• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah field researchatau penelitian lapangan dengan menggunakan metode dekriptif-kualitatif.40 Hal ini digunakan mengingat adanya upaya memahami pola kehidupan berkeluarga guru- guru ponpes Thohir Yasin.

2. Lokasi Penelitian dan Kehadiran Peneliti

Penelitian ini dilakukan di pondok pondok pesantren Thohir Yasin, Lendang Nangka, kec. Masbagik, Kab. Lombok Timur dengan subyek penelitian para guru-guru yang mengajar di sana.

Guna memperoleh hasil penelitian yang maksimal dan sesuai dengan harapan, maka kehadiran peneliti sangat diperlukan. Dalam hal ini, peneliti sendiri langsung terjun ke lokasi untuk memaksimalkan

39Rahmah Jayadi, Penerapan nilai-nilai Madani, 79-82.

40 Deskriptif itu sendiri diartikan kepada suatu yang bersifat menggambarkan, menguraikan satu hal menurut apa adanya. Achmad Maulana, dkk., Kamus Ilmiyah Populer Lengkap, (Yogyakarta : Absolut, 2004), 65. Sedangkan kualitatif adalah: “Prosedur penelitian yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”.S. Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 36.

38

informasi data yang akan diperoleh. Secara kebetulan, status peneliti di pondok tersebut adalah ketua Yayasan, sehingga memungkinkan turun langsung ke lapangan.

3. Sumber Data

Sumber data penelitian ini terdiri dari sumber primer dan skunder.

Primernya yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengumpulan data yang dapat berupa interview, observasi, maupun penggunaan instrument khusus yang dirancang sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini, peneliti memperoleh data dari observasi dan wawancara langsung dengan guru-guru Pondok Pesantren Thohir Yasin, Lendang Nangka. Adapun skundernya adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi.41 4. Subyek Penelitian

Istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah informan dan key informan. Informan merupakan subjek riset secara general. Adapun key informan merupakan informan kunci yang posisinya setara peneliti.

Dalam hal ini key informan adalah orang-orang tertentu yang sudah cukup lama menjadi bagian dari guru-guru Ponpes Thohir Yasin.

Penekanan guru-guru yang sudah lama ini mengingat alasan validitas data. Dengan menggunakan informan kunci dari kalangan para guru, maka data yang diperoleh akan lebih kuat secara ilmiah.

5. Teknik Pengumpulan Data

41ZenuddinAli, Metodologi Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), 36.

39

Peneliti menerapkan tiga langkah penelitian yang dinilai efektif dan efisien yakni;

a. Teknik Observasi

Observasi merupakan tindakan pengamatan secaar langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan beberapa hal yakni; mengamati, mengumpulkan, dan mencatat.42 Sugiono menambahkan, hal ini untuk mempermudah perolehan data secara akurat dan cepat.43

Hal yang pertama kali peneliti amati adalah citra keluarga madani yang ditampilkan oleh para guru yang tercermin sikap, perilaku, dan tindakan yang ditampilkan; baik di lingkup keluarga masing-masing maupun dengan sesama guru di sekolah. Demikian juga dengan kegiatan belajar-mengajar yang mereka lakukan di kelas, terjalin kondusif.

Kegiatan observasi ini dilakukan dua bulan sebelum dimulainya penelitian. Pertama-tama peneliti mengamati secara umum kondisi para guru Pondok Pesantren Thohir Yasin. Selanjutnya mencatat sikap dan perilaku sosial para guru yang erat kaitannya dengan keluarga madani.

Lebih dalam lagi, peneliti langsung mendalami setiap perilaku yang ditemukan pada masing-masing guru untuk kemudian ditelaah secaar spesifik.

Tujuan mencatat berbagai kelakuan tersebut adalah untuk memperoleh gambaran umum tentang keluarga madani yang menjadi pokok penelitian. Dengan kata lain, citra kelakuan yang ditampilkan

42 Cholid Narkubo, dkk, Metodelogi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, cet 7. 2005), 70.

43 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), 293.

