• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen nilai-nilai religius dalam karya sastra dan (Halaman 52-58)

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini tergolong penelitian kualitatif, yakni bertujuan untuk mendeskripsikan Nilai-nilai Religius dalam novel DMC dan BC karya Habiburahman El Shirazy dan Relevansinya terhadap Rencana Pembelajaran Sastra di Sma. Merode yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah objek yang berkembang apa adanya dan tidak dimanipulasi oleh peneliti. Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2012).

B. Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini adalah data tulis berupa kutipan- kutipan (kata, frasa, maupun kalimat) yang menunjukkan nilai-nilai religius dalam novel DMC dan BC karya Habiburahman El Shirazy.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Dalam Mihrab Cinta dan Bumi Cinta. Novel Dalam Mihrab Cinta merupakan karya Habiburahman El Shirazy yang diterbitkan oleh Republika Penerbit, memiliki 290 halaman yang kemudian cetakan I pada September 2020 cetakan II Maret 2021. Novel Bumi Cinta merupakan karya

Habiburahman El Shirazy yang diterbitkan oleh Penerbit Republika yang memiliki 545 halaman yang kemudian cetakan I Februari 2019, cetakan II Maret 2019, cetakan III Oktober 2019, cetakan IV Maret 2020 dan nomor ISBN 978-602-5734-68-7. Adapun alasannya yaitu

a) Novel ini merupakan karya Habiburahman El Shirazy. Novel ini sudah diangkat keperfilman televise dan banyak mendapat tanggapan positif dari masyarakat.

b) Habiburahman El Shirazy dikenal secara nasipnal seabagai dai, novelis, dan penyair. Beberapa penghargaan bergensi berhasil diraih antara lain, Pena Awards 2005, The most Favorite Book and Writer 2005, dan IBF award 2006. Ia sering diundang untuk berbicara dalam acara di forum-forum nasional maupun internasional, baik dalam kapasitasnya sebagai dai maupun penyair seperti di Cairo, Kuala Lumpur, Hongkong, dan lain-lain.

c) Novel DMC terdapat suatu nilai serta amanat yang mengisahkan kehidupan di pondok pesantren yang banyak mengajarkan hubungan kedekatan dengan Allah.

d) Mengisahkan perjalanan hidup yang tidak mudah untuk dijalani dari seorang sosok manusia yang menjadi korban sebuah fitnah.

e) Selanjutnya novel ini mampu menggugat setiap hati pembacanya untuk bisa mengambil hikmah dari setiap cobaan dan dapat mengambil pesan moral yang baik dalam bersikap.

f) Selanjutnya novel BC, novel tersebut menyajikan bobot nilai yang tinggi dan mengandung nilai religius pembangun jiwa.

g) Novel tersebut digambarkan secara jelas permasalahan yang menimbulkan konflik batin para tokohnhya, dijelakan pula keimanan para tokoh dalam menghadapi permasalahan hidup yang mengisahkan tentang lika-liku kehidupan seseorang yang berada di sebuah Negara yang syarat dengan kebebasan hidup.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka dan teknik catat.

1. Teknik pustaka, mencari dan mengumpulkan referensi yang relevan dalam penelitian ini baik berupa buku maupun jurnal penelitian.

2. Teknik pencatatan, penulis mencatat peristiwa-peristiwa atau kutipan- kutipan tentang nilai-nilai religius dalam novel DMC dan BC Karya Habiburahman El Shirazy.

3. Menguraikan Kompetensi Dasar pada pembelajaran Sastra di SMA Pengumpulan data dilakukan dengan membaca dan mencatat isi dari novel DMC dan BC karya Habiburahman El Shirazy secara cermat, terarah, dan teliti.Pembecaan dilakukan berulang-ulang sehingga data yang dihasilkan dapat lebih maksimal.Saat melakukan pembacaan tersebut penelitian melakukan analisis dalam bentuk nilai-nilai Religius dalam novel DMC dan novel BC karya Habiburahman El Shirazy,

kemudian menganalisis kurikulum dan kompetensi dasar pada pembelajaran sastra di SMA.

D. Teknik Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, semua data yang terkumpul dideskripsikan sesuai ciri-ciri asli data yang akan dilakukan, proses pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis berdasarkan prinsip deskriptif kualitatif dengan menganalisis nilai-nilai religius dalam novel DMC danBC karya Habiburahma El Shirazy dan relevansinya terhadapa rencana pembelajaran sastra di SMA. Ada tahap analisis data yang dilakukan yaitu:

1. Tahap deskripsi yaitu seluruh data yang dilakukan diperoleh dihubungkan dengan persoalan, setelah itu dilakukan tahap pendeskripsian. Karena, dalam penelitian ini data yang terkumpul berupa kutipan.

