METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan (tentatif) terhitung mulai Juli sampai Agustus setelah dilakukan seminar proposal dan dikeluarkanya izin penelitian oleh fakultas. Dalam penulisan Skripsi ini penulis melakukan penelitian di Pusat Pelatihan Dan Pengembangan Dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar di lokasi ini tentunya untuk melakukan penelitian program peserta latihan dasar (Latsar) CPNS. Alasan peneliti mengapa mengambil lokasi ini karena diantaranya adalah lokasi tidak terlalu jauh dan mudah dijangkau dan ekonomis. Selain itu penelitian dilakukan pada Pusat Pelatihan Dan Pengembangan Dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar karena ingin tahu seberapa jauh pelaksanaan pengembangan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil yang dilakukan di LAN ( Lembaga Administrasi Negara )
B. Jenis Dan Tipe Penelitian
(Iii and Penelitian 2005) Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif , penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati dalam Evaluasi program peserta latsar terhadap pelayanan pelaksanaan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil di Puslatbang KMP LAN RI Kota Makassar.
Tipe penelitian ini juga masuk dengan format desain deskriptif kualitatif yang pada umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus yang memberikan suatu gambaran umum dan berupa data-data yang dikumpulkan dilapangan secara objektif. Data penelitian ini dikumpulkan melalui individu dan kelompok instansi.
C. Informan Penelitian
Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui sesuatu persoalan atau permasalahan tertentu yang dapat diperoleh informasi yang jelas,akurat dan terpecaya baik berupa pernyataan, atau data-data yang dapat membantu dalam memenuhi persoalan atau permasalahan dalam penyelenggaraan program peserta pelatihan dasar ( Latsar ) CPNS di Pusat Pelatihan Dan Pengembangan Dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar
Adapun informan dalam penelitian ini, 6 orang yaitu:
Tabel 3.1 Informan
No. Nama Inisial Jabatan
1. Zulchaidir, S.Sos., M.PA ZC Sub Kordinator Pelatihan dan Pengembangan
2. Johan Tarru Mada, SE,.M.Si JTM Widyaiswara Ahli Madya
3. Irwan Anas, S.Sos IS Pengelola Data Pengembangan Program Akademis
4. Lutfina Thalita Ericha Zainsa, SH LTEZ Analisis Kebijakan Ahli Pertama 5. Fitriani, S.Pd.I F Peserta Pelatihan Dasar CPNS 6. Muhammad Afdal, S.Pd MA Peserta Pelatihan Dasar CPNS
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis. Pengamatan dilakukan secara terlibat (participan observation). Maksudnya, pengamatan terlibat merupakan jenis pengamatan yang melibatkan peneliti dalam kegiatan orang yang menjadi sasaran penelitian, tanpa mengakibatkan perubahan pada kegiatan atau aktivitas yang bersangkutan dan tentu saja dalam hal ini peneliti tidak menutupi dirinya selaku peneliti. (Pola and Berbasis 2004)
2. Wawancara
Mengadakan Tanya jawab secara langsung dengan nara sumber untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan focus penelitian. (Rachman 2018)
3. Dokumentasi
Suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data.
(Sugiyono 2018) E. Teknik Keabsahan Data
Pengabsahan data adalah untuk menjamin bahwa semua yang telah diamati dan diteliti penulis sesuai dengan data yang sesungguhnya ada dan memang
benar-benar terjadi. Hal ini dilakukan penulis untuk memelihara dan menjamin bahwa data tersebut benar, baik bagi pembaca maupun subjek penelitian.
Guna memperoleh tingkat keabsahan data penulis menggunakan triangulasi, yaitu mengadakan perbandingan antara sumber data yang satu dengan yang lain. Sebagaimana yang dikemukakan Moleong, bahwa “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data tersebut(Engel 2014)
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ialah triangulasi sumber dan triangulasi teknik atau metode. Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal demikian dapat dicapai dengan jalan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang-orang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berasda, orang pemerintahan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
F. Analisis Data
Data yang telah terkumpul sebelum diinterpretasikan, terlebih dahulu memerlukan pemprosesan, yaitu dilakukan dengan melakukan analisa data. tujuan analisa dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan- penemuan hingga menjadi satu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti.
1. Reduksi data,merupakan suatu pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi “ kasar “ dari catatan-catatan tertulis di lapangan hal ini merupakan bentuk yang memanjamkan,menggolongkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisir data.
