BAB III METODE PENELITIAN
G. Metode Analisis Data
30
No Kode
Perusahaan
Nama Perusahaan
22 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
23 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk 24 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk
Sumber: Data Diolah, 2021
Overall Model Fit, Nagelkarke R2, dan uji regresi. Penggunaan metode statistik deskriptif sebagai metode analisis data dilakukan untuk menguji hipotesis pada peneitian ini. Metode analisis data yang digunakan sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Penggunaan analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini diperuntukkan dalam memberi gambaran distribusi variabel pada penelitian. Standar deviasi, rata-rata, minimal, dan maksimal merupakan alat yang dipergunakan untuk melihat deskripsi dari variabel-variabel penelitian. Rata-rata dipergunakan untuk memperkirakan besar dari populasi pada sampel. Untuk itu, digunakan standar deviasi dalam menilai dispersi rata-rata pada sampel.
2. Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis menggunakan logistic regression pada penelitian ini. Dikarenakan untuk penelitian yang variabel dependennya bersifat nominal atau non metrik (kategorikal) serta variabel independen merupakan kombinasi antara metrik dan non metrik, metode ini dinilai cocok untuk digunakan.
Kualitas audit merupakan variabel dependen yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan melihat ukuan KAP Big Four atau KAP Non Big Four. Sedangkan, variabel independennya yaitu fee audit, audit tenure dan koneksi politik. Model regresi logistik yang digunakan dalam penilitian ini adalah:
32
Logit_KA = α + β1x1 + β2x2 + β3x3 + e Keterangan:
KA = Kualitas Audit X1 = Fee Audit X2 = Audit Tenure X3 = Koneksi Politik
Dalam melakukan pengujian dengan menggunakan uji regresi logistik diperlukan tahapan berikut:
a. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test (Kelayakan Model Regresi)
Jika data empiris telah sesuai dengan model yang akan diamati maka dilakukanlah pengujian H0. Dasar pengambilan keputusan dilihat dari nilai goodness of fit yang diukur menggunakan nilai Chi-Square yang terletak dibawah uji Hosmer and Lemeshow. Apabila nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama atau kurang dari 0.05 maka H0 ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan diantara nilai observasi dengan model yang menyebabkan Goodnes fit model tidak bisa memprediksi nilai observasi sehingga dikatakan tidak baik. Sedangkan, apabila nilai Statistik Hosmer and lameshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima. Artinya, model bisa memprediksi nilai observasi sehingga dikatakan baik.
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Penggunaaan Overall Model Fit untuk menilai model yang sudah dihipotesiskan apakah sudah fit atau tidak pada data yang ada. Menggunakan Log Likehood berarti membandingkan angka -2 Log Likelihood (LL) pada awal (block Number = 0) dan angka -2 Log Likelihood pada block Number = 1. Jika terjadi penurunan, -2 Log Likelihood (block Number = 0–block Number =1) menunjukkan model regresi yang baik.
Log Likelihood dalam logistik regression sama dengan pengertian dari “sum of squared error” pada model regresi sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi yang baik.
c. Koefisien Determinan (Nagelkerke R Square)
Penggunaan Nagelkerke R Square bertujuan untuk mengetahui besarnya variabilitas dari variabel-variabel independen dapat memperjelas variabilitas variabel dependen.
Negelkerke R square ialah modifikasi dari koefisien Cox and Snell’s untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Nilai Negelkerke R Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada multiple regression. Model akan dianggap semakin goodness of fit apabila nilainya semakin mendekati 1. Sedangkan, model akan dianggap tidak goodness of fit apabila nilainya semakin mendekati 0.
34
d. Menguji Koefisien Regresi
Dilakukan uji koefisien regresi pada penelitian ini untuk menguji apakah seluruh variabel independen yang terdapat didalam model memiliki pengaruh atas kualitas audit.
Penentuan koefisien regresi logistik dapat dilakukan dengan membandingkan α dengan nilai p-value (probability value).
Hasil regresi yang telah dilakukan pada program SPSS dapat dilihat dengan membandingkan tingkat signifikansi masing-masing atas variabel bebas dengan α = 0,05. Jika tingkat signifikansi p-value < α = 0,05 maka H0 diterima, sebaliknya jika tingkat signifikan p-value > α = 0,05 maka H0 ditolak (Rizaldi, 2017).