2. Tahap klasifikasi yaitu data yang telah dideskripsikan kemudian dikelompokkan menurut kelompoknya masing-masing sesuai dengan permasalahan yang ada.

3. Tahap analisis yaitu data yang telah diklasifikasikan menurut kelompoknya masing-masing dianalisis lagi dengan menggunakan teori Mangunwijaya tentang nilai-nilai religius.

4. Tahap relevansi yaitu menentukan nilai religius yang sesuai dengan pembelajaran sastra di SMA.

5. Tahap penarikan simpulan yaitu penelitian ini akan disimpulkan dengan teknik induktif yaitu penarikan simpulan berdasarkan dari pengetahuan yang bersifat khusus, untuk menentukan simpulan yang bersifat umum.

E. Definisi Istilah

Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu “Nilai-nilai Religius dalam Karya Sastra dan Relevansi terhadap Pembelajaran Sastra di Sma” maka definisi istilah ini merupakan alat bantu untuk memberikan pemahaman agar tidak menimbulkan keraguan makna.

1. Karya sastra merupakan media bagi pengarang untuk menuangkan dan mengungkapkan ide-ide hasil perenungan tentang makna dan hakikat hidup yang dialami, dirasakan, dan disaksikan.

2. Novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata zaman pada karya sastra itu ditulis.

3. Nilai-nilai religius adalah nilai yang berhubungan dengan agama, keimanan seseorang dan tanggapan seseorang terhadap nilai yang diyakini serta tindakan manusia memancarkan keimanan kepada Tuhan Yang Mha Esa.

4. Pengajaran sastra berarti adanya penyampaian atau penularan ilmu mengenai suatu ciptaan dari proses kreatifitas dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.

5. Hubungan manusia dengan Tuhan adalah Mensyukuri semua nikmat yang diberikan Tuhan baik berupa kesehatan, panjang umur, rezeki,

maupun kesuksesan hidup. Manusia berusaha taat atau bertaqwa kepada Tuhan dengan cara beribadah, berperilaku terpuji, bersedekah dan menolong sesama manusia dengan harapan mendapat pahala dari Tuhan.

6. Hubungan manusia dengan manusia Sebagai mahkluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang lain.

Dengan kata lainmanusia selalu berinteraksi dan bersosialisasi dengan manusia lainnya sehingga terjalin hubungan timbal balik antar manusia. Hubungan sosial yang mengandung relegiuitas yang tinggi memiliki pola kehidupan bermasyarakat yang akan mencerminkan sikap positif dan hubunganyang baik sebagai manusia.

7. Hubungan manusia dengan alam Misi penciptaan manusia adalah untuk menyembah kepada Tuhan sang pencipta. Penyembahan kepada sang pencipta ini berarti luas yakni ketundukan dan kepatuhan manusia terhadap semua larangan dan perintah Tuhan dalam menjalani kehidupan dimuka bumi ini, baik yang menyangkut hubungan manuisa dengan Tuhan secara langsung maupun yang menyangkut hubungan manusia dengan alam termasuk lainnya.

44 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitin kualitatif deskriptif akan menghasilkan data berupa pemaparan secara deskriptif. Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan penelitian mengenai “Nilai Religius dalam Karya Sastra dan Relevansinya terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah”.

Adapun hasil analisis data dalam penelitian ini dapat dilihat berikut ini :

1. Hubungan Manusia dengan Tuhan

Religus sesungguhnya merupakan sikap atau tindakan manusia yang dilakukan terus menerus dalam upaya mencari jawaban atas sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan eksistensinya atau keberadaan manusia.hal ini bersangkut paut dengan sikap sebagai makhluk hidup, makhluk individu, dan makhluk sosial. Adapun data- data yang ditemukan dalam novelDalam Mihrab Cinta yang berkaitan dengan nilai religius yaitu :

a. Sholat

Data 01 “Zahrana lalu masuk kekamarnya untuk siap-si ap sholat Magrib. Sebelum ia mengambil air wudhu hpnya bordering. sebuah sms masuk. Ia buka” (DMC, 41).

