• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Organisasi

Dalam dokumen peningkatan mutu sdm dalam mengembangkan (Halaman 50-55)

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil KUA Malua

4. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

5. Uraian Tugas (Job Desription) Masing-Masing Pegawai 1. Kepala Kantor Urusan Agama

Rincian Tugas :

- Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten dibidang urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.

- Membantu Pelaksanaan tugas pemerintah di tingkat Kecamatan di bidang keagamaan.

- Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama Kecamatan.

- Melaksanakan tugas koordinasi penilik, penyuluh dan kordinasi kerjasama dengan Instansi lain yang erat hubungannya dengan pelaksanaan tugas KUA Kecamatan.

KEPALA / PPN

Penyuluh Fungsional

Pelayanan ZAWA / BSOS

Pelayanan Kemitraan

Pelayanan Produk Halal Penghuluh Fungsional

Pelayanan Kepenghuluan Pelayanan

Keluarga Sakinah Pelayanan

Administrasi

- Ketua LPTQ Kecamatan

- Ketua Satgas Pembina Gerakan Keluarga Sakinah.

2. Penghulu Fungsional Rincian Tugas :

- Melaksanakan pemeriksaan dan pendaftaran catin

- Melakukan entri dan edit data pendaftaran NR berbasis komputer - Mengawasi pelaksanaan akad nikah di dalam dan di luar balai nikah

atas perintah dan tugas PPN.

- Melaporkan semua berkas perkawinan kepada PPN.

- Mencatat Pernikahan luar negeri

- Menampung, Menyetorkan dan Mengadministrasikan biaya NR dengan buku kas khusus

- Mengisi papan data statistik NTCR

- Menulis buku pendaftaran cerai talak/gugat - Menulis buku pendaftaran rujuk

- Mengupayakan penjilidan NB dan akta nikah

- Melaksanakan tugas-tugas lintas sektoral bidang kepenghuluan - Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan

3. Penyuluh Fungsional Rincian Tugas :

- Melakukan dan mengembangkan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama

- Mengolah data identifikasi wilayah - Menyusun rencana kerja tahunan - Menyusun rencana kerja operasional - Menyusun konsep materi penyuluhan

- Melaksanakan bimbingan/ penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok binaan

- Menyusun laporan bimbingan penyuluhan - Melaksanakan konsultasi

- Menjaga kebersihan , ketertiban , keamanan dan kenyamanan kantor.

- .Melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan.

4. Pelayanan Administrasi Rincian Tugas :

- Menerima dan mengagendakan surat-surat masuk

- Bertanggung jawab dalam pengetikan, penggandaan dan penyampaian surat-surat

- Mengatur dan menyimpan daftar hadir ( absensi ) pegawai.

- Menyelenggarakan administrasi kepegawaian.

- Menyimpan dan mengamankan dokumen kantor

- Bertanggungjawab terhadap pertemuan dan Rakor rutin Karyawan

- Mengerjakan tabayun nikah (masuk dan keluar) - Menulis buku adanya kasus NTCR

- Menulis adanya buku kaum rois

- Membendel berkas pemeriksaan nikah (NB) - Menulis Bezeiting pegawai

- Mempasilitasi permintaan pengukuran arah kiblat - Mengisi papan data statistik NTCR

-

5. Pelayanan Keluarga Sakinah Rincian Tugas :

- Melaksanakan pemeriksaan dan pendaftaran catin - Memberikan bimbingan calon manten dan pasca manten - Memberikan bimbingan prosedur pelayanan nikah rujuk - Mengerjakan buku ekspedisi nikah

- Membendel berkas pemeriksaan nikah (NB) - Menulis jadwal pelaksanaan nikah

- Membantu pendistribusian surat-surat dari Kankemenag - Mempersiapkan pelaksanaan nikah kantor

- Menulis buku duplikat nikah - Melayani surat rekomendasi NR - Melayani legalisasi surat nikah

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan 6. Pelayanan ZAWAIBSOS (zakat, waqaf, ibadah sosial)

Rincian Tugas :

- Melaksanakan bimbingan zakat, wakaf dan ibadah sosial.