2. Penyajian data adalah suatu proses penyusunan informasi yang kompleks kedalam bentuk sistematis dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan.
3. Penarikan kesimpulan atau vertifikasi adalah membuat kesimpulan sementara dari yang semula belum jelas menjadi lebih terperinci dengan cara divertifikasi dalam arti meninjau ulang catatan-catatan dengan maksud agar data yang diperoleh tidakvalid.
Ketiga komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan dan prosesnya saling berulang secara interaktif dimana dalam penelitian ini data- data yang diperoleh akan disaring, dimana hanya data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian saja yang akan digunakan,kemudian data-data itu disusun dan dihubungkan secara sistematis untuk kemudian ditarik kesimpulan sehingga dapat ditangkap maksudnya (Rachman 2018)
41 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Visi Misi Kantor Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Manajemen Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar
Pusat Pelatihan dan pengembangan Kajian Manajemen Pemerintah Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar Memiliki Visi dan Misi yaitu:
Visi : “Sebagai lnstitusi Pembelajar Berkelas Dunia yang Mampu menjadi Penggerak Utama dalam mewujudkan World Class Government Untuk Mendukung Visi Indonesia Maju yang berdaulat, Mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.”
Misi :
a) Mewujudkan SDM Aparatur unggul melalui kebijakan, pembinaan, dan penyelenggaraan pengembangan kompetensi yang berstandar internasional.
b) Mewujudkan Kebijakan Administrasi Negara yang berkualitas melalui kajian kebijakan berbasis evidence dan penyediaan analis kebijakan yang kompeten.
c) Mewujudkan lnovasi Administrasi Negara yang berkualitas melalui pengembangan model inovasi serta penguatan kapasitas dan budaya inovasi.
d) Mewujudkan organisasi pembelajar berkinerja tinggi melalui dukungan pelayanan yang berkualitas dan berbasis elektronik
2. Struktur Organisasi Kantor Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
(sumber: Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 8 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja LAN)
a) Struktur Organisasi pada Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan terdiri atas
b) Kelompok Jabatan Fungsional.
c) Struktur organisasi Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Lembaga ini
3. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar
a) Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Manajemen Pemerintah
Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan bertugas melaksanakan pelatihan dan pengembangan pada ASN, serta mengkaji pada bidang manajemen pemerintahan.
Dalam pelaksanaan tugasnya Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan memiliki fungsi:
1. Pelaksanaan pelatihan dan pengembangan pada ASN 2. Mengkaji pada bidang manajemen pemerintahan dan
3. Melaksanakan urusan seperti perencanaan, SDM anggaran, dan kerumah tanggaan.
b) Bagian Umum Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Manajemen Pemerintah
Bagian Umum bertugas menjalankan urusan perencanaan, anggaran, SDM, sera kerumah tanggaan pada lingkungan Pusat.
Dalam menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, Bagian Umum melaksanakan fungsi:
1. Menyiapkan bahan penyusunan rencana kinerja seperti anggaran, dan pengelolaan keuangan; juga
2. menyiapkan bahan pengolahan dan memberikan dukungan administrasi berupa kerumah tanggaan, SDM pengadaan barang/jasa, serta pengelolaan barang milik negara.
c) Kelompok Jabatan Fungsional (KJF) di Pusat Pelatihan dan Pengembangan Kajian Manajemen Pemerintah pada lingkup LAN sebagaimana yang ditetapkan jabatan fungsional sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilaksanakan sesuai apa yang menjadi ketentuan pada peraturan perundang-undangan.
1. KJF bertugas memberikan layanan fungsional dalam pelaksanaan tugas dan fungsi JPT pratama yang di sesuaikan dengan bidang keahliannya.
2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dijelaskan di ayat (1), Kepala menetapkan Koordinator sebagai Pelaksana dari Fungsi Pelayanan Fungsional yang disesuaikan pada ruang lingkup bidang tugas dan fungsi pada masing-masing JPT pratama.
3. Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan Fungsional yang dijelaskan di ayat (2) bertugas menkoordinasikan serta mengelola proses pelayanan pada fungsional sesuai bidang serta tugas pada masing-masing JF.