Data 02 Sore itu, setelah Sahrah sholat Ashar Zahara pergi ke warung untuk membeli kelapa, gula merah, da

tepung terigu. Ia ingin membuat kolah untuk buka puasa” (DMC, 59)

Data 03 “Beberapa detik sebelum azan ia bangun dan ke mesjid.Setelah sholat ia langsung meluncur ke flamboyang 17, mengajar ngaji Della.” (DMC,111) Data 04 “Zul kembali ke kamar dan sholat. Setelah itu ia

kembali ke ruangan tamu.ia tidak melihat Mari” (DMC 154)

Berdasarkan kutipan Data 01 dijelaskan bahwa Salah satu bentuk hubungan manusia dengan Tuhan adalah menjalan segala perintah-Nya dan menjauhi larangannya. Sholat merupakan kewajiban orang-orang Islam yang selalu diperintahkan. Pada data tersebut menjelaskan sahrana siap-siap untuk melakukan Sholat magrib, pada saat sahrana ingin mengambil air wudhu tiba-tiba terdengar suara Hp berdering keras.

Ternyata Sebuah SMS yang berisi kabar bahagia sehingga membuat hati sahrana merasa sangat gembira saat membaca SMS tersebut.

Bagaimana tidak bahagia jika ada seorang murid yang berhasil tidak lupa pada gurunya. Oleh karena itu Sholat magrib yang akan di lakukan oleh Zahara merupakan salah satu bentuk atau hubungan antara manusia dengan Tuhan yang harus dilaksanakan oleh ummat muslim.

Pada kutipan Data 02,dijelaskan bahwa Zahrana juga melakukan Sholat Ashar yang merupakan tiga dari lima waktu Sholat yang diwajibkan oleh orang-orang Islam. Sholat Ashar yang dilakukan oleh Zahrana bertepatan dengan waktu bulan suci Ramadhan, bukti bahwa Sholat azhar yang lakukan sahrana bertepatan dengan bulan puasa yaitu setalah melakukan Sholat, Zahrana langsung pergi ke warung membeli bahan

untuk membuat menu buka puasa yaitu kolak. Sahrana juga membuat mendoan dan bakwan. Setalah pulang dari warung ia agak terkejut, sebab ada mobil sedan tepat di depan rumahnya, dalam hati Sahrana bertanya- tanya siapakah yang datang. Setelah masuk ia tahu kalau yang datang ternyata bu Dokter Zulaika, ibunda dari Hasan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai religius yang tercermin pada tokoh Zahran yaitu, tetap melaksanakan Sholat walaupun dalam keadaan sibuk untuk ke pasar guna untuk menyiap menu berbuka puasa.

Selanjutnya pada kutipan Data 03, dijelaskan bahwa nilai religius Sholat dapat kita lihat pada kutipan sebelum Adzan dimulai Syamsul langsun bergegas menuju Masjid, walaupun dia sangat kelelahan dengan aktifitasnya seharian untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah. Kegiatan yang dilakukan Syamsul yaitu mengembalikan semua dompet hasil curiannya kepemiliknya tampa kekurangan apapun. Setelah itu Syamsul juga melaksanakan perkuliahan dan pulang ke kontrakan pada saat menjelang Ashar. Tampa istirahat Syamsul langsun bergegas bersiap-siap menuju ke Masjid untuk melaksanakan Sholat. Namun, jika mungkin masih ada waktu untuk beristirahat sejenak sebelum Adzan berkumandan, akan tetapi Syamsul tidak memikirkan hal tersebut dan lebih mengutamakan Sholat dari pada istirahat.

Selanjutnya pada novel kedua juga terlihat tokoh yang mengerjkan Sholat, hal ini dapat di lihat pada data berikut ini:

Data 01 “Ayyas menutup pintu kamarnya, menyalakan lampu kamar mandi, dam mengambil air wudhu. Ia langsung

Sholat menghadap selatan. Ia merasa bahwa ujian imannya di Moskow ini akan berat” (BC, 39)

Data 02 “Dari data yang ia punya, hanya ada lima Masjid di Msokow, yang kalau ia mengejar untuk sholat di salah satu satunya, maka waktu zuhur sudah habis.

