METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada studi ini adalah penelitian kualitatif.Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.
B. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini dapat memfokuskan masalah terlebih dahulu agar tidak terjadi perluasan permasalahan yang nantinya tidak sesuai dengan penelitian ini. Maka peneliti memfokuskan untuk meneliti konsep perencanaan, implementasi peningkatan mutu SDM, dalam pengembangan kinerja aparatur sipil Negara pada Kantor Urusan Agama Kec. Malua Kab. Enrekang.
C. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang, dan waktu penelitian dilakukan pada bulan September – Oktober 2019.
D. Sumber Data
Jenis sumber data yang digunakan dibedakan menjadi dua bagian yaitu:
1. Data Primer
Adapun narasumber atau informan yang akan dipilih untuk menjadi sumber data primer adalah
•Kepala dan pegawai KUA
• Masyarakat yang mendapatkan pelayanan
2. Data Sekunder
Yaitu data yang dikutip dari sumber-sumber tertentu yang digunakan sebagai pendukung data primer, sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang melengkapi serta memperkaya sumber data primer atau sumber data sekunder ini diperoleh dari data pendukung. Data sekunder yang merupakan sumber data yang akan melengkapi sumber data primer.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan yang telah dijadikan sumber data. Wawancara dilakukan dengan maksud untuk memperoleh informasi secara langsung untuk dijadikan data yang tidak diperoleh dari sumber data yang lain.
Dilakukan wawancara mendalam dengan cara tanya jawab secara langsung, dimana peneliti menggunakan teknik mengikat dan disesuaikan dengan keadaan saat itu guna mendapatkan data yang sebanyak mungkin dari informan sebagai sumber data dengan cara mencatat atau merekam hasil wawancara tersebut.
2. Observasi.
Adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung dari dekat terhadap fenomena objek yang terjadi atau diteliti, sehingga memungkinkan untuk memperoleh gambaran dari fenomena yang sulit diperoleh dari orang-orang yang dijadikan sember data.
Teknik ini dilakukan karena untuk mencari dan mendapatkan “sesuatu” diluar atau tidak mungkin diperoleh dari sumber data langsung, sehingga dapat diharapkan nilai data yang diterima melalui pengamatan langsung akan memberikan kekuatan pandangan tentang nilai atau validalitas data tersebut, sebagai pembanding dari sumber data baku yang sudah ada.
Metode pengumpulan data observasi yang peneliti gunakan adalahobservasi nonpartisipan.Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibatlangsung dengan aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalamoservasi nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen tertulis, laporan dan surat-surat resmi. Penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan data-data yang bersumber dari dokumentasi tertulis. Dokemuntasi bentuk teks terdiri dari catatan pribadi maupun publik.
Dokumen publik dapat mencakup memo resmi, catatan dalamwilayah publik dan arsip dalam perpustakaan, majalah, koran, dokumen projek. dan lain-lain.
Dokumen pribadi dapat mencakup diaries, surat, catatan pribadi, jurnal personal, foto keadaan objek yang diteliti, email dan lain-lain.
Peneliti juga harus hati-hati dalam memilih dokumen yang hendak dijadikan sumber penelitian karena tulisan sering kali tidak sistematis(dokumen pribadi), tidak akurat, ditulis dalam masa dan untuk tujuan tertentu sehingga perlu rekonstruksi. dokumentasi juga berarti keterampilan dalam menemukan, menangani dan merinci bibliografi (sumber-sumber) danmerawat catatan-catatan yang mengklarifikasinya.
Dalam memanfaatkan dokumen sebagai data dalam penelitian ini tidak keseluruhan isi dokumen dimasukkan secara tertulis. Akan tetapi, diambil pokok- pokok isi yang dianggap perlu sedangkan lainnya digunakan sebagai data penunjang dalam analisa.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian memiliki peran yang sangat penting dalam suatu penelitian, khususnya sebagia alat atau teknik yang dapat digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian. Oleh karena itu berdasarkan teknik pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini maka instrument penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti sendiri, karena penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif maka peneliti merupakan subjek dalam upaya pencarian dan pengumpulan data.
b. Pedoman wawancara, yaitu pedoman yang digunakan oleh peneliti untuk mengadakan wawancara langsung dengan informan.
c. Catatan lapangan, yaitu catatan yang berisi pokok-pokok informasi yang diperoleh peneliti selama melakukan wawancara maupu pengamatan lapangan.
