METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian dan juga merupakan salah satu jenis sumber data yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti (Sutopo, 1996).
Penelian ini berlokasi di Kota Makassar tepatnya di Posko Induk Satuan Tugas (SATGAS) Penanggulangan COVID-19. Alasan saya memilih lokasi penelitian di Kota Makassar karena megingat peningkatan kasus COVID-19 di kota Makassar sangat meningkat dengan cepat maka mendorong saya untuk meneliti hal tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan setelah pelaksanaan seminar proposal.
B. Jenis dan Tipe Penelitian 1. Jenis Penelitian
Menurut Williams (2008) penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian lainnya dalam beberapa hal. Dalam hubungan ini, Williams menyebutkan dalam tiga hal pokok yaitu (1) pandangan-pandangan dasar (axioms) tentang sifat realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, posibilitas penarikan generalisasi, posibilitas dalam membangun jalinan hubungan kausal, serta peranan nilai dalam penelitian. (2) karakteristik pendekatan penelitian
32
kualitatif itu sendiri, dan (3) proses yang diikuti untuk melaksanakan penelitian kualitatif (Ahyar et al., 2020).
2. Tipe Penelitian
Dalam buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Jhon W. Best (1977) menyatakan bahwa studi kasus berkenaan dengan segala sesuatu yang bermakna dalam sejarah atau perkembangan kasus yang bertujuan untuk memahami siklus kehidupan atau bagian dari siklus kehidupan suatu unit individu (perorangan, keluarga, kelompok, pranata sosial suatu masyarakat) (Ahyar et al., 2020).
C. Sumber Data
1. Data Primer data yang diperoleh langsung dari Satuan Tugas (SATGAS ) COVID-19 Kota Makassar dan Warga Makassar.
2. Data Sekunder diperoleh dengan cara mengambil data dari buku, jurnal, serta aturan-aturan yang berkaitan dengan judul penelitian penulis.
D. Informan Penelitian
Informan Penelitian adalah subyek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Informan Penelitian adalah subyek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Menurut Bagong Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam, yaitu:
1) Informan Kunci (Key Informan) merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.
33
2) Informan Utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti.
3) Informan Tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
34
4)
Ada pun Informan pada penelitian ini sebagai berikut : Tabel 1. 2
No Nama Jabatan/Pekerjaan 1. Bpk. Muhammad
Khadafi
Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan
2. Bpk Izmar Petugas Lapangan Satpol PP Kota Makassar
3. Ibu Ros Ibu Rumah Tangga 4. Bpk Afif Ojek Online
E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui komunikasi verbal untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara digunakan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan dimungkinkan jika respondennya berjumlah sedikit (Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati, 2019).
2. Observasi
Menurut Bachtiar (1980) dalam Muslimin (2002) diperlukan cara yang relatif murah dan prosedur metodologis sederhana bagi suatu
35
penelitian berkualitas, metode observasi dalam kondisi seperti ini sangat membantu. Jadi, teknik observasi sangat membantu para peneliti yang mengalami kesulitan dalam segi pendanaan dan keterbatasan tenaga terampil yang berkualitas untuk membantu penelitiannya (Ahyar et al., 2020).
3. Dokumentasi
Sugiyono (2015) merupakan dokumen catatan peristiwa yag sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang berbentuk karya misalnyakarya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Dr. Ismael Nurdin, Dra. Sri Hartati, 2019) .
36
F. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1992) Analisis dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah (1) reduksi data (data reduction); (2) penyajian data (data display); dan (3) penarikan simpulan.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Data dalam penelitian kualitatif umumnya berupa narasi deskriptif kualitatif, kalaupun ada data dokumen yang bersifat kuantitatif juga besifat deskriptif. Tidak ada analisis data secara statistik dalam penelitian kualitatif. Analisisnya bersifat naratif kualitatif, mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan informasi.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian yang dimaksud Miles dan Huberman, sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan simpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang paling sering digunakan pada data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif. Teks tersebut terpencar-pencar, bagian demi bagian dan bukan simultan, tersusun kurang baik, dan sangat berlebihan.
3. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Langkah ketiga dari analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan simpulan dan verifikasi. Simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
37
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya (Ahyar et al., 2020).
