BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
4. Metode Pembelajaran Cooperative Script
dilaksanakan sejak tahun 2005 namun hingga saat ini gerakan tersebut belum mendapatkan hasil yang maksimal.
Orang-orang Betawi juga mulai bingung dengan identitas budaya mereka, hal ini disebabkan oleh banyaknya unsur budaya asing yang berasimilasi dan berakulturasi dengan unsur budaya mereka. Kita, masyarakat Suku Sasak dan suku-suku lain yang ada di Indonesia juga mengalami hal yang serupa.
“Kebudayaan Lokal Hampir Punah ditelan Masa”. Lalu haruskah itu semua kita tonton begitu saja, haruskah itu semua kita biarkan berlaku tanpa sedikit usaha untuk melawannya, haruskah kita semua membiarkan budaya lokal yang merupakan hasil karya, cipta, rasa, dan karsa nenek moyang kita harus mati begitu saja akibat ditindih unsur budaya asing (Budaya orang-orang Eropa, Amerika, Australia dan budaya orang asing lainnya).
Tentu saja, kita akan menjawab “TIDAK”. Kami yakin, kita semua akan berkata dengan lantang “JANGAN BIARKAN BUDAYA ASING MEMBUNUH BUDAYA LOKAL KITA…!!!”. Untuk itu, tiada henti kami mengajak kita semua untuk bersama-sama bangkit dan kembali mengembangkan nilai-nilai tradisional dan atraksi budaya asli nenek moyang kita. [] - 01
bersangkutan. Ada juga pengertian tentang metode yaitu cara kerja yang sistematis untuk mencapai suatu maksud tujuan. Cara yang teratur dalam menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan landasan teori. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Ada juga yang mengartikan metode yaitu: Cara yang telah di atur dan berfikir baik-baik untuk mencapai tujuan.
Cooperative berasal dari kata Cooperate yang artinya bekerja sama, bantuan-membantu, gotong royong. Sedangkan kata dari Cooperation yang memiliki arti kerja sama, koperasi persekutuan. Script ini berasal dari kata Script yang memiliki arti uang kertas darurat, surat saham sementara dan surat andil sementara. Jadi pengertian dari Cooperative skripsi adalah naskah tulisan tangan, surat saham sementara. Jadi pengertian dari Cooperative adalah Strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang berbeda. Metode Cooperative Script menurut Departemen Nasional yaitu dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian- bagian materi yang dipelajari. Jadi pengertian dari Metode Cooperative Script adalah Metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi Sosiologi yang dipelajari (Online, Media pembelajaran dikaitkan-dengan metode cooperative script : 2012).
Miftahul A’la (2011: 97), metode pembelajaran cooperative script di sebut juga Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Cooperative script merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin 1994:175). Hal tersebut sangat
membantu siswa dalam mengembangkan serta mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang pernah didapatkan dalam pemecahan masalah.
Pembelajaran cooperative script merupakan salah satu bentuk atau metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran cooperative script dalam perkembangannya mengalami banyak adaptasi sehingga melahirkan beberapa pengertian dan bentuk yang sedikit berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Beberapa pendapat para ahli mendefinisikan metode pembelajaran cooperative script yaitu :
1. Metode pembelajaran cooperative script menurut Dansereau dalam Slavin (1994) adalah skenario pembelajaran kooperatif. Artinya setiap siswa mempunyai peran dalam saat diskusi berlangsung.
2. Pembelajaran Cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi(2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa sepertiilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu, dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.
3. Brousseau dalam Hadi (2007:18) menyatakan bahwa metode pembelajaran cooperative script adalah secara tidak langsung terdapat kontrak belajar antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa mengenai caraberkolaborasi.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang diungkapkan diatas,antara satu dengan yang lainnya memiliki maksud yang sama yaitu terjadi suatu kesepakatan antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa untuk berkolaborasi
memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran dengan cara-cara yang kolaboratif seperti halnya menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan sosial siswa.
1. Prinsip Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode pembelajaran cooperative script ini memiliki konsep dari the aclerated learning, active learning, dan cooperative learning. Maka prinsip-prinsip dalam metode pembelajaran ini sama dengan prinsip-prinsip yang ada pada metode pembelajaran cooperative learning, prinsip-prinsipnya yaitu :
1. Siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka tenggelam dan berenang bersama.
2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Siswa harus berpandanagan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama .
4. Siswa harus berbagi tugas dan berbagi tanggung jawab, sama besarnya diantara para anggota kelompok.
5. Siswa akan diberi suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan, sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompok kooperatif (Online,
“karakteristik dan prinsip cooperative learning” : 2009).
2. Kelebihan dan Kelemahan Dari Metode Pembelajaran Cooperative Script
Kelebihan metode pembelajaran cooperative script diantaranya adalah sebagai berikut, Miftahul A’la (2011: 98):
2. Melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan.
3. Setiap siswa mendapatkan peran.
4. Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Istarani (2011), metode pembelajaran Cooperative Script baik digunakan dalam pembelajaran untuk menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru (dalam pemecahan suatu permasalahan), daya berfikir kritis serta mengembangkan jiwa keberanian dalam menyampaikan hal-hal baru yang diyakininya benar. Metode pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar dari siswa lain. Siswa dilatih untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan dengan ide temannya, sehingga dapat membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siwa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.
Metode pembelajaran Cooperative Script merupakan suatu strategi yang efektif bagi siswa untuk mencapai hasil akademik dan sosial termasuk meningkatkan prestasi, percaya diri dan hubungan interpersonal positif antara satu siswa dengan siswa yang lain. Metode pembelajaran Cooperative Script banyak menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan jawabannya dan menilai ketepatan jawaban, sehingga dapat mendorong siswa yang kurang pintar
untuk tetap berbuat (meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa). Metode pembelajaran ini memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga mengembangkan keterampilan berdiskusi, dan siswa bisa lebih menghargai orang lain.
b. Kelemahan metode pembelajaran cooperative script diantaranya adalah sebagai berikut,Miftahul A’la (2011: 98):
1. Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu.
2. Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hannya sebatas pada dua orang tersebut).
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu juga dengan Metode pembelajaran Cooperative Script ini. Tidak semua siswa mampu menerapkan Metode pembelajaran Cooperative Script, sehingga banyak tersita waktu untuk menjelaskan mengenai metode pembelajaran ini. Beberapa siswa mungkin pada awalnya takut untuk mengeluarkan ide, takut dinilai teman dalam kelompoknya. Penggunaan Metode pembelajaran Cooperative Script harus sangat rinci melaporkan setiap penampilan siswa dan tiap tugas siswa, dan banyak menghabiskan waktu untuk menghitung hasil prestasi kelompok. Metode pembelajaran ini sulit membentuk kelompok yang solid yang dapat bekerja sama dengan baik. Penilaian terhadap murid atau siswapun secara individual menjadi sulit karena tersembunyi di dalam kelompok.
3. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Cooperative Script
Riayanto (2009:280), Langkah-langkah untuk menerapkan metode pembelajran coopertive script adalah sebagai berikut :
1. Guru membagi siswa untuk berpasangan.
2. Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya, sementara pendengar :
Menyimak/mengoreksi/melengkapi ide-ide pokok yang kurang lengkap.
Membantu mengingat/menghafal ide/ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
5. Bertukar peran, semula berperan sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Kemudian lakukan seperti kegiatan tersebut kembali.
6. Merumuskan kesimpulan bersama-sama siswa dan guru.
7. Penutup.
B. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran sosiologi memerlukan perhatian khusus karena minat belajar merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Disamping itu minat belajar yang tumbuh karena kebutuhan akan menjadi faktor penting dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu membutuhkan suatu pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan dalam pemecahan masalah serta bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif. Oleh karena itu Metode Pembelajaran
Cooperative Script dapat diterapkan dalam penyajian materi atau pokok bahasan
Perubahan Sosial(Krisis Budaya Lokal) dalam proses pembelajaran.
Adapun bagan kerangka pikir :
Gambar 1: Skema Kerangka Pikir
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Jika Metode Pembelajaran Cooperative Script diterapkan pada materi pelajaran sosiologi pokok bahasaan perubahan
sosial kelas X SMA Negeri 3 Takalar maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
- Kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran perubahan sosial
- pembelajaran berorientasi pada buku.
- Hasil belajar rendah.
