• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pembelajaran Send A Problem

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

6. Metode Pembelajaran Send A Problem

Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.

Pembelajaran yang dapat dikatakan optimal adalah pembelajaran dimana guru tidak hanya menjelaskan saja tetapi siswa yang harus lebih aktif untuk mencari tahu dan membangun sendiri pengetahuannya dan peran guru sebagai fasilitator dan motivator, hal tersebut bertujuan agar siswa menjadi lebih mandiri/terampil dan aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Untuk

menciptakan pembelajaran yang optimal harus memikirkan pendekatan dan media yang sesuai dengan materi. Tugas utama guru adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi secara optimal antara siswa dengan siswa ataupun siswa dengan guru atau sebaliknya. Bagaimanapun bagus dan idealnya pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikannya, maka proses pembelajaran akan kurang bermakna.

Guru diberikan kebebasan untuk memanfaatkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat, keterampilan proses,perhatian, dan keaktifan siswa sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.

(Depdiknas, 2006:2)

Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Penerapan ajaran tut wuri handayani juga merupakan wujud nyata yang bermakna bagi manusia masa kini dalam rangka menjemput masa depan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu model Send A Problem (Pembelajaran Mengirim Suatu Masalah ). Model pembelajaran ini menekankan pada pemecahan masalah yang diberikan guru berdasarkan informasi yang siswa miliki. Joyce (dalam Trianto, 2007:5)

Send A Problem (Pembelajaran Mengirim Suatu Masalah ) memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit, memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa. Sehingga siswa terdorong untuk membedakan dan memadukan gagasan

tentang fenomena yang menantang. Model pembelajaran Send A Problem ini mendorong siswa dapat berfikir kreatif, imajinatif, refleksi, tentang model dan teori, mengenalkan gagasan- gagasan pada saat yang tepat, mencoba gagasan baru, mendorong siswa untuk memperoleh kepercayaan diri.

Langkah – langkah pembelajar : (a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktifitas pemecahan masalah yang dipilih; (b) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan topic, tugas, jadwal dan lain-lain); (c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data , hipotesis dan pemecahan masalah; (d) Guru membantu siswa dalam merencanakan, menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi gtugas dengan temannya; (e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

Kegiatan pembelajaran kooperatif Send A Problem dilaksanakan melalui tahap persiapan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, pemeriksaan hasil kegiatan kelompok, tes, pemeriksaan hasil tes, dan penghargaan kelompok.

1) Tahap persiapan

Pada tahap persiapan langkah-langkah Pembelajarannya terbagi atas : a) Materi

Materi pembelajaran dalam belajar kooperatif dengan menggunakan model Send A Problem dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara

berkelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang akan dipelajari kelompok, lembar jawaban dan lembar kegiatan tersebut.

b) Menempatkan siswa dalam kelompok

Menempatkan siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari empat dan lima orang dengan cara mengurutkan siswa dari atas ke bawah berdasarkan kemampuan akademiknya dan daftar siswa yang telah diurutkan tersebut dibagi menjadi lima bagian. Kemudian diambil satu siswa dari tiap kelompok sebagai anggota kelompok. Kelompok yang sudah terbentuk diusahakan berimbang menurut kemampuan akademik dan jenis kelamin.

c) Menentukan skor dasar

Skor dasar merupakan skor rata-rata pada kuis/tes sebelumnya. Jika mulai menggunakan metode Send A Problem setelah memberi tes kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, maka skor tes tersebut dapat dipakai sebagai skor dasar. Selain skor kemampuan prasyarat/tes pengetahuan awal, nilai siswa pada semester sebelumnya juga dapat digunakan sebagai skor dasar.

2) Tahap penyajian materi

Tahap penyajian materi ini menggunakan waktu sekitar 20-45 menit.

Setiap pembelajaran dengan model ini, selalu dimulai dengan penyajian materi oleh guru. Sebelum penyajian materi, guru dapat memulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan prasyarat dan sebagainya. Dalam penyajian kelas dapat digunakan model ceramah, tanya jawab, diskusi, dan sebagainya, disesuaikan dengan isi bahan ajar dan kemampuan pelajar.

