44 BAB II
KELUARGA MADANI
GURU PONDOK PESANTREN THOHIR YASIN
A. Profil Pesantren Thohir Yasin
1. Latar Belakang Pedirian Pondok Pesantren Thohir Yasin
Sebelumnya pondok ini merupakan sebuah halaqah kecil yang dimotori oleh TGH. Muhammad Thohir, kelahiran tahun 1853 di Sekarbela, Lombok Barat.48 Beliau mengabdikan dirinya di Lombok Timur, tepatnya di Desa Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik. Seiring dengan perjalanan waktu, halaqah tersebut semakin berkembang pesat hingga berkembang menjadi halaqah-halaqah kecil lainnya yang ditempatkan di beberapa kampong.
Mendiang TGH. Muhammad Thohir atau sering dikenal dengan sebutan Datok Thohir, perjuangan dakwah kemudian dilanjutkan oleh salah satu putranya TGH. Isma‟il Thohir, putra ketiga dari pihak Sapiah atau Inak Suhaili. Beliau sendiri nama mudanya adalah Mu‟tasim, lahir pada tahun 1959 di desa Lendang Nangka.
Oleh ayahnya, TGH. Isma‟il Thohir dipandang sebagai sosok yang berbakat, telaten dan memiliki kualifikasi untuk melanjutkan perjuangan sang Ayah. Karir keilmuannya telah terlihat semenjak ia
48 Dokumentasi, Yayasan Thohir Yasin Lendang Nangka, dikutif pada hari Jumat tanggal 27 September 2019 pukul 09.00 wita di ruang sekretariat.
45
belajar pada ayahnya sendiri, kemudian sempat melanjutkan studi di Pancor di bawah bimbingan Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.49
Sejak usia 20 tahun, Muktasimbillah (nama muda TGH. Ismail Thohir) telah memulai melanjutkan dakwah-dakwah sang Ayah. Jamaah pun semakin meningkat dari hari ke hari. Asuhal keluarga yang pertama kali beliau dirikan adalah Darul Fahri yaitu sebuah lembaga sosial- kemasyarakatan berbasis agama yang menampung sejumlah anak-anak yatim piatu. Melalui lembaga tersebut dakwah-dakwah keislaman dikembangkan melalui program unggulannya yaitu al-Qur‟an dan pengajian lanjut usi serta pengajian umum.50
Kegiatan dakwah kembali dilanjutkan pada tahun 1984, karena setahun sebelumnya Beliau pergi ke Tanah Suci Makkah guna menunaikan Ibadah Haji dan sekaligus menuntut ilmu agama. Di sana beliau berganti nama Ismail Thohir yang selanjutnya dikenal dengan TGH. Isma‟il Thohir. Pada tahun tersebut, ia mendirikan Pendidikan Diniyah Islamiyah yang beroprasi pada sore hari dengan bantuan tenaga guru sebanyak 14 orang.51
Sementara malam hari, beliau tetap melanjutkan tradisi dakwah kampung ke kampung atau dari majlis ke majlis, baik di desa Lendang
49 Titien Kurniantiny dkk, Sejarah Singkat Ponpes Thohir Yasin, (t.tp: Thohir Yasin Press, 2008), 5.
50 H. Abdul Wahid, Wawancara, pada hari Selasa, 2 Oktober 2019 di pukul 16.00 di rumahnya Kampung Masjid Lendang Nangka.
51 Titien Kurniantiny dkk, Sejarah Singkat Ponpes Thohir Yasin, (Thohir Yasin: Press, 2008), 6.
46
Nangka sendiri maupun di luar, bahkan hingga ke Lombok Tengah dan Lombok Barat. Peminat agama melalui dakwah beliau saat itu semakin pesat, hingga menemui saat-saat rumit berupa halangan dari kelompok yang membencinya.
2. Pendirian Pondok Pesantren Thohir Yasin
Pada tahun 1988, TGH. Ismail Thohir mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Thohir Yasin. Nama tersebut merupakan sebuah nomenklatur penghormatan kepada mendiang sang Ayah sekaligus guru pertaamanya. Thohir adalah nama ayahnya dan Yasin adalah nama kakeknya.
