METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk melukiskan, memaparkan dan menggambarkan suatu fenomena dengan cara mendiskripsikan mengenai pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban di Desa Garing Kecamatan Tompobulu.
B. Tempat dan Waktu
Lokasi penelitian adalah di lokasi Kantor Desa Garing, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Gowa. Waktu penelitian ini dimulai pada 1 September 2021 – 1 Oktober 2021.
C. Sumber Data
Sumber data diperoleh secara langsung dari objek penelitian di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa sebagai objek penelitian dengan teknik-teknik sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Desa mengenai peneraan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan alokasi dana desa (ADD) di Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang didapatkan dari dokumen atau data-data yang tersedia berupa informasi, keterangan-keterangan
35
berasal dari dokumen, laporan keuangan yang ada pada Kantor Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa.
D. Teknik Pengumulan Data 1. Observasi
Observasi merupakan pengamatan secara langsung ke objek penelitian. Berdasarkan lokasi peneliti yang telah ditetapkan, maka peneliti melakukan observasi ke Desa Garing Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa. Tujuan observasi ini untuk melihat keadaan di lapangan dengan mencatat hal yang penting dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Alat yang digunakan selama observasi adalah berupa perekam gambar alat tulis dan lain-lain yang diprlukan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara terbuka dan mendalam agar dapat memahami mengenai penerapan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuanga alokasi dana desa. Tuujuan wawancara adalah mendapatkan berbagai informasi mengenai pengelolaan alokasi dana desa tersebut. Dalam hal ini penelitian melakukan wawancara kepada, Kepala Desa, Sekretaris Desa, Badan Permusyawarah Desa dan Masyarakat Desa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang berupa dokumen, catatan, foto, laporan maupun rekaman yang relevan mengenai pengelolaan alokasi dana desa di Desa Garing Kecamatan tompobulu Kabupaten Gowa. Hasil penelitian akan terpercaya jika didukung oleh dokumen yang ada untuk semakin memperkaya
informasi yang benar-benar yang diperoleh dari data yag dibutuhkan oleh penlit.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu lembar wawancara dan lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data
Ada empat langkah yang ditempuh peneliti dalam menganalisis data yaitu:
1) Mengorganisir Data yaitu peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara tidak terstruktur, artinya data diperoleh dengan wawancara langsung tanpa memberikan draf pertayaan pada objek wawancara. Data yang telah di dapat dibaca berulang-ulang oleh peneliti.
Hal ini dilakukan agar peneliti mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan. Dari hasil wawancara pada peneliti ini disusun secara sistematis. Tujuannya yaitu memudahkan peneliti dalam menganalisis lebih jauh data tersebut.
2) Realisasi Data yaitu data yang didapatkan disederhanakan dengan cara mengurangi atau membuang data yang tidak penting sehingga data yang terpilih dapat di proses kelangkah selanjutnya.
3) Proses Analisis Data yaitu analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban wawancara.
4) Hasil Interprestasi diperoleh dari hasil pemahaman coding data pada penelitian ini kemudian dikaitkan dengan teori yang ada sehingga
37
interprestasi tidak bersifat bias tetapi dapat dijelaskan oleh teori tersebut.
Penelitian ini juga menyertakan kutipan, narasi dan gambar untuk menggambarkan interprestasi dan pandangan Kepala Bagian Pemerintah Desa Garing dan tim pendamping ADD di tingkat Kecamatan. Interprestasi atas data yang didasarkan pada teori legitimasi dan teori stakeholder yang muncul pada saat pengumpulan data dilapangan (kumalasari,2016).
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Pemerintah Desa Garinga. Keadaan Geografis dan Batas Wilayah
Desa Garing terletak di wilayah Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa, yang merupakan salah satu Desa dari 6 Desa dan Dua Kelurahan. Wilayah Desa Garing secara admistrasi dibatasi oleh wilayah Kabupaten dan Kecamatan serta Desa / Kelurahan tetangga Desa Garing mempunyai batasan-batasan sebagai berikut:
Disebelah Utara : Berbatas dengan Kelurahan Malakaji
Disebelah Selatan: Berbatas dengan Kab. Jeneponto dan Kec.