40

tersebut sebagai pintu masuk pertama untuk mengetahui lebih jauh tentang data yang akan diperoleh.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan atau proses tanya jawab dalam penelitian secara lisan, baik dilakukan oleh dua orang atau lebih, dan bertatap muka dengan mendengarkan secara langsung informasi- informasi.44 Stainback menambahkan, wawancara menjadikan seorang peneliti lebih mengetahui hal-hal yang mendalah dari partisipan untuk menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal itu tidak ditemukan melalui obeservasi.45

Dalam hal ini, peneliti langsung menemui sasaran interview, yakni para guru-guru ponpes Thohir Yasin, dengan menerapkan interview bebas.46Namun terkadang terpimpin yakni wawancara yang menggunakan pokok-pokok masalah yang diteliti, dan terkadang bebas terpimpin yakni perpaduan antara wawancara bebas dan terpimpin, dimana peneliti hanya membuat pokok-pokok masalah yang hanya diteliti, selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti situasi dan pandai mengarahkan yang diwawancarai bila jawaban menyimpang.

Tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang bagaimana strategi keluarga madani itu

44 Cholid Narkubo, dkk, Metodelogi Penelitian, 83.

45 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif R&D, 226.

46 Peneliti dalam hal ini melakukan proses wawancara secara tidak sengaja mengarahkan tanya jawab dari pokok permasalahan pada interviewer (orang yang diwawancarai) Disamping itu, akan lebih mendekatkan pembicaraan bebas atau free talk, sehingga menemukan kualitas.

41

diwujudkan, termasuk juga dengan ciri-ciri keluarga madani yang dimaksud serta hambatan-hambatan dalam proses perwujudan. Di samping menggali lebih dalam tentang data yang dimaksud, juga sekaligus mengkonfirmasi, mengklarifikasi serta melengkapi informasi yang diperoleh dari observasi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi terdiri dari tulisan-tulisan pribadi guru-guru Pondok Pesantren Thohir Yasin, Lendang Nangka, baik dalam bentuk buku, memori serta catatan-catatan harian mereka. Demikian juga dengan sejumlah dokumen resmi tentang konsep keluarga madani, berikut citra yang ditampilkan, baik dalam bentuk rekaman, foto, catatan dan sebagainya.

Dokumentasi ini dimaksudkan untuk melengkapi data teoritis tentang strategi keluarga madani yang mereka wujudkan, berikut istilah- istilah teknis yang mereka lekatkan di dalamnya.

6. Teknik Analisis

Setelah data terkumpul, perlu adanya penganalisaan dengan cermat, teliti dan ulet, sehingga kesimpulan yang obyektif, rasional, dan argumentatif dari penelitian dapat ditemukan. Dari keberadaan penelitian digunakan ini (penelitian kualitatif), maka analisa data yang dipakai adalah analisis non-statistik. Dari itu, data yang akan muncul adalah data berdimensi kata-kata yang diperluas dan interpretatif, bukan data

“angka”.

42

Dalam hal ini, peneliti menggunakan analisis induksi. Hal ini digunakan karena lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda yang terdapat dalam suatu data. Di samping itu, induksi juga menjadikan hubungan peneliti dengan responden lebih eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel. Semua ini bertujuan untuk menganalisis strategi guru-guru pondok pesantren Thohir Yasin dalam mewujudkan keluarga madani.

Di samping itu, penganalisaan data juga dilakukan secara interaktif, yakni dengan menerapkan delapan langkah:47 penataan data mentah, pemilihan data berdasarkan hasil penulisan ulang, pengkodean data sesuai karakteristik informasi, memperhatikan koherensi data secara analitis, identifikasi hubungan makna antara data yang satu dengan data yang lain, menyajikan data dalam bentuk tabel atau diagram, pemaparan makna secara parsial, serta dilanjutkan dengan pemaknaan secara intertekstual dengan mengkorelasikannya dengan teori yang dijadikan sebagai pisau analisis.

Dokumen terkait