G. Teknik Analisis
Analisis data menurut Sanapiah Faisal (1999:255-258) terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu:
a. Reduksi data (Data reduction) yang merupakan proses merangkum, mengikhtisarkan atau menyeleksi data dari catatan lapangan yang kemudian dimasukkan dalam kategori tema yang mana, fokus atau permasalahan yang mana sesuai dengan fokus penelitian.
Reduksi data yang diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian, pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.
b. Penyajian data (Data display) Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Penyajian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian maka dapat dipahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih baik menganalisis ataukah mengambil tindakan, berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian tersebut.
c. Penarik kesimpulan, yaitu membuat suatu kesimpulan sementara yang dapat dijadikan sebagai suatu pembekalan dalam melaksanakan penelitian untuk memberikan penafsiran dari data yang diperoleh terutama data yang berhubungan dengan fokus penelitian. Penarikan kesimpulan atau vertifikasi dilakukan dengan longgar, tetap terbuka, tetapi semakin lama lebih semakin
rinci berdasarkan kumpulan-kumpulan data yang diperoleh dilapangan dan mengakar dengan kokoh. Data yang diperoleh dilapangan, disajikan sedemikian rupa, kemudian dianalisa terhadap data tersebut untuk memperoleh hasil yang sebenarnya.
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil KUA Malua
1. Gambaran Umum a. Geografi
Kecamatan Malua merupakan salah satu di antara 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Enrekang. Jarak Kecamatan Malua dari Ibukota Kab.
Enrekang ± 42 KM. Adapun batas wilayah Kecamatan Malua meliputi : Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Curio
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Baraka Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Anggeraja Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Baraka
Luas wilayah Kecamatan Malua adalah 40,36 KM2 dengan sebahagian besar terdiri dari dari pengunungan dengan ketinggian 500 - 1000 m di atas permukaan laut.
Secara administrative, Kecamatan Malua merupakan pemekaran dari Kecamatan Anggeraja sesuai dengan Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2002 tentang pengembangan dan pembentukan Kecamatan Malua. Sehingga Kecamatan Malua memiliki 1 kelurahan dan 7 desa sebagai berikut :
1. Kelurahan Malua 2. Desa Bonto 3. Desa Kolai
4. Desa Tallung Tondok 5. Desa Rante Mario 6. Desa Dulang
7. Desa Tangru
8. Desa Buntu Batuan, Desa Buntu Batuan merupakan pemekaran dari desa Rante Mario yang terbentuk pada tahun 2008.
b. Iklim
Sebahagian besar wilayah Kecamatan Malua merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian 500 – 1000 m di atas permukaan laut.Hal ini menyebabkan curah hujan di Kecamatan Malua relative tinggi yaitu rata-rata 1000 – 1700 mm/tahun.
c. Sosial Budaya dan Agama
Penduduk Kecamatan Malua pada umumnya dihuni oleh Etnis Duri yang merupakan salah satu dari tiga etnis yang ada di Kab.Enrekang. Budaya dan adat istiadat etnis Duri hampir sama dengan Suku Tana Toraja. Sedangkan bahasa yang digunakan di Kec. Malua adalah Bahasa Duri.Adapun agama yang dianut oleh warga Kec. Malua seluruhnya menganut Agama Islam yang rinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.1
Social budaya dan agama
No Desa Islam Kristen Hindu Budha Lain-lain
1 Malua 1.728 - - - -
2 Tangru 1.517 - - - -
3 Kolai 1.186 - - - -
4 Dulang 1.014 - - - -
5 Tallung Tondok
1.189 - - - -
6 Bonto 793 - - - -
7 Rante Mario 894 - - - -
8 Buntu Batuan 831 - - - -
Jumlah 9.152 - - - -
Sumber : Kantor Kecamatan Malua d. Sarana Peribadahan dan Pendidikan
Adapun tempat ibadah di kecamatan Malua sebagai berikut:
Tabel 4.2 Sarana peribadahan
No Desa Masjid Mushola Gereja Vihara Pura
1 Malua 5 1 - - -
2 Tangru 2 1 - - -
3 Kolai 2 - - -
4 Dulang 2 - - -
5 Tallung Tondok
4 - - -
6 Bonto 3 2 - - -
7 Rante Mario 3 2 - - -
8 Buntu Batuan 3 - - -
Jumlah 25 6 - - -
Sedangkan sarana Pendidikan di Kec. Malua sebagai berikut:
Tabel 4.3 Sarana pendidikan
No Desa MA/SMU MTs/SM
P
MI/SD RA/TK TPA/TPQ
1 Malua 2 1 2 1 11
2 Tangru 2 1 1 8
3 Kolai 1 1 1 8
4 Dulang 1 1 5
5 Tallung Tondok 1 1 10
6 Bonto 2 2 5
7 Rante Mario 2 1 5
8 Buntu Batuan 1 1 7
Jumlah 2 4 11 9 59
2. Sejarah Singkat KUA Malua
Seiring dengan pemekaran Kecamatan Anggeraja menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Anggeraja sebagai induk dan Kecamatan Malua sebagai pemekarannya, berimbas pula pada keberadaan Kantor Urusan Agama Kecamatan, maka pada tahun 2002 terbentuklah Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua sebagai salah satu dari 12 Kantor Urusan Agama Kecamatan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Enrekang. Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua pertama kali dipimpin oleh Muhammad Basir, S.Ag., di mana sekarang beliau menjabat Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Enrekang. Pada saat itu menumpang berkantor di salah satu ruangan kelas MTs Muhammadiyah Malua.