Akhirnya ia nekat, ia masuk stasiun Universitet dan mencari sudut untuk bisa sujud kepada Allah Azza Wa Jalla” (BC, 84)

Data 03 “Pukul setengah tiga dini hari. Ia bangkit mengambil air wuhdu lalu Sholat Tahajjud” (BC, 94)

Berdasarkan kutipan Data 01, dijelaskan bahwa Pertama kali datang di kota Moskow, Ayyas mulai merasakan cobaan dengan berbagai hal yang dilihatnya, salah satunya dengan kecantikan-kecantikan perempuan Moskow, sehingga setibanya di apartemen Ayyas langsun melaksanakan Sholat demi menjaga imannya agar tidak mudah goyah.

Kegiatan yang dilakukan oleh Ayyas merupakan salah satu bentuk Hubungan Manusia dengan Tuhan dalam agama Islam disebut dengan Sholat.

Pada kutipan Data 02, dijelaskan bahwa Ketika berada di Moskow, Ayyas mengetahui bahwa hanya ada lima Masjid dan Masjid tersebut memiliki jarak yang cukup jauh. Oleh karena itu ia memilih untuk melaksanakan Sholat di sudut-sudut stasium Universitet karena ketika ia memilih untuk melaksanakan Sholat di salah satu Masjid maka ia akan ketinggalan waktu Sholat Zuhur. Berdasarkan data tersebut Ayyas melaksanakan salah satu kewajiban kepada Allah yaitu melaksanakan Sholat. Demi menjaga sujudnya kepada Allah Azza Wa Jalla ia memilih Sholat di sudut-sudut Universitet.

Selanjutnya pada kutipan Data 03, dijelaskan bahwa selain Sholat wajib lima waktu, tentunya juga ada Sholat Sunnah. Sholat Sunnah yang dimaksud adalah Sholat Tahajjud. Sholat Tahajjud dilaksanakan setelah tidur dan dilaksakan disepertiga malam. Berdasarkan data tersebut disepertiga malam tepatnya pukul setengah tiga dini hari Ayyas melaksanakan Sholat Sunnah Tahajjud berdoa untuk dirinya, kedua orang tuanya, dan untuk kebaikan umat manusia. Ayyas kembali merebahkan tubuhnya, ia memasang alarm di ponsel agar ia benar-benar detil mempersiapkan dirinya agar tidak meninggalkan kewajiban Sholat lima waktu. Jika selama kuliah di Madinah dulu Adzan berkumandang setiap kali masuk waktu Sholat tanpa harus memasang alarmpun ia bisa terjaga dan sadar untuk Sholat. Berbeda dengan sekarang tidak ada Adzan seperti waktu di Madina, Ayyas harus berjuang agar tetap bisa mendirikan Sholat tepat pada waktunya. Tentunya data tersebut berkaitan dengan Hubungan Manusia dengan Tuhan.

b. Baca Al-Qur’an

Data 01 “Bu Nyai Dah ternyata sudah menunggunya sambil membaca Al-Qur’an.Begitu Zahrana sampai, beliau menghentikan bacaannya”. (DMC, 33)

Data 02 “Setelah istigfar tiga kali untuk menyucikan dan menyejukkan hati, barulah ia takbiratul ikhram.

Data 03 Di rakaat pertama ia membaca asy syams dan di rakaat kedua membaca Az Zilzalah. (DMC, 114) Berdasarkan kutipan Data, 01, 02 dan 03 dijelaskan bahwa Bu Nyai Dah selaku istri dari Kiai pengurus pondok pesantren, beliau selalu menyempat diri untuk membaca Al-Qur’an yang merupakan kewajiban

setiap orang yang beragama islam. Kegiatan tersebut merupakan hal yang berhubungan dengan urusan manusia dengan Allah. Al-Qur’an merupakan pedoman atau petunjuk, oleh karena itu membaca Al-Qur’an merupakan kewajiban setiap orang yang beragama islam karena hal tersebut adalah perintah dari Allah Swt.

Selanjutnya pada novel kedua juga terlihat tokoh yang mengerjkan baca Al-Qur’an, hal ini dapat di lihat pada data berikut ini:

Data 01 “Setelah itu berzikir dan membaca Al-Qur’an. Dua puluh menit kemudian Ayyas keluar dari kamarnya”

(BC, 130)

Data 02 “Hati dan pikirannya berusaha keras untuk terus mentadabburi ayat-ayat yang dibacanya, meskipun terkadang tiba-tiba pikirannya meloncat ke kejadian- kejadian yang dialaminya” (BC, 219)

Berdasarkan kutipan Data 01, dijelaskan bahwa kegiatan berzikir dan membaca Al-Qur’an yang di lakukan Ayyas sebelum keluar dari kamarnya ia menyempatkan dirinya untuk melaksanakan zikir dan membaca Al-Qur’an sebagai wujud ketaatan Ayyas terhadap sang khaliknya yaikni Allah Swt. Dalam islam, Al-Qur’an mengajarkan segala sesuatu lengkap dengan adab yang harus digunakan oleh seorang muslim. Seperti ketika berzikir dan membaca Al-Qur’an, ada adab-adab yang harus diperhatikan agar tidak melenceng dari aturan yang sudah ditetapkan sehingga membacanya dapat bernilai sebagai ibadah.