35 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan Self Regulatory Organization (SRO) yang menyediakan infrasuktur untuk mendukung terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien serta mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan.
Secara historis, bursa efek atau pasar modal telah ada pada zaman kolonial Belanda pada tahun 1912 di Batavia jauh sebelum Indonesia merdeka yang didirikan bagi kepentingan kolonial.
Kegiatan pasar modal mengalami kevakuman beberapa periode karena pertumbuhan dan perkembangannya tidak berjalan seperti yang diharapkan. Faktor yang menyebabkan hal tersebut yaitu perang dunia I dan II, pindahnya kekuasaan pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, serta operasi bursa efek yang tidak berjalan semestinya karena berbagai kondisi.
Pada tahun 1977, pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal. Seiring dengan berbagai insentf dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah, pasar modal mengalami pertumbuhan beberapa tahun kemudian.
Bursa Efek Indonesia memiliki visi menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia dan misi menciptakan infrastruktur pasar keuanganyang terpercaya dan kredibel untuk mewujudkan pasar yang teratur, wajar, dan efisien, serta dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan melalui produk dan layanan yang inovatif.
36
B. Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Memberikan deskripsi atau gambaran mengenai suatu data dibutuhkan analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasinya. Hasil analisis yang didapatkan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Fee_Audit 72 19.81 29.07 23.6468 2.12410 Audit_Tenure 72 1.00 3.00 1.3611 .58876 Koneksi_Politik 72 .00 1.00 .1667 .37529 Kualitas_Audit 72 .00 1.00 .5833 .49647 Valid N (listwise)
72
Dalam tabel 4.1, N merupakan banyaknya data yang digunakan pada penelitian ini yaitu 72 data sampel periode penelitian 2017-2019. Hasil analisis variabel Kualitas Audit nilai minimum menunjukkan perusahaan tidak menggunakan KAP Big Four, nilai maksimum adalah 1 yang berarti perusahaan tersebut menggunakan KAP Big Four. Nilai rata-rata dari kualitas audit 0.5833 dengan standar deviasi 0.49647. Berdasarkan nilai rata- rata yang diperoleh, dapat diartikan bahwa perusahaan yang menggunakan KAP Big Four memiliki jumlah sebesar 58.33%.
Standar deviasi bernilai 0.49647 yang memiliki arti tingkat ukuran dari penyebaran data kualitas audit sebesar 0.49647.
Variabel Koneksi Politik memperlihatkan hasil analisis dengan nilai minimum yang menunjukkan perusahaan tidak memiliki koneksi politik dan nilai maksimum 1 yang berarti perusahaan memiliki koneksi politik. Nilai rata-rata yang dihasilkan sebesar 0.1667 dengan standar deviasi 0.37529. Melihat nilai rata- rata dari Koneksi Politik dapat diartikan bahwa perusahaan yang memiliki koneksi politik sebesar 16.67%. Standar deviasinya 0.37529 yang berarti tingkat penyebaran Koneksi Politik adalah 0.37529.
Hasil analisis Audit Tenure menunjukkan minimal masa perikatan audit selama 1 tahun. Nilai maksimum yang dihasilkan sebesar 3.00 yang berarti perikatan auditor KAP dengan perusahaan yaitu 3 tahun terhitung dari tahun 2017-2019. Nilai rata-rata Audit Tenure menunjukkan masa perikatan perusahaan terhadap KAP sebesar 1.3611 dengan standar deviasi 0.58876.
Dapat disimpulkan bahwa variabel Audit Tenure memiliki data yang homogen dikarenakan nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata.
Variabel Fee Audit menunjukkan nilai minimum 19.81 dari Bank Mestika Dharma Tbk yang artinya perbankan tersebut memiliki fee audit rendah, sedangkan nilai maksimum 29.07 yang diperoleh dari Bank Mandiri (Persero) Tbk dimana perbankan
38
tersebut berarti memiliki fee audit yang tinggi dari sekian perbankan yang dijadikan sampel. Nilai rata-rata fee audit periode 2017-2019 sebesar 23.6468 yang dapat diartikan bahwa besar biaya yang dikeluarkan untuk audit sebesar 23.6468. Dapat disimpulkan bahwa variabel Fee Audit memiliki data yang homogen dikarenakan nilai standar deviasi 2.12410 lebih kecil dibandingkan nilai rata-rata.
2. Analisis Regresi Logistik
Analisis regresi logistik dilakukan untuk menguji apakah variabel dependen dapat diprediksi dengan variabel independen yang dimana merupakan campuran variabel kontinyu dan kategorial.
a. Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Dalam uji Hosmer and Lemeshow, jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test > 0.05 maka model dikatakan dapat memprediksi nilai observasi karena sesuai dengan data obeservasinya.
Tabel 4.2
Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.
1 7.951 8 .438
Berdasarkan tabel 4.2, nilai statistik Hosmer and Lemeshow Test 7.951 dengan signifikansi 0.438 diatas 0.05. Hasil ini menunjukkan model regresi mampu
memprediksi nilai observasi dan layak digunakan dalam analisis selanjutnya karena sesuai dengan observasinya.
b. Menilai Keseluruhan Model (Overall Modell Fit)
Overall Model Fit digunakan untuk menilai model yang dihipotesiskan apakah sudah fit atau tidak pada data yang ada.
Tabel 4.3 Overall Model Fit -2 Log Likelihood
Block = 0
-2 Log Likelihood Block = 1
97.804 84.381
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai -2 Log Likelihood Block = 0 awal adalah 97.804 dan nilai -2 Log Likelihood Block = 1 akhir mengalami penurunan menjadi 84.381. Penurunan nilai -2 Log Likelihood ini menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data atau model regresi baik.
c. Koefisien Determinan (Nagelkerke R Square)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen maka dilakukan uji Nagelkerke R Square
Tabel 4.4 Nagelkerke R Square
Model Summary Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 84.381a .170 .229
40
Hasil analisis pada tabel 4.4 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0.229 yang berarti variabilitas variabel kualitas audit dapat dipengaruhi variabel fee audit, audit tenure, dan koneksi politik sebesar 22.9% dan 77.1% lebihnya dipengaruhi oleh variabel yang tidak masuk variabel diteliti.
d. Uji Koefisien Regresi Logistik
Hasil uji analisis regresi logistik dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
95% C.I.for EXP(B) Lower Upper Step
1a
Fee_Audit .519 .170 9.321 1 .002 1.681 1.204 2.346 Audit_Tenure -.287 .479 .357 1 .550 .751 .293 1.921 Koneksi_Politik -.214 .841 .065 1 .799 .807 .155 4.197 Constant -11.407 3.798 9.021 1 .003 .000
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh model persamaan regresi logistik sebagai berikut:
Logit_KA = - 11.407 + 0.519X1 - 0.287X2 - 0.214X3 Berdasarkan persamaan diatas, maka dapat dilakukan penjelasan interpretasi sebagai berikut:
a) Nilai konstan yang diperoleh dari persamaan adalah -11.407 yang menunjukkan peluang kualitas audit perusahaan. Berarti jika koefisien variabel lain diabaikan atau bernilai 0 maka kualitas audit mengalami penurunan sebesar 11.407 satuan.
b) Nilai koefisien regresi variabel fee audit adalah 0.519 yang menunjukkan apabila fee audit meningkat maka peluang kualitas audit yang dihasilkan meningkat sebesar 0.519 dengan asumsi tidak ada perubahan pada variabel independen lainnya.
c) Nilai koefisien regresi variabel audit tenure adalah -0.287 yang menunjukkan semakin lama audit tenure yang terjadi antara auditor dan perusahaan maka peluang kualitas audit yang dihasilkan akan menurun sebesar 0.287 dengan asumsi tidak ada perubahan pada variabel independen lainnya.
d) Nilai koefisien regresi variabel koneksi politik adalah -0.214 yang menunjukkan apabila perusahaan memiliki koneksi politik meningkat maka peluang kualitas audit yang dihasilkan menurun sebesar 0.214 dengan asumsi tidak ada perubahan pada variabel independen lainnya.
C. Pembahasan Hipotesis
Hasil pengujian hipotesis yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut
42
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan data diatas, maka dapat dilakukan interpretasi sebagai berikut:
a. Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit
Hasil uji hipotesis tabel 4.6 menunjukkan variabel fee audit memiliki nilai koefisen regresi positif sebesar 0.519 dan nilai signifikan 0.002 dimana lebih kecil dari 0.05 sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi audit yang diberikan oleh pihak klien maka semakin berkualitas audit yang dihasilkan. Penentuan fee audit yang dikeluarkan berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, lama waktu pengerjaannya, lokasi, tanggungjawab dan lain sebagainya.
Dalam teori agensi, auditor merupakan pihak ketiga yang mengatasi konflik antara principal dan agen melalui proses audit. Perusahaan yang menginginkan kualitas audit yang tinggi dapat membayar fee yang lebih tinggi. Kualitas audit yang baik akan memberi informasi yang baik sehingga tidak
Hipotesis Pernyataan B Sig
H1 Fee Audit Berpengaruh Positif terhadap
Kualitas Audit 0.519 .002
H2 Audit Tenure Berpengaruh Negatif
terhadap Kualitas Audit -0.287 .550
H3 Koneksi Politik Berpengaruh Positif
terhadap Kualitas Audit -0.214 .799
terjadi ketidakseimbangan informasi antara pihak principal dan agen.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Rinanda dan Nurbaiti (2018), Santoso dan Achmad (2019), Fauziyyah dan Praptiningsih (2020) yang
mendapatkan fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi fee audit yang diterima maka semakin berkualitas pelaporan dan pengeksposan laporan keuangan oleh Kantor Akuntan Publik kepada pihak berkepentingan.
b. Pengaruh Audit Tenure Terhadap Kualitas Audit
Hasil uji hipotesis tabel 4.6 menunjukkan variabel audit tenure memiliki nilai koefisen regresi negatif sebesar -0.287 dengan nilai signifikan 0.550 yang lebih besar dari 0.05 sehigga H2 ditolak. Hal ini berarti variabel audit tenure berpengaruh tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Penolakan yang terjadi pada hipotesis kedua ini dikarenakan lama audit tenure yang terjalin tidak dapat digunakan sebagai pengukur tinggi atau rendahnya kualitas audit yang dihasilkan. Lamanya masa perikatan yang terjalin menyebabkan ikatan emosional antara klien dengan auditor sehingga dapat berdampak pada kinerja auditor yang berpotensi menurunkan kualitas audit, tetapi masa perikatan yang lama juga membuat auditor lebih mengerti perusahaan
44
klien sehingga dapat diketahui jika klien ingin memanipulasi laporan keuangan.
Sehubungan dengan teori agensi, audit tenure atau lama masa perikatan akan membuat ketergantungan dari pihak klien dengan auditor sehingga berpotensi mengurangi kualitas audit yang dihasilkan. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Berarti lama masa perikatan yang terjadi antara klien dan auditor cenderung meningkatkan ataupun menurunkan kualitas audit dimana informasi yang dihasilkan nantinya akan digunakan oleh pihak prinsipal untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja agen.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Fauzziyah dan Praptiningsih (2020), Agustini dan Siregar (2020) yang mendapatkan bahwa audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Turunnya kualitas audit tidak selalu dikarenakan lamanya masa perikatan yang mempengaruhi independensi dari auditor. Singkatnya masa perikatan juga bukan menjadi penentu dari keandalan kualitas audit.
c. Pengaruh Koneksi Politik Terhadap Kualitas Audit
Hasil uji hipotesis tabel 4.6 menunjukkan variabel koneksi politik memiliki nilai koefisen regresi negatif sebesar -0.214 dengan nilai signifikan 0.779 yang lebih besar dari 0.05 sehingga H3 ditolak. Hal ini berarti variabel koneksi politik
berpengaruh tidak signifikan atau tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
Penolakan yang terjadi pada hipotesis ketiga dikarenakan perusahaan dengan koneksi politik akan memilih auditor berkualitas tinggi (big four) untuk mengurangi kecurigaan informasi yang asimetri, tetapi disisi lain perusahaan dengan koneksi politik juga cenderung untuk memilih auditor non big four dikarenakan rendahnya kualitas pelaporan keuangan yang disebabkan kurangnya transparansi informasi laporan keuangan yang disajikan. Variabel koneksi politik sebagai pengukur tinggi atau rendahnya kualitas audit yang dihasilkan tidak dapat digunakan.
Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Armadiyanti dan Iswati (2019) yang mengungkapkan bahwa koneksi politik berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas audit. Ketidaksesuaian ini dikarenakan penelitian ini mendapatkan hasil bahwa koneksi politik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Tinggi atau rendahnya kualitas audit yang dihasilkan tidak selalu dikarenakan perusahaan tersebut memiliki koneksi politik atau tidak.
Dalam teori agensi perusahaan dengan koneksi politik memiliki kaitan erat dengan munculnya konflik kepentingan dikarenakan setiap individu memiliki kepentingannya sendiri.
Sehingga agen akan mencari auditor berkualitas tinggi unutk mengatasi informasi yang tidak asimetri. Keputusan dalam
46
milih auditor akan dipantau oleh pihak prinsipal dikarenakan hal ini merupakan komponen yang penting dalam tata kelola perusahaan untuk membantu meningkatkan kredibilitas informasi akuntansi yang diberikan oleh pihak agen.
47 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan dan dilakukan mengenai pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Koneksi Politik Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, kesimpulan yang dapat penulis tarik adalah sebagai berikut:
1. Hasil penelitian fee audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi atau meningkat fee audit yang diberikan maka kualitas audit perusahaan yang dihasilkan akan meningkat.
2. Hasil penelitian audit tenure tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Lama audit tenure yang terjalin tidak dapat digunakan sebagai pengukur tinggi atau rendahnya kualitas audit yang dihasilkan.
3. Hasil penelitian koneksi politik tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan koneksi politik akan memilih auditor berkualitas tinggi (big four) untuk mengurangi kecurigaan informasi yang asimetri, tetapi disisi lain perusahaan dengan koneksi politik juga cenderung untuk memilih auditor non big four dikarenakan kurangnya transparansi informasi laporan keuangan yang dihasilkan.
48
B. Saran
Berdasarkan hasil serta pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode penelitian 2017-2019. Bagi penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dan memperpanjang periode pengamatan yang dilakukan.
2. Menambah atau memperbanyak variabel independen yang akan digunakan untuk penelitian selanjutnya agar dapat dijelaskan pengaruh kualitas audit yang lebih baik.
49
DAFTAR PUSTAKA
Angela, A., Miharja, M., Wijantini, W., & Farhana, S. (2019). Pengaruh Audit TenureTerhadap Kualitas Audit pada Perusahaan Terbuka di Indonesia.
Studi Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 2(2), 224–250.
https://doi.org/10.21632/saki.2.2.224-250
Armadiyanti, P., & Iswati, S. (2019). Corporate Political Connection And Audit Quality. 16(2), 122–140.
Astri, W., Purnamasari, P., & Maemunah, M. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Kap, dan Reputasi Kap terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2015). Jurnal Akuntansi, 4(1), 435–450.
Atmojo, R. T., & Sukirman. (2019). Effect of Tenure , Audit Specialization , and KAP’s Reputation on the Quality of Audit Mediated by Audit Committees.
Accounting Analysis Journal, 8(1), 66–73, p-ISSN 2252-6765 e-ISSN 2502- 6216. https://doi.org/10.15294/aaj.v8i1.25538
Buchori, A., & Budiantoro, H. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Audit Tenure, dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Pajak, Akuntansi, Sistem Informasi, Dan Auditing, 1(1), 22–39.
Fajri, A. (2018). Pengaruh Koneksi Politik Terhadap Penghindaran Pajak ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2016 -2018 ).
Fauziyyah, Z. I. P. (2020). Pengaruh Audit Fee, Audit Tenure Dan Rotasi Audit
terhadap Kualitas Audit. Monex, 9(1), 1–17.
http://www.ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/monex/article/viewFile/1232/
1091
Kirana, I. G. A. M. I. (2020). The effect of auditor rotation, time pressure, and audit tenure on audit quality with auditor specialization as moderation variable (empirical study of manufacturing companies listed on the Indonesia stock exchange in 2014-2018). International Research Journal of Management, IT and Social Sciences, 7(3), 126–136.
https://doi.org/10.21744/irjmis.v7n3.931
Muchran, M. (2016). Effect Of Company Size, And Financial Ratio On Audit Report Lag Muhammadiyah University Makassar. 1(2), 117–134.
Nadya, Y., Santoso, P., & Achmad, T. (2019). Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Tekanan Waktu, Tekanan Klien Dan Kompleksitas Tugas Terhadap Kualitas Audit Pada Kap Semarang. Diponegoro Journal of Accounting, 8(4), 1–10.
50
Nugroho, L. (2018). Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Industri Sektor Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016). Jurnal Maneksi, 7(1), 55. https://doi.org/10.31959/jm.v7i1.89
Pramaswaradana, I. G. N. I., & Astika, I. B. P. (2017). Pengaruh Audit Tenure, Audit Fee, Rotasi Auditor, Spesialsiasi Auditor, Dan Umur Publikasi Pada Kualitas Audit. 19, 168–194.
Rinanda, N., & Nurbaiti, A. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Fee Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik Dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun Periode 2012-2016). E-Proceeding of Management, 5(2), 2108–2116.
Rizaldi, S. (2017). Pengaruh Audit Tenure, Reputasi Auditor, Komite Audit Dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks KOMPAS100 Pada BEI Tahun 2012-2016).
Santhi, L. G. M. W., & Ratnadi, N. M. D. (2017). Independensi Auditor Sebagai Pemediasi Pengaruh Audit Fee Dan Time Budget Pressure Pada Kualitas Audit. Journal of Chemical Information and Modeling, 01(01), 1689–1699.
Sari, S. P., Diyanti, A. A., & Wijayanti, R. (2019). The Effect of Audit Tenure, Audit Rotation, Audit Fee, Accounting Firm Size, and Auditor Specialization to Audit Quality. Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 4(3), 186–196.
https://doi.org/10.23917/reaksi.v4i3.9492
Setyawati, D., & Apandi, R. N. N. (2019). Positive Abnormal Audit Fee dan Koneksi Politik Terhadap Kualitas Audit. 11(2), 271–278.
Siregar, D. L. (2020). Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure Dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(1), 637–646.
https://doi.org/10.35794/emba.v8i1.28033
Smith, K. J., & Emerson, D. J. (2017). An analysis of the relation between resilience and reduced audit quality within the role stress paradigm.
Advances in Accounting, 37(January), 1–14.
https://doi.org/10.1016/j.adiac.2017.04.003
Tehupuring, R., & Rossa, E. (2016). Pengaruh Koneksi Politik Dan Kualitas Audit Terhadap Praktik Penhindaran Pajak Di Lembaga Perbankan Yang Terdaftar Di Pasar Modal Indonesia Periode 2012-2014. 366–376.
Yanti, R. W. W. L., Sochib, & Witjaksono, P. (2018). Jurnal Riset Akuntansi Jurnal Riset Akuntansi. Jurnal Riset Akuntansi, 1(September), 1–7.
http://jkm.stiewidyagamalumajang.ac.id/index.php/jra%0APengaruh www.idx.co.id
51
LAMPIRAN
52
LAMPIRAN I
Data Populasi Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2017-2019
No. Kode Nama Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 2 BABP Bank MNC Iternasional Tbk
3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BBHI Bank Harda Internasional Tbk 6 BBKP Bank Bukopin
7 BBNI Bank Negara Indonesia ( Persero) Tbk 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 9 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 10 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk
11 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk 12 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
13 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
14 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk 15 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
16 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 17 BVIC Bank Victoria International Tbk
18 INPC Bank Artha Graha International Tbk 19 MCOR Bank China Construction Bank Ind. Tbk 20 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk
21 BTPS Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Tbk 22 PNBS Bank Panin Syariah Tbk
23 AMAR Bank Amar Indonesia Tbk 24 ARTO Bank Artos Indonesia Tbk 25 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk 26 BBYB Bank Yudha Bhakti Tbk 27 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
28 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk 29 BGTG Bank Ganesha Tbk
30 BINA Bank Ina Perdana Tbk 31 BJBR Bank Jabar Banten Tbk 32 BNLI Bank Permata Tbk
33 DNAR Bank Dinar Indonesia Tbk