3) Tahap kegiatan belajar kelompok

Setiap belajar kelompok digunakan lembar kegiatan, lembar tugas, dan lembar kunci jawaban masing-masing dua lembar untuk setiap kelompok, dengan tujuan agar terjalin kerja sama di antara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan dan lembar tugas diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan.

Setelah menyerahkan lembar kegiatan dan lembar tugas, guru menjelaskan tahapan dan fungsi belajar kelompok dari metode send a problem. Setiap siswa mendapat kesempatan memimpin anggota-anggota di dalam kelompoknya, dengan harapan bahwa setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam diskusi.

Pada awal pelaksanaan kelompok dengan metode send a problem diperlukan adanya diskusi dengan siswa tentang ketentuan-ketentuan yang berlaku di dalam kelompok kooperatif. Hal-hal yang perlu dilakukan pebelajar untuk menunjukkan tanggung jawab terhadap kelompoknya, misalnya: (1) meyakinkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah mempelajari materi, (2) tidak seorang pun menghentikan belajar sampai semua anggota menguasai materi, (3) meminta bantuan kepada setiap anggota kelompoknya untuk menyelesaikan masalah sebelum menanyakan kepada gurunya, (4) setiap anggota kelompok berbicara secara sopan satu sama lain, saling menghormati dan menghargai.

4) Tahap pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok

Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok dilakukan dengan mempresentasikan hasil kegiatan kelompok di depan kelas oleh wakil dari setiap kelompok. Pada tahap kegiatan ini, diharapkan terjadi interaksi antar anggota kelompok penyaji dengan anggota kelompok lain untuk melengkapi jawaban

kelompok tersebut. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian. Pada tahap ini pula dilakukan pemeriksaan hasil kegiatan kelompok dengan memberikan kunci jawaban, dan setiap kelompok memeriksa sendiri hasil pekerjaannya serta memperbaiki jika masih terdapat kesalahan-kesalahan.

1. Tahap siswa mengerjakan soal-soal tes secara individual

Pada tahap ini setiap siswa harus memperhatikan kemampuannya dan menunjukkan apa yang diperoleh pada kegiatan kelompok dengan cara menjawab soal tes sesuai dengan kemampuannya. Siswa dalam tahap ini tidak diperkenankan bekerja sama.

a. Tahap pemeriksaan hasil tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru, membuat daftar skor peningkatan setiap individu, yang kemudian dimasukkan menjadi skor kelompok.

Peningkatan rata-rata skor setiap individual merupakan sumbangan bagi kinerja pencapaian kelompok.

5) Tahap penghargaan kelompok

Setelah diperoleh hasil tes, kemudian dihitung skor peningkatan individual berdasarkan selisih perolehan skor tes terdahulu (skor dasar) dengan skor tes terakhir.

Berdasarkan skor peningkatan individual dihitung poin perkembangan dengan menggunakan pedoman yang disusun oleh Slavin (Asma, 2006) sebagai berikut:

Tabel 1.1 Penghitungan Skor Perkembangan pada Belajar Kooperatif

Ktiteria Keberhasilan Perolehan Poin

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 0 poin

1 hingga 10 poin di bawah skor dasar 10 poin 1 hingga 10 poin di atas skor dasar 20 poin

Lebih dari 10 poin skor dasar 30 poin

Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar)

30 poin

Sumber: Huda Miftahul. 2011 dalam ”Cooperative Learning”(hal 188)

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan kelompok yang tinggi ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

N1 =

ada yang kelompok anggota

jumlah

anggota an

perkembang total

Jumlah

Keterangan:

N1 = skor perkembangan kelompok

Berdasarkan poin perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan yaitu:

Tabel 1.2 Tingkat Penghargaan Kelompok menurut Slavin Langkah 1:

Penentuan Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung dengan menambahkan skor tiap-tiap individu anggota, lalu membaginya dengan jumlah anggota tersebut.

Langkah 2:

Penghargaan Skor Kelompok

Tiap-tiap kelompok memperoleh penghargaan khusus berdasarkan system penskoran berikut ini:

Rata-rata Penghargaan 15 poin

20 poin 25 poin

Tim Baik Tim Hebat Tim Super Sumber: Huda Miftahul. 2011 dalam ”Cooperative Learning”(hal 188)

Dokumen terkait