Pada kutipan Data 02, dijelskan bahwa Ayyas berusaha menenangkan dirinya dengan mendalami ayat- ayat suci Al-Qur’an yang dibacanya. Menurut Ayyas dengan Mentadabburi Al-Qur’an, maka ia akan

menemukan kedamaian dan kebenaran dari Allah Swt. Walaupun seketika pikiran Ayyas tetap dihantui oleh perasan cemas yang akan membuat imannya akan roboh karena godaan dari wanita-wanita moskwo yang menjunjung tinggi seks bebas di Negara.

c. Berdoa

Data 01 “Ya Ilahi jika aku punya dosa, ampunilah dosaku.Cukupkanlah ujian-ku.Aku mohon mudahkanlah jalanku menyempurnakan separo agamu sesuai syariat-Mu. Mudahkan diriku menyempurkan ibadah kepada-Mu” (DMC,38)

Data 02 “Na’udzubillahi min dzalik.Ya rabbi, jauhkanlah hamba dari itu semua. Jangan kau biarkan iman ini lepas dari hati hamba sedetik pun” (DMC, 160)

Berdasarkan kutipan Data 01, dijelaskan bahwa Zahrana kemudian berserah diri kepada Allah di atas Sajadah, memohon untuk di ampuni dosa-dosanya dan di cukupkan segala ujian yang sedang di alaminya dalam menyempurkan ibadahnya sesuai ajaran Islam , sehingga jalan untuk menemukan jodoh dapat dengan mudah untuk di kabulkan oleh Allah Swt. Zahrana merasa dengan umurnya yang tidak mudah lagi dan membutuhkan sosok laki-laki untuk menjaganya. Kegiatan yang dilakukan oleh Zahrana yaitu berdoa kepada Allah merupakan hubungan manusia dengan Tuhan.

Pada kutipan Data 02, dijelskan bahwa Berdoa juga dilakukan oleh Mba Iin, kegiatan yang diperlihatkan oleh Linda membuat ia berharap dijauhkan dari kegiatan yang tidak direstui oleh Allah Swt, ia juga berdoa agar iman yang ada pada dirinya tidak lepas walaupun sedetik saja.

Sebab di awal-awal perantaunya Linda masih sering melakukan Sholat

dan membaca Yasin. tetapi saat ini ia bahkan seperti tak memiliki Tuhan.

Itulah yang membuat Mba Iin berdoa kepada Allah Swt untuk dijauhkan dari hal-hal buruk .

Selanjutnya pada novel kedua juga terlihat tokoh yang mengerjkan Berdoa, hal ini dapat di lihat pada data berikut ini:

Data 01 “Ya Allah rahmatilah hamba-Mu ini dengan meninggalkan maksiat selamanya, selam hamba-Mu yang lemah ini Engkau beri hidup di dunia ini. Duhai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati hamba-Mu ini memegang kuat agama-Mu” (BC, 40) Data 02 “Dalam sujud berulang kali ia memohon ampun

kepada Allah. Berulang kali ia ucapkan doa Nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan. Tiada Tuhan selain Engkai, Maha Suci Engkau (ya Allah), sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim” (BC, 115) Data 03 “Selesai Sholat Madame Ektarina membaca zikir

kemudian mengangkat kedua tangan dan beroda kepada Allah. Dengan mata meleleh,”(BC,462)

Menurut kutipan Data 01, dijelaskan bahwa selama berada di Moskow, Ayyas mendapatkan berbagai bentuk cobaan yang menurutnya dapat menjatuhkan imannya karena berada satu apartemen dengan wanita yang bukan mahrimnya. Tentunya hal tersebut bagian dari cobaan yang dirasakan Ayyas sehingga tidak hentinya ia berdoa kepada Allah meminta untuk dijauhkan dan meninggalkan dari perbuatan maksiat agar kekuatan dari dalam diri Ayyas tidak mudah goyah dari godaan-godaan hawa napsu.

