• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis regresi logistik karena datanya berupa data rasio dan variabel dummy.

1. Analisis Regresi Logistik

Menurut Jaya (2020:) Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji kemunculan variabel dependen yang dapat diprediksi oleh variabel independen. Teknik analisis logistik regresif tidak memerlukan asumsi normalitas data pada variabel bebas. Model regresi logistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah:

Y = 𝛼 + 𝛽1 KO + 𝛽2 KA + ᵉ

Keterangan :

Y : Variabel Audit Delay

KO : Komisaris Independen

KA : Komite Audit

α : Konstanta

ᵉ : Standar

𝛽1, 𝛽2 : Koefisien Regresi

2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian overall model fit digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit dengan data atau tidak. Hipotesis untuk menilai fit atau tidaknya suatu data sebagai berikut:

H₀: Model yang dihipotesiskan fit dengan data Hₐ: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Berdasarkan hipotesis diatas jelas bahwa kita tidak dapat menolak hipotesis nol sehingga model cocok dengan data. Statistik yang digunakan didasarkan pada fungsi Likelihood. Likelihood L model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L diubah menjadi -2LogL. Penurunan Likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan sesuai dengan data. Log Likelihood dalam regresi logistik mirip dengan pengertian “sum of squared error”

dalam model regresi, sehingga penurunan log menunjukkan model regresi yang baik (Ghozali L, 2013:105).

3. Menguji Kelayakan Model Regresi

Uji Kelayakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test dapat digunakan untuk menentukan kelayakan model regresi. Model ini menguji apakah data empiris yang digunakan konsisten dengan hipotesis nol model (tidak ada perbedaan antara model dan data empiris sehingga model dapat dikatakan fit) (Ghozali L, 2013:106). Penilaian uji tersebut sebagai berikut:

a. Hipotesis nol ditolak jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih kecil atau sama dengan 0,05 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup besar antara model dengan nilai observasi. Akibatnya, Goodness fit model tidak efektif karena tidak dapat memprediksi nilai pengamatan.

b. Hipotesis nol diterima jika nilai nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa model dapat menjelaskan nilai observasi atau model dapat diterima karena cocok dengan data observasi.

4. Pengujian Hipotesis

Tujuan pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah variabel independen, seperti komisaris independen dan komite audit berpengaruh terhadap audit delay menggunakan hasil uji regresi. Cukup dengan menguji Variable in the Equation dan membandingkannya dengan tingkat alfa 0,05 pada kolom Signifikan saat menguji hipotesis dengan regresi logistik (5%). Ha dapat diterima jika tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05.

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Bank OCBC NISP

Bank OCBC NISP sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP yang merupakan bank tertua keempat di Indonesia yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar en Deposito Bank. Karmaka Sujaudaja mulai melakukan pengelolaan bank pada tahun 1963 dengan jabatan sebagai Direktur Operasional. Kondisi Indonesia sedang bergejlak pada saat itu, namun Bank NISP tumbuh dengan sehat dan berhasil melaluinya, salah satunya sanering pada tahun 1965. Bank memasuki tonggak sejarah penting setelah OCBC Bank- Singapura mengkonsolidasikan strategi bisnis di Indonesia melalui penggabungan anak perusahaannya, Bank OCBC Indonesia ke dalam Bank OCBC NISP.

2. Bank Negara Indonesia

Bank Negara Indonesia yang biasa disebut “BNI didirikn di Indonesia sebagai bank sentral. BNI adalah Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang menjadi perusahaan publik untuk pertama kalinya setelah melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya tahun 1996. BNI memberikan penawaran mengenai layanan penyimpanan dana maupun fasilitas pinjaman baik pada segmen korporasi, menengah, maupun kecil.

3. Bank Mayapada Internasional

Bank Mayapa Internasional Tbk yang didirikan pada 7 September 1989 di Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada 10 Januari 1990, kemudian mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Maret 1990. Sejak 23 Maret 1990 perusahaan resmi menjadi bank umum yang diikuti perolehan ijin dari Bank Indonesia sebagai bank devisa pada tahun 1993. Pada tahun 1995 Bank berubah nama menjadi PT. Bank Internasional Tbk.