Pendirin yayasan tersebut tidaklah lahir dalam ruang yang kosong, melainkan sebuah produk lingkungan yang terjadi akibat interaksi sosial yang memburuk. Sebelumnya, beliau tengah berada di Tanah Suci, berdakwah di Sulaimaniyah, Makkah. Lama dakwahnya hanya berlangsung dua bulan, karena beliau merasa bahwa tanah kelahirannya adalah wilayah yang paling layak untuk didakwahi. Karena itulah beliau bergegeas untuk pulang.52
Mendirikan suatu yayasan tidaklah mudah, tentu banyak tantangan dan rintangan. Pada tanggal 21 September 1990, TGH. Ismail Thohir mengajak semua pemuka masyarakat untuk bermusyawarah, dan bertempat di rumah Bapak Kepala Desa Lendang Nangka. Dalam musyawarah tersebut, ketika itu banyak yang menentang dan tidak setuju
52 Kurniantiny dkk, Sejarah Singkat, 7.
47
mendirikan yayasan pondok pesantren. Yang menjadi pertentangan ialah masalah nama yayasan pondok pesantren. Pemuka masyarakat dan Kepala Desa mengusulkan nama “Darussalam”. Sedangkan beliau mengusulkan nama pondok pesantren “Thohir Yasin”. Dengan dipilihnya nama tersebut pertentangan di kalangan pemuka masyarakat semakin tegang, sehingga, timbul isu-isu atau fitnah terhadap TGH. Ismail Thohir.
Walaupun demikian TGH. Ismail Thohir tetap bertekad untuk mengembangkan dan menyiapkan sarana Yayasan. Dalam rencana mendirikan sarana pendidikan, di sana-sini terjadi pemboikotan dan rintangan, namun kendala tersebut tidak menjadikan semangat, bahkan semakin bertekad untuk segera mewujudkan sarana pendidikan.53
Berbekal tekad TGH. Ismail Thohir, pantang mundur untuk mendukung pembangunan sarana tersebut di atas, maka terbentuklah pengurus Yayasan Pondok Pesantren Thohir Yasin pada tanggal 28 Oktober 1990. Susunan pengurus sebagai berikut: 1) Pelindung: Kepala Desa Lendang Nangka dan Ketua LKMD, 2) Penasehat: H. Djumuhur Hakim dan H. Moh. Warid, S.H., 3) Ketua Umum: TGH. Ismail Thohir, Ketua 1. Zaenal, 2. Abdul Hamid, 4) Sekretaris: H. Moh. Thoyib, 5) Bendahara: Rajak, dan terdiri dari beberapa seksi-seksi di antaranya seksi pendidikan, dakwah dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran di akhir bab. 54
53 Kurniantiny dkk, Sejarah Singkat, 7.
54 Dokumentasi ,Yayasan Thohir Yasin Lendang Nangka, Rabu, 3 Oktober 2019 pukul 09.00 wita di ruang secretariat.
48
Pembentukan ini telah diperkuat dengan dibuatkan Akte Notaris tanggal 5 Agustus 1991 Nomor: 73. Setelah pengurus yayasan terbentuk, diadakan musyawarah lanjutan untuk membentuk panitia pembangunan gedung madrasah Thohir Yasin Lendang Nangka, Kecamatan Masbagik pada tanggal 31 Juli 1991. Pada waktu itu yang menjadi pengurus pembangunan gedung madrasah adalah, Ketua: H. Sayuti Akhyar, Sekretaris: H. Moh. Tayib, dan Bendahara: Rajak dan H. Moh. Said.55
Dengan terbentuknya pengurus yayasan Thohir Yasin dan panitia pembangunan gedung madrasah, maka secara nyata telah diakui oleh masyarakat dan pemerintah. Dalam waktu tidak lama pembangunan gedung madrasah 8 lokal telah dibangun dengan menghabiskan biaya Rp.
90.800.000,-.