4. Kepala menetapkan pembagian tugas oleh koordinator pelaksana fungsi pelayanan pada fungsional.
5. Pada ayat (1), KJF terdiri atas beragam jenis JF yang di sesuaikan pada bidang keahlian yang pengangkatannya dilakukan sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan pada peraturan perundang-undangan.
6. Penetuan Jumlah KJF yaitu berdasarkan kebutuhan atas analisis beban kerja huga jabatan.
7. KJF memiliki Tugas, jenis, dan jenjang sesuai dengan perundang-undangan yang mengatur pada masing-masing JF
B. Program Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Pada Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara Kota Makassar
Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS Klasikal yang selanjutnya disebut Pelatihan Klasikal adalah Pelatihan Dasar CPNS yang strategi pembelajarannya sebagian besar dilakukan melalui proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas. Dan Pelatihan Dasar CPNS Terpadu yang selanjutnya disebut Blended Learning adalah Pelatihan Dasar CPNS yang dilakukan dengan memadukan proses pembelajaran tatap muka di dalam kelas dan proses pembelajaran secara daring.
Pelatihan dasar CPNS Golongan III Angkatan I Puslatbang KMP LAN di ikuti oleh 40 orang yang berasal dari instansi Kabupaten Barru
Tabel 4.1 Nama Peserta
No. Nama NDH Instansi
1 drh. Ahmad Nuzuludin Kadri 01 Pemerintah Kabupaten Barru
2 Andi Indardaya, S.Si.,Apt 02 Pemerintah Kabupaten Barru
3 dr. Andi Satrina Ekawati 03 Pemerintah Kabupaten Barru
4 Muh. Ilham Akbar, S.Pd. 04 Pemerintah Kabupaten Barru
5 M. Sunusi, S.Pd.I 05 Pemerintah Kabupaten
Barru
6 Muhammad Ihsan, S.pd 06 Pemerintah Kabupaten
Barru
7 Asriadi, S.Pd. 07 Pemerintah Kabupaten
Barru
8 Wahyudi, S.Pd. 08 Pemerintah Kabupaten
Barru
9 Aminullah, S.Pd. 09 Pemerintah Kabupaten
Barru
10 Azhar Ibrahim, S.Pd. 10 Pemerintah Kabupaten Barru
11 Muhammad Afdal, S,Pd. 11 Pemerintah Kabupaten Barru
12 Subhan, S.Pd. 12 Pemerintah Kabupaten
Barru
13 Fitrisandi, S.Kom 13 Pemerintah Kabupaten
Barru
14 Ashar Ashari Azis, S.Pd. 14 Pemerintah Kabupaten Barru
15 Riskiawati, S.Pd. 15 Pemerintah Kabupaten
Barru
16 Fahmiah Amir, S.Pd. 16 Pemerintah Kabupaten
Barru
17 Fitra Aziza. S.Pd. 17 Pemerintah Kabupaten
Barru
18 Nuraini, S.Pd. 18 Pemerintah Kabupaten
Barru
19 Atirah, S.Pd.I 19 Pemerintah Kabupaten
Barru
20 Azirah, S.Pd.I 20 Pemerintah Kabupaten
Barru
21 Mirka Saputri, S.Pd. 21 Pemerintah Kabupaten Barru
22 Ernawati, S.Pd.I 22 Pemerintah Kabupaten
Barru
23 Aisah, S.Pd.I 23 Pemerintah Kabupaten
Barru
24 Ana Fachrina Firdaus, S.Pd.,Gr 24 Pemerintah Kabupaten Barru
25 Sri Rahayu Mustafa, S.Pd. 25 Pemerintah Kabupaten Barru
26 Marwah Munir,S.Pd. 26 Pemerintah Kabupaten
Barru
27 Sulratna Sultan, S.Pd. 27 Pemerintah Kabupaten Barru
28 Ayu Anggriani Ismail, S.Pd. 28 Pemerintah Kabupaten Barru
29 Emi Yuliana Adnur, S.Pd. 29 Pemerintah Kabupaten Barru
30 Riri Ayu Rianti, S.Pd. 30 Pemerintah Kabupaten Barru
31 Jumriati, S.Pd. 31 Pemerintah Kabupaten
Barru
32 Ninadaniati, SKM. 32 Pemerintah Kabupaten
Barru
33 Husnul Khatimah, S.Kom. 33 Pemerintah Kabupaten Barru
34 Fhellindha Agusthiany Frans, S.T 34 Pemerintah Kabupaten Barru
35 Ega Efrina, S.Pd. 35 Pemerintah Kabupaten Barru
36 Dahrul, S.Pd. 36 Pemerintah Kabupaten
Barru
37 Nur Rahmi, S.Pd.I 37 Pemerintah Kabupaten
Barru
38 Fitriani, S.Pd.I 38 Pemerintah Kabupaten
Barru
39 Mutia Rahayu, S.Farm.,Apt. 39 Pemerintah Kabupaten Barru
40 Maryam Syafitrah,S.Pd. 40 Pemerintah Kabupaten Barru
(Sumber : Bidang pelatihan dan pengembangan puslatbang kmp lan ri makassar) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang ditunjang melalui data sekunder sebagai data pendukung dengan ini untuk menghasilkan ASN yang memiliki kapasitas dapat dilakukan melalui pelatihan ASN. LAN sebagai instansi Pembina pelatihan Latsar CPNS ini dimana ASN akan diarahkan untuk memiliki, kompetensi, dalam melakukan pelatihan Latsar CPNS dalam meningkatkan Kompetensi seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku seorang PNS.