G. Teknik Pengabsahan Data
Menurut Moloeng (2007), triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Beberapa macam triangulasi data sendiri menurut Denzin dalam Moleong (2004) yaitu dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori ada beberapa macam yaitu :
1. Triangulasi Sumber (data)
Triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam metode kualitatif.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi ini menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Triangulasi Penyidikan
Triangulasi ini dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Contohnya membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya.
38
4. Triangulasi Teori
Triangulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding.
39 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kota Makassar
Makassar adalah Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang).
Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Suhu udara di Kota Makassar tahun 2018maksimun 28,2oC, minimum 27,90C, dan rata- rata 28,10C. Kelembaban udara rata-rata 79 %,kecepatan angin rata-rata 4,0 knots, dan penyinaran matahari rata-rata 75 persen.
Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate, Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.
40
Tabel 4.1
Tabel : Wilayah Administrasi Kota Makassar Wilayah
administrsi
2017 2018 2019
Kecamatan
15 15 15
Kelurahan
153 153 153
RT
996 996 996
RW
4.979 4.978 4.978
Sumber : (Badan Pusat Statistika Kota Makassar, 2020) Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:
• Batas Utara: Kabupaten Maros
• Batas Timur: Kabupaten Maros
• Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar
• Batas Barat: Selat Makassar
Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :
a) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.
b) Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan Antang Kecamatan Panakukang.
Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan
41
di Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang, dan Rappocini.
Komposisi penduduk Kota Makassar didominasi oleh penduduk usia muda. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan Kota Makassar sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan yang menyediakan sarana pendidikan khususnya perguruan tinggi yang cukup banyak dengan berbagai jenis jurusan pendidikan yang tersedia, sehingga menjadi salah satu kota yang menjadi tujuan para alumni SLTA di bagian timur Indonesia untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang perguruan tinggi. Demikian juga karena Kota Makassar berkembang cukup pesat sehingga menjadi alternatif penduduk usia muda/dewasa sebagai tempat mencari pekerjaan. Jumlah penduduk yang berumur 15–24 tahun mencapai 362.212 jiwa atau sekitar 23,73 % pada tahun 2019. Jumlah penduduk Kota Makassar tahun 2018 sebanyak 1.508.154 jiwa, kemudian pada
tahun 2019 meningkat menjadi 1.26.677 jiwa. Pada periode 2018- 2019 laju pertumbuhan penduduk mencapai 1,23 persen. Dengan luas wilayah sebesar 175,77 km2, setiap km2 ditempati penduduk sebanyak 8.686 jiwa pada tahun 2019.
42
Tabel 4.2
Tabel Indikator Kependudukan Kota Makassar
Uraian 2017 2018 2019
Jumlah Penduduk (000 Jiwa)
1.489,0 1.508,0 1.527,0
Pertumbuhan Penduduk Antar Tahun (%)
1,32 1,28 1,23
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2 )
8.471 8.580 8.68
Sex Ratio (L/P) (%)
98,04 98,13 98,09
Jumlah Rumah Tangga
337.125 341.460 345.969
Rata-rata ART (jiwa/ ruta)
4 4 4
% Pddk Menurut Kelompok Umur
0-14 Thn 25,82 25,60 25,21
15-64 Thn 70,53 70,68 70,91
≥ 65 Thn 3,65 3,72 3,88
43
Sumber : (Badan Pusat Statistika Kota Makassar, 2020)
2. Gambaran Umum Posko Induk Satuan Tugas Covid-19 Kota Makassar
Menutup tahun 2019, masyarakat dunia dikejutkan dengan mewabahnya virus baru yang menjadi persoalan global dan berdampak sangat serius pada aspek-aspek kehidupan lainnya. WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menetapkan wabah pandemi global dan menyebutnya sebagai COVID-19 (coronavirus disease 2019) (WHO, 2020). Masing-masing negara melakukan upaya untuk meminimalisir penyebaran penyakit Covid-19 di negaranya, dengan berbagai kebijakan pencegahan penyebaran kasus penyakit dapat diminimalisir atau bahkan dihindari di negara tersebut.
Langkah yang di ambil oleh pemerintah Indonesia dengan membentuk posko-posko covid 19 di berbagai wilayah di Indonesia termasuk di kota Makassar.