Setelah pembangunan gedung selesai, dan diresmikan, maka digunakan untuk madrasah Tsanawiyah yang masuk pada pagi hari dan sore hari untuk diniyah. Madrasah Tsnawiyah ini didirikan pada tanggal, 18 Juli 1991 dan telah menempuh Ebtanas I (pertama) tahun ajaran 1993- 1994. Tenaga pengajar Madrasah ini berjumlah 20 orang.56
Di desa Lendang Nangka terdapat 10 Sekolah Dasar Negeri dan satu buah Madrasah Ibtidaiyah (MI). Tempat melanjutkan anak-anak yang telah lulus ujian dari SD, ditampung pada SMP dan Madrasah Tsanawiyah. Itulah sebabnya TGH. Ismail Thohir bertekad mendirikan
55 Dokumentasi, Yayasan Thohir Yasin Lendang Nangka, Jum‟at, 4 Oktober 20219 wita di Ruang Sekretariat.
56 Ust. Samudin, Kepala MTs Periode Awal, Wawancara, Jum‟at 11 Oktober 2019 pukul 10.10 di Ruang Guru MTs Thohir Yasin.
49
gedung Madrasah Tsanawiyah untuk masa depan anak-anak sebagai generasi penerus.
3. Profil Pondok Pesantren Thohir Yasin Lendang Nangka
Secara resmi Pondok ini berdiri pada tanggal 5 Agustus 1991 dengan Akte Notaris No. 73. Pada saat ini Pengasuh Ponpes Thohir Yasin dipimpin oleh oleh TGH. Ismail Thohir dan sebagai Ketua Yayasan adalah TGH. Ismail Thohir.
Pendirian Pondok Pesantren ini dimaksudkan sebagai tempat mendidik santri-santriwati untuk digembleng ilmu agama, ilmu umum, dan juga keterampilan-keterampilan lain yang mendukung, sehingga menjadi manusia yang berilmu, berakhlaq mulia , beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, dan biasa hidup mandiri.
a. Visi Dan Misi Visi :
Mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Misi :
a) Meningkatkan Iman dan taqwa di semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
b) Meningkatkan pelaksanaan proses pembelajaran pada setiap waktu dan kesempatan.
c) Menanamkan dan menerapkan perilaku agamis.
d) Mendorong dan membantu santri untuk mengenali potensi dirinya, sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.
50
e) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.57
Pondok ini berlokasi di Jalan Patirata No. 08 Lendang Nangka Kecamatan Masbagik Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari letak geografis Pondok ini berada pada jalur strategis yang mudah dijangkau dari semua arah. Adapu batas lokasi Pondok Pesantren Thohir Yasin adalah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jalan Raya menuju Kembag Kuning dan Tete Batu
2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan perumahan penduduk Kampung Masjid Lendang Nangka 3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan jalan raya desa
Lendang Nangka
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Jalan Lingkar Lendang Nangka.
Sejak pondok ini didirikan pada tahun 1990-an sampai sekarang ini, ada beberapa kali terjadi pergantian pengurus karena berakhirnya masa kerja. Pondok ini telah dipimpin oleh beberapa ketua yayasan di antaranya 1). TGH. Ismail Thohir dari tahun 1990 s/d 2000, 2). H. Sayuti Akhyar dari tahun 2000 s/d 2008, 3). H. L. Gafar Ismail dari tahun 2008
57 Dokumentasi , Yayasan Thohir Yasin Lendang Nangka, dikutif pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 pukul 16.00 wita di Ruang Sekretariat.
51
s/d 2013, 4). TGH. Ismail Thohir dari tahun 2013 s/d 2016, dan 5). Ust.
H. Munawwir Ismail, Lc. Dari tahun 2016 s/d 2021. 58 TABEL 2.1
STRUKTUR PENGURUS
YAYASAN PONDOK PESANTREN THOHIR YASIN DESA LENDANG NANGKA KECAMATAN MASBAGIK
PERIODE TAHUN 2017 – 202259 DEWAN PENGAWAS : 1. Samsul Bahri, M. Pd.
2. H. L. Mukhtar, M. Pd.
3. DR. Ridwan Mas‟ud, M.Ag.
Pendiri Pembina
: :
TGH. Ismail Thohir TGH. Ismail Thohir Ketua Umum
Ketua I Ketua II Ketua III
: : : :
TGH. Munawir, Lc.