4. Bank Tabungan Negara

Bank BTN adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang jasa keuangan perbankan yang didirikan pada tahun 1897. Kepercayaan masyarakat dan pemerintah terhadap bank tersebut telah mengantarkan penghargaan sebagai peringkat 1 Bank Terbaik Indonesia tahun 2017. Dengan adanya penghargaan yang didapatkan mampu mengukuhkan optimisme perseroan untuk mampu meningkatkan kinerja positif dan mencapai target bisnis.

5. Bank Neo Commerce

Bank Yudha Bhakti sesuai dengan Persetujuan Prinsipal dari Menteri Keuangan pada tanggal 14 Agustus 1989 yang kemudian memulai operasi pada tanggal 9 Januari 1990. Pada tanggal 13 Januari 2015, Bank Yhuda Bhakti memutuskan untuk go public dengan melakukan penawaran umum perdana (IPO) di Bei. Untuk mendukung aspirasi besar bank, PT Bank Yudha Bhakti Tbk memutuskan untuk menggani nama menjadi PT Bank Neo Commerrce Tbk pada tahun 2020.

6. Bank Danamon Indonesia

Bank Danamon Indonesiia yang berdiri pada tahun 1956 yang telah mengelola total aset konsolidasi sebesar Rp 194 triliun bersama dengan anak perusahaannya. Bank Danamon didukung oleh 864 jaringan kantor cabang konvensional, unit Syariah dan kantor cabang anak perusahaannya serta lebih dari 60.000 jaringan ATM danamon, ATM Bersama, PRIMA dan ALTO. Dengan aneka ragam produk dan layanan keuangan, Danamon siap melaksankan pelayanan bagi nasabah dari berbagai segmen.

7. Bank Bumi Arta

Bank Bumi Arta pada awalnya bernama Bank Bumi Arta Indonesia yang didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967 yang kemudian berganti nama menjadi Bank Bumi Arta pada tanggal 14 September 1992.

Dalam memperkuat struktur permodalan, operasional Bank, dan pengelolaan Bank yang lebih profesional, maka dilakukannya sebuah prinsip, yaitu Good Corporate Governence dan Risk Management.

8. Bank Mandiri

Bank Mandiri telah didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Pembangunan Indonesia dileburkan menjadi Bank Mandiri.

Bank Mandiri menerutkan tradisi selama lebih dari 140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

9. Bank CIMB Niaga

Bank CIMB Niaga yang dulunya nama perusahaan perbankannya ituadalah Bank Niaga merupakan perusahaan yang melayani jasa keuangan. Bank ini didirikan pada tanggal 26 September 1955 yang terletak di Jakarta. CIMB Niaga yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh CIMB Group yang merupakan bank pembayaran terbesar dari segi nilai transaksi di bawah Kustodib Sentrak Efek Indonesia. CIMB Niaga adalah penyedia kredit kepemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia.

10. Bank Maybank Indonesia

Bank Maybank Indonesia didirikan 15 Mei 1959. Pemegang pengendali utama Bank Maybank Indonesia adalah Malayan Banking Berhad (Maybank). Maybank mengendalikan Bank Maybank Indonesia melalui Sorak Financial Holdings Pte. Ltd dan Maybank Offshore Corporate Service (Labuan) Sdn. Bhd. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BNII adalah usaha dibidang perbankan, dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank Maybank mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah sejak bulan Mei 2003.

11. Bank Ganesha

Bank Ganesha berdiri pada tahun 1990 dan beroperasi pada tanggal 30 April 1992. Dalam memenuhi kebutuhan para nasabah, Bank Ganesha melayani dengan baik serta menyalurkan kredit pada segmen Korporasi dan UMKM. Bank Ganesha terus melakukan upaya dalam menambah jaringan dan sekarang memiliki mesin ATM yang terintegrasi dengan jaringan ATM Bersama dan ATM Lin.