Pada penghujung tahun 2008, Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua dibangun di atas tanah hibah dari salah seorang warga Desa Kolai Kecamatan Malua yang bernama Becce yang luasnya 505 M2. yang diperuntukkan untuk gedung Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua. Namun keadaan kantor pada saat itu masih sangat jauh dari kondisi sebuah kantor yang layak untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Sebagai gambaran bahwa pada saat itu kantor dibangun tanpa ada flapon, tidak ada listrik dan air, komputer belum ada, yang dipakai hanya mesin ketik manual sebanyak 1 (satu) buah. Lemari 1 buah, meja 2 buah, kursi 2 buah dan kursi tamu plastik (sebagian adalah pinjaman dari madrasah tempat menumpang berkantor sebelumnya). Belum lagi kondisi kantor yang berada pada kemiringan dan berbukit sehingga rawan bencana longsor. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi karyawan untuk bagaimana memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan fasilitas yang serba terbatas. Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua yang sebelumnya belum sempat menempati kantor tersebut, beliau hanya sebatas memindahkan barang-barang dan berkas-berkas yang ada pada saat numpang berkantor di madrasah.
Pada awal tahun 2009, Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua mulai melakukan pembenahan secara perlahan-lahan, dimulai pemasangan aliran listrik, dan pipanisasi air dari sumur warga yang ada didekat kantor, mencoba menata halaman kantor sedikit demi sedikit walaupun hanya dengan menggunakan bambu untuk menahan longsoran tanah di depan/halaman kantor.
Untuk mempercepat pelayanan administrasi, Kepala Kantor mengajukan permohonan pinjam pakai komputer kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Enrekang sehingga pelayanan adminsitrasi nikah dan administrasi lain secara perlahan sudah mulai teratasi. Dan Alhamdulillah dengan perbaikan secara bertahap dari tahun ke tahun, saat ini kondisi Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang sudah layak dan refresentatif sebagai kantor pelayanan dan siap memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Pada akhir tahun 2015 Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Kabupaten Enrekang telah mengeluarkan sertifikat tanah Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua dengan Nomor : 20.21.09.06.00027.
Seiring dengan dinamika kebutuhan organisasi, kepemimpinan pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua telah mengalami tiga kali pergantian kepala sebagai berikut:
1. Muhammad Basir, S.Ag (Tahun 2002 - 2003) 2. Sardin, S.Ag. (Tahun 2003 - 2009) 3. Nur Alam, S. Ag., SS (Tahun 2009 – 2018)
4. DRS. Faisal (Tahun 2018 - Sampai sekarang)
Personil Kantor Urusan Agama Kecamatan Malua sampai saat ini sebanyak 4 (empat) orang PNS, 2 ( dua ) orang Penyuluh Agama Islam PNS dan 2 (dua) orang tenaga administrasi honorer, 4 (empat) orang P3N, 7 (tujuh) orang Penyuluh Agama Islam Non PNS dengan perincian sebagai berikut:
1. Pegawai
Tabel 4.4
No. Nama NIP Pangkat/
Gol.
Jabatan Pend.