TGH. Mukhlis Ismail, S. Pd.I.
Ahmad Patoni, M. Ag.
DRS. Lalu Muhamad Isnaini SEKRETARIS UMUM : Mustahik, S. Pd.I.
BENDAHARA UMUM BENDAHARA I
: :
Haji Junaidi Said Hurin‟in, S. Pd.I.
DIVISI-DIVISI :
A. DAKWAH KEAGAMAAN
: 1. Ust. Wakiq Thohir
2. Ust. H. Taufiqurrahman Thohir 3. UST. Samudin
4. H. Muhsan, S. Pd.
5. Zaid Ismail Thohir B. PENDIDIKAN : 1. M. Safi‟i, S. Pd.
2. Suhaidi, M. Pd.I.
3. Zulkarnain, S. Pd.
4. Mustajib, S. Pd.
5. Husniati, S. Pd.
C. SOSIAL BUDAYA : 1. H. Mursid Ahyar, S. Pd.
2. Rifa`I Thohir 3. M. Riadhi, M. Pd.I.
D. SARANA DAN PRASARANA
: 1. H. Lalu Suhaenal 2. Suhaimi
3. H. Asri Zubaidi
E. PENGEMBANGAN : 1. H. Syamsul Hadi, S.Th.I
58 Dokumentasi, Yayasan Thohir Yasin Lendang Nangka, dikutif pada hari Ahad 13 Oktober 2019 di Ruang Sekretariat.
59 Dokumentasi, Yayasan Thohir Yasin Lendang Nangka, dikutip pada hari Ahad 13 Oktober 2019.
52
EKONOMI UMMAT 2. M. War‟i, M. Hum.
F. ASDMINISTRASI DAN PERENCANAAN
1. Syahrulloh, S. Pd.
2. Zulpadli, SE.Sy.
3. Sarifah, S. Pd.
B. Guru-guru Pondok Pesantren Thohir Yasin
Berdasarkan data yang kami peroleh bahwa tenaga pengajar yang mengabdikan diri di Pondok Pesantren Thohir Yasin hingga memasuki tahun 2019 ini kurang lebih berjumlah 100 – an lebih. Secara umum mereka merupakan alumni-alumni terbaik dari kampus masing-masing, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri.
Sebagian besar para guru adalah lulusan kampus ternama di Indonesia, seperti UIN Yogyakarta, Malang, Surabaya, Bali, dan Mataram. Selebihnya alumni sejumlah kampus swasta di Lombok dan alumni Yaman dan Pakistan.
Rata-rata mereka itu pernah mengenyam pendidikan di Pondok ini sendiri, dan untuk selanjutnya mengabdikan diri.
Berikut kami laporkan keadaan guru Pondok Pesantren Thohir Yasin secara keseluruhan:
TABEL 2.2
Keadaan tenaga pendidik dan kependidikan Pondok Pesantren Thohir Yasin Tahun Pelajaran 2018/201960.
NO LEMBAGA JENIS
KELAMIN JUMLAH L P
1 TK Islam Thohir Yasin - 10 10
2 MT.s Banin Thohir Yasin 14 6 20
60 Dokumentasi, dikutip hari Senin tanggal 14 Oktober 2019.
53
3 MT.s. Banat Thohir Yasin 6 10 16
4 MA. Banin Thohir Yasin 15 5 20
5 MA. Banat Thohir Yasin 8 10 18
6 MDSM Thohir Yasin 10 6 16
C. Keluarga Madani Guru-guru Pondok Pesantren Thohir Yasin
Mereka para guru adalah para guru yang berasal dari berbagai kelas sosial yang berbeda, meskipun demikian, kehidupan yang mereka jalani terjalin harmonis, damai dan makmur.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan pada guru-guru dengan menyimpulkan seluruh data yang telah kami peroleh bahwa karakteristik keluarga madani yang diwujudkannya adalah keluarga berbasis keteladanan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. Hal ini sebagaimana ditegaskan salah satu guru MT.s yang mengatakan bahwa keluarga madani tersebut harus diimplementasikan dari lima aspek utama yaitu: agama, ekonomi, sosial, hukum dan akhlak.