12. Bank Central Asia

Nv Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory berdiri sebagai cikal bakal Bank Central Asia (BCA). BCA mampu memperluas jaringan kantor cabang dengan baik dan mengembangkan berbagai produk dan layanan maupun pengembangkan teknologi informasi. BCA terus melakukan perkembangan usahanya dengan meluncurkan serangkaian inovasi layanan digital pada tahun 2019.

13. Bank Capital Indonesia

Salah satu lembaga keuangan yang ada di indonesia adalah Bank Capital Indonesia yang fokus usahanya di perbankan. Pada tahun 2007 Bank tersebut telah mencatat sahamnya di pasar modal dan sampai saat ini telah memiliki 82 Jaringan Kantor Operasional yang tersebar diberbagai penjuru wilayah di Indonesia.

14. Bank J Trust Indonesia

Bank J Trust Indonesia berganti nama pada tanggal 30 Maret 2015 yang sebelumnya nama dari bank tersebut adalah J Trust Co. Ltd. Nama bank tersebut berubah setelah menjadi pemilik saham utama dan mendapatkan persetujuan dari pihak OJK kemudian di umumkan pada tanggal 29 Mei 2015. Pengumuman yang telah dilakukan menjadikan perusahaan tersebut hadir untuk memberikan pelayanan yang lebih berkualitas dengan standar Jepang kepada masyarakat di Indonesia dan Asia Tenggara.

15. Bank Mega

Usaha yang bernama PT Bank Karman berubah menjadi nama PT.

Mega Bank. Pada tahun 2000 dilakukan perubahan nama kembali menjadi

PT. Bank Mega yang berpegang teguh pada azas profesionalisme dan telah menerbitkan obligasi subordinasi.

16. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan banten

Bank Pembangunan Daerah jawa barat dan Banten yang telah didirikan pada tanggal 8 April 1999. Bank BJB merupakan bank yang sebelumnya dimiliki oleh sebuah perushaan Belanda di Indonesia. Ruang lingkup dari BJB adalah kegiatan usaha pada bidang perbankan serta menjadi pembina Bank Perkreditan Rakyat sejawa Barat.

17. Bank Sinarmas

Bank Sinarmas yang didirikan pada tanggal 18 Agustus 1989. Bank sebelumnya telah memperoleh status sebagai Bank Umum Devisa dan berganti menjadi Bank Sinarmas setelah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham. Bank Sinarmas telah melakukan Penawaran Saham Umum Perdana pada tanggal 13 Desember 2010.

18. Bank Artha Graha Internasional

Bank Artha Graha Internasional pada awalnya didirikan pada tanggal 7 September 1973. Bank tersebut memiliki komitmen untuk bisa menjadi lembaga keuangan yang terkemuka dan menghasilkan yang terbaik bagi perusahaan serta memberikan layanan yang prima dengan berbagai produk dan layanan yang telah disediakan.

19. Bank Rakyat Indonesia

Bank yang dikategorikan sebagai bank terbesar di Indonesia adalah bank Rakyat Indonesia yang didirikan di Jawa Tengah tanggal 16 Desember 1895. Setelah dilakukan penjualan saham sebesar 30% bank ini menjadi perusahaan publik.

B. Analisis Stastistik Regresi Logistik

Metode persamaan regresi logistik digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini. Data diolah di Microsoft Excel sebelum diuji menggunakan regresi logistik dengan aplikasi SPSS versi 26. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel penelitian ke dalam aplikasi SPSS, yang kemudian menghasilkan output berdasarkan metode analisis yang digunakan.

1. Menilai Keseluruhan Model (Overal Model Fit)

Menurut Jaya, (2020:103) pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu model yang telah dihipotesiskan sesuai dengan data atau tidak dengan data dilakukan uji dengan hipotesis:

H₀: Model yang dihipotesiskan fit dengan data Hₐ: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2Log Likelihood awal pada block 0 dengan nilai -2Log Likelihood akhir pada block 1.