Birirngbulu
Disebelah Barat : Berbatas dengan Desa Datara
Disebelah Timur: Berbatas dengan Desa Tanete dan Desa Bontobuddung
Desa Garing pada umumnya merupakan dataran tinggi dengan ketinggian 200-700 m dari permukaan laut. Terdiri dari lima dusun ;
1. Dusun Cengkong 2. Dusun Garing 3. Dusun Tamalabba
4. Dusun Bangkeng Ta’bing 5. DusunBontobiraen 6. Dusun Ta’lembo 7. Dusun Badieng
39
b. Keadaan Statistik Sosial Budaya Desa 1. Jumlah Penduduk
Desa Garing dengan Jumlah penduduk 3.605 jiwa berdasarkan sensus penduduk darii Statistik tahun 2020. Yang terdiri dari laki- laki 1.787 jiwa, perempuan 1.818 jiwa dengan jumlah Kepala keluarga (KK) 1.112 KK dengan penyebaran penduduk 199/km dengan menganut agama islam 100% orang.
Adapun keadaan Statistik Sosial Budaya Desa antara lain sebagai table di bawah ini:
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Desa garing
No Wilayah
Dusun/Lingkungan Laki- laki
Perempuan Jumlah 1. Dusun
Bontobiraeng
273 325 598
2. Dusun Bulueng 127 141 268
3. Dusun Garing 254 274 528
4. Dusun Cengkog 274 294 268
5. Dusun Tamalabba 230 236 466
6. Dusun Ta’lembo 123 129 252
7. Dusun
Bangkengtakbing
230 261 491
Sumber : Profil Desa Garing Tahun 2020
c. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Garing Gambar 4.1 Struktur Organisasi Desa
Dari bagian struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Kapala Desa
Kepala Desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga Desanya dan melaksanakan tugas pemerintah dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten.
b. Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya disigkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi
KEPALA DESA MUHAMMAD SIDDIQ BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA
DEE
PM/LEMBAGA ADAT BKAD& BUMDESA
DEE
KASI PEMERINTAHAN
MUH RIZAL RASYID, S.T
DEE
SEKRETARIS DESA TASMIN, S.Pd.I
DEE
KASI PEMBANGUNAN
ANSAR
DEE
KADUS BULUENG M.ARIF BUDIMAN
DEE
KASI KESRA RESKY NURAMALIAH,
MS
DEE
KADUS BONTOBIRAEANG
HUSNI MUBARAK
DEE
KADUS BANGKENGTAKBING
RABANAI
DEE
KAUR UMUM AHMAD DAHLAN, AN
DEE
KAUR KEUANGAN SUPRIADI, S.Pd.I
DEE
KAUR ADMINISTRASI MUH CHANDRA
PRATAMA
DEE
KADUS TA’LEMBO SIRAJUDDIN
DEE
KADUS CENGKONG
AGUS
DEE
KADUS GARING MAPPA
DEE
41
dalam penyelanggaraan pemerintah desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Desa.
c. Sekretaris Desa
1) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.
2) Melaksanakan urusan umum seperti penataan admistrasi perangkat desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan admistrasi dan perlengkapan rapat, inventarisasi dan pengandmistrasian aset, urusan perjalanan dinas dan pelayanan.
3) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja desa, menginventaris data Dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, pengadministrasian dan fasilitas penyusunan rencana pembangunan jangka menengah desa dan rencana kerja pemerintah desa serta penyusunan laporan perbekel.
d. Bendahara Desa
1) Menerima, menyimpan, menyetorkan/membayar menatausahakan, dan mempertanggung jawabkan penerimaan pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa.
2) Bendahara desa wajib melakukan pecatatan setiap penerimaan dan pengeluaran serta melakukan tutup buku setiap akhir bulan secara tertib.