Terakhir 1. DRS. Faisal 19651231199303
1012
III/d Kepala S1
2. Sitti Aminah, S.IP
19790508201411 2002
III/a Staff S1
3. Muslimin Kadir, S.Ag
19740410200901 1007
III/C Penyuluh S1 4. Dra. Hijrah 19631231201411
2008
III/a Penyuluh S1
2. Penyuluh Non PNS
Tabel 4.5
No. Nama Pangkat/Gol Ket.
1. Nur laila - Non PNS
2. Sarif, S.Ag - Non PNS
3. Yahya masa S.Pd.i - Non PNS
4. Ismail kadang - Non PNS
5. Muhaini, S.Ag. - Non PNS
6. Wahida, S.Ag - Non PNS
7. Syukur, S.Ag - Non PNS
3. Visi dan Misi KUA Malua a. Visi:
Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Malua Yang Taat Beragama, Maju, Amanah dan Sakinah.
b. Misi:
1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia 2. Meningkatkan Kualitas Sarana dan Prasarana
3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Nikah dan Rujuk berbasis Informasi Teknologi (IT)
4. Meningkatkan Kualitas Pembinaan Keluarga Sakinah, Kemasjidan, Kemitraan Ummat, Produk Halal, Ibadah Sosial, Hisab Rukyat, dan Pemberdayaan Lembaga – Lembaga Keagamaan Lainnya
5. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Informasi dan Bimbingan Haji, Pengembangan Zakat dan Wakaf
4. Struktur Organisasi KUA Malua
Gambar 4.1
5. Uraian Tugas (Job Desription) Masing-Masing Pegawai 1. Kepala Kantor Urusan Agama
Rincian Tugas :
- Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten dibidang urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.
- Membantu Pelaksanaan tugas pemerintah di tingkat Kecamatan di bidang keagamaan.
- Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan.
- Melaksanakan tugas koordinasi penilik, penyuluh dan kordinasi kerjasama dengan Instansi lain yang erat hubungannya dengan pelaksanaan tugas KUA Kecamatan.
KEPALA / PPN
Penyuluh Fungsional
Pelayanan ZAWA / BSOS
Pelayanan Kemitraan
Pelayanan Produk Halal Penghuluh Fungsional
Pelayanan Kepenghuluan Pelayanan
Keluarga Sakinah Pelayanan
Administrasi
- Ketua LPTQ Kecamatan
- Ketua Satgas Pembina Gerakan Keluarga Sakinah.
2. Penghulu Fungsional Rincian Tugas :
- Melaksanakan pemeriksaan dan pendaftaran catin
- Melakukan entri dan edit data pendaftaran NR berbasis komputer - Mengawasi pelaksanaan akad nikah di dalam dan di luar balai nikah
atas perintah dan tugas PPN.
- Melaporkan semua berkas perkawinan kepada PPN.
- Mencatat Pernikahan luar negeri
- Menampung, Menyetorkan dan Mengadministrasikan biaya NR dengan buku kas khusus
- Mengisi papan data statistik NTCR
- Menulis buku pendaftaran cerai talak/gugat - Menulis buku pendaftaran rujuk
- Mengupayakan penjilidan NB dan akta nikah
- Melaksanakan tugas-tugas lintas sektoral bidang kepenghuluan - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan
3. Penyuluh Fungsional Rincian Tugas :
- Melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama
- Mengolah data identifikasi wilayah - Menyusun rencana kerja tahunan - Menyusun rencana kerja operasional - Menyusun konsep materi penyuluhan
- Melaksanakan bimbingan/ penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok binaan
- Menyusun laporan bimbingan penyuluhan - Melaksanakan konsultasi
- Menjaga kebersihan , ketertiban , keamanan dan kenyamanan kantor.
- .Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.
4. Pelayanan Administrasi Rincian Tugas :
- Menerima dan mengagendakan surat-surat masuk
- Bertanggung jawab dalam pengetikan, penggandaan dan penyampaian surat-surat
- Mengatur dan menyimpan daftar hadir ( absensi ) pegawai.
- Menyelenggarakan administrasi kepegawaian.
- Menyimpan dan mengamankan dokumen kantor
- Bertanggungjawab terhadap pertemuan dan Rakor rutin Karyawan
- Mengerjakan tabayun nikah (masuk dan keluar) - Menulis buku adanya kasus NTCR
- Menulis adanya buku kaum rois
- Membendel berkas pemeriksaan nikah (NB) - Menulis Bezeiting pegawai
- Mempasilitasi permintaan pengukuran arah kiblat - Mengisi papan data statistik NTCR
-
5. Pelayanan Keluarga Sakinah Rincian Tugas :
- Melaksanakan pemeriksaan dan pendaftaran catin - Memberikan bimbingan calon manten dan pasca manten - Memberikan bimbingan prosedur pelayanan nikah rujuk - Mengerjakan buku ekspedisi nikah
- Membendel berkas pemeriksaan nikah (NB) - Menulis jadwal pelaksanaan nikah
- Membantu pendistribusian surat-surat dari Kankemenag - Mempersiapkan pelaksanaan nikah kantor
- Menulis buku duplikat nikah - Melayani surat rekomendasi NR - Melayani legalisasi surat nikah
- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan 6. Pelayanan ZAWAIBSOS (zakat, waqaf, ibadah sosial)
Rincian Tugas :
- Melaksanakan bimbingan zakat, wakaf dan ibadah sosial.
- Membukukan/ mencatat tanah wakaf yang sudah selesai disertifikatkan.
- Memelihara dan menertibkan arsip tanah wakaf.
- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam pelaksanaan ibadah sosial.
7. Pelayanan Kemitraan Rincian Tugas :
- Menyusun Rencana Kerja Operasional bimbingan Pembinaan Syari‟ah
- Menyusun konsep materi bimbingan Pembinaan Syari‟ah
- Melaksanakan bimbingan Pembinaan Syari‟ah tatap muka kepada masyarakat
- Membantu menyelenggarakan administrasi pembinaan syariah dan hisab rukyat.
- Melayani konsultasi perorangan/kelompok tentang berbagai masalah keagamaan.
- Melakukan entri dan edit data pendaftaran NR berbasis komputer - Mencetak kutipan akta nikah
- Mencetak register nikah
- Mengerjakan administrasi perwakafan - Menyiapkan pelaksanaan ikrar wakaf
- Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan pimpinan.
8. Pelayanan Produk Halal Rincian Tugas :
- Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis
- Melakukan pembinaan di bidang produk halal
- Membantu mendistribusikan surat surat dari kemenag - Melayani legalisasi
B. Karakteristik informan Penelitian
Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 11 orang, berikut ini merupakan data informan berdasarkan jabatan ;
Table 4.6
Karakteristik informan berdasarkan jabatan
No. Nama Jabatan
1. DRS. Faisal Kepala
2. Sitti Aminah, S.IP Staff 3. Muslimin Kadir, S.Ag Penyuluh
4. Dra. Hijrah Penyuluh
5. Nur laila Pembantu pegawai pencatatan nikah 6. Irwan Lampe Pembantu pegawai pencatatan nikah 7. Syamsul Majida, S.HI. Pembantu pegawai pencatatan nikah 8. Wahida, S.Ag Pembantu pegawai pencatatan nikah 9. Muhaini, S.Ag. Pembantu pegawai pencatatan nikah 10. Sarif, S.Ag Pembantu pegawai pencatatan nikah 11. Syukur, S.Ag Pembantu pegawai pencatatan nikah
Berdasarkan table diatas, dalam penelitian ini ada 11 informan yang terdiri dari 1 orang kepala, 1 orang staff, 2 orang penyuluh, dan 7 orang pembantu pegawai pencatatan nikah.
C. Hasil Penelitian
Fokus penelitian ini menjelaskan tentang perencanaan peningkatan mutu sumber daya manusiadalam mengembangkan kinerja aparatur sipil negara pada Kantor Urusan Agama Kec. Malua Kab. Enrekang.
a. Konsep perencanaan peningkatan Mutu SDM
Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala KUA untuk memperoleh data mengenai konsep perencanaan peningkatan mutu SDM , yang menjelaskan bahwa;
„‟Jenis perencanaan dimulai dari ketepatan analisis kebutuhan lembaga, ketersediaan anggaran, metode, dan evaluasinya kemudian Berbicara mengenai konsep perencanaan peningkatan mutu SDM, ada beberapa upaya yang saya lakukan dalam meningkatkan mutu SDM meliputi:
proses pemberian orientasi umum,memfasilitasi kebutuhan pegawai, mensosialisasikan petunjuk teknis hingga ketingkat pelaksana, mengikutsertakan pegawai dalam bimbingan teknis pendidikan dan pelatihan serta pemberian tugas khusus kepadapegawai”.
Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari - hari, baik di sadari maupun tidak. Seperti yang disampaikan kepala KUA Malua ada beberapa upaya yang dilakukan antara lain: 1) proses pemberian orientasi umum kepada pegawai; 2) memfasilitasi kebutuhan pegawai; 3) mensosialisasi petunjuk teknis hingga ke tingkat pelaksana; 4) mengikut sertakan pegawai dalam bimbingan teknis pendidikan dan pelatihan; 5) pemberian tugas khusus kepada pegawai.
Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya melakukan pekerjaan sesuai dengan standar pelaksanaan (SOP) yang telah di tetapkan. Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP)
dan pengawasan, skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja dsb. Memungkinkan personil yang terlibat dalam organisasi atau tim akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, serta efektif dan efisien.
Selanjutnya untuk memperkuat hasil penelitian, analisis dari dokumentasi pada visi dan misi KUA Malua sudah sejalan dengan misi pada poin pertama tentang meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan poin nomor dua untuk meningkatkan sarana dan prasarana.
b. Implementasi upaya peningkatan mutu SDM 1. Pemberian Orientasi Umum di KUA Malua
Petikan wawancara tentang pemberian orientasi umum yang diungkapkan oleh Kepala KUA Malua, sebagai berikut :
“Komunikasi dan koordinasi tentang tugas dan pekerjaan secara struktural.Dapat dilihat sesuai strutur organisasinya seperti apa ya Dek. Tapi juga tidak menutup kemungkinan, Saya melakukan panggilan langsung kepadapegawai jika ada permasalahan khusus.
Itu kalau tentang masalah, kalautentang tugas biasanya Kami melakukan evaluasi, kurangnya pelaksanaankegiatan itu dimana, baru Kami melakukan upaya pembinaan yang sepertiapa.”
Dalam pelimpahan wewenang, didalamnya terjadi proses komunikasi dankoordinasi. Komunikasi dan koordinasi di KUA Malua secara struktural. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa pimpinan akan melakukan panggilan langsung kepada pegawai. Hal ini terjadi jika muncul permasalahan permasalahan khusus yang apabila dipertimbangkan, bobot permasalahan tersebut menjadi masalah yang serius. Selanjutnya proses evaluasi yang dilakukan melalui fungsi kontrol oleh pimpinan dengan meminta laporan secara berkala. Setelah dilakukan proses evaluasi pada masing-masing tugas yang dibebankan,
makadapat diketahui kurangnya kompetensi pada pelaksanaan di bagian apa dan nantinya akan ditindak lanjuti dengan pembinaan.
Pemberian orientasi umum oleh pimpinan tersebut ditegaskan juga pada kesempatan wawancara lainnya dengan pembantu pegawai pencatatan nikah, sebagaimana pernyataan sebagai berikut:
“Pimpinan meluangkan waktunya untuk berada di kantor dan juga melakukan rapat rutin. Dengan adanya rapat tersebut, pegawai akan dapat menyampaikanapa saja kesulitannya dalam melakukan pekerjaan sehingga pimpinan dapatmengevaluasi serta mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Dengan adanya rapat itu dapat menghindari misscommunication antara pimpinan dan pegawainya serta adanya pembagian kerja/job description yang jelas, dek.”
Selanjutnya peneliti menggali informasi dengan pertanyaan, seperti apa proses orientasi yang dilakukan? Proses orientasi yang dilakukan di KUA Maluaseperti yang diungkapkan oleh Nur laila dalam suatu sesiwawancara .
“ Proses orientasi pegawai melalui berbagai cara antara lain:
1) Membudayakan sapa, salam, dan membangun komunikasi yang intensif antara pimpinan dan pegawai.
2) Memantau progres pekerjaan yang diberikan dan selalu kontinyu bertanya
dan meminta laporan akan pelaksanaan program kepada pegawai.
3) Selalu mengkomunikasikan hambatan, dan mencari solusi yang akanmembantu penyelesaian pekerjaan pegawai.
4) Melakukan control output pekerjaan.
5) Meminta pelaporan secara berkala”.
Proses pemberian orientasi di KUA Malua dimulai dari perkenalan antara pegawai dengan pegawai lain, pegawai dengan pimpinan, lalu dilakukan pemahaman akan struktur organisasi, masalah- masalahorganisasional, hak dan kewajiban pegawai, sampai dengan pemahaman akantugas pokok dan fungsi. Pemberian orientasi umum di KUA Malua lebih terlihat pada penjelasan tentang hak dan kewajiban pegawai serta pemahaman tentang tugas pokok dan fungsi. Proses