Tabel 4.1

Tabel Likelihood Block 0

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients Constant

Step 0 1 70,821 1,537

2 68,163 1,957

3 68,106 2,031

4 68,106 2,033

5 68,106 2,033

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 68,106

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 26

Nilai -2 LogL akhir pada block number 1 dapat ditunjukkan dengan tabel berikut:

Tabel 4.2

Tabel Likelihood Block 1

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Komisaris

Independen Komite Audit

Step 1 1 68,911 2,634 -,017 -,304

2 65,141 4,054 -,031 -,593

3 64,931 4,557 -,036 -,730

4 64,929 4,599 -,037 -,744

5 64,929 4,599 -,037 -,744

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 68,106

d. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 26

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa -2LogL awal pada block 0, yaitu model hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 5 memperoleh nilai sebesar 68,106. Kemudian pada tabe 4.2 dapat diihat nilai -2LogL akhir pada step 5 menunjukkan nilai 64,929. Nilai chi square tabel sebesar 117,631. Selisih antara -2LogL awal pada block 0 dengan nilai -2LogL akhir pada block 1 adalah sebesar 3,177 (68,106 -64,929). sudah memenuhi syarat uji atau fit dengan data. Penurunan pada data menunjukkan model regresi yang baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

2. Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow Test yang diukur dengan Chi- Square. Probabilitas signifikansi yang diperoleh akan dibandingkan dengan tingkat signifikan (α) 5%.

H₀: Model yang dihipotesiskan fit dengan data H₁: Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Tabel 4.3

Tabel Hosmer and Lemeshow Test

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 26

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil uji Hosmer and Lemeshow Test memperlihatkan probabilitas signifikan sebesar 0,118. Nilai

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 11,494 7 ,118

signifikan yang diperoleh lebih besar dari α 0,05. Sehingga kesimpulannya bahwa model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati atau dengan kata lain model mampu memprediksi nilai observasinya.

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square menunjukkan koefisien determinasi dalam regresi logistik. Nilai R Square pada regresi berganda dapat dibaca sebagai nilai Nagelkerke R² Square.

Tabel 4.4

Tabel Nagelkerke R Square

Model Summary

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 64,929a ,033 ,064

a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 26

Tabel 4.5

Tabel Classfication Table Prediksi

Classification Tablea,b

Observed

Predicted Audit Delay

Percentage Correct Tidak tepat

waktu

Tepat waktu Step 0 Audit

Delay

Tidak tepat waktu

0 11 ,0

Tepat waktu 0 84 100,0

Overall Percentage 88,4

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Classification Tablea

Observed

Predicted Audit Delay

Percentage Correct Tidak tepat

waktu

Tepat waktu Step 1 Audit

Delay

Tidak tepat waktu

0 11 ,0

Tepat waktu 0 84 100,0

Overall Percentage 88,4

a. The cut value is ,500

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 26

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,064 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 6,4%, sedangkan sisanya 93,6% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini. Untuk tabel 4.5 menunjukkan

bahwa hasil dari 95 sampel observasi ada 84 yang laporan keuangannya tepat waktu dan ada 11 yang mengalami tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan. Dari 95 sampel data observasi, data perusahaan perbankan yang tepat waktu terdapat 84 sampel observasi yang diprediksi dengan benar. Sehingga persentase untuk memprediksi kebenaran ketepatan waktu adalah 100%. Dengan demikian presentase kebenaran secara keseluruhan 88,4% dapat disimpulkan prediksi ketepatan pada model ini adalah 100% dimana nilai ini lebih dari 50% yang berarti prediksi model ini mempunyai kemampuan prediksi yang baik.

4. Hasil Pengujian Regresi Logistik

Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu Komisaris Independen dan Komite Audit terhadap Audit Delay. Dalam uji hipotesis dengan regresi logistik Variable in the Equation, pada kolom Significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0,05 (5%). Apabila tingkat signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima.

Tabel 4.6

Tabel Variables in the Equation

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step

1a

Komisaris Independen

-,037 ,030 1,481 1 ,224 ,964

Komite Audit -,744 ,676 1,211 1 ,271 ,475 Constant 4,599 1,850 6,178 1 ,013 99,384 a. Variable(s) entered on step 1: Komisaris Independen, Komite Audit.

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 26

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikan 5%. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut:

Y= 4,599- 0,037- 0,744+ ᵉ

Berdasarkan model regresi diatas dapat diartikan bahwa komisaris independen dengan nilai sebesar -0,037 dan komite audit dengan nilai -0,744 berpengaruh secara negatif yang menunjukkan bahwa keberdaan komisaris independen dan komite audit tidak menjadi faktor terjadinysa audit delay.

5. Pengujian Hipotesis

Tabel 4.7

Tabel Hasil Regresi Logistik

No. Hipotesis Beta Sig Kesimpulan

1 H₁ -0,037 0,224 Diterima

2 H₂ -0,744 0,271 Tidak Diterima

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 26

a. H₁: Komisaris Independen (X₁) berpengaruh secara negatif terhadap Audit Delay (Y) pada sektor perbankan.

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa komisaris independen (X₁) memiliki nilai - 0,037 dengan tingkat signifikansi 0,224 > 0,05 terhadap audit delay (Y). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama diterima. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh secara negatif terhadap audit delay.

b. H₂: Komite audit (X₂) berpengaruh terhadap audit delay (Y) pada sektor perbankan

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa komite audit (X₂) memiliki nilai -0,744 dengan tingkat signifikansi 0,271 > 0,05 terhadap audit delay (Y). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ditolak. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komite audit berpengaruh secara negatif terhadap audit delay.

6. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Audit Delay

Dalam analisis penelitian ini, hasil perhitungan yang diperoleh dari pengujian menunjukkan bahwa hasil uji regresi logistik pada variabel komisaris independen memiliki nilai koefisien sebesar -0,037 > 0,05. Hal ini berarti hipotesis pertama (H₁) diterima. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komisaris independen (X₁) berpengaruh secara negatif terhadap audit delay (Y).

Berdasarkan pengujian yang di hasilkan dapat diasumsikan bahwa sedikit atau banyaknya jumlah komisaris independen dalam suatu korporasi tidak berpengaruh terhadap proses audit yang sedang berlangsung. Hal ini disebabkan karena auditor lebih sering berinteraksi dengan berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan selama proses audit (Pratiwi, 2018). Selanjutnya,

karena komisaris independen belum sepenuhnya mampu menjalankan tanggung jawabnya sebagai mekanisme tata kelola perusahaan dalam menjamin kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan persyaratan yang berlaku. Selain itu, keberadaan komisaris independen terbatas pada pemenuhan persyaratan OJK. Hasil penelitian ini dibahas juga oleh Sidharta dan Nurdina (2017) yang mengatakan bahwa komisaris independen tidak berpengaruh terhadap audit delay dan penelitian yang lain juga membahas hal serupa oleh Mustofa dan Praptoyo (2018).

b. Pengaruh Komite Audit terhadap Audit Delay

Berdasarkan analisis penelitian ini, hasil perhitungan yang diperoleh dari pengujian menunjukkan bahwa hasil uji regresi logistik pada variabel komite audit memiliki nilai sebesar -0,744 >

0,05. Hal ini berarti hipotesis kedua (H₂) ditolak. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa komite audit (X₂) berpengaruh secara negatif terhadap audit delay (Y).

Jabatan jangka panjang oleh komite audit dapat meningkatkan pengalaman dan pengetahuan selama masa jabatan. Namun jabatan diperpanjang ataupun tidak oleh suatu komite audit tidak banyak mempengaruhi proses audit, karena auditor independen akan menguji ulang laporan keuangan perusahaan sehingga dapat berkualitas lebih tinggi untuk disajikan (Tanujaya, 2022). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu Al-Qublani dkk. (2020) menyatakan bahwa komite

audit tidak berpengaruh terhadap audit delay dan penelitian Bakara dan Siagian (2021) juga membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap audit delay.

49 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Komisaris independen berpengaruh secara negatif terhadap audit delay.