3) Bendahara desa wajib mempertanggung jawabkan uang melalui laporan pertanggung jawaban. Laporan pertanggung jawaban disampaikan setiap bulan kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
e. Kaur Umum
Tugasnya untuk membantu sekretaris desa dalam melaksanakan administrasi umum, tata usaha dan kearsipan, peengelolaan investaris kekayaan desa, serta mempersiapkan bahan rapat dan laporan. Fungsinya, pengelolan admisnistrasi perangkat desa, persiapan bahan- bahan laporan dan pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh sekretaris desa.
f. Kaur Keuangan
Bertugas untuk membantu sekretaris desa melaksnakan fungsi kebendaharaan dalam urusan pelayanan administrasi keuangan desa. Fungsinya untuk mengurus admistrasi keuangan, mengadmistrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran, dan memverifikasi keuangan.
g. Kaur Administrasi
Tugasnya untuk membantu sekretaris mengurus pembuatan kartu tanda penduduk, pembuatan kartu keluarga, pembuatan surat keterangan tidak mampu bagi warga desa yang bekehidupan ekonomi kurang mampu agar mendapat penangguhan-penangguhan, dan lain-lain. Fungsinya untuk melaksnakan kegiatan administrasi kependudukan,
43
mempersiapakan bahan-bahan penyusunan rencangan peraturan desa dan keputusan kepala desa.
h. Kasi Pemerintahan
Tugasnya, untuk membantu kepala desa dalam melaksanakan tugas pemerintah desa. Fungsinya, melaksakan manajemen tata praja pemerintahan, menyusun rancangan regulasi desa, pelaksanaan upaya perlindungan masyarakat, pendataan dan pengelolaan profil desa.
i. Kasi Pembangunan
Tugasnya untuk membantu kepala desa dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembangunan ekonomi masyarakat dan potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan. Fungsinya penyiapan bahan penyusunan program dan pembinaan perekonomian, produksi dan distribusi hasil produksi. Pembinaan terhadap sarana prasarana perekonomian masyarakat. Pelaksanaan kegiatan ketataushaan dan pelaopran hasil pelaksnaan tugas.
j. Kasi Kesra
Tugasnya, melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban anggaran belanja, melaksnakan anggaran kegiatan, mengendalikan kegiatan, menyusun dokumen pelaksanaan anggaran, dokumen perubahan pelaksanaan anggaran lanjutan, menandatangani perjanjian
kerja sama, menyusun laporan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan bidang tugasnya semua untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan APBDesa. Fungsinya, melaksanakan pembangunan sarana prasarana perdesaan, pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan, dan sosialisasi serta memotivasi masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik dan lingkungan hidup.
k. Kepala Dusun
Kepala Dusun adalah orang yang mengetahui sebuah dusun, satu wilayah di bawa Pemerintah Desa. Satu Desa terbagi beberapa dusun dan satu dusun terdiri beberapa RT dan RW.
d. Visi dan Misi Desa Garing 1. Visi
Berdasarkan analisi terhadap kondisi objektif dan potensi yang dimiliki Desa Garing dengan mempertimbangkan kesinambungan pembangunannya, maka visi Desa garing tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
“Mewujudkan suatu Desa yang Dinamis, Kondusif, Religius, Bersih dan berkarakteristik, perekonomian Yang Kuat Dengan Berbasis Pada Potensi Yang Ada menuju esa andalan Kabupaten Gowa”.
2. Misi
Untuk mencapai Visi Mewujudka Masyarakat Sejahtera yang Religius dan Intelektual melalui Peningkatan Usaha Budidaya
45
Tanaman Pertanian tersebut diatas, Desa Garing telah menatapkan misi sebagai berikut:
a. Mewujudkan perekonomian masyarakat yang tangguh dan berdaya saing berbasis potensi lokal
b. Meningkatakan ketersediaan dan kualitas infrastruktur secara umum
c. Meningkatakan kualitas sumber daya manusia yang amanah dan berakhlak mulia
d. Menfasilitasi peningkatan sarana prasarana serta kesadara pendidikan
e. Menfasilitasi pengembangan dan peningkatan hasil budidaya tanaman pertanian
f. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan Desa B. Hasil Penelitian
Di dalam penelitian ini ada beberapa orang yang saya wawancarai, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4 2 Daftar informan
Nama Informan Jabatan
Muhammad Siddiq Kepala Desa Supriadi, S.Pd.i Bendahara Desa
Dg Tompo Masyarakat
1. Akuntabilitas dan Transparansi Sistem Pengelolaan Keuangan ADD a. Akuntabilitas sistem informasi pengelolaan keuangan desa
Akuntabilitas dalam pemerintahan melibatkan pemerintah desa untuk pertanggungjawaban kegiatan yang di laksanakan dalam kaitannya dengan pembangunan dan pemerintah desa.
Pertanggungjawaban tersebut menyangkut masalah finansial dengan alokasi dana desa sebagai salah satu komponen di dalamnya. Fungsi akuntabilitas bukan hanya sekedar ketaatan kepada peraturan perundangan yang berlaku. Tetapi, fungsi akuntabilitas tetap memperhatikan penggunaan sumber daya secara bijaksana, efesien, efektif, dan ekonomis dengan menjalankan 2 komponen yaitu pertanggungjawaban dan pelaporan untuk mencapai tujuan pemerintah desa yang Good Government Governance. Dimana dalam wawancara sebagai berikut:
1) Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa
Pengelolaan keuangan desa dilakukan secara efesien dan efektif, transparan dan akuntabel. Alokasi Dana Desa salah satu sumber utama pendapatan desa yang juga harus dipertanggunggjawabkan secara transparan kepada masyarakat maupun kepada pemerintah kabupaten sebagai institusi pemberi kewenangan. Berikut ini hasil wawancara sebagai berikut:
“Pertanggungjawaban sudah melalui sistem online dan Laporan Pertanggujawaan (LPJ) tiap bulan laporan realisasi
47
dana desa diserahkan ke beberapa dinas yang terkait PDM, Inspekorat, Badan Keuangan, Pemerintah Kecamatan, setiap bulannya kita masukkan laporan ke-4 dinas tersebut”.(Hasil wawancara dengan Bedahara Desa Garing pada tanggal 7 september 2021).
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa pertanggungjawaban mengenai Alokasi Dana Desa dilakukan setiap bulan sekali Kepada dinas yang terkait sehingga dinas tersebut mampu mengetahui perkembangan tentang realisasi ADD yang Ada di desa Garing.
2) Pelaporan Alokasi Dana Desa
Penyampaian laporan yang dilakukan melalui dengan struktural yaitu dari tim pelaksanaan tingkat desa dan diketahui oleh kepala desa. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh para informan.
“Iya, karena dimana semua pelaporan itu kita harus mengikuti semua dengan struktural atau mekanisme yang telah ditentukan oleh pemerintah daerah”. (Hasil wawancara dengan Sekdes Garing, pada tanggal 13 september 2021).
Prinsip akuntabiltas pelaksanaan Alokasi Dana Desa di tempuh melalui sistem pelaporan dalam hal kegiatan dan pembangunan. Hal bukti tersebut dari hasil wawancara informan yang dikatakan bahwa:
“Keterbukaan Pemerintah Desa melalui realisasi pertriwulan tiap tahunnya dijadikan baliho dan diletakkan di depan kantor desa ( hasil wawancara kepala desa garing, tanggal 21 setember 2021).”
Dari hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa pemerintah desa telah terbukan mengenai laporan realisasi
yang ditunjukkan dengan adanya baliho yang di pasang didepan kantor desa sehingga masyarakat dapat melihat dan mengetahui program apa saja yang dilakukan pemerintah desa melalui anggaran tersebut.
b. Transparansi sistem pengelolaan keuangan ADD
Transparansi adalah memberikan informasi kuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengatahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 6 Tahunn 2014 tentang bagaimana pemerintah desa yang menyebutkan pelaksanaan pembangunan desa harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan dalam proses perencanaan dan masyarakat berhak untuk mengetahui dan melakukan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan desa. Sebagai mana yang dilakukan di Desa Garing.
1) Perencanaan Alokasi Dana Desa
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan ADD adalah melalui musyawarah desa (musrembang). Hasil wawancara tersebut:
“Pemerinah desa telah melakukan musyawarah desa langsung kedalam RKP, lalu di buatkan spanduk tentang RKP tersebut. Partisipasi masyarakat sangat baik pemerintah melibatkan semua masyarakat saat adanya pertemuan musrembang agar masyarakat bisa hadir semua untuk
49
memberikan masukan-masukan. Dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan untuk mengusulkan pendapat mereka apa saja yang perlu dibenahi di desa tersebut. Dan semua masyarakat juga dilibatkan untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan keuangan ADD itu sendiri. (Hasil wawancara kepala desa garing, tanggal 21 september 2021).”
Hasil wawancara di atas bahwa partisipasi masyarakat sangat perlu untuk mendukung program pembangunan yang akan dijalankan dan apa saja yang harus dibenahi. Sehingga masyarakat bisa mengetahui alur dan sistem tentang pengadaan infrastruktur yang akan dibangun oleh pemerintah desa .
2) Pelaksanaan Alokasi Dana Desa
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya besumber dari Alokasi Dana Desa sepenuhnya dilaksnakan oleh Tim Pelaksanaan Desa (TPD). Guna mendukung keterbukaan dan penyampaian informasi secara jelas kepada masyarakat, maka disetiap kegiatan fisik wajib dilengkapi dengan papan infomasi tersebut sekurang-kurangnya yang memuat kegiatan apa saja yang di lakukan, sebesar anggaran dari Alokasi Dana Desa.
“Iya… Pelaksanaan ADD di desa kami sangat terbuka, karna setiap ada kegiatan masyarakat yang diadakan di kantor desa saya selalu di ajak oleh pak desa untuk mengetahui hal-hal dari pelaksanaan kegiatan termasuk pengelolaan dana desa yang diterima dari pemerintah. (Hasil wawancara dengan masyarakat desa).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa pemerintah desa sangat terbuka karena setiap ada
kegiatan atau pertemuan selalu di libatkan masyarakat biasa untuk mengikuti kegiatan tersebut, untuk mengetahui semua apa-apa saja yang akan dilakukan oleh pemerintah.
2. Gambaran Umum Pengelolaan Keuanga Desa Garing
Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam dua rencana kerja, yakni RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Desa dan RKP (Rencana Kerja pembangunan) Desa yang didalamnya direncanakan dalam APBDesa (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) didalamnya berisi informasi program yang akan dikerjakan dalam waktu satu tahun berjalan, berikut program kerja tersebut:
Tabel 4 3
Laporan Realisasi Alokasi Dana Desa 2021 Desa Garing
Uraian Anggaran Ket
Alokasi Dana Desa 1.570.364.867 Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
PUD/TK/TPA 52.800.000 ADD
Pelatihan pendidikan masyarakat
13.280.000 ADD
Posyandu 142.545.580 ADD
Pelatihan pendidikan kesehatan
11.950.000 ADD
Rehab
posyandu/polindes
30.973.800 ADD
Pengerasan jalanan desa 476.953.250 ADD Pengarasan jalanan
usaha tani
58.560.000 ADD
Peningkatan prasarana jalan desa
50.000.000 ADD
Pembangunan MCK umum
23.000.000 ADD
Fasilitas sampah 439.050.000 ADD
Bidang pemberdayaan masyarakat
51
Pemeliharaan saluran irigasai
16.826.400 ADD
Peningkatan kapitas perangkat desa
28.420.000 ADD
Pelatihan pemberdayaan perempuan
72.800.000 ADD
Pelatihan kepala desa dan perangkat
15.000.000 ADD
Bidang
penanggulangan bencana
Penanganan keadaan mendesak
50.400.000 ADD
Pernyataan modal desa 87.890.837 ADD
Berdasarkan realisasi diatas pelaksanaan Alokasi Dana Desa 2021 Desa Garing kami dapat melihat bahwa penggunaan ADD yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintah desa dan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kegiatan dan anggaran yang dikeluarkan.
C. Pembahasan
Seluruh kegiatan yang didanai Alakosi Dana Desa (ADD) direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatakan seluruh unsur masyarakat di desa, di mana seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawbakan.
Dana bantuan program Alokasi Dana Desa yang dimaksud adalah dana mengenai perincian penerimaan dana dari pemerintah Kabupaten yang diberikan kepada Pemerintah Desa yang digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan hasil tersebut bahwa pemerintah desa Garing telah mengikuti dan menerapkan sistem UUD No. 6 Tahun 2014, Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Daerah
(APBD) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelanggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanaan masyarakat. ADD merupakan perolehan bagian keuangan Desa dari Kabupaten yang penyaluran melalui kas desa. Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang bagaimana pemerintahan daerah yang menyebutkan bahwa desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, dimana kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat dan hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintah. Dimana di dalamnya terkait pengelaloaan keuangan dan alokasi dana desa (ADD), serta pembangunan desa.
Akuntabilitas sistem pengelolaan ADD dimaksudkan sebagai upaya untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (Good Government Goernance). Sebagaimana dari tahap pertanggungjawaban ADD di Desa Garing sesudah sepenuhnya menunjukkan bahwa semua uang yang telah dikeluarkan sudah dipertanggungjawabkan secara fisik dan juga secara administrasi keuangan. Pertanggungjawaban ADD dari sisi fisik di Desa Garing dapat dikatakan dengan baik dan sudah selesai dari hasil pembangunan yang dibangun dari ADD. Dimana juga masyarakat sudah merasakan manfaatnya dari sarana prasarana yang dibangun, seperti PAUD, TKA/TPA, Peningkata fasilitas pengelolaan sampah, pembuatan WC Umum, Pengerasan Jalanan tani.
53
Akuntabilitas adalah suatu pertanggung jawaban oleh pihak-pihak yang diberi kepercayaan oleh masyarakat dimana nantinya terdapat keberhasilan atau kegagalan di dalam pelaksanaan tugasnya tersebut dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pertanggung jawaban tersebut berkaitan langsung dengan aktivitas birokrasi dalam memberikan pelayanan sebagai kontra prestasi atas hak-hak yang telah dipungut langsung maupun tidak langsung dari masyarakat. Pertanggung jawaban perlu dilakukan melalui media yang selanjutnya dapat dikomunikasikan kepada pihak internal maupun pihak eksternal secara periodik maupun secara tak terduga sebagai suatu kewajiban hukum dan bukan karena sukarela.
Transparansi adalah prinsip keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas- luasnya tentang keuangan daerah. Dengan adanya transparansi menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan, dan pelaksanaannya serta hasil-hasil yang dicapai.
Transparansi sangat penting bagi pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan mandate dari rakyat dengan adanya prinsip transparansi maka menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyeenggaraan pemerintah desa dalam mendukung terwujudnya Good Government Governance. Segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat harus dibuat secara terbuka baik dari sisi tersebut;
Perencanaan, kita melibatkan semua masayarakat di Desa Garing dalam proses perencanaan ADD dengan melalui musyawarah desa
(musrembang). Partisipasi masyarakat saat musrembang sangat diperlukan untuk mendukung program pembangunan yang akan dijalankan dan apa saja yang akan dibenahi di Desa tersebut.
Pertanggungjawaban dan peloporan, dimana BPD di desa Garing sudah menjalankan tugasnya sesuai dengan fungsinya dimana BPD turun kelapangan untuk memantau kegiatan-kegiatan apa saja yang dijalankan.
Pengawasan BPD terhadap pengelolaan keuangan sudah dikatakan semaksimal mungkin yaitu dengan ditandainya beberapa pembangunan infrastruktur di desa yang sumbernya dari ADD.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanAkuntabilitas dalam pemerintahan melibatkan pemerintah desa untuk pertanggungjawaban kegiatan yang di laksanakan dalam kaitannya dengan pembangunan dan pemerintah desa. Pertanggungjawaban tersebut menyangkut masalah finansial dengan alokasi dana desa sebagai salah satu komponen di dalamnya. Transparansi adalah memberikan informasi kuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengatahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Berdasarkan hasil tersebut bahwa pemerintah desa Garing telah mengikuti dan menerapkan sistem UUD No. 6 Tahun 2014, Alokasi Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelanggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanaan masyarakat. ADD merupakan perolehan bagian keuangan Desa dari Kabupaten yang penyaluran melalui kas desa.
B. Saran
1. Diharapkan pemerintah desa lebih mampu lagi meningkatkan untuk mendorong masyarakat agar bisa menghadiri acara rapat