Kelima aspek tersebut adalah:
1. Aspek Keagamaan
Secara umum, aspek keagamaan ini dijalankan dalam beberapa prinsip yang menurut mereka urgen untuk dilakukan yatiu:
a. Prinsip keyakinan kuat
Dalam hal ini keyakinan menjadi salah satu penggerak utama secara mental-spiritual. Keyakinan memiliki peran penting dalam
54
merubah cara pandang terhadap segala sesuatu, termasuk kaitannya dengan proses dalam mewujudkan keluarga madani.
Sebagai kekuatan utama, keyakinan diaplikasikan dalam semua lini kehidupan, seperti misalnya dalam pembentukan karakter beragama. Mereka yakin bahwa yang dapat merubah karakter anak secara khusus dan keluarga secara umum adalah Allah SWT, sedangkan proses pengajaran agama itu adalah bentuk ikhtiarnya.
Dengan kata lain, keyakinan tersebut dijadikan sebagai cara berfikir positive thinking untuk untuk memudahkan terbentuknya karakter beragama yang baik yang diusahakan melalui pengajaran.
Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh salah seorang guru senior di MT.s yaitu:
“Keyakinan itu penting, gejolak kehidupan yang penuh dengan tantangan. Keyakinan bukan sekedar percaya akan jaminan rizki-Nya, akan tetap janji pasti yang akan diberikan kepada setiap hamba-Nya.”61
Lebih jauh lagi Beliau mengatakan:
“…Karena kami berkeyakinan apabila anak-anak kami mampu membaca al-qur‟an dengan baik, insyaallah pelajaran- pelajaran yang lain akan dengan mudah dapat dipahami…”62 Dalam konteks di atas, setidaknya tiga hal yang dilakukan yaitu: pertama, memastikan bahwa anak-anak mereka bisa membaca al-Qur‟an. Kedua, proses pengajaran tersebut dilakukan secara total dan intens, sehingga “salah-benar” bisa langsung diperbaiki. Ketiga,
61 Syamudin, guru MT.s, Wawancara, 1 Oktober 2019, pukul 07.00 Wita.
62 Syamudin, guru MT.s, Wawancara, 1 Oktober 2019, pukul 07.00 Wita.
55
memastikan bahwa anak-anak jangan sampai terlambat melaksanakan shalat lima waktu.
b. Prinsip musyawarah
Bagi mereka, musyawarah tidak sekadar komponen sosial yang harus dijalankan selaku makhluk sosial, melainkan ada dasarnya dalam Islam yaitu Q.S. Āli „Imrān [3]: 159 yang menyatakan:
“Kami rutin melakukan musyawarah sekecil apapun permasalahannya, bahkan pembelian prabot dapur yang mungkin menurut sebagian lain tidaklah penting dimusyawarahkan, namun bagi kami itu penting. Di situ kami tahu bahwa apa yang kami miliki itu merupakan kemauan bersama, bukan sepihak. Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah dalam al-Qur‟an yaitu: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.
Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”63
Penekanan prinsip musyawarah ini ternyata menjadi satu hal yang urgen dalam keluarga madani. Karena tidak semua suatu anggaota keluarga memiliki keinginan dan kemauan yang sama.
Karena itu, perlu mengedepankan musyawarah untuk mengambil keputusan yang layak dalam suatu kondisi.
Kata salah seorang guru dalam hal ini adalah:
“Kami tidak mesti musyawarah dalam arti resmi. Tetapi kami dapat melakukannya kapan dan dimana saja serta dalam kondisi apa saja. Jika ada suatu hal yang bisa diseelsaikan,
63 Kementerian Agama, Republik Indonesia, AL-Qur‟an dan Terjemah, (Jakarta: Kemenag RI, PT. Sinergi Pustaka, 2012), 90.
56
maka kami pleksibel saja. Bahkan tidak mesti semua anggota keluarga hadir terlebih dahulu. Jika sudah layak, biasanya yang lain setuju. Dan itu tetap kami anggap sebagai bagian dari musyawarah.”64
Sejalan dengan prinsip yang diterapkan di atas, guru lainnya juga menerapkan hal yang sama yaitu selalu diskusi atau “rembuk bareng”. Bahkan kata salah seorang guru tersebut, hal tersebut sering dilakukan meskipun hal-hal sepele, seperti menentukan warna cat tembok rumah atau pembuatan taman.