- Membukukan/ mencatat tanah wakaf yang sudah selesai disertifikatkan.

- Memelihara dan menertibkan arsip tanah wakaf.

- Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam pelaksanaan ibadah sosial.

7. Pelayanan Kemitraan Rincian Tugas :

- Menyusun Rencana Kerja Operasional bimbingan Pembinaan Syari‟ah

- Menyusun konsep materi bimbingan Pembinaan Syari‟ah

- Melaksanakan bimbingan Pembinaan Syari‟ah tatap muka kepada masyarakat

- Membantu menyelenggarakan administrasi pembinaan syariah dan hisab rukyat.

- Melayani konsultasi perorangan/kelompok tentang berbagai masalah keagamaan.

- Melakukan entri dan edit data pendaftaran NR berbasis komputer - Mencetak kutipan akta nikah

- Mencetak register nikah

- Mengerjakan administrasi perwakafan - Menyiapkan pelaksanaan ikrar wakaf

- Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan pimpinan.

8. Pelayanan Produk Halal Rincian Tugas :

- Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan pelayanan, bimbingan teknis

- Melakukan pembinaan di bidang produk halal

- Membantu mendistribusikan surat surat dari kemenag - Melayani legalisasi

B. Karakteristik informan Penelitian

Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 11 orang, berikut ini merupakan data informan berdasarkan jabatan ;

Table 4.6

Karakteristik informan berdasarkan jabatan

No. Nama Jabatan

1. DRS. Faisal Kepala

2. Sitti Aminah, S.IP Staff 3. Muslimin Kadir, S.Ag Penyuluh

4. Dra. Hijrah Penyuluh

5. Nur laila Pembantu pegawai pencatatan nikah 6. Irwan Lampe Pembantu pegawai pencatatan nikah 7. Syamsul Majida, S.HI. Pembantu pegawai pencatatan nikah 8. Wahida, S.Ag Pembantu pegawai pencatatan nikah 9. Muhaini, S.Ag. Pembantu pegawai pencatatan nikah 10. Sarif, S.Ag Pembantu pegawai pencatatan nikah 11. Syukur, S.Ag Pembantu pegawai pencatatan nikah

Berdasarkan table diatas, dalam penelitian ini ada 11 informan yang terdiri dari 1 orang kepala, 1 orang staff, 2 orang penyuluh, dan 7 orang pembantu pegawai pencatatan nikah.

C. Hasil Penelitian

Fokus penelitian ini menjelaskan tentang perencanaan peningkatan mutu sumber daya manusiadalam mengembangkan kinerja aparatur sipil negara pada Kantor Urusan Agama Kec. Malua Kab. Enrekang.

a. Konsep perencanaan peningkatan Mutu SDM

Peneliti melakukan wawancara dengan Kepala KUA untuk memperoleh data mengenai konsep perencanaan peningkatan mutu SDM , yang menjelaskan bahwa;

„‟Jenis perencanaan dimulai dari ketepatan analisis kebutuhan lembaga, ketersediaan anggaran, metode, dan evaluasinya kemudian Berbicara mengenai konsep perencanaan peningkatan mutu SDM, ada beberapa upaya yang saya lakukan dalam meningkatkan mutu SDM meliputi:

proses pemberian orientasi umum,memfasilitasi kebutuhan pegawai, mensosialisasikan petunjuk teknis hingga ketingkat pelaksana, mengikutsertakan pegawai dalam bimbingan teknis pendidikan dan pelatihan serta pemberian tugas khusus kepadapegawai”.

Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari fungsi manajemen yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan ini selalu melekat pada kegiatan hidup kita sehari - hari, baik di sadari maupun tidak. Seperti yang disampaikan kepala KUA Malua ada beberapa upaya yang dilakukan antara lain: 1) proses pemberian orientasi umum kepada pegawai; 2) memfasilitasi kebutuhan pegawai; 3) mensosialisasi petunjuk teknis hingga ke tingkat pelaksana; 4) mengikut sertakan pegawai dalam bimbingan teknis pendidikan dan pelatihan; 5) pemberian tugas khusus kepada pegawai.

Sebuah rencana akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Karena itu pekerjaan yang baik adalah yang direncanakan dan sebaiknya melakukan pekerjaan sesuai dengan standar pelaksanaan (SOP) yang telah di tetapkan. Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP)

dan pengawasan, skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja dsb. Memungkinkan personil yang terlibat dalam organisasi atau tim akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, serta efektif dan efisien.

Selanjutnya untuk memperkuat hasil penelitian, analisis dari dokumentasi pada visi dan misi KUA Malua sudah sejalan dengan misi pada poin pertama tentang meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan poin nomor dua untuk meningkatkan sarana dan prasarana.

b. Implementasi upaya peningkatan mutu SDM 1. Pemberian Orientasi Umum di KUA Malua

Petikan wawancara tentang pemberian orientasi umum yang diungkapkan oleh Kepala KUA Malua, sebagai berikut :

“Komunikasi dan koordinasi tentang tugas dan pekerjaan secara struktural.Dapat dilihat sesuai strutur organisasinya seperti apa ya Dek. Tapi juga tidak menutup kemungkinan, Saya melakukan panggilan langsung kepadapegawai jika ada permasalahan khusus.

Itu kalau tentang masalah, kalautentang tugas biasanya Kami melakukan evaluasi, kurangnya pelaksanaankegiatan itu dimana, baru Kami melakukan upaya pembinaan yang sepertiapa.”

Dalam pelimpahan wewenang, didalamnya terjadi proses komunikasi dankoordinasi. Komunikasi dan koordinasi di KUA Malua secara struktural. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa pimpinan akan melakukan panggilan langsung kepada pegawai. Hal ini terjadi jika muncul permasalahan permasalahan khusus yang apabila dipertimbangkan, bobot permasalahan tersebut menjadi masalah yang serius. Selanjutnya proses evaluasi yang dilakukan melalui fungsi kontrol oleh pimpinan dengan meminta laporan secara berkala. Setelah dilakukan proses evaluasi pada masing-masing tugas yang dibebankan,

makadapat diketahui kurangnya kompetensi pada pelaksanaan di bagian apa dan nantinya akan ditindak lanjuti dengan pembinaan.

Pemberian orientasi umum oleh pimpinan tersebut ditegaskan juga pada kesempatan wawancara lainnya dengan pembantu pegawai pencatatan nikah, sebagaimana pernyataan sebagai berikut:

“Pimpinan meluangkan waktunya untuk berada di kantor dan juga melakukan rapat rutin. Dengan adanya rapat tersebut, pegawai akan dapat menyampaikanapa saja kesulitannya dalam melakukan pekerjaan sehingga pimpinan dapatmengevaluasi serta mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Dengan adanya rapat itu dapat menghindari misscommunication antara pimpinan dan pegawainya serta adanya pembagian kerja/job description yang jelas, dek.”

Selanjutnya peneliti menggali informasi dengan pertanyaan, seperti apa proses orientasi yang dilakukan? Proses orientasi yang dilakukan di KUA Maluaseperti yang diungkapkan oleh Nur laila dalam suatu sesiwawancara .

“ Proses orientasi pegawai melalui berbagai cara antara lain:

1) Membudayakan sapa, salam, dan membangun komunikasi yang intensif antara pimpinan dan pegawai.

2) Memantau progres pekerjaan yang diberikan dan selalu kontinyu bertanya

dan meminta laporan akan pelaksanaan program kepada pegawai.

3) Selalu mengkomunikasikan hambatan, dan mencari solusi yang akanmembantu penyelesaian pekerjaan pegawai.

4) Melakukan control output pekerjaan.

5) Meminta pelaporan secara berkala”.

Proses pemberian orientasi di KUA Malua dimulai dari perkenalan antara pegawai dengan pegawai lain, pegawai dengan pimpinan, lalu dilakukan pemahaman akan struktur organisasi, masalah- masalahorganisasional, hak dan kewajiban pegawai, sampai dengan pemahaman akantugas pokok dan fungsi. Pemberian orientasi umum di KUA Malua lebih terlihat pada penjelasan tentang hak dan kewajiban pegawai serta pemahaman tentang tugas pokok dan fungsi. Proses

orientasimerupakan bentuk proses pelimpahan wewenang dari pimpinan kepada pegawai.

2. Memfasilitasi Kebutuhan Pegawai di KUA Malua

Petikan wawancara tentang fasilitasi kebutuhan pegawai yang dikemukakan oleh ibu Siti aminah , sebagai berikut:

“Masalah ketersediaan sarana dan prasarana seperti perangkat keras ataupun lunak seperti computer sudah cukup baik, Dek.Selain pemenuhan di bidang IT, kita juga di sediakan beberapa ruangan dalam menjalankan kegiatan”.

Hal yang juga menjadi perhatian kepala KUA Malua yaitu, semua pegawai diupayakan bisa mengoperasikan komputer dan didorong belajar untuk meningkatkan kemampuan. Selain itu, dilakukan pembinaan kelompok dan individu. Berikut kutipan wawancara yang di sampaikan DRS Faisal kepala KUA Malua:

“Dalam rangka memfasilitasi kebutuhan pegawai ada berbagai upaya yang Kami lakukan, dek. Antara lain dengan menyediakan perangkat IT yang merupakan suatu kewajiban. Selain itu, difasilitasi pegawai untuk mengikuti pelatihan atau kursus penggunaan teknologi (programmer) sesuai bidang kegiatannya.”

Berdasarkan hasil observasi upaya pimpinan di KUA Malua untuk memfasilitasi kebutuhan pegawai, dapat dilihat dari hasil penelitian antara lain ketersediaan sarana dan prasarana kerja bagi pegawai, kondisi fisik lingkungan kerja, pelayanan kebutuhan jasmani dan rohani, serta pemenuhan sarana dan prasarana dihubungkan dengan perkembangan teknologi, ini di buktikan dengan setiap ruangan sudah di lengkapi dengan computer.

Dengan tersedianya fasilitas tersebut kepala KUA Malua juga berharap untuk tercapainya kelancaran pelayanan adminsitrasi rutin

dengan indikator kinerja terlaksananya proses surat menyurat dalam pelayanan harian, dengan tersedianya alat tulis kantor seperti cetakan buku, blangko, dan alat penggandaan.

3. Mensosialisasikan Petunjuk Teknis di KUA Malua

Berikut kutipan wawancara yang disampaikan kepala KUA Malua tentang sosialisasi petunjuk teknis

“Mensosialisasikan petunjuk teknis sampai ke tingkat pelaksana merupakan suatutuntutan dek. Petunjuk teknis disosialisasikan melalui berbagai cara yaitu denganmengadakan seminar dan workshop. Dalam pelaksanaan teknis suatu kegiatan,pedoman serta prosedur kerja dikomunikasikan kepada semua pegawai.

Pada kesempatan yang lain penyuluh fungsional juga menjelaskan mengenai sosialisasi petunjuk teknis, berikut petikan wawancara yang disampaikan oleh Penyuluh fungsional, sebagai berikut:

“Setiap program atau kegiatan harus berpedoman pada petunjuk pelaksanaandan petunjuk teknis, Dik.Mengapa selalu seperti itu?Ya, Ini dikarenakanmonitoring dan pemeriksaan semakin ketat dan tertib.Petunjuk teknis ituberasal dari sinkronisasi antara kebijakan pemerintah Kabupaten denganProvinsi yang berasal dari pusat.Dan dihasilkan dalam suatu KeputusanBupati yang nantinya akan turun ke KUA, dek.”

Salah satu bentuk kegiatan sosialisasi petunjuk teknis sampai ke tingkat pelaksana dapat dilihat pada dokumentasi foto kegiatan monitoring di KUA Malua yang terdapat dalam lampiran dokumentasi.

4. Bimbingan Teknis (Bimtek) dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) pegawai KUA di Kabupaten Enrekang

Salah satu upaya peningkatan kemampuan dan kompetensi pegawai di KUA Malua ditempuh melalui bimbingan teknis dan diklat.Berikut kutipan wawancara yang disampaikan kepala KUA Malua:

“Peningkatan kemampuan pegawai harus selalu dilakukan, Dik.Upaya-upayaini agar memperkuat dan mendorong pegawai

dalam menyelesaikanpekerjaan. Bentuknya ya seperti mengirim pegawai untuk mengikuti diklat atau kursus Dik. Biar pegawai mau untuk belajar dan berlatih apalagi untukperkembangan teknologi informasi.Saya rasa hal itu penting.”

Upaya yang dilakukan kepala KUA Malua dengan mengikutsertakan atau mengirim pegawai untuk mengikuti diklat atau kursus.Hal ini bertujuan untuk membekali pegawai dengan kompetensi yang harus dikuasai agar penyelesaian pekerjaan dapat dilakukan dengan baik.Kesempatan diberikan jika ada program yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi bidang pekerjaan.

Hal lain juga diungkapkan oleh Penyuluh fungsional dalam suatu kesempatan wawancara, yaitu:

“Diklat dan Bimbingan teknis itu dilakukan kalau ada kerja sama dengan pihak eksternal, Dek. Biasanya di adakan oleh Kemenag dengan rentang waktunya ya dari Januari sampai Desember kalau ada kesempatan dan danayang relevan dengan bidang kerja pastinya, Dek.” Misalnya diklat pengadaan barang dan jasa, diklat keuangan, dan pelatihan ICT,programer, maupun yang berbasis web.

Bimbingan teknis dan Diklat dilakukan setiap waktu jika adanya pendanaan dan kesempatan.Pelaksanaan berbagai kesempatan bimbingan teknis dan diklat pegawai bertempat di tempat yang ditentukan oleh penyelenggara.Program tersebut dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Desember.

5. Pengembangan dan Peningkatan Kemampuan Melalui Pemberian Tugas Khusus kepada pegawai di KUA Malua

Berikut kutipan wawancara oleh Staff pegawai tentang Peningkatan Kemampuan Melalui Pemberian Tugas Khusus di KUA Malua

“Secara langsung, biasanya Kepala KUA Malua mengutus kami untuk menghadiriacara berupa rapat. Terkadang diluar jam kerja juga tetap ada kegiatan,Contoh lain seperti penugasan untuk menjadi petugas upacara di Hari Besar, membuatsurat dinas, membuat

format piagam suatu kegiatan, membuat akta nikan, menjadi petugas upacara, dan lain-lain”

Pemberian tugas khusus di KUA Malua dilakukan dalam bentuk mengikutsertakan pegawai dalam rapat koordinasi, baik itu lingkup interenmaupun lingkup sektoral. Hal ini dengan tujuan mengasah kemampuan pegawai tidak hanya di bidang teknis pelaksanaan kegiatan, melainkan kemampuan disiplin dan perkembangan moral pegawai.

c. Pembahasan

a. Perencanaan peningkatan Mutu SDM

Berdasarkan uraian hasil penelitian tentang Perencanaan peningkatan Mutu SDM di KUA Malua diperoleh gambaran umum bentuk-bentuk pembinaan pegawai antara lain pemberian orientasi umum (proses pengarahan dan proses komunikasi), memfasilitasi kebutuhan pegawai, mensosialisasikan petunjuk teknis dalam pelaksanaan suatu program, memberikan kesempatan peningkatan kemampuan pegawai dalam peningkatan akademis, memberikan penugasan khusus kepada pegawai, mengikutsertakan bimbingan teknis dan diklat pegawai.