Menurut ZC selaku Sub Kordinator Pelatihan dan Pengembangan PUSLATBANG KMP LAN RI mengatakan bahwa:
“jadi latsar CPNS ini merupakan untuk mereka pahami terkait dengan nilai-nilai dasar seperti yang kita taukan tujuannya itu BerAkhlak dan ini ASN BerAkhlak ini baru kami gunakan dan kami belum bisa nilai dengan model yang baru BerAkhlak yang dulu kami gunakan itu model nilai-nilai Aneka. Dan kami juga belum bisa tentukan dampak beberapa bulan kedepan itu seperti apa dan kami baru bisa pastikan selama 2 bulan kedepan apakah nilai ASN BerAkhlak ini berdapak kepada peserta pelatihan dan kalaupun mau dilihat pasti baru pemahamannya bagaimana caranya mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut dan bagaimana cara dia mengimplementasikannya. Kalau ANEKA sudah lebih banyak dan BerAkhlak baru kemarin kita gunakan dan kita baru Angkatan pertama nilai-nilai dasar BerAklahk itu. Diganti karna adanya Peraturan Presiden
atau Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan Emloyer Branding ASN. ( hasil wawancara pada tanggal 21 juli 2022)”.
Berdasarkan pernyataan informan diatas dapat dilihat bahwa Pelatihan Dasar CPNS ini merupakan pelatihan fondasi baru bagi Aparatur Sipil Negara demi terwujudnya suatu kesamaan presepsi yang lebih mudah dipahami dan diterapkan oleh seluruh pembentukan karakter ASN yang merupakan bagian dari Core Values ASN BerAkhlak yaitu akronim dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompoten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Program Pelatihan Dasar CPNS ini dipergunakan untuk menilai efektivitas dan efesiensi suatu program pelatihan dan bertujuan untuk karakter ASN sebagai professional, hal ini dapat dilihat dengan menggunakan teori kebijakan dari William Dunn ( 2011 ) dalam buku “ Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua”, yang menjadi ukuran dari pelatihan, yaitu sebagai berikut:
1. Efektifitas
a. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana adalah perlengkapan dalam penyelenggaraan pelatihan merupakan faktor yang sangat penting yang tidak bisa diabaikan keberadaanya sebagai salah satu pendukung keberlangsungan pelatihan.
Dukungan sarana prasarana sangat krusial utamanya dalam memberikan motivasi dan reaksi positif pada peserta pelatihan. Ketersediaan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai dan kualitas yang baik merupakan bagian yang penting yang perlu dipersiapkan secara optimal dan berkesinambungan untuk menjamin kelancaran proses penyelenggaran pelatihan.