Berdasarkan pengujian yang di hasilkan dapat diasumsikan bahwa sedikit atau banyaknya jumlah komisaris independen dalam suatu korporasi tidak berpengaruh terhadap proses audit yang sedang berlangsung. Hal ini disebabkan karena auditor lebih sering berinteraksi dengan berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan selama proses audit. Selanjutnya, karena komisaris independen belum sepenuhnya mampu menjalankan tanggung jawabnya sebagai mekanisme tata kelola perusahaan dalam menjamin kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan persyaratan yang berlaku. Selain itu, keberadaan komisaris independen terbatas pada pemenuhan persyaratan OJK.

2. Komite audit berpengaruh secara negatif terhadap audit delay. Jabatan jangka panjang oleh komite audit dapat meningkatkan pengalaman dan pengetahuan selama masa jabatan. Namun jabatan diperpanjang ataupun tidak oleh suatu komite audit tidak banyak mempengaruhi proses audit, karena auditor independen akan menguji ulang laporan keuangan perusahaan sehingga dapat berkualitas lebih tinggi untuk disajikan.

B. Saran

Saran bagi peneliti selanjutnya sebagai berikut:

1. Jumlah sampel penelitian akan ditambah untuk peneliti selanjutnya.

Anda tidak hanya dapat meneliti satu sektor, tetapi Anda juga dapat meneliti semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), memastikan bahwa temuan yang Anda dapatkan lebih akurat dan mencerminkan kenyataan saat ini.

2. Peneliti kemudian menggabungkan elemen internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi audit delay untuk membandingkan komponen utama penyebab audit delay.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qublani, A. A. M., Kamardin, H., & Shafie, R. (2020). Audit Committee Chair Attributes And Audit Report Lag In An Emerging Market. International Journal Of Financial Research, 11(4), 475–492.

Aprilly, A. A., & Nursasi, E. (2021). Analisis Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Anak Perusahaan Dan Ukuran Kap Pengaruhnya Terhadap Audit Delay. Jurnal Penelitian Manajemen Terapan (Penataran), 6(2), 134–149.

Ariningtyastuti, S., & Rohman, A. (2021). Pengaruh Efektivitas Komite Audit, Kondisi Keuangan, Kompleksitas Operasi, Profitabilitas, Dan Karakteristik Auditor Eksternal Terhadap Audit Report Lag (Stude Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2017-2019). Diponegoro Journal Of Accounting, 10(2).

Bakara, D. A., & Siagian, H. (2021). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Audit Delay Pada Idx 30 Tahun 2019. Jurnal Ekonomis, 14(3a).

Bhattarai, B. P. (2021). Determinants Of Audit Report Lag Of Commercial Banks In Nepal. International Journal Of Business And Management, 15(10), 108.

Bursa Efek Indonesia. (2022). Bursa Efek Indonesia. Https://Www.Idx.Co.Id/

Butarbutar, R. S. K., & Hadiprajitno, P. B. (2017). Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015).

Diponegoro Journal Of Accounting, 6(3), 50–61.

Chandrarin, G. (2017). Metode Riset Akuntansi: Pendekatan Kuantitatif. Salemba Empat.

Darmawan, I. P. Y., & Widhiyani, N. L. S. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kompleksitas Operasi Perusahaan Dan Komite Audit Pada Audit Delay. E- Jurnal Akuntansi, 21(1), 254–282.

Devi, N. W. E. P., & Wati, N. W. A. E. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Komite Audit Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2019. Hita Akuntansi Dan Keuangan, 2(4), 1–19.

Diana, A., & Setiawati, L. (2018). Akuntansi Keuangan Menengah. Cv. Andi Offset.

Franita, R. (2018). Mekanisme Good Corporate Governance Dan Nilai Perusahaan: Studi Untuk Perusahaan Telekomunikasi. Lembaga Penelitian

Dan Penulisan Ilmiah Aqli.

Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id=Fxezdwaaqbaj

Gede, W. A. A., & Ratna, S. M. M. (2021). The Effect Of Good Corporate Governance On Audit Delay.

Ghozali L. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Ibm Spss 21.

Universitas Diponegoro.

Dokumen terkait