Berdasarkan kutipan Data 02, dijelaskan bahwa Ayyas menangis memohon kepada Allah. Agar tidak di uji dengan ujian yang ia tidak mampu melewatinya dengan selamat. Ia minta untuk dilindungi oleh Allah,

diteguhkan hatinya untuk tetap lurus memegan ajaran islam yang mulia.

Ayyas tersungkur dalam sujudnya, murottal di leptopnya tetap menyalah.

Tiba-tiba pintu kamarnya di gedor dengan sangat kerasnya, Ayyas sedikit kaget tetapi ia tetap melanjutkan Sholatnya, seketika pintu kamarnya kembali di gedor-gedor. Selesai mengucapkan salam, Ayyas bangkit dengan kemarahan yang begitu menjadi-jadi ketika membuka pintu kamarnya, tiba-tiba seorang lelaki bule muncul berdiri memelototinya di belakangnya berdiri linor dengan pakaian yang seadanya dengan mimik wajah yang sangat buruk. Oleh karena itu Ayyas berdoa kepada Allah untuk memohon ampunan dilakukan berkali-kali dan juga mengucapkan doa nabi Yunus ketika berada di dalam perut ikan.

Pada kutipan Data 03, dijelaskan bahwa terdapat nilai religius dalam bentuk berdoa dimana di jelaskan pada tokoh Madame Ekaterina melantungkan sebuah Dzikir penyejuk jiwa di ikuti dengan dasyatnya doa- doa sembari meneteskan air mata di pipi. Madame Ekaterina meminta kepada Allah agar menurunkan hidaya kepada orang yang sangat disayanginya yaitu Linor. Ia menangis di atas sajada meminta kepada Allah agar Linor dikembalikan kepada fitrahnya, yaitu menjadi seorang muslima seperti ibu kandungnya. Madame Ekaterina merasa hanya dengan kekuatan doa ia bisa berikhtiar hanya kepada Allah.

2. Hubungan Manusia dengan Manusia a. Tolong Menolong

Data 01 “Bu Rana, saya baru saja ditelpon sama Bu Nyai Dah, Beliau minta kau menghadap beliau sekarang juga,

“Begitu kata kepala sekolah begitu ia sampai di ruang kerja beliau” (DMC, 33)

Data 02 “Ustadz Syamsul maaf mengganggu.Saya mau minta tolong. Begini, nanti malam kan pengajian rutin.

Kebetulan temanya menyambut Bulan Suci Ramadhan.Lha, Sayangnya ustadz Farid yang menjadi pembicara tidak bisa hadir.Tolong ustadz gantikan ya? Jelas penjaga masjid perumahan mewah itu” (DMC, 111)

Data 03 “Saya kerja di sebuah kilang di kawasan Subang Jaya. Kalau adik mau, saya bisa bantu. Saya punya banyak teman yang bisa membantu. O ya kenalkan, nama saya Siti Martini. Biasa dipanggil Mar atau Mari”

(DMC, 129).

Data 04 “Kau disini asing.kalau tidak ada teman kasihan.kalau kau mau, kau bisa ikut saya menginap di tempat saya”(DMC,145)

Data 05 “Kau nanti bisa tidur di kamar saya saja.Kebetulan di kamar saya ada kamar mandinya.Jadi kau tidak akan mengganggu teman-teman saya yang lain” (DMC, 147).

Berdasarkan kutipan Data 01, dijelaskan bahwa sikap yang diperlihatkan oleh Kepala sekolah yaitu sikap tolong menolong, Sikap tersebut diperlihatkan ketika Bu Nyai menelfon dengan Kepala sekolah dan meminta agar Bu Ratna menghadap ke dia.. Setelah bertemu dengan Bu Ratna barulah kepala sekolah itu menyampaikan pesan dari Bu Nyai Dah untuk ditemui. Selain Sikap tolong menolong yang diperlihatkan oleh Kepala sekolah ia juga memperlihatkan tentang sikap amanah.

Berdasarkan kutipan Data 02, dijelaskan bahwa salah satu hal yang selalu manusia butuhkan adalah membantu dan meminta bantuan ketika mengalami sedikit masalah. Hal tersebut dilakukan juga oleh

Dalam dokumen nilai-nilai religius dalam karya sastra dan (Halaman 52-58)

Dokumen terkait