Akan tetapi jika tidak ada jalan keluar, biasanya seluruh anggota keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada kedua orang tua, dalam hal ini adalah Bapak. Para anggota keluarga patuh dan manut terhadap keputusan yang diambil oleh bapak mereka.
Kata seorang guru:
“Adakalanya kami menemukan jalan buntu, dimana anak-anak kami tidak menemukan solusi atau tidak mampu memberikan solusi terbaik untuk kepentingan bersama. Biasanya jika seperti itu, mereka sepenuhnya menyerahkan kepada orang tuanya.”65
c. Prinsip kepatuhan
Dalam konteks ini, kepatuhan terhadap aturan agama sangatlah penting dalam mendidik serta membentuk prilaku madani dalam keluarga. Kepatuhan tersebut ada yang bersispat mengikat dan ada yang tidak. Dikatakan mengikat karena sejumlah aturan agama
64 Mustajib, Kepala MI, Wawancara, 2 Oktober 2019, pukul 09.00 Wita.
65 Junaidi Sa‟id, Bendahara Yayasan, Wawancara, 5 Oktober 2019, pukul 08.00 Wita.
57
bersifat wajib bagi individu, terutama menyangkut ibadah mahdah dan larangan-larangan.
Pertama, secara umum, kata salah seorang guru, dipastikan anggota keluarga tersebut dapat mematuhi aturan-aturan umum agama, baik dalam konteks melaksanakan perintah maupun menjauhi larangan. Hal ini adalah mutlak diperlukan karena mau tidak mau semua hal yang menyangkut tentang agama, sangat berkaitan dengan kedua hal tersebut yaitu perintah dan larangan.
“Mewujudkan keluarga madani dari sisi agama, sebagai individu yang beragama tentunya harus patuh terhadap ajaran agama yang di anut dan meinggalkan semua larangannya.
dengan ketakwaan ini insyaallah kita dapat mewujudkan keluarga yang diimpikan yaitu keluarga madani.”66
Sejak kecil, anak dalam keluarga dibiasakan untuk mengenal ajaran agama sebagai pedoman dasar bagi kehidupannya kemudian.
Tanpa bekal agama yang memadai, sendi-sendi kehidupan kekeluargaan dan kemasyarakatan akan runtuh.
Sejalan dengan hal di atas, salah seorang guru lainnya juga menerapkan hal yang sama dengan menitik beratkan pada pelaksanaan perintah yaitu perintah untuk terus memperdalam ilmu pengetahuan, khususnya agama. Dalam hal ini kepatuhan untuk terus menerus belajar ilmu al-Qur‟an.
“al-Qur‟an adalah materi wajib yang harus diajarkan pada setiap anak. Pengajaran iotu dilakukan setiap selesai shalat
66 Junaidi Sa‟id, Bendahara Yayasan, Wawancara, 5 Oktober 2019, pukul 08.00 Wita.
58
lima waktu. Karena dalam pengajaran seperti itu, akan melahirkan interaksi sosial keluarga yang intens.”67
Hal serupa juga ditegaskan oleh salah seorang guru lainnya bahwa kepatuhan dalam semua perintah dan larangan agama menjadi kunci keberhasilan yang dapat mewujudkan terciptanya keluarga madani.
Kata Beliau:
“Bahwa kunci dalam mewujudkan keluarga madani itu adalah kepatuhan, khususnya pada agama.”68
d. Prinsip keteladanan
Secara teknis, keteladanan tersebut harus dilakukan secara bertahap, dalam arti tidak bisa serta merta harus meminta untuk diikuti. Melainkan ada arahan yang jelas dan pasti sehingga teladan yang dilihat tersebut dapat dijadikan contoh kongkret. Dengan kata lain, keteladanan di sini, tidak sekedar praktek sosial tanpa suara atau keterangan, melainkan ada mekanisme yang real dan mudah untuk dicerna.
Menurut mereka, tidak semua anggota keluarga dapat meniru secara langsung apa yang dilakukan kedua orang tuanya. Akan tetapi ada sebagian mereka yang butuh penjelasan dan arahan terlebih dahulu. Mereka harus diperkenalkan konsep-konsep kunci yang menarik sehingga mereka bersemangat untuk mengikutinya.
Kata seorang guru, kepala sekolah MTs:
67 Mustajib, Kepala MI, Wawancara, 2 Oktober 2019, pukul 09.00 Wita.
68 Suhaidi, Kepala MA Banin, Wawancara, 6 Oktober 2019, pukul 08..00 Wita.
59
“Arahan yang diberikan kepada anak, baik secara agama, ekonomi, maupun sosial, hendaknya tidak bersipat teoritis, melainkan praktik yang dapat dilihat dan dicontoh oleh anggota keluarga, terutama para anak.”69
Sebagaimana dikatakan guru tersebut bahwa keteladanan dalam mengarahkan anak-anak untuk menjalankan ajaran agama adalah salah satu prioritas agar sejalan antara kebutuhan jasmani dan ruhanni.
Hal serupa juga ditegaskan oleh guru lainnya bahwa keteladanan tersebut harus bersumber dari keteladanan yang telah dicontohkan oleh Rasul sendiri. Sederhananya, untuk dapat memberikan arahan tersebut, dapat melakukan perkumpulan anggota keluarga dalam satu kali seminggu.
Misalnya seperti yang diterapkan salah seorang guru MI Thohir Yasin adalah melakukan kegiatan acara Yasinan Mingguan. Di celah- celah itulah konsep keteladanan dimasukkan melalui pemberian nasihat dan arahan ajaran agama.
Beliau mengatakan:
“Mengadakan perkumpulan keluarga, dengan metode:
Memberikan arahan sesuai ajaran agama dalam penerapan pekerjaan sehari-hari. Misalnya memulai dari shalat berjamaah, musyawarah dulu sebelum memulai suatu pekerjaan dengan meminta arahan atau pertimbangan keluarga”.70
Lebih jauh lagi, jika keteladanan tersebut kuat dalam keluarga, maka bisa dipastikan kehidupan keluarganya akan membaik, tentram
69 Zulkarnain, Kepala MT.s., Wawancara, 5 Oktober 2019, pukul 11.00 Wita.
70 Mukhajir Kholid, guru MT.s., Wawancara, 10 Oktober 2019, pukul 08. 00 Wita.
60
dan bahagian, bahakan siklus kehidupan keluarga yang dibentuk seterusnya akan berjalan dengan baik dari generasi ke generasi.
Kata guru tersebut:
“Keluarga yg dicontohkan oleh Rasul pasti pondasi awalnya adalah agama kalau sudah bagus agama seseorang itu pasti sakinah mawardah warohmah ketika sudah dibangun pondasi agama dalam rumah tangga karna agama sudah mengatur tentang rumah tanggga ada hak istri terhadap suami begitu juga ada hak suami terhadap istri”.71
Dalam pemahaman di atas bisa kita fahami, ada keyakinan yang tidak bisa terbantahkan bahwasanya pemahaman agama yang kuat dalam sebuah rumah tangga akan mewujudkan keluarga madani.
Dimana hal ini, tidak perlu diragukan karena janji nabi sydah sangat pasti dan hampir menjadi wajib.
2. Aspek Sosial Kemasyarakatan
Hubungan dalam keluarga yang harmonis, serasi, merupakan unsure mutlak terciptanya kebahagiaan hidup. Hubungan harmonis akan tercapai manakala dalam keluarga dikembangkan, dibina, sikap saling menghormati, dalam arti satu sama lain memberikan penghargaan sesuai dengan status dan kedudukannya masing-masing. “yang kecil, yang muda menghormati yang tua”, dan sebaliknya. Dengan kata lain di dalam keluarga diciptakan sikap dan perilaku “saling asah, saling asih, saling asuh”. Itulah keharmonisan hubungan dalam keluarga akan tercapai dan pada akhirnya akan memunculkan kehidupan rumah tangga
71 Suhaidi, Kepala MA Banin, Wawancara, 6 Oktober 2019, pukul 08..00 Wita.