Hasil wawancara dengan IA selaku Pengelola Data Pengembangan Program Akademis/ Staff Pegawai Puslatbang KMP LAN RI Kota Makassar
“kalau untuk sarana prasarana yang kami sediakan dikantor ini disesuaikan dengan PERLAN No 10 Tahun 2021 yang tentunya sarana prasarana itu untuk menunjang serta mendukung proses belajar mengajar berlangsung agar bagaimana sehingga kompetensi yang ingin dibangun itu bisa kita capai secara efektif dan efisien kita menyediakan seperti, ruang kelas, ruang kebugaran olahraga, ruang seminar, aula, asrama, perpustakaan, ruang makan, unit kesehatan, tempat ibadah, jaringan internet, LCD, TV, Baju Olahraga, dll. Jadi intinya kita sesuaikan dengan aturan saja. (hasil wawancara pada tanggal 22 juli 2022)”
Berdasarkan wawancara diatas dijelaskan bahwa sarana dan prasarana harus disesuaikan dengan standar peraturan Kepala LAN RI No 10 Tahun 2021 untuk mendukung proses belajar sehingga pelatihan dasar CPNS ini terlaksana dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai.
Hal ini senada dengan pernyataan peserta latsar CPNS ibu F dari Instansi Pemerintahan Kabupaten Barru berpendapat bahwa:
“kalau fasilitas selama pelatihan ini berlangsung sangat memadai dimana di sana kita di fasilitasi kamar yang lengkap dengan kamar mandi, meja rias,lemari pakaian beserta tempat tidur 2 buah dan juga di lengkapi dengan AC. Ada lapangan olahraga di lantai bawah maupun di lantai atas. Ada tempat fitnes yg bisa kita gunakan. Musholla, perpustakaan yg memiliki banyak buku-buku referensi. Serta Ruang kelas yg nyaman (hasil wawancara pada tanggal 22 juli 2022)”
Dari pernyataan peserta diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa sarana prasarana dalam pelatihan dasar CPNS di Puslatbang KMP LAN RI Kota Makassar sudah sangat efektif dan mampu memfasilitasi para peserta selama berlangsungnya pelatihan dasar CPNS secara optimal deseuaikan dengan PERLAN No 10 Tahun 2021 dimana harus menyediakan sarana dan prasarana untuk pembelajaran yang memadai.
Tabel 4.2 Evaluasi Penyelenggaraan (Responden) Sarana dan Prasarana Kelengkapan Informasi Sarana dan Prasarana Selama Penyelenggaraan
Pelatihan
86
Tersedia dan memberikan informasi jelas
85 98 89 99 99 95 Memuaskan
90 95 95 98 95 95 95 99 100 96 Memuaskan
Sangat lengkap
97 95 90 94,55
b. Materi
Dalam upaya menjalankan program pelatihan dasar CPNS untuk meningkatkan Kompetensi seperti pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku seorang PNS, maka materi yang diberikan harus sesuai dengan Peraturan Kepala LAN RI No 10 Tahun 2021 tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil untuk pembentukan karakter ASN BerAkhlak.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan JTM selaku Widyaiswara Ahli Madya di Puslatbang KMP LAN RI Kota Makassar.
“kita melihat backgroundnya dulu latsar ini sejak tahun 2014/2015 itu sepaket semua jenis paket pelatihan majerial, pelatihan kepemimpinan. Sampai latsar itu terjadi transformasi pada tahun itu jadi modelnya itu berbeda. Disini kita Menyusun tema bahwa peserta latsar itu atau dulu Namanya prajabatan dan berubah saat tahun 2018 menjadi latsar. Kenapa kurikulumnya berubah karna sesuai dengan tuntutan kebutuhan ASN. Yang dimana ASN tidak hanya cerdas tapi juga mampu menerjemahkan kecerdasannya itu kedalam tindakan nyata.
Dulu kurikulum yang saya ikuti semasa prajabatan tahun 2010 Cuma model ujian dan sikap perilaku. Sekarang modelnya tetap ada ujian, sikap perilaku tapi yang besar proporsi nilainya 40% dari total penilaian peserta kemampuan aktualisasi.
