berhasil meningkatkan penguasaan membaca secara bertahap tanpa merasa stress atau terbebani.

Metode belajar kreatif & inovatif salah satu keistimewaan ACM adalah penggunaan metode yang sangat unik dan tentu saja kreatif, yaitu model bermain sambil belajar. Peserta didik tidak akan mengalami kejenuhan dalam belajar karena memang mereka serasa sedang bermain. Selama permainan itu, tanpa mereka sadari, kemampuan membacanya meningkat dengan pesat.

Fun learning system atau metode belajar sambil bermain membaca dengan menggunakan suku kata (bukan mengeja) sehingga anak lebih cepat belajar, memiliki banyak alat peraga dan permainan yang membuat anak senang belajar dan tidak bosan.

a. Sistematika pembelajaran Metode ACM 1) Kata Lembaga /Kata Kunci

2) Perubahan Bunyi a, i, u, e, o

3) Perubahan Bunyi dari mudah-sulit (transfer) 4) Perubahan Bunyi NGA-NYA

5) Perubahan Bunyi Mati 6) Perubahan Bunyi NG 7) Latihan Membaca Cerita 8) Pengenalan Huruf

Untuk mengajarkan murid kelas I membaca,dilakukan dengan menggunakan pendekatan bermain atau dengan alat permainan khusus yang sesuai dengan anak-anak perlu diketahui bahwa pendidikan anak kelas I itu masih dalam masa bermain.Anak dirangsang dengan permainan yang memenuhi proses sebagai berikut :

1) Mengamati 2) Memilih 3) Memisah

4) Menggabung/Memadu b. Ciri Khas Metode ACM

1) Cepat 2) Mudah

3) Menyenangkan

4) Anti Lupa 5) Tanpa Mengeja

6) Tanpa Menghafal Huruf 7) Tanpa Level/Tidak Menjilid

c. Tips Mengajarkan Anak Membaca

1) Yakinkan pada anak bahwa belajar membaca itu mudah & menyenangkan 2) Didiklah anak sesuai dengan tahap perkembangannya

3) Ajarkan membaca pada saat anak dalam suasana gembira

4) Pastikan suasana selama belajar dalam kondisi tenang dan nyaman

5) Gunakan teknik yang bervariasi sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan anak

6) Lakukan aktivitas dalam bentuk permainan, nyanyian, dan bercerita 7) Lakukanlah secara bertahap, rutin, dan konsisten

8) Rentang waktu belajar dalam waktu yang singkat 9) Berhentilah sebelum anak bosan atau ingin berhenti

d. Manfaat menggunakan Metode ACM

1) Guru/ tutor mempunyai keahlian tambahan sehingga dapat mengajar dengan lebih baik, efektif dan efesien

2) Anak didik merasa cepat menguasai materi belajar sehingga tidak merasa jenuh, bosan dan dapat menambah kepercayaan dirinya karena sudah bisa belajar dan menguasainya dalam waktu yang singkat.

3) Menambah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.

4) Orangtua Merasa Puas dan Senang karena anaknya dapat membaca dan menulis dengan cepat

Berhasil dan tidaknya proses pembelajaran metode ACM tergantung pada kedisiplinan pengajar dalam menggunakan metode atau petunjuk cara menggunakan buku ini. Mencoba untuk mencampuradukkan dengan metode lain, hanya akan menghasilkan kegagalan.

Dokumen terkait