Berbagai bentuk pembinaan pegawai di KUA Malua tersebut sesuai dengan upaya pimpinan dalam melakukan pembinaan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal dengan maksud agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai.

b. Implementasi upaya peningkatan mutu SDM 1. Pemberian Orientasi Umum di KUA Malua

Hasil penelitian menggambarkan proses orientasi oleh pimpinan di KUA Malua mencakup berbagai hal mulai dari pengenalan masalah organisasional. Semua yang berhubungan dengan organisasi tertulis diberbagai media seperti Visi, Misi, strategi, sampai kebijakan hingga program, sasaran, dan indikator kinerja. Hal ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi seluruh pegawai memiliki tujuan yang harus dicapai dan ditempuh dengan berbagai program dan prosedur kerja.

Pelayanan, bantuan, dan bimbingan diberikan pada saat dilakukan program orientasi. Program orientasi yang juga disebut “induksi” yakni memperkenalkan para pegawai dengan peranan atau kedudukan mereka, di organisasi dan dengan para pegawai lain. Proses komunikasi dan koordinasi yang dilakukan oleh pimpinan kepada pegawai di KUA Malua secara struktural. Dalam pelaksanaan proses komunikasi agar berjalan dengan baik, maka pimpinan membudayakan sapa, salam, dan membangun komunikasi yang intensif antara pimpinan dan pegawai. Jika sudah tercipta komunikasi dua arah yang baik antara pimpinan dan pegawai, pegawai dapat mengkomunikasikan hambatan, kepada pimpinan. Pimpinan akan mencari penyebab dan solusi yang akan membantu penyelesaian pekerjaan pegawai.

Pimpinan di KUA Malua selalu melakukan control output pekerjaan. Fungsi kontrol tersebut dilakukan dengan meminta pelaporan secara berkala. Tidak menutup kemungkinan bahwa pimpinan akan melakukan panggilan langsung (tidak secara struktural) kepada pegawai

jika terjadi masalah masalah khusus. Permasalahan khusus tersebut akan dipertimbangkan sesuai bobot masalah. Termasuk ke dalam masalah serius dan membutuhkan penanganan khusus atau tidak.

Setelah itu dilakukan evaluasi pada masing-masing tugas yang dibebankan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kurangnya kompetensi pada pelaksanaan di bagian apa dan nantinya akan ditindak lanjuti dengan pembinaan.

Pimpinan selalu memantau progres pekerjaan yang diberikan dan secara kontinyu bertanya dan meminta laporan akan pelaksanaan program kepada pegawai. Pimpinan di KUA Malua melakukan berbagai prosedur koordinasi dan komunikasi dengan pegawai seperti yang telah dijelaskan diatas sesuai dengan pendapat Sudjana. Dalam melakukan pembinaan agar berjalan sesuai dengan tujuan, Sudjana (2004: 236) menjelaskan prosedur pembinaan yang efektif dapat digambarkan melalui lima langkah pokok yang berurutan. Kelima langkah itu adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi Informasi yang dihimpun berdasarkan kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi dalam kegiatan, berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.

Pengumpulan informasi yang dianggap efektif adalah yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dengan menggunakan pemantauan (monitoring) dan penelaahan laporan kegiatan.

2. Mengidentifikasi masalah masalah yang diangkat berasal dari informasi tahap pertama dan akan muncul jika terjadi ketidak sesuaian dengan atau penyimpangan dari kegiatan yang telah

direncanakan. Ketidaksesuaian atau penyimpangan menyebabkan adanya jarak antara kegiatan yang seharusnya terlaksana dengan kegiatan yang benar-benar terjadi.

3. Menganalisis masalahKegiatan analisis adalah untuk mengetahui jenis-jenis masalah dan faktor-faktor penyebab timbulnya masalah tersebut. Faktor-faktor ituantara lain pelaksana kegiatan, sasaran kegiatan, fasilitas, biaya, proses,waktu, kondisi lingkungan, dan lain sebagainya.

4. Mencari dan menetapkan alternatif pemecahan masalah kegiatan pertama yaitu mengidentifikasi alternatif upaya yang dapat dipertimbangkan untuk memecahkan masalah. Selanjutnya menetapkan prioritas upaya pemecahan masalah yang dipilih dari alternatif yang tersedia. Pemilihan alternatif upaya dan penetapan prioritasnya dapat dilakukan oleh pihak Pembina, pihak yang dibina, atau kedua belah pihak secara partisipatif.

5. Melaksanakan upaya pemecahan masalah Pelaksanaan upaya ini dapat dilakukan Pembina baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Langkah-langkah pokok pembinaan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan dan kemampuan pihak Pembina. Fungsi pembinaan erat kaitannya dengan kegiatan pemantauan atau monitoring.

Proses pembinaan dalam bentuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi pegawai oleh pimpinan di KUA Malua sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana yang dimulai dari membangun komunikasi antara pimpinan dengan pegawai, sehingga pegawai dapat

menyampaikan masalah yang muncul. Pimpinan mencari faktor yang menyebabkan masalah tersebut dan berupaya mencari alternatif dan melakukan pembinaan yang dapat membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh pegawai.

2. Memfasilitasi Kebutuhan Pegawai di KUA Malua

Hasil penelitian di KUA Malua mengenaifasilitasi kebutuhan pegawai, dilakukan dengan berbagai cara oleh pimpinan. Dalam pelayanan harian, fasilitas yang disediakan yang berhubungan dengan surat menyurat antara lain alat tulis kantor, barang cetakan dan alat penggandaan,cetakan-cetakan buku dan blanko. Kebutuhan rutin lainnya yaitu saluran komunikasi, sumber daya air, dan listrik. Selain itu disediakan pula penyediaan bahan makanan maupun minuman yang digunakan dalam acara dinas seperti konsumsi saat rapat koordinasi.

Sarana dan prasarana yang berhubungan dengan teknologi juga menjadi salah satu hal yang diperhatikan. Ketersediaan perangkat IT yaitu perangkat computer atau laptop serta printer sudah cukup baik.Jaringan sistem online yang diharapkan bisa memfasilitasi pegawai bekerja secara efektif dan efisien.

Seluruh upaya yang dilakukan dalam pemenuhan fasilitas di KUA Malua tersebut mendukung pencapaian tujuan organisasi dalam pelaksanaan program kerja. Seperti yang dikemukakan Arif Sehfudin (2011: 13), menurut Armstrong dan Baron (1998) yang menyatakan bahwa kinerja merupakan hasil dari proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam upaya mencapai tujuan organisasi ada beberapa factor yang mempengaruhi kinerja, salah satunya Faktor

Organisasi dan menyebutkan bahwa faktor teknologi dan fasilitas yaitu dimana organisasi menggunakan teknologi sesuai kebutuhan kerja karyawan dan memfasilitasi kebutuhan kerjakaryawan (Fred Luthans, 2006).

Pendapat lain juga berkaitan dengan definisi kinerja yang Arif Sehfudin kemukakan (2011: 11) yaitu “Kinerja merupakan prestasi kerja, yakni perbandingan antara hasil kerja dengan standar kerja yang ditetapkan (Dessler,1997), ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja salah satunya factor lingkungan antara lain, kondisi fisik, peralatan, waktu, dan material (Edy Sutrisno,2011: 151).

3. Mensosialisasikan Petunjuk Teknis di KUA Malua

Berdasarkan hasil penelitian di KUA Malua, dalam melaksanakan suatu program pasti berdasarkan pada pedoman. Pedoman tersebut salah satunya adalah petunjuk teknis. Adanya petunjuk teknis ini merupakan salah satu upaya pimpinan dalam melakukan pembinaan yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal dengan maksud agar otonomi daerah dapat dilaksanakan sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, pemerintah wajib melakukan pembinaan dan pengawasan berupa pemberian pedoman, standar, arahan, bimbingan, pelatihan, supervisi, pengendalian, koordinasi, monitoring dan evaluasi.

Hal ini dimaksudkan agar kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah tetap sejalan dengan tujuan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada pasal 14 yang menyebutkan tentang

Dalam dokumen peningkatan mutu sdm dalam mengembangkan (Halaman 50-55)

Dokumen terkait