Dulu kan belum ada blended learning sekarang mungkin karna adanya respond lan tehadap pandemi pada saat itu sejak 2020 kita sudah memperkenalkan model blended learning untuk latsar sekarang ini sedang menggunakan perlan no 10 tahun 2021. Model blended learning sudah mengadop nilai-nilai asn yang terbaru yaitu BerAkhlak yang sekarang kita lakukan sampai saat ini (hasil wawancara tanggal 22 juli 2022)”
Total jumlah JP pelatihan dasar CPNS adalah 511 (lima ratus sebelas) JP dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.3 Materi Klasikal
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
1. Pembukaan
1. Dinamika Kelompok
(6 JP)
2. C: Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur dan Nilai-Nilai ASN
(2 JP)
2. Wawasan Kebangsaan
(6 JP)
Analisis Isu Kontemporer (9
JP) 3. Overview Kebijakan
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS
(4 JP)
Hari ke-4 Hari ke-5 Hari ke-6
Kesiapsiagaan Bela Negara (12 JP)
Kesiapsiagaan Bela Negara
(12 JP)
Kesiapsiagaan Bela Negara
(6 JP)
Hari ke-7 Hari ke-8 Hari ke-9
1. C: Muatan Teknis Substansi Lembaga/MTSL
(3 JP)
1. Berorientasi Pelayanan
(4 JP)
1. Akuntabel (2 JP)
2. Konsepsi Aktualisasi
(3 JP) 2. Akuntabel (8 JP)
2. Kompeten (9 JP) 3. Beroreintasi
Pelayanan (6 JP)
Hari ke-10 Hari ke-11 Hari ke-12 1. Harmonis
(9 JP)
1. Loyal
(6 JP) 1. Adaptif (3 JP) 2. Loyal
(3 JP)
2. Adaptif (6 JP)
2. Kolaboratif (5 JP) Hari ke-13 Hari ke-14 Hari ke-15 1. Kolaboratif
(5 JP)
1. Smart ASN (6 JP)
1. Evaluasi Akademik
(5 JP) 2. Manajemen ASN
(6 JP)
2.
MTSL (3 JP)
2. Penjelasan Aktualisasi
(6 JP) Hari ke-16 Hari ke-17 Hari ke-18 1. Pembimbingan
Rancangan Aktualisasi
(9 JP)
Evaluasi
Rancangan Pembekalan Habituasi (3
2. Pembimbingan Rancangan Aktualisasi (Mandiri)
Aktualisasi (10 JP)
JP)
AKTUALISASI Hari ke-19 Hari ke-20
Aktualisasi Di Tempat Kerja
(30 Hari Kerja)
Pembimbingan Pra Evaluasi
Aktualisasi (2 JP)
Evaluasi Aktualisasi
(10 JP) Hari ke-21
1. Review Kebijakan Penyelenggaraan Pelatihan (2 JP) 2. Penutupan
(Sumber : Pedoman dan penyelenggaraan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil kepala lembaga administrasi negara)
Pelaksanaan Blended Learning 647 (enam ratus empat puluh tujuh) JP Tabel 4.4 Materi Blended Learning
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4
Kebijakan Blended Learning
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 1
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 1
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 1
(3 JP)
Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Hari ke-8
Pembelajaran Agenda 2
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 2
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 2
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 2
(3 JP) Hari ke-9 Hari ke-10 Hari ke-11 Hari ke-12 Pembelajaran
Agenda 2 (3 JP)
Pembelajaran Agenda 2
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 2
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 3
(3 JP) Hari ke-13 Hari ke-14 Hari ke-15 Hari ke-16 Pembelajaran
Agenda 3 (3 JP)
Pembelajaran Agenda 4
(3 JP)
Pembelajaran Agenda 4
(3 JP)
Evaluasi Akademik
(3 JP) (Sumber : Pedoman dan penyelenggaraan pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil kepala lembaga administrasi negara)
Dari hasil data tersebut menunjukkan bahwa dalam proses penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS yang diberikan bervariasi sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan dari para peserta pelatihan yang dimana struktur kurikulum pelatihan
terdiri dari 4 agenda yaitu: 1) sikap bela negara 2) nilai-nilai dasar ASN 3) peram dan kedudukan ASN BerAkhlak dalam mewujudkan smart governance 4) habituasi.
Pada agenda sikap bela negara pembelajaran ini diberikan untuk membekali Peserta dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara, sehingga Peserta memiliki kemampuan untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan shat jasmani dan mental menghadapi is kontemporer dalam menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat, selanjutnya agenda nilai-nilai dasar ASN pembelajaran in diberikan untuk membekali Peserta dengan menginternalisasi nilai-nilai dasar ASN yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara professional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi kemampuan untuk: memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat, bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan, terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, saling peduli dan menghargai perbedaan, berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan, dan membangun kerja sama yang sinergi, selanjunya agenda peran dan kedudukan asn dalam mewujudkan smart governance Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Agenda pembelajaran in diberikan untuk membekali Peserta dengan pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smart governance sesuai dengan ketentuan peraturan