Pemerintah Kota Makassar mendirikan Posko Covid-19 yang awalnya di beri nama Posko Gugus tugas Covid 19 Kota Makassar namun seiring dengan jumlah kasus Covid-19 di Kota Makassar yang mengalami perubahan maka posko Gugus Covid-19 di Ubah menjadi Posko Induk Satuan tugas Covid-19 Kota Makassar.
Berikut struktur Organisasi Posko Induk Satuan Tugas Covid-19 Kota Makassar :
43
Struktur Organisasi Posko Induk Satuan Tugas Covid 19 Kota Makassar
KETUA
PJ. WALIKOTA MAKASSAR
TIM AHLI
SEKRETARIAT
BIDANG DATA DAN
INFORMASI BIDANG PENANGANAN BIDANG PENEGAKAN BIDANG RELAWAN
KESEHATAN BIDANG
PERUBAHAN PERILAKU BIDANG
KOMUNIKASI PUBLIK
WAKIL KETUA VI KOMANDAN SATROL
LANTAMAL VI MAKASSAR WAKIL KETUA V
KOMANDAN DENPOM IV KODAM
XIV/HSN WAKIL KETUA IV
SEKRETARIS DAERAH KOTA MAKASSAR WAKIL KETUA III
KAPOLRES PELABUHAN MAKASSAR WAKIL KETUA II
KAPOLRESTABES MAKASSAR WAKIL KETUA I
KOMANDAN KODIM 1408/BS MAKASSAR
WAKIL KETUA VII KEPALA KEJAKSAAN
TINGGI NEGERI MAKASSAR
BPBD BPKAD INSPEKTORAT
KABAG UMUM Dr. A. Anshariadi
BAPPEDA KABAG. PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
KOMINFO KABAG. HUMAS
KESBANGPOL
DISNAKER KADIS KESEHATAN RSUD
SATPOL PP DISHUB KABAG. HUKUM KASIE INTEL KEJARI KABAG OPS POLRESTABES KABAG OPS POLRES PELABUHAN
DINAS SOSIAL PALANG MERAH INDONESIA
44
B. Kolaborasi pemerintah dan masyarakat dalam percepatan pengendalian COVID-19 ( Studi Kasus Kebijakan PSBB ) di Kota Makassar
Harus disadari bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan penyebaran COVID-19 merupakan pandemi di sebagian besar negara di dunia, termasuk Indonesia. Hal tersebut meningkat dari waktu ke waktu, menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian materi yang sangat besar, serta berdampak pada masyarakat, politik, dan aspek kesejahteraan sosial lainnya.
Kolaborasi pemerintahan dan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan Covid-19 merupakan salah satu kunci utama dalam mencapai tujuan.
Pemerintahan dan masyarakat berperan tidak hanya menjadi sebagai objek , tetapi juga bisa menjadi subjek dalam penanganan Virus covid-19.
Penyebaran COVID-19 di Kota Makassar sendiri selalu mengalami peningkatan sejak awal kasus pertama masuk di Kota Makassar. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Makassar mengeluarkan berbagai peraturan-peraturan dalam rangka penanggulangan penyebaran COVID-19 Salah satunya Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang biasa disingkat PSBB. PSBB adalah peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mempercepat penanganan COVID-19 yang dapat diimplementasikan di berbagai daerah, Peraturan PSBB dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020. Dalam penanganan COVID 19 di Kota Makassar Pemerintah bekerjasama dengan masyarakat agar dapat menekan persebaran covid-19 di kota Makassar, Seperti wawancara yang telah di ungkapkan oleh Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan bahwa :
45
“Pemerintah Kota Makassar melakukan berbagai kebijakan dalam penanganan Covid-19, sejak awal masuk kasus baru selalu terjadi peningkatan di tengah masyarakat sehingga Kota Makassar membentuk Gugus Tugas Covid-19 agar masyarakat dapat memperoleh informasi dan transparansi di satu tempat. Gugus Tugas Covid-19 di bentuk berdasarkan keputusan walikota ketua Gugus Tugas Covid-19 sendiri yaitu sekertaris Kota Makassar Bapak Muhammad Ansyar. Namun Seiring berjalan nya waktu Gugus Tugas Covid-19 kota Makassar di bubarkan kemudian di bentuk Satugan Tugas Covid-19 Kota Makassar” (Hasil Wawancara Pada Tanggal 3 Maret 2020).
