3. Bagi Institusi
3.2 Metode
3.2.2 Metode Penelitian
31 BAB III
METODE PELAKSANAAN 3.1 Lokasi dan Waktu
Kajian “Pengaruh Penggunaan Berbagai Macam Pupuk Organik dengan Penambahan Trichoderma sp” dilakukan pada bulan Maret 2022 sampai dengan bulan Mei 2022 berlokasi di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Kota Batu Provinsi Jawa Timur. Sedangkan kegiatan penyuluhan dilakukan pada bulan Juni secara langsung di salah satu rumah anggota kelompok tani Sanggar Waringin di Desa Giripurno Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Matriks pelaksanaan penelitian disajikan pada Lampiran 1.
32
diberikan perlakuan-perlakuan tertentu dalam kondisi terkendali untuk mengetahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap perlakuan lain. Rancangan penelitian ini dilakukan menggunakan RAK (Rancangan Acak Kelompok) non faktorial. Rancangan Acak Kelompok (RAK) ini digunakan pada kondisi tempat yang tidak homogen. Untuk ulangan yang digunakan dalam rancangan acak kelompok diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Kusriningrum, 2008):
(t – 1) (n – 1) ≥ 15
Ket:
t = Perlakuan r = Ulangan
Berdasarkan rumus perhitungan dia atas pada 4 perlakuan dan 6 ulangan pada masing-masing perlakuan sehingan didapatkan 24 satuan percobaan. Masing-masing percobaan memiliki 5 populasi dan 3 dari 5 tanaman menjadi sampel sehingga diperoleh 120 populasi dan 72 tanaman sampel cabai besar polybag. Berikut denah perlakuan yang disajikan pada gambar 2 dan komposisi perlakuan pada gambar 3.
33
Gambar 2. Denah Pengacakan Ulangan Keterangan :
Gambar 3. Komposisi Perlakuan 3.2.2 Pelaksanaan Kajian Budidaya Cabai Besar 1. Pembuatan Pupuk Kandang
Langah-langkah pembuatan pupuk kandang : (1) siapkan sampah organik yang akan digunakan dalam pembuatan pupuk kandang, (2) siapkan tempat atau penataan tempat yang teduh dan aman dari air hujan, (3) setalah itu masukkan tanah ke dalam wadah yang telah disiapkan, (3) kemudian masukkan sampah organik, larutan gula, EM4 dan kotoran hewan, (4) pastikan semua bahan tercampur dan tambahkan air, (5) lakukan pengecekan setiap 2 minggu sekali pada pupuk, (6) selama kurang lebih 2 bulan pupuk baru siap di aplikasikan.
34
Langkah diatas merupakan cara pembuatan pupuk kandang dengan proses fermentasi, pada penelitian ini peneliti menggunakan pupuk kandang yang sudah siap aplikasi sehingga peneliti tidak harus menunggu sampai kurang lebih 2 bulan karena akan memakan waktu yang lama. Jadi pupuk yang digunakan peneliti adalah pupuk kandang yang sudah benar-benar matang atau sudah kering dan langsung diaplikasikan ke tanaman.
2. Persemaian dan Pembibitan
Persiapan nampan persemaian yang berisi media semai yaitu tanah yang dicampur dengan pupuk bokashi dan cocopeat dengan perbandingan 1:1:1.
Tempat persemaian akan diberi atap pelindung yang bertujuan mencegah air hujan dan sinar matahari secara langsung. Kemudian benih cabai ditabur di atas nampan persemaian yang telah disiapkan. Penyiraman persemaian dilakukan setiap pagi hari. Pada saat bibit berumur 21 hari siap pindah tanam akan dipindahkan ke dalam polybag kecil, kemudian setelah berumur 21 hari bibit cabai merah akan dipindahkan ke dalam polybag perlakuan ke polybag perlakuan.
3. Pencampuran Media Tanam
Bahan – bahan yang dipersiapkan untuk membuat media tanam yakni tanah lapisan atas (top soil), pupuk kandang 3 jenis (ayam, kambing, dan sapi).
Kemudian 3 kg tanah : 1 kg sekam : 1 kg pop ditambahkan 10 gr Trichoderma sp dicampur hingga merata dan dimasukkan kedalam polybag ukuran 30 cm x 30 dan dicampurkan hingga merata.
Selanjutnya semua polybag ditempel label perlakuan berdasarkan hasil pengacakan yang dilakukan sebelumnya dengan excel dan disusun hingga rapi dengan jarak antar polybag 50 x 50 cm.
35
4. Penanaman
Penanaman dilakukan pada saat bibit memiliki 4 sampai 5 helai daun.
Sebelum penanaman bibit disiram terlebih dahulu, selanjutnya ditanam bersamaan dengan media persemaian sampai batas leher akar. Penanaman bibit dilakukan dengan cara membuat lubang tanam dengan kedalaman kurang lebih 8-10 cm pada setiap polybag, kemudian setiap polybag dimasukkan satu bibit tanaman.
5. Pemeliharaan
Pada proses budidaya tanaman cabai besar ada beberapat proses pemeliharaan cabai besar adalah sebagai berikut:
a. Penyulaman
Penyulaman atau penyisipan dilakukan apabila ada tanaman yang rusak setelah proses penanaman periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman tanaman. apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.
b. Penyiraman
Penyiraman tanaman adalah kegiatan yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan tanaman dikarenakan tanaman memerlukan asupan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis .Tanaman cabai besar disiram 2 kali pagi dan sore apabila tidak hujan. Penyiraman dilakukan secukupnya dengan air, jikalau tanah dilihat masih lembab maka tidak perlu disiram Kembali.
c. Pembersihan atau Sanitasi Polybag
Pengendalian gulma pada tanaman cabai besar dilakukan dengan cara sanitasi atau pembersihan lahan (polybag). Pembersihan dilakukan ketika gulma mulai bermunculan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
36
d. Pemupukan
Pemupukan susulan bertujuan untuk memenuhi hara pada tanaman pada fase vegetatif hingga generatif awal dengan cara ditaburkan di dalam polybag atau bisa juga dengan cara menambahkan pupuk cair yang berbahan dasar organik. Pemupukan susulan diberikan pada saat tanaman berumur 3 minggu atau 21 HST menggunakan sisa pupuk dasar Dosis yang digunakan untuk pupuk susulan yaitu 150 gram/polybag dan untuk pupuk yang digunakan sama pupuk kompos sebagai kontrol, pupuk kotoran sapi,kambing dan ayam.
e. Pengendalian Hama Penyakit
Pengedalian hama dan penyakit pada tanaman cabai keriting dilakukan dengan pengambilan hama secara manual dan pemberian pestisida nabati jika intensitas hama dan penyakit masih rendah. Ketika intensitas hama penyakit tinggi dan sudah diambang batas ekonomi dilakukan penyemprotan pestisida anorganik.
6. Panen
Kegiatan pemanenan akan dilaksanakan pada saat buah 90% masak yaitu pada tanaman berumur 80-120 hari setelah tanam (HST). Proses pemanenan buah cabai dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya. Pemetikan dilakukan dengan tangan tanpa menggunakan pisau atau gunting pemotong. Tangkai yang terlepas dapat mengakibatkan buah cabai terinfeksi patogen atau terserang penyakit selama masa penyimpanan.
Pemetikan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati, agar tidak merusak daun dan ranting-ranting muda. Pemanenan dan penanganan cabe merah perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mempertahankan mutu. Kriteria cabai yang siap panen yakni bentuknya utuh, padat, berwarna merah tua mengkilat (90% masak).
Proses budidaya cabai disajikan pada Gambar 5 dibawah ini.
37
Gambar 4. Diagram Alir Budidaya Cabai Besar
Berdasarkan gambar diatas bisa dilihat bahwasanya pada judul penelitian “Pengaruh penggunaan berbagai macam pupuk organik dengan penambahan Trichoderma sp terhadap pertumbuhan tanaman cabai besar”.
Berpengaruh pada tahapan persiapan media tanam dimana pada tahapan tersebut berbagai macam pupuk organik ditambahkan di media tanam dan selanjutnya pada tahapan pemeliharaan yaitu pemupukan yang mana tanaman akan diberikan pupuk tambahan sebagai nutrisi tambahan pada saat tanaman berumur 40-50 hari setelah tanam.