• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

G. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, yang perhitungannya menggunakan SPSS 24 for Windows dengan

dengan tahapan analisis deskriptif kuantitatif, untuk mendapatkan hasil yang maksimal maka di perlukan beberapa pengujian yaitu:

1. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama.

2. Uji Validitas

Suatu instrumen pengukur dikatakan valid jika instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh koesioner, kriteria sebagai berikut:

a. Bila r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid b. Bila r hitung < r tabel, maka dinyatkan tidak valid 3. Uji Asumsi Klasik

Adapun kriteria persyaratan uji asumsi klasik yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak, jika distribusi normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

Analisis grafik adalah salah satu cara termudah untuk melihat normalitas data dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal probability plot.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas(independen).

Multikolinieritas dapat dideteksi dengan menganalisis matrik korelasi variabel-variabel bebas. Jika terjadi kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel independen dengan variabel independen yang lain.

c. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara lain predikisi variabel terikat(dependen)

4. Uji Hipotesis

Jika sebuah model regresi sudah memenuhi syarat asumsi klasik maka akan dilakukan analisis melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi berganda karena ingin mengetahui bagaimana variabel dependen dapat diprediksikan melalui lima variabel independen. Untuk mengetahuinya maka dipergunakan analisis regresi linier dengan persamaan matematik sebagai berikut:

Y = α + βXX1 + βXX2 + βXX3 + βXX4 + βXX5 + е

Keterangan:

Y = Kualitas Audit

α = Konstanta, harga Y bila X = 0

βX = Koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X).

X1 = Integritas

X2 = Objektivitas

X3 = Kompetensi

X4 = Kerahasiaan

X5 = Profesionalisme

e = Error

Nilai koefisien regresi atau b diperoleh dengan menggunakan program SPSS 21 for Windows

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai r² yang mendekati 1 menunjukkan bahwa variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Untuk mengetahui besar atau kecilnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dipergunakan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

KD = r² x 100%

c. Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui hubungan masing- masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat digunakan tingkat signifikan 5%. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima

2) Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Keadaan Geografis

Inspektorat Enrekang adalah sebuah Instansi di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. instansi ini merupakan salah satu instansi yang melaksanakan pelaksanaan audit di Kabupaaten Enrekang, Inspektorat Enrekang terletak di Kelurahan Puserren, Kecamatan Enrekang.

2. Sejarah Singkat

Dalam perkembangannya Inspektorat Kabupaten Enrekang telah berubah nama sebanyak 3 kali dimana pertama kali terbentuk atas nama Inspektorat Kabupaten Enrekang dan pada tahun 2004 berubah nama sesuaidengaan Peraturan daerah Kabupaten Enrekang No. 3 tahun 2004 menjadi Badan Pengawasan Daerah dan perubahan nama yang ketiga kalinya pada tanggal 31 Oktober 2008 ditetapkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Daerah Kabupaten Enrekang dan pada saat itu Badan Pengawasan Daerah Berubah kembali menjadi Inspektorat Kabupaten Enrekang sampai saat ini.

3. Visi dan Misi

Visi Inspektorat Kabupaten Enrekang, Terwujudnya Inspektorat Kabupaten Enrekang yang Profesional sebagai Penjamin Mutu dan Mitra Kerja dalam Rangka Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Bersih.

22

Untuk mencapai visi tersebut Inspektorat Kabupaten Enrekang merumuskan beberapa misi sebagai berikut :

1) Meningkatkan Integritas dan Dedikasi Aparat Pengawasan Inspektorat.

2) Melaksanakan Pengawasan yang Berkeadilan, Merata, dan Berkelanjutan.

3) Melaksanakan Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Aparat Pengawasan.

4. Struktur Organisasi

Inspektorat Kabupaten Enrekang dipimpin oleh seorang Inspektur yang mempunyai tugas Pokok membantu Bupati dalam Melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan Pemerintahan Desa serta pelaksanaan Kesekretariatan Inspektorat. Dalam menjalankan tugasnya Inspektur dibantu oleh:

1) Sekretariat :

a) Sub Bagian Perencanaan;

b) Sub Bagian Keuangan ;

c) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2) Inspektur Pembantu ( IRBAN ):

a) Irban Bidang Pemerintahan dan Aparatur;

b) Irban Bidang Pembangunan dan Keuangan;

c) Irban Bidang Kesejahteraan dan Kemasyarakatan;

d) Irban Bidang Pengaduan Masyarakat dan Penyelesaian Tindak Lanjut

3) Kelompok Jabatan Fungsional. B. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini sebanyak 32 orang Auditor Internal di inspektorat Kabupaten Enrekang Provinsi Sulawesi Selatan, dan pada bagian ini di jelaskan beberapa ciri atau karakteristik responden menurut jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan pengalaman kerja.

1. Jenis Kelamin

Tabel 4.1

Keterangan

Jabatan

Jumlah Auditor

Pertama

Auditor Muda

Auditor Madya

Jenis kelamin:

a. Pria b. Wanita

2 2

8 3

9 8

19 13

32 KARAKRERISTIK RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN DI

INSPEKTORAT KABUPATEN ENREKANG Sumber : Data Diolah 2021

Berdasaakan tabel 4.4 tampak bahwa auditor yang berjenis kelamin pria berjumlah 19 orang, yang terdirii dari 2 orang menjabat sebagai auditor pertama, 8 orang menjabat sebagai auditor muda dan 9 orang sebagai auditor madya. Sedangkan auditor yang berjenis kelamin wanita, yang terdiri dari 2 orang auditor pertama, 3 orang auditor muda dan 8 orang sebagai auditor madya.

Berdasarkan data yang telah diperoleh tersebut, dapat terlihat jelas bahwa mayoritas responden auditor internal di Inspektorat Kabupaten

Enrekang adalah berjenis kelamin pria, yaitu sebanyak 19 orang yang rata-rata mendominasi seluruh jabatan di Inspektorat Kabupaten Enrekang. Sedangkan 13 orang berjenis kelamin wanita yang rata-rata menjabat sebagai auditor madya.

2. Jenjang Pendidikan

Tabel 4.2

KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT JENJANG PENDIDIKAN DI INSPEKTORAT KABUPATEN ENREKANG

Keterangan Pendidikan

Jumlah

D3 S1 S2 S3

Jabatan:

Auditor Pertama - 4 - - 4

Auditor Muda - 10 - - 10

Auditor Madya - 9 9 - 18

Jumlah - 23 9 - 32

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat di simpulkan bahwa mayoritas auditor Inspektorat memiliki latar belakang pendidikan S1, yaitu sebanyak 23 orang, yang terdiri atas 4 orang auditor pertama, 10 orang auditor muda, dan 9 orang auditor madya. Sedangkan yang berlatar belakang pendidikan S2 sebanyak 9 orang yang dimana seluruhnya merupakan auditor madya. Pada tabel tersebut terlihat dengan jelas bahwa tidak terdapat responden auditor Inspektorat yang berlatar belakang pendidikan S3. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa auditor Inspektorat di dominasi oleh jenjang pendidikan S1.

3. Lama Bekerja

Tabel 4.3

KARAKTERISTIK RESPONDEN MENURUT PENGALAMAN KERJA DI INSPEKTORAT KABUPATEN ENREKANG

Keterangan

Pengalaman kerja

Jumlah

< 3 thn 3-5 thn

5-10 thn

> 10 thn

Jabatan:

Auditor Pertama - 2 - - 2

Auditor Muda - 1 6 7 14

Auditor Madya - - 3 13 16

- 3 9 20 32

Sumber: Data Diolah 2021

Auditor Inspektorat yang telah memiliki pengalaman kerja 3 sampai 5 tahun sebanyak 3 orang auditor Inspektorat, terdiri dari 2 orang auditor pertama, dan 1 orang auditor muda. Pengalaman kerja 5 sampai 10 tahun sebanyak 9 orang auditor Inspektorat, terdiri atas 6 orang auditor muda, dan 3 orang auditor madya. Sedangakan yang memiliki pengalaman kerja diatas 10 tahun berjumlah 20 orang, terdiri dari 7 orang auditor muda, dan 13 orang auditor madya dan tidak ada auditor Inspektorat yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun.

Pengalaman kerja auditor di dominasi oleh auditor yang memiliki pengalaman kerja di atas 10 tahun, yaitu sebesar 70% atau sebaanyak

20 orang dari 32 auditor Inspektorat. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden adalah auditor madya.

C. Hasil Penelitian 1. Uji Reliabilitas

Suatu variabel dikatakan reliabel jika meemberikan nilai Cronbach,s Alpha diatas 0,6. Pengujian dilakukan dengan melakukan perhitungan per variabel menggunakan pernyataan yang terdapat didalam kuesioner. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.4.1

UJI RELIABILITAS INTEGRITAS AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.753 .804 5

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian variabel integritas auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,804. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,804 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa

jawaban responden terhadap pernyataan variabel integritas auditor dikatakan reliabel.

Tabel 4.4.2

UJI RELIABILITAS OBJEKTIVITAS AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.892 .891 6

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel objektivitas auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,891. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,891 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel objektivitas auditor dikatakan reliabel.

Tabel 4.4.3

UJI RELIABILITAS KOMPETENSI AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.690 .719 3

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kompetensi auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,719. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,719 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel kompetensi auditor dikatakan reliabel.

Tabel 4.4.4

UJI RELIABILITAS KERAHASIAAN AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.817 .878 3

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kerahasiaan auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,878. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,878 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel kerahasiaan auditor dikatakan reliabel.

Tabel 4.4.5

UJI RELIABILITAS PERILAKU PROFESIONAL AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.539 .610 4

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel perilaku profesional auditor diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,610.

Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,610 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel perilaku profesional auditor dikatakan reliabel.

Tabel 4.4.6

UJI RELIABILITAS KUALITAS AUDIT

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.957 .965 12

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel kualitas audit diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,965. Nilai tersebut lebih besar dari 0,60 (0,965 > 0,60) maka dapat disimpulkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan variabel kualitas audit dikatakan reliabel.

Hal ini berarti bahwa item pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten dan jika pernyataan tersebut diajukan lagi akan diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban yang pertama. Sehingga daapat dikatakan bahwa semua pernyataan dalam setiap variabel adalah reliabel.

2. Uji Validitas

Pada penelitian kali ini, jumlah sampel (n) yang akan diuji adalah 32 responden dengan taraf (α) 5%, dengan ketentuan df = 32-2 = 30, maka didapat r tabel sebesar 0.350. berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa semua pernyataan dikatakan valid, karena koefisien korelasi (r hitung) > r tabel.

Tabel 4.5.1

UJI VALIDITAS INTEGRITAS AUDITOR Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation

r tabel Keterangan

Int 1 0,874 0,350 Valid

Int 2 0,850 0,350 Valid

Int 3 0,837 0,350 Valid

Int 4 0,755 0,350 Valid

Int 5 0,412 0,350 Valid

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel integritas auditor dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan

semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.5.2

UJI VALIDITAS OBJEKTIVITAS AUDITOR Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation

r tabel Keterangan

Obj 1 0,749 0,350 Valid

Obj 2 0,815 0,350 Valid

Obj 3 0,893 0,350 Valid

Obj 4 0,654 0,350 Valid

Obj 5 0,893 0,350 Valid

Obj 6 0,820 0,350 Valid

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel objektivitas auditor dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid

Tabel 4.5.3

UJI VALIDITAS KOMPETENSI AUDITOR Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation

r tabel Keterangan

Kom 1 0,861 0,350 Valid

Kom 2 0,739 0,350 Valid

Kom 3 0,785 0,350 Valid

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel kompetensi auditor dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid

Tabel 4.5.4

UJI VALIDITAS KERAHASIAAN AUDITOR Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation

r tabel Keterangan

Ker 1 0,904 0,350 Valid

Ker 2 0,860 0,350 Valid

Ker 3 0,904 0,350 Valid

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel kerahasiaan auditor dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid

Tabel 4.5.5

UJI VALIDITAS PERILAKU PROFESIONAL AUDITOR Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation

r tabel Keterangan

Per 1 0,565 0,350 Valid

Per 2 0,663 0,350 Valid

Per 3 0,733 0,350 Valid

Per 4 0,688 0,350 Valid

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel perilaku professional auditor dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

Tabel 4.5.6

UJI VALIDITAS KUALITAS AUDIT Pernyataan Corrected Item-

Total Correlation

r tabel Keterangan

Kual 1 0,923 0,350 Valid

Kual 2 0,682 0,350 Valid

Kual 3 0,923 0,350 Valid

Kual 4 0,742 0,350 Valid

Kual 5 0,923 0,350 Valid

Kual 6 0,923 0,350 Valid

Kual 7 0,923 0,350 Valid

Kual 8 0,742 0,350 Valid

Kual 9 0,890 0,350 Valid

Kual 10 0,893 0,350 Valid

Kual 11 0,893 0,350 Valid

Kual 12 0,712 0,350 Valid

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji validitas terhadap variabel kualitas audit dengan menggunakan pearson correlations memperlihatkan semua nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari r tabel (product moment), berarti butir pernyataan tersebut dinyatakan valid.

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

UJI NORMALITAS KOLMOGOROV-SMIRNOV

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 1.22176073

Most Extreme Differences Absolute .229

Positive .229

Negative -.184

Kolmogorov-Smirnov Z 1.294

Asymp. Sig. (2-tailed) .070

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji normalitas kolmogorov-smirnov diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,070 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan menunjukkan bahwa asumsi atau persyaratan normalitas dalam model regresi sudah terpenuhi.

b. Uji Multikolinieritas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

UJI MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16.102 7.455 2.160 .040

Int .861 .299 .371 2.875 .008 .463 2.160

Obj .669 .295 .341 2.272 .032 .342 2.924

Kom -.914 .233 -.399 -3.922 .001 .745 1.343

Ker 1.024 .753 .215 1.360 .186 .307 3.256

Pro -.096 .187 -.053 -.513 .612 .711 1.406

a. Dependent Variable: Kual

Sumber: Data Diolah 2021

Dari tabel diatas, hasil uji multikolinieritas masing-masing variabel VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 dengan demikian dapat dinyatakan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan dalam penelitian.

c. Uji Heteroskesdastisitas

Berdasarkan hasil pengujian terhadap data yang diperoleh, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

Gambar 4.1 Scatterplot

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan gambar Scatterplot pada gambar diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak namun tidak tersebar secara baik, karena titik-titik tersebut lebih banyak mengumpul dibawah titik

nol pada sumbu Y. tetapi titik-titik tersebut juga ada yang menyebar diatas angka nol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskesdastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak untuk memprediksi kualitas audit berdasarkan masukan variabel integritas auditor, objektivitas auditor, kompetensi auditor, kerahasiaan auditor, dan perilaku profesional auditor.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Berganda

Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai koefisien model regresi:

Tabel 4.8 KOEFISIEN REGRESI

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 16.102 7.455 2.160 .040

Int .861 .299 .371 2.875 .008 .463 2.160

Obj .669 .295 .341 2.272 .032 .342 2.924

Kom -.914 .233 -.399 -3.922 .001 .745 1.343

Ker 1.024 .753 .215 1.360 .186 .307 3.256

Pro -.096 .187 -.053 -.513 .612 .711 1.406

a. Dependent Variable: Kual

Sumber: Data Diolah 2021

Berdasarkan tabel diatas, maka model regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Y = α + βXX1 + βXX2 + βXX3 + βXX4 + βXX5 + е

Y= 16.102+0,861+0,669+-0,914+1,024+-0,096+7.455

Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta adalah sebesar 16.102 mempunyai arti bahwa jika variabel dianggap konstan, maka nilai variabel kualitas audit akan konstan sebesar 16.102. Nilai βX1 yang merupakan koefisien regresi dari X1 (integritas auditor) sebesar 0,861 mempunyai arti bahwa semakin tinggi integritas auditor atau bila terjadi peningkatan pada integritas auditor sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan kualitas audit sebesar 0,861 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Kemudian nilai βX2 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X2 (objektivitas auditor) sebesar 0,669 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan objektivitas auditor sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan kualitas audit sebesar 0,669 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Kemudian nilai βX3 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X3 (kompetensi auditor) sebesar -0,914 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan kompetensi auditor sebesar 1 tingkatan maka akan terjadi penurunan kualitas audit sebesar -

0,914 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau berubah.

Kemudian nilai βX4 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X4 (kerahasiaan auditor) sebesar 1,024 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan kerahasiaan auditor sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan kualitas audit sebesar 1,024 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.

Sedangkan nilai βX5 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X5 (perilaku profesional auditor) sebesar -0,096 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan kompetensi auditor sebesar 1 tingkatan maka akan terjadi penurunan kualitas audit sebesar -0,096 satuan dengan asumsi tetap atau berubah.

b. Uji Koefisien Determinasi

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.9

UJI KOEFISIEN DETERMINASI

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .894a .799 .761 1.334

a. Predictors: (Constant), X5sum, X4sum, X3sum2, X1sum, X2sum b. Dependent Variable: Ysum

Sumber: Data Diolah 2021

Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R Square), koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square), dan Standar Error (SE). pada tabel diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R square) sebesar 0,761 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (kualitas audit) adalah sebesar 76,1%

ditentukan oleh variabel integritas auditor, objektivitas auditor, kompetensi auditor, kerahasiaan auditor, dan perilaku professional auditor, selebihnya sebesar 23,9% (100% - 76,1%) ditentukan oleh faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini.

c. Uji Statistik t

Tabel dibawah ini merupakan hasil analisis mengenai uji statistik t yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.10 UJI STATISTIK t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 16.102 7.455 2.160 .040

Int .861 .299 .371 2.875 .008 .463 2.160

Obj .669 .295 .341 2.272 .032 .342 2.924

Kom -.914 .233 -.399 -3.922 .001 .745 1.343

Ker 1.024 .753 .215 1.360 .186 .307 3.256

Pro -.096 .187 -.053 -.513 .612 .711 1.406

a. Dependent Variable: Kual

Sumber: Data Diolah 2021

Hasil pengujian antara variabel independen (integritas auditor, objektivitas auditor, kompetensi auditor, kerahasiaan auditor, dan perilaku profesional auditor) terhadap variabel dependen (kualitas audit) secara individu yang dilakukan dengan uji t diatas adalah sebagai berikut:

Hipotesis yang menyatakan bahwa etika auditor seorang akuntan publik atau auditor berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Dari tabel diatas variabel integritas auditor mempunyai angka signifikansi 0,008 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, kemudian variabel objektivitas auditor mempunyai angka signifikansi 0,032 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, kemudian variabel kompetensi auditor mempunyai angka signifikansi 0,001 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05, kemudian variabel kerahasiaan auditor mempunyai angka signifikasi 0,186 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05, kemudian variabel perilaku profesional auditor mempunyai angka 0,612 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05.

Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa secara individu dari 5 variabel etika auditor ada 3 variabel yang memiliki nilai lebih kecil dari 0,05, sedangkan 2 variabel memiliki nilai lebih besar dari 0,05. Dan tabel diatas memperlihatkan bahwa dari 5 variabel etika auditor, ada 3 variabel memiliki nilai t positif dan 2 variabel memiliki niali t negatif.

D. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat terdapat 5 variabel yang mencakup etika auditor itu sendiri yaitu integritas auditor, objetivitas auditor, kompetensi auditor, kerahasiaan auditor, dan perilaku professional auditor. untuk variabel integritas auditor hasil yang diperoleh menyatakan bahwa integritas auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini sejalan sengan hasil penelitian dari Fransisca dan Devianti yang melakukan penelitian mengenai pengaruh etika auditor terhadap kualitas audit pada auditor di kota Jakarta. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan menerapkan integritas pada auditor sebagaimana mestinya akan menunjang kinerja auditor sehingga menghasilkan audit yang berkualitas.

Hasil penelitian untuk variabel objektivitas auditor, menyatakan bahwa etika auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fransisca dan Devianti yang menemukan bahwa objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Dengan menerapkan objektivitas, para auditor dapat bekerja dengan independen dan tidak memihak.

Hasil penelitian untuk variabel kompetensi auditor, menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini

kembali mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fransisca dan Devianti yang menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dengan meningkatkan kompetensi, para auditor dapat bekerja secara cepat dan tepat sehingga menghasilkan audit yang berkualitas.

Sedangkan untuk kerahasiaan auditor, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kerahasiaan auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Fransisca dan Devianti yang menemukan bahwa kerahasiaan berpengaruh terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian yang diperoleh untuk perilaku profesional auditor, menyatakan bahwa perilaku profesional auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini kembali berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fransisca dan Devianti yang menemukan bahwa perilaku profesional berpengaruh terhadap kualitas audit.

Dari pembahasan diatas dapat dilihat bahwa dari 5 variabel etika yang dijelaskan terdapat 3 variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit yaitu integritas, objektivitas, dan kompetensi auditor dan 2 yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit yaitu kerahasiaan dan perilaku profesional auditor yang berarti integritas, objektivitas, kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan baik secara simultan maupun parsial terhadap kualitas audit sedangkan kerahasiaan dan perilaku profesional auditor berpengaruh signifikan secara simultas tapi tidak secara parsial. Ini menjadi tugas dari instansi sendiri untuk meningkatkan etika auditornya untuk menjaga kualitas auditnya karena kredibilitas auditor tentu sangat bergantung dari kepercayaan masyarakat yang menggunakan jasa mereka terlebih lagi ini merupakan instansi yang melakukan audit di instansi

Dokumen terkait