Berdasarkan hasil wawancara Pemerintah melakukan berbagai bentuk kebijakan guna menekan persebaran Covid-19 di Kota Makassar.Pemerintah membentuk Posko induk sehingga informasi yang berkaitan dengan Covid-19 di peroleh melalui satu sumber dimana yang terlibat di dalam nya terdapat berbagai lembaga lembaga pemerintahan yang bekerja sama.Posko Induk Sendiri sudah mengalami dua kali berubahan nama namun hal ini tidak mengubah tujuan dari dirikannya Posko Induk yaitu agar masyarakat dapat memperoleh informasi dan transaparansi dalam satu tempat.
C. Latar Belakang ((Problem Setting) Kolaborasi Pemerintah dengan
Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar. Kolaborasi adalah suatu proses interaksi yang kompleks dan beragam, yang melibatkan beberapa orang atau beberapa lembaga untuk saling bekerja sama dengan menggabungkan berbagai pemikiran secara berkesinambungan dalam menyikapi suatu hal dimana setiap pihak yang terlibat memiliki saling ketergantungan.
Kebijakan penerapan PSBB merupakan respon pemerintah Kota Makassar terhadap status kedaruratan-kedaruratan di tengah masyarakat agar dapat
46
mencegah meluasnya penyebaran penyakit darurat yang terjadi antar orang di satu wilayah tertentu yang disebabkan oleh COVID-19 (corona virus). Pemerintah menegaskan melalui PP No. 21 Tahun 2020 bahwa kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditetapkan dengan pertimbangan penyebaran COVID-19 dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian yang semakin meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara. Selain itu, dampaknya telah mengakibatkan terjadi keadaan tertentu (Kedaruratan Kesehatan Masyarakat). Seperti hasil wawancara yang di ungkapkan oleh Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :
“Pemerintah mengambil keputusan untuk melaksanakan PSBB di karenakan jumlah kasus di Kota Makassar yang mengalami peningkatan di setiap minggunya dan untuk penerapan PSBB pemerintah Kota Makassar mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada Pemerintah Pusat kemudian Pemerintah Kota Makassar melakukan kebijakan kebijakan melalui Perwali”.
Berdasar kan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa pemerintah Kota Makassar menerapkan kebijakan PSBB berkolaborasi dengan masyarakat, Kolaborasi esensinya adalah perwujudan partisipasi masyarakat dan pemerintah yang berkaitan dengan pembagian tugas atas keputusan yang sudah dibuat.
D. Penetapan Tujuan (Direction Setting) Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar
Menyikapi keadaan sosial yang terjadi dan melihat banyaknya masyarakat yang terinfeksi virus ini, maka pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Program ini di laksanakan dengan persetujuan dari pemerintah pusat melalui Kementrian
47
Kesehatan RI. Guna memutus rantai penuralan Covid-19 dengan mengentikan pergerakan masyarakat selama beberapa 14 hari. Ungkapkan oleh Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :
“PSBB di Kota Makassar di laksanakan selama 14 hari semua persiapan telah di lakukan agar dapat berjalan dengan baik sehinga dapat menekan persebaran Covid-19 ditengah masyakarat selain pemerintah masyarkat juga berperan penting dalam pelaksanaan PSBB “
Dari Penyataan di atas dapat di simpulkan bahwa tujuan di lakukannya kolaborasi antara pemerintah dengan masyaralat dalam penerapan PSBB untuk menekan pesebaran COVID19 di Kota Makassar. pelaksanaan PSBB tidak akan berjalan dengan maksimal apabila tidak di iringi dengan tingkat kepatuhan dan kesadaran di tengah masyarakat dalam mencapai tujuan dari pelaksanaan PSBB. Sehingga masyarakat dapat beraktifitas kembali dengan kondisi yang normal seperti biasanya.
E. Penerapan (Implementation) Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat dalam percepatan penengendalian Covid-19 di Kota Makassar.
Untuk menangani penyebaran Covid-19 dibutuhkan kolaborasi kuat antara pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah sebagai pemegang kekuasaan harus mampu menggerakkan masyarakat untuk dapat berpartisipasi aktif di dalam mencegah perkembangan Covid-19.
Setelah pelaksnaan PSBB di setujui oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Kota Makassar turut mengeluarkan berbagai kebijakan terkait PSBB, dengan tujuan menekan angka persebaran COVID-19. dalam mengajukan permohonan PSBB, kepala daerah perlu menyampaikan informasi mengenai kesiapan daerah
48
tentang aspek ketersediaan kebutuhan hidup dasar masyarakat , sarana prasarana kesehatan, anggaran dan operasionalisasi jaring pengaman sosial, dan aspek keamanan. hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan Bpk. Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :
“Dalam penangananan Covid-19 pemerintah Kota Makassar mengambil kebijakan menerapakan Pembatasan Sosial Berskala Besar tidak berdasarkan keputusan pemerintah setempat tetapi berdasarkan peraturan yang telah di tetapakan oleh pemerintah pusat Langkah awal yang di ambil pemerintah sebelum menerpakan PSBB yaitu melakukan sosialisasi kepada masyakarat melalui lembagalembaga pemerintahan yang telah di bentuk sekaligus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang persebaran Covid-19 dan langkah yang dapat di lakukan masyarakat untuk terhindar dari penyebaran Covid-19 di Kota Makassar”
Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa dalam penanganan Covid-19 yang di terapkan Pemeritah Kota Makassar tidak berdasarkan perturan sepihak dari pemerintah melainkan memperoleh persetujuan dari pemerintah Pusat melalui Kementrin Kesehatan.sebelum Pemerintah mengajukan pelaksanaan PSBB kota Makassar telah melakukan beberapa kebijakan namun hal tersebut belum berjalan baik dalam menekan persebaran Covid-19 di Kota Makassar.
Tabel 4.1
tabel tahapan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar Tahapan Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
• Tahap sosialisasi: 17-21 April 2020
• Uji coba 21-23 April 2020
• Tahap pelaksanaan 24 April-7 Mei 2020
Berdasar kan tabel di atas dapat di lihat dalam pelaksanaan PSBB di Kota Makassar di laksanakan dalam beberapa tahapan dalam pelaksanaannyapun mulai
49
dari tahapan sosialisasi sudah terdapat kolaborasi pemerintah dengan masyarakat dimana pemerintah sebagai pembuat suatu kebijakan menghimbau kapada masyarakat untuk mematuhi kebijakan yang di terapkan oleh Pemerintah. Hal senada di ungkapkan Bapak Muhammad Khadafi selaku Kepala Bidang satu Pencegahan dan Kesiap siagaan :
“Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan PSBB yaitu satpol PP,,Polri,Dinas Kominfo dan Dinas Perhubungan serta melibatkan semua pemerintahan di tingkat kecamatan untuk memudah kan dalam mensosialisasikan penerapan PSBB kepada masyarakat”.
Berdasarkan hasil wawancara penerapan PSBB di kota Makassar di terapkan dengan melibatkan berbagai pihak serta dengan melakukan persiapan sehingga masyarakat kota Makassar dapat mempersiapkan kebutuhan yang di perlukan selama pelaksanaan PSBB. Sebelum pelaksanaan PSBB di lakukan beberapa tahapan yaitu tahap sosialisasi kemudan tahap uji coba dan tahap pelaksanaan PSBB.
Pemerintah Kota Makassar berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam penanganan Covid-19 di Kota Makassar baik itu dari pemrintahan tingkat kecamatan sampai pada pengamanan sebelum dan pelaksanaan PSBB. Hal senada di ungkapakan oleh Bapak Izmar Selaku Petugas Lapangan Satpol PP Kota Makassar :
“Dari surat keputusan yang di keluarkan oleh walikota mulai dari mensosialisasikan sampai pelaksanaan semua pihak berkeja sama agar nantinya pelaksanannya dapat berjalan dengan maksimal.selama pelaksaan PSBB kami dari Satpol PP melakukan patroli di setiap tempat umum untuk mengecek dan mengontrol masyarakat apabila terdapat pelanggaran di masyarakat maka akan di berikan peringaatan
50
dan di bubar kan jika masih tetap melakukan kerumunan atau masih keluar rumah tanpa mematuhi protokol kesehatan yang berlaku”
Dari hasil wawancara dapat di lihat bahwa dalam pelaksanaan PSBB pemerintah melakukan kerjasama dengan berbagai lembaga pemerintahan sampai pada tingkat kecamatan terlebih sebelum peksanaan PSBