BAB III METODE PENELITIAN
E. Metode Analisis
Adapun metode analisis yang digunakan oleh penulis yaitu sebagai berikut;
Metode Deskriptif
Metode dimana data dikumpulkan, disusun dan diinterpretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecah masalah yang dihadapi yang digunakan sebagai untuk penegndalian intern sehubungan dengan kas.
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Jasa Raharja (Persero) Makassar adalah perusahaan yang bergerak dibidang asuransi kecelakaan lalu lintas, sejarah berdirinya Jasa Raharja tidak terlepas dari adanya peristiwa pengambil alihan atau nasionalisasi Perusahaan- Perusahaan Milik Belanda oleh Pemerintah RI. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.3 tahun 1960, jo Pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.12631/BUM II tanggal 9 Februari 1960, terdapat 8 (delapan) perusahaan asuransi yang ditetapkan sebagai Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) dan sekaligus diadakan pengelompokan dan penggunaan nama perusahaan sebagai berikut :
Fa. Blom & Van Der Aa, Fa. Bekouw & Mijnssen, Fa. Sluiiters & co, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu bernama PAKN Ika Bhakti.
NV. Assurantie Maatschappij Djakarta, NV. Assurantie Kantoor Langeveldt-Schroder, setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Dharma.
NV. Assurantie Kantoor CWJ Schlencker, NV. Kantor Asuransi "Kali Besar", setelah dinasionalisasi digabungkan menjadi satu, dengan nama PAKN Ika Mulya.
34
PT. Maskapai Asuransi Arah Baru setelah dinasionalisasi diberi nama PAKN Ika Sakti.
Perkembangan organisasi perusahaan tidak terhenti sampai disitu saja, karena dengan adanya pengumuman Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No. 294293/BUM II tanggal 31 Desember 1960, keempat perusahaan tersebut di atas digabung dalam satu Perusahaan Asuransi Kerugian Negara (PAKN) Ika Karya. Selaniutnya PAKN Ika Karya berubah nama meniadi Perusahaan Negara Asuransi Kerugian (PNAK) Eka Karya.
Berdasarkan PP No.8 tahun 1965 dengan melebur seluruh kekayaan, pegawai dan segala hutang piutang PNAK Eka Karya, mulai 1 Januari 1965 dibentuk Badan Hukum baru dengan nama 'Perusahaan Negara Asuransi Kerugian Jasa Raharja" dengan tugas khusus mengelola pelaksanaan Undang-Undang (UU) No.33 dan Undang-Undang (UU) No.34 tahun 1964. Penunjukkan PNAK Jasa Raharja sebagai pengelola kedua Undang-Undang tersebut ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan RI No.
BAPN 1-3-3 tanggal 30 Maret 1965.
Pada tahun 1970, PNAK Jasa Raharja diubah statusnya menjadi Perusahaan Umum (Perum) Jasa Raharja. Perubahan status ini dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.750/KMK/IV/II/1970 tanggal 18 November 1970, yang merupakan tindak lanjut dikeluarkannya UU.
No.9 tahun 1969 tentang Bentuk- Bentuk Badan Usaha Negara.
Pada tahun 1978 yaitu berdasarkan PP No.34 tahun 1978 dan melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang selalu diperpanjang pada setiap tahun dan terakhir No. 523/KMK/013/1989, selain mengelola pelaksanaan UU. No.33 dan UU. No. 34 tahun 1964, Jasa Raharja diberi tugas baru menerbitkan surat jaminan dalam bentuk Surety Bond. Kemudian sebagai upaya pengemban rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat khususnya bagi mereka yang belum memperoleh perlindungan dalam lingkup UU No.33 dan UU No.34 tahun 1964, maka dikembangkan pula usaha Asuransi Aneka.
Kemudian dalam perkembangan selanjutnya, mengingat usaha yang ditangani oleh Perum Jasa Raharja semakin bertambah luas, maka pada tahun 1980 berdasarkan pp No.39 tahun 1980 tanggal 6 November 1980, status Jasa Raharja diubah lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan nama PT (Persero) Asuransi Kerugian Jasa Raharja, yang kemudian pendiriannya dikukuhkan dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.49 tahun 1981 tanggal 28 Februari 1981, yang telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Akte Notaris Imas Fatimah, SH No.59 tanggal 19 Maret 1998 berikut perbaikannya dengan Akta No.63 tanggal 17 Juni 1998 dibuat dihadapan notaris yang sama.
Pada tahun 1994, sejalan dengan diterbitkan UU No.2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, yang antara lain mengharuskan bahwa Perusahaan Asuransi yang telah menyelenggarakan program asuransi sosial dilarang menjalankan asuransi lain selain program asuransi sosial, maka terhitung mulai tanggal 1 Januari 1994 Jasa Raharja melepaskan usaha non wajib dan surety bond dan
kembali menjalankan program asuransi sosial yaitu mengelola pelaksanaan UU.
No.33 tahun 1964 dan UU. No.34 tahun 1964.
PT Jasa Raharja (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh modalnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia (dalam hal ini Menteri Keuangan Republik Indonesia), namun demikian sesuai dengan Peraturan Pemerin tah No. 64 Tahun 2001 tanggal 13 September 2001, bahwa kewenangan Menteri Keuangan Republik Indonesia selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atau Pemegang Saham pada PT Jasa Raharja (Persero), dialihkan kepada Menteri Negara BUMN.
Sesuai Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan PT Jasa Raharja (Persero) tentang Perubahan Anggaran Dasar Nomor : KEP-24/MBU/2006 tanggal 16 Februari 2006, maka struktur permodalan PT Jasa Raharja (Persero)menjadi sebagai berikut:
a. Modal Dasar Perusahaan ditingkatkan dari semula sebesar Rp500.000.000.000,00 (Limaratus Milyar Rupiah) menjadi sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (Satu Triliun Rupiah).
b. Modal Ditempatkan yang disetor penuh oleh Negara Republik Indonesia dari semula sebesar Rp250.000.000,00 (Duaratus Limapuluh Juta Rupiah) ditempatkan menjadi sebesar Rp500.000.000.000,00 (Limaratus Milyar Rupiah).
c. Penambahan Modal Disetor tersebut huruf b sebesar Rp250.000.000,00 (Duaratus Limapuluh Juta Rupiah) berasal dari
Kapitalisasi sebagian cadangan PT Jasa Raharja (Persero).
PT Jasa Raharja (Persero) menganut sistem akuntansi terpusat (sentralisasi), dimana proses penyusunan Laporan Keuangan berupa Neraca, Perhitungan Laba-Rugi, Perubahan Ekuitas dan Arus Kas dilakukan secara sentral di Kantor Pusat.
Prosesnya sebagai berikut:
1 . Setiap Kantor Cabang mengirimkan ke Kantor Pusat PT Jasa Raharja (Persero) Daftar Jurnal Harian beserta Daftar Harian Kas/Bank yang dilampiri dokumen asli bukti penerimaan Kas/Bank dan bukti dasar sebagai pendukung transaksi meliputi : Laporan Harian Penerimaan (LHP) Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib, Kwitansi pembayaran kepada pihak ketiga, daftar persekot rupa-rupa, daftar pembayaran gaji dan daftar pembayaran lainnya.
2 . Data di atas setiap hari diproses dengan komputer menghasilkan buku besar, berdasarkan buku besar ini setiap bulan dihasilkan Laporan Hasil Usaha (LHU) dan Posisi Keuangan untuk beberapa perkiraan (Kas/Bank, persekot rupa-rupa, piutang pegawai, biaya dibayar dimuka dan R/K Kantor Pusat di Cabang).
3 . Setiap Triwulan Laporan Hasil Usaha dan Posisi Keuangan seluruh Cabang dan Kantor Pusat digabungkan sehingga menghasilkan Neraca dan Perhitungan Laba/Rugi dan Laporan Hasil Usaha Nasional.
4. Disamping itu tiap bulan setiap cabang mengirimkan Laporan Hasil Usaha dan Posisi Keuangan.
a) Pengakuan Pendapatan
1. Pendapatan premi berupa Iuran Wajib (IW), Sumbangan Wajib (SW) dan premi aneka termasuk pendapatan lainnya yang berkaitan langsung dengan pendapatan dimaksud, diakui dan dicatat sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi.
Selain itu juga diatur bahwa:
a. Pendapatan premi asuransi umum diakui pada saat polis diterbitkan;
b. Pendapatan premi Asuransi Tanggung Gugat Penumpang (SIGAP) dengan sistem manifest diakui pada saat akseptasi.
c. Pendapatan premi asuransi aneka dan Sigap dengan sistem borongan serta pendapatan service charge atas kegiatan surety bond diakui pada saat pembayaran diterima;
d. Pendapatan Co Asuransi diakui sebesar pangsa (share) premi yang diterima perusahaan pada saat akseptasi.
2. Premi Bruto.
Premi bruto adalah merupakan pendapatan perusahaan yang terdiri dari Iuran Wajib (IW) atas penumpang kendaraan penumpang umum (darat, laut, kereta api dan pesawat udara), dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), Asuransi Umum (General Insurance), SIGAP, Surety Bond serta pertanggungan tidak langsung.
Seluruh pendapatan tersebut dalam laporan keuangan diakui dan disajikan sebagai pendapatan underwriting.
3. Premi Retensi Sendiri/Own Retention (O/R).
Premi Retensi Sendiri adalah pendapatan premi bersih perusahaan yang berasal dari premi bruto dikurangi dengan premi bagian penanggung ulang (reasuradur).
b) Transaksi Reasuransi
Usaha Asuransi yang dipertanggungkan kembali (Reasuransi) adalah pertanggungan untuk kecelakaan penumpang umum (Undang Undang No.
33/1964), asuransi umum dan aneka yang dilakukan berdasarkan persetujuan (Treaty) yang disepakati bersama.
Besarnya bagian yang direasuransikan khusus untuk UU No.33/1964 adalah sebagai berikut:
1 . Resiko kecelakaan penumpang kapal direasuransikan secara otomatis sebesar 20%.
2 . Resiko kecelakaan penumpang pesawat udara dalam negeri secara otomatis direasuransikan sebesar 30%. Dan own retention (O/R) sebesar 70% direasuransikan secara excess of loss.
3 . Resiko kecelakaan penumpang kereta api direasuransikan secara otomatis sebesar 50%. Seluruh kewajiban yang timbul dari transaksi reasuransi dicatat sebagai utang reasuransi, sedangkan seluruh hak yang timbul dicatat sebagai piutang reasuransi.
c) Transaksi Valuta Asing
Transaksi dalam valuta asing dibukukan dalam Rupiah dengan kurs pada saat terjadinya transaksi. Pada akhir tahun buku, kewajiban dan aktiva dalam valuta asing disesuaikan kembali dengan nilai kurs tengah Bank
Indonesia (BI). Selisih kurs yang terjadi akibat dari transaksi maupun penyesuaian valuta asing dicatat sebagai keuntungan (kerugian) kurs dalam tahun berjalan. Nilai kurs tengah BI per 31 Desember 2012 dan per 31 Desember 2013 masing-masing sebesar Rp9.830,00/USD dan Rp9.020,00/USD.
d) Investasi
1 . Investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito yang akan jatuh tempo dalam tahun berikutnya dinilai berdasarkan nilai nominal untuk deposito berjangka dan nilai tunai per tanggal neraca untuk sertifikat deposito.
2. Untuk surat berharga (marketable securities) sebagai berikut:
a. Untuk surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo, dinilai berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto.
b. Untuk surat berharga yang diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar dilaporkan dalam laporan laba- rugi periode berjalan.
c. Untuk surat berharga yang tidak termasuk dalam kedua kategori di atas, diklasifikasikan sebagai sekuritas yang tersedia untuk dijual dan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui dalam laporan laba -rugi melainkan secara terpisah sebagai
komponen ekuitas.
2. Untuk penyertaan saham dengan nilai penyertaan sampai dengan 20%
dicatat berdasarkan nilai perolehan (cost method), dan untuk nilai penyertaan di atas 20% dica tat berdasarkan metode ekuitas (equity method).
- e) estimasi Klaim
1. Klaim dalam proses yaitu, klaim yang sudah terjadi dan telah dilaporkan tetapi masih dalam proses penyelesaian. Besarnya Estimasi Klaim Retensi Sendiri dihitung berdasarkan estimasi yang wajar atas klaim yang sudah terjadi dan sudah dilaporkan berikut jasa penilai kerugian asuransi serta dikurangi dengan beban klaim bagian penanggung ulang (reasuradur). Sedangkan klaim dalam proses untuk Pertanggungan Tidak Langsung dihitung berdasarkan laporan klaim sementara dari pihak Ceding Company.
2. Incured But Not Reported (IBNR), yaitu klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan. Besarnya Estimasi Klaim Retensi Sendiri dihitung berdasarkan estimasi yang wajar atas klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan dengan perhitungan jumlah korban berdasarkan data korban yang pernah terjadi atas kecelakaan yang bersifat katastrop dimasa yang lalu. Estimasi Klaim Retensi Sendiri, dicatat sebagai kewajiban, sedangkan atas selisih lebih/kurang yang terjadi dengan saldo akhir tahun buku sebelumnya merupakan penambah/pengurang biaya tahun berjalan.
Premi asuransi pada umumnya diterima untuk masa pertanggungan selama satu tahun ke depan, sehingga pada tanggal penyusunan laporan keuangan (Neraca) masih terdapat premi yang belum merupakan pendapatan pada periode laporan tahun tersebut, tetapi merupakan pendapatan untuk tahun berikutnya, disamping itu dalam masa pertanggungan masih terdapat kemungkinan terjadi penyesuaian atau pembatalan pertanggungan (endorsement/cancellation) sehingga perlu dibentuk cadangan Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan.
Pembentukan Premi Yang Belum Merupakan Pendapatan berpedoman kepada Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 424/KMK.06/2003 tanggal 30 September 2003 tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi serta berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
Skep/107/XII/2001 tanggal 31 Desember 2001 tentang Pembentukan Cadangan Teknis yang ditetapkan bahwa besarnya premi yang belum merupakan pendapatan PT Jasa Raharja (Persero) adalah sebesar 40% dari premi Retensi Sendiri (O/R). Premi O/R dalam hal ini adalah sebagaimana dijelaskan pada kebijakan pengaku an pendapatan butir.
1. Cara Memperoleh Santunan
Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat
Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan :
o Laporan Polisi tentang kecelakaan Lalu Lintas dari Unit Laka Satlantas Polres setempat dan atau dari instansi berwenang lainnya.
o Keterangan kesehatan dari dokter / RS yang merawat.
o KTP / Identitas korban / ahli waris korban.
o Formulir pengajuan diberikan Jasa Raharja secara cuma-cuma
2. Bukti lain yang diperlukan
Dalam hal korban luka.luka
o Kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah.
Dalam hal korban meninggal dunia
o Surat kartu keluarga / surat nikah ( bagi yang sudah menikah )
3. Ketentuan lain yang perlu diperhatikan
Jenis Santunan
o Santunan berupa penggantian biaya rawatan dan pengobatan (sesuai ketentuan)
o Santunan kematian
o Santunan cacat tetap
Ahli Waris
o Janda atau dudanya yang sah.
o Anak-anaknya yang sah.
o Orang tuanya yang sah
Kadaluarsa
Hak santunan menjadi gugur / kadaluwarsa jika :
o Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya kecelakaan.
o Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak dimaksud disetujui oleh jasa raharja
B. Visi dan Misi
VISI
Menjadi perusahaan terkemuka di bidang Asuransi dengan mengutamakan penyelenggaraan program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
MISI
2. Bakti kepada Masyarakat, dengan mengutamakan perlindungan dasar dan pelayanan prima sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
3. Bakti kepada Negara, dengan mewujudkan kinerja terbaik sebagai penyelenggara Program Asuransi Sosial dan Asuransi Wajib, serta Badan Usaha Milik Negara.
4. Bakti kepada Perusahaan, dengan mewujudkan keseimbangan kepentingan agar produktivitas dapat tercapai secara optimal demi kesinambungan Perusahaan.
5. Bakti kepada Lingkungan, dengan memberdayakan potensi sumber daya bagi keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
C. Bagan Struktur Organisasi PT. Jasa Raharja Makassar Gambar4.1
Sumber :PT. Jasa Raharja (persero) Makassar
D. Deskripsi Kerja.
Di dalam suatu struktur organisasi terdapat bentuk susunan tertentu yang akan mempertahankan kegiatan yang ada di dalam lingkungan organisasi untuk mencapai tujuan. Dengan cara memiliki bentuk struktur organisasi akan jelas terlihat tugas dan tanggung jawab dari pimpinan organisasi kepada setiap anggota organisasi atau pegawainya, karena dalam organisasi hubungan antara atasan dan bahwa harus jelas serta terjadinya komunikasi sehingga tujuan dari organisasi perusahaan dapat tercapai.
Adapun uraian singkat tugas dari masing-masing bagian pada PT. Jasa Raharja di seksi klaim dan yang berhubungan dengan seksi klaim adalah sebagai berikut.
1. Kepala cabang Tugas Pokok :
- Bertanggung jawab pada kelancarandan ketertiban pelaksanaan pekerjaan serta terwujudnya pembinaan/pengembangan sumber daya manusia dan pengaman alat/sarana fisik di kantor cabang dan kantor perwakilan yang di bawah pembinaannya.
- Bertanggung jawab pada pelaksanaan seluruh bidang usaha perusahaan di wilayah kerja kantor cabang yang dipimpinnya.
2. Kepala Bagian Operasi Tugas Pokok :
- Memimpin penyusunan rencana program kerjadan anggaran untuk unit kerja kerja yang dipimpinnya.
- Merencanakan dan mengembangkan sumber daya manusia, mengamankan alat sarana fisik dan uang di dalam unitkerja yang dipimpinnya.
- Tersedianya rencana kerja di bidang pemasaran termasuk target pendapatan peremi Asuransi kerugian dan Asuransi Aneka setra Service Charge Sutery Bond dari kantor cabang.
- Terjadinya laporan kegiatan bidang Asuransi kerugian, Asuransi Aneka dan Surety bond.
- Terjadinya laporan pelaksanaanadministrasi dan pembayaran klaim, dana santunan di bidang Asuransi kerugian, Asuransi Aneka dan surety bond.
- Melakukan usaha penyempurnaan dan trhadap prosedur penyelesaian pembayaran klaim, dana sntunan, mengabaikan fungsi kontrol.
3. Seksi Klaim Tugas pokok :
- Mencatat setiap pengajuan klaim dana dan santunan yang memenuhi syarat administratife.
- Meminta kelengkapan dokumen klaim dana santunan kepada tertanggung, sesuai dengan persyaratan yang di tentukan.
- Melakukan survey on the spot atas obyek pertanggungan atau klaim yang diajukan, sesuai petunjuk kepala cabang.
- Merekomendasikan hasil penelitian survey atas klaim yang diajukan sebagai bahan keputusan yang akan diambil oleh kepala cabang dan kantor pusat.
- Memberi petunjuk dan pengarahankepad kantor pusat.
- Member petunjuk dan pengarahan kepada kantor perwakilan dan administrasi klaim.
- Mengajukan saran-saran penanggulangankecelakaan lalu lintas kepada kepala cabang.
- Mengambil langkah yang diperlukan untuk menyebarluaskan berbagai ketentuan dan pengaturan tentang pengajuan klaim dana santunan.
- Menyelenggarakan administrasi klaimkantor cabang sesuai dengan ketentuan berlaku.
- Memimpim pemantauan atas kualitas kantor perwakilan dalam menangani pengajuan klaim dana santunan.
4. Kepala Perwakilan Tugas Pokok :
- Menyusun rencana kegiatan pemasaran Asuransi kerugian Asuransi Aneka dan surety bond termasuk anggaran pendapatan serta biayanya, untuk wilayah kerja perwakilan.
- Meneruskan permohonan penutupan Asuransi kerugian dan Asuransi aneka serta penerbitan Surety bond kepada kepala cabang.
- Mengendalikan pengelolaan keuangansebatas yang telah ditentukan oleh kepala cabang.
- Membina hubungan dan kerja sama yang baik dengan relasi, rekan, rekan usaha.
- Mengadakan penyuluhan yang sifatnya strategis.
- Memimpin pelayanan yang baik terhadap masyarakat.
- Mengusulkan kekantor cabang upaya penanggulangan kecelakaan lalu lintas.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Kas adalah semua uang kertas dan logam,baik mata uang dalam negeri maupun luar negeri serta surat-surat yang mempunyai sifat-sifat yang seperti mata uang yaitu sifat dapat segera digunakan untuk melakukan pembayaran-pembayaran pada saat dikehendaki. Kas sebgai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan dengan sisa rekening giro yang dapat di gunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Adapun penerimaan dan pengeluaran kas sbb:
1. Sistem Penerimaan Kas
PT. Jasa Raharja (Persero) Makassar merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa yang berorientasi pada non profit atau hal ini tidak mencari keuntungan. Sehingga dalam menjalankan kegiatannya PT. Jasa Raharja (Persero) Makassar lebih mengutamakan pelayanan jasa kepada masyarakat sesuai prosedur akuntansi terutama penerimaan dan pengeluaran kas untuk menunjang kelancaran operasionalnya.
Prosedur Penerimaan Kas Wajib (IW) dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) pada PT. Jasa Raharja (Persero) Perewakilan Makassar telah dilaksanakan dengan baik, dimana transaksi disertai dengan bukti pendukung. Setiap transaksi dicatat dalam pembukuan sehingga menghasilkan informasi laporan keuangan, hal ini dapat mengurangi terjadinya penyalahgunaan kas. Pembayaran IW(Iuran Wajib) yang harus
50
dibayar setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum, pembayaran yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing- masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut. Namun PT. Jasa Raharja (Persero) makassar tidak mengutip tentang Iuran Wajib Kereta Api (IWKA) dan Iuran Wajib Pesawat Udara (IWPU) . Iuran Wajib Kereta Api (IWKA) dikelola oleh Kantor Pusat dan Kantor Cabang Bandung, untuk Iuran Wajib Pesawat Udara (IWPU) hanya dikelola oleh Kantor Pusat saja. SWDKLLJ adalah singkatan dari Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Pembayaran Sntunan Wajib (SW) dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK. Prosedur Penerimaan Kas atas Iuran Wajib dan Sumbangan Wajib yang terjadi di PT.
Jasa Raharja (Persero) Makassar melibatkan beberapa bagian yaitu staf bagian keuangan, bagian kasir, samsat dan bagian teknik. Adapun pendapatan kas yang terdapat dalam PT. Jasa Raharja (Persero) Makassar sebagai berikut:
PENDAPATAN
1. Pendapatan premi berupa Iuran Wajib (IW), Sumbangan Wajib (SW) dan premi aneka termasuk pendapatan lainnya yang berkaitan langsung dengan pendapatan dimaksud, diakui dan dicatat sebagai pendapatan pada saat terjadinya transaksi.
Selain itu juga diatur bahwa:
a. Pendapatan premi asuransi umum diakui pada saat polis diterbitkan.
b. Pendapatan premi Asuransi Tanggung Gugat Penumpang (SIGAP) dengan sistem manifest diakui pada saat akseptasi.
c. Pendapatan premi asuransi aneka dan sigap dengan sistem borongan serta pendapatan service charge atas kegiatan surety bond diakui pada saat pembayaran diterima.
d. Pendapatan Ko Asuransi diakui sebesar pangsa (share) premi yang diterima perusahaan pada saat akseptasi.
2. Premi Bruto.
Premi bruto adalah merupakan pendapatan perusahaan yang terdiri dari Iuran Wajib (IW) atas penumpang kendaraan penumpang umum (darat, laut, kereta api dan pesawat udara), dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ), Asuransi Umum (General Insurance), SIGAP, Surety Bond serta pertanggungan tidak langsung.
Seluruh pendapatan tersebut dalam laporan keuangan diakui dan disajikan sebagai pendapatan underwriting.
3. Premi Retensi Sendiri/Own Retention (O/R). Premi Retensi Sendiri adalah pendapatan premi bersih perusahaan yang berasal dari premi bruto dikurangi dengan premi bagian penanggung ulang (reasuradur).
Gambar 5.1
Flowchart Peneriman Kas
Sumber : PT. Jasa Raharja (Persero) Makassar
2. Sistem Pengeluaran Kas
Pengeluaran kas adalah seluruh pengeluaran-pengeluaran yang terjadi dalam PT.
Jasa Raharja (Persero), adapun pengeluaran-penge;luaran kas yang terjadi sebagai berikut:
INVESTASI
1. Investasi dalam bentuk deposito berjangka dan sertifikat deposito yang akan jatuh tempo dalam tahun berikutnya dinilai berdasarkan nilai nominal untuk deposito berjangka dan nilai tunai per tanggal neraca untuk sertifikat deposito.
2. Untuk surat berharga (marketable securities) sebagai berikut:
File
transaksi Jurnal
Jurnal Buku Pembantu
Buku Besar Penerimaan Kas
Bukti Transaksi
a. Untuk surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo, dinilai berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi.
b. Untuk surat berharga yang diperdagangkan dinyatakan berdasarkan harga pasar pada tanggal laporan. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga pasar diakui dalam laporan laba‐rugi periode berjalan.
c. Untuk surat berharga yang tidak termasuk dalam kedua kategori di atas, diklasifikasikan sebagai sekuritas yang tersedia untuk dijual dan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi akibat kenaikan (penurunan) harga tidak diakui dalam laporan laba‐rugi melainkan secara terpisah sebagai komponen ekuitas (di dalam akun Kenaikan (Penurunan) atas Harga Pasar Surat Berharga).
d. Untuk penyertaan saham dengan nilai penyertaan sampai dengan 20%
dicatat berdasarkan nilai perolehan (cost method), dan untuk nilai penyertaan di atas 20% dicatat berdasarkan metode ekuitas (equity method).
e. Investasi dalam bentuk Properti seperti Tanah atau Bangunan yang tidak digunakan atau dioperasikan oleh Perseroan disajikan berdasarkan Harga Perolehan.