KONDISI AWAL
Guru menggunakan Metode Pembelajaran Cooperative Script Pada Siklus I dan Siklus II
TINDAKAN
KONDISI AKHIR
- Meningkatnya antusias siswa dalam pembelajaran
Perubahan Sosial
- Pembelajaran menggunakan Metode Cooperative Script - Hasil Belajar meningkat
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) (Classroom Action Reseach) yang dibagi dalam dua siklus dan empat tahap.
Menurut Kemmis dan Mc targgar dalam Suharsimi (2011 : 16) empat tahap dalam penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Penyusunan rencana 2. Tindakan
3. Observasi 4. Refleksi
B. Lokasi dan Objek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Takalar. Peneliti memilih siswa kelas X sebagai responden dengan alasan : rendahnya hasil belajar siswa kelas X tentang pokok bahasan perubahan sosial (Krisis Budaya Lokal)
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian adalah siswa kelas X yang berjumlah 21 orang siswa yang masing-masing terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada semester Ganjil tahun ajaran 2014/2015.
34
C. Prosedur Penelitian
Rancangan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan terdiri atas dua atau lebih siklus, yakni siklus pertama, siklus kedua dan siklus selanjutnya jika diperlukan. Gambaran umum yang dilakukan pada setiap siklus adalah:
Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan yang dijabarkan sebagai berikut.
Gambar 2 : Alur PTK Suharsimi Arikunto (2011 : 16)
Secara rinci pelaksanaan penelitian untuk dua siklus ini sebagai berikut : 1. Siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan sebanyak 8 jam pelajaran (4
x 45 menit). Tiga kali pertemuan untuk proses belajar mengajar sebanyak tiga kali jam pelajaran (2 x 45 menit), dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus I sebanyak dua jam pelajaran (2 x 45 menit).
2. Siklus II dilaksanakan selama empat kali pertemuan, sebanyak empat jam pelajaran (4 x 45 menit). tiga kali pertemuan untuk proses belajar mengajar
33
selama dua jam pelajaran (2 x 45 menit), dan satu kali pertemuan untuk tes akhir siklus II sebanyak 2 jam pelajaran (2 x 45 menit).
Siklus I
Siklus satu dilaksanakan selama empat kali empat puluh lima menit (4 x 45 menit). Secara rinci prosedur pelaksanaan tindakan pada siklus ini dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
1. Mengembangkan silabus yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
2. Menyusun perangkat pembelajaran, yaitu silabus, RPP, materi pembelajaran, LKS, dan media pembelajaran
3. Pengajar membuat instrumen pedoman observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Menyiapkan instrumen tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil perkembangan siswa setelah pembelajaran dengan berbasis masalah 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
1. Menuliskan materi yang akan dipelajari yaitu Perubahan sosial.
2. Menjelaskan maksud pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar.
3. Pembahasan materi Perubahan Sosial (Krisis Budaya Lokal)
4. Guru Menjadi fasilitator selama pembelajaran dengan Metode Pembelajaran Cooperative Script Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran
3) Tahap Pengamatan
Pada tahap ini ada dua perlakuan yaitu observasi dan evaluasi.
Pelaksanaan tahap observasi terhadap aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar yang menggunakan lembar observasi. Pelaksanaan evaluasi memberikan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir tindakan siklus I dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
4) Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi dikumpul kemudian dilakukan analisis dan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah rencana telah terlaksana secara optimal atau perlu dilakukan perbaikan. Hasil analisis siklus I inilah yang dijadikan acuan untuk merencanakan siklus II dimana aspek-aspek yang diangap bagus tetap dipertahankan, sedangkan kekurangannya menjadi pertimbangan dan revisi pada siklus berikutnya.
Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II ini relatif sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Namun dalam pelaksanaan ini dilakukan perbaikan-perbaikan dari siklus I sehingga hasil belajar meningkat. Siklus ini dilakukan selama empat kali empat puluh menit (4 x 45 menit). Secara rinci prosedur tindakan pada siklus ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran.
2. Membuat rencana pembelajaran.
3. Membuat lembar observasi untuk melihat keaktifan siswa selama tindakan berlangsung.
4. Membuat tes hasil belajar siswa siklus II sebagai alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal berdasarkan materi yang diajarkan pada siklus II.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I
1. Menuliskan materi yang akan dipelajari yaitu Perubahan Sosial (Cooperative Script)
2. Menjelaskan maksud pembelajaran yang harus dicapai dalam belajar.
3. Pembahasan materi Perubahan Sosial (Cooperative Script)
4. Guru Menjadi fasilitator selama pembelajaran dengan Pembelajaran berbasis masalah.
5. Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran.
3) Tahap Pengamatan
Melakukan observasi aktivitas siswa selama berlangsung proses belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi. Melakukan evaluasi dengan memberikan tes hasil belajar yang dilakukan pada akhir tindakan siklus II dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.
4) Tahap Refleksi
Hasil yang dicapai dalam tahap observasi dan evaluasi akan dianalisis dan merupakan hasil akhir pelaksanaan tindakan siklus II yang telah dilakukan.
Kemudian melakukan refleksi dengan maksud untuk melihat apakah rencana te-
Lah terlaksana secara optimal atau perlu diadakan perbaikan.
D. Sumber dan Jenis Data a. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru b. Jenis data
a. Data kualitatif yaitu data hasil observasi mengenai keaktifan ketika siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa pada setiap siklus.
E. Instrumen
Adapun instrumen penelitian yang di gunakan adalah sebagai berikut:
1. Tek akhir, yaitu tes yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa yang diadakan pada setiap siklus.
2. Pedoman observasi, yaitu bertujuan untuk memperhatikan bagaimana aktifitas siswa selam mengikuti proses pembelajaran berlangsung.
F. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Data tentang kondisi proses pembelajaran selama tindakan dilakukan diperoleh dengan menggunakan observasi baik secara langsung dan tidak langsung dengan beberapa indikator yang diamati.
2. Data tes hasil belajar
Tes digunakan untuk memperoleh data pada siklus I dan siklus II yaitu untuk mendapatkan data tentang hasil belajar yang dicapai siswa selama proses pembelajaran baik kognitif maupun afektif.
G. Teknik Analisis Data a. Analisis secara kualitatif
artinya data yang di peroleh dari pelaksanaan observasi akan di analisis secara kualitatif.
b. Analisis secara kuantitatif
Data hasil belajar siswa berupa tes akan dianalisis dengan menggunakan skor yang berdasarkan penilaian acuan patokan, dihitung berdasarkan skor maksimal yang mungkin dicapai oleh siswa. Nilai yang diperoleh dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar sosiologi adalah berdasarkan teknik kategorisasi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional yang dinyatakan sebagai berikut :
Tabel 1. Teknik Kategori Standar Berdasarkan Ketetapan DEPDIKNAS No Persentase Tingkat Penguasaan Kategori Kategori
1 0-34 Sangat rendah
2 35-54 Rendah
3 55-70 Sedang
4 71-84 Tinggi
5 85-100 Sangat tinggi
(Depdiknas, 2007: 14)
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah bila terjadi peningkatan skor rata-rata hasil belajar sosiologi sekurang-kurangnya 68 dan siswa telah melaksanakan aktifitas yang direncanakan sesuai dengan Metode pembelajaran Cooperative Script pada kelas X SMA Negeri 3 Takalar terhadap bahan ajar setelah menerapkan Metode pembelajaran Cooperative Script dengan ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya 85%.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 1985. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta .
Bondet Wrahatnala. 2009. Sosiologi 1. Jakarta :Sekawan Cipta Karya
Departemen pendidikan nasional indonesia. 2003. UU Republik Indonesia Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas
Elisanti, dkk. 2007. Sosiologi 1. Jakarta: CV Indradjaya
Hurlock, E. B. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu Pnedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.
Josep Roucek & Waren. 2008.Panduan sosiologi. Bandung: Bumi Aksara Muin, Idianto. 2004. Sosiologi 1. Jakarta: Erlangga
Nasution. 2008. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar, Cet.12; Jakarta: Bumi Aksara.
Riyanto, yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Pranada Media Sahabuddin. 1999. Mengajar dan Belajar. Unjung Pandang: Universitas Negeri
Makassar.
Soekanto, Soerjono. 2009. Sosiologi Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Media
Slameto. 2003. Belajar Dan Factor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Tim Penyusun. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Gita Media Pres
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar. 2012. Pedopan Penulisan Skripsi.
Makassar: FKIP Unismuh
Wulansari C. Dewi.2009. Sosiologi, Konsep dan Teori. Bandung: Refika Aditama Yamin, Moh. 2009. Menggugat Pendidikan Indonesia (belajar dari Paulo Freire
dan Ki Hajar Dewantara). Jogjakarta: Ar-Ruzz
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Pada bagian ini akan dibahas hasil-hasil penelitian mengenai peningkatan prestasi belajar Sosiologi siswa Kelas XSMANegeri 3 Takalar melalui penerapanmetode pembelajaran Cooperative Script, yang terdiridari siklus I dan II, yaitu siklus I dilaksanakan 4 (empat) kali pertemuan dan siklus II dilaksanakan 4 (empat) kali pertemuan, dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu data tentang hasil pengamatan, sedangkan data tentang hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif.
1. Kegiatan Hasil Siklus I
Kegiatan pada siklus pertama meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan
Adapun tahap perencanaan siklus I adalah:
1. Peneliti melakukan diskusi awal dengan guru mata pelajaran Perubahan Sosial untuk membahas tentang pelaksanaan penelitian kemudian menelaah kurikulum SMANegeri 3 Takalar kelas X untuk menyesuaikan materi sedemikian rupa sehingga dapat diajarkan selama 4 kali pertemuan.
2. Membuat rencana pengajaran sesuai dengan kurikulum untuk setiap pertemuan. Dalam pembuatan rancangan pelaksanaan pembelajaran ini akan
42
dibuatkan soal-soal yang akan diberikan kepada siswa pada akhir siklus I sebagai bahan evaluasi berdasar materi yang diajarkan.
3. Membuat lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.
4. Menyiapkan reverensi-reverensi yang relevan demi kelancaran selama dalam pelaksanaan penelitian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I:
Adapun pelaksanaan tindakan pada pertemuan I yaitu pada kegiatan awal guru memberikan salam, melakukan pengecekan siswa dengan mengabsen dan berkenalan dengan siswa. Membagi siswa untuk berpasangan, Membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk di baca, dan menetapkan siswa siapa yang pertama siswa sebagai pembicara dan pendengar, Pembicara membacakan ringkasanya selengkap mungkin, Sementara pendengar menyimak mengoreksi atau menunjukkan ide ide pokok yang kurang lengkap, Kemudian bertukar peran, kesimpulan siswa dengan guru, guru menutup pertemuan I.
Pertemuan II:
Pada pertemuan ke II yaitu pada kegiatan awal guru memberikan salam, melakukan pengecekan siswa dengan mengabsen dan memberikan arahan sebelum pelajaran dimulai, Membagi siswa untuk berpasangan, Membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk di baca, dan menetapkan siswa siapa yang pertama siswa sebagai pembicara dan pendengar, Pembicara membacakan ringkasanya selengkap mungkin, Sementara pendengar menyimak mengoreksi
atau menunjukkan ide ide pokok yang kurang lengkap, Kemudian bertukar peran, kesimpulan siswa dengan guru,guru menutup pertemuan II.
Pertemuan III:
Pada pertemuan ke III yaitu pada kegiatan awal ketua kelas menyiapkan kelas, melakukan pengecekan siswa dengan mengabsendan mengadakan apersepsi mengenai materi minggu lalu.Setelah apersepsi Membagi siswa untuk berpasangan, Membagikan wacana atau materi tiap siswa untuk di baca, dan menetapkan siswa siapa yang pertama siswa sebagai pembicara dan pendengar, Pembicara membacakan ringkasanya selengkap mungkin, Sementara pendengar menyimak mengoreksi atau menunjukkan ide ide pokok yang kurang lengkap, Kemudian bertukar peran, kesimpulan siswa dengan guru, memberitahukan siswa evaluasi pekan depan dan guru menutup pertemuan III.
c. Tahap observasi dan Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat serta melaksanakan evaluasi berupa tes hasil belajar siklus I setelah 3 kali pertemuan. Tes hasil belajar siswa yang diberikan berbentuk soal esay sebagaimana tercantum pada lampiran.
Adapun hasil observasi aktifitas dalam pelaksanaan pembelajaran yang di peroleh dari siklus I dari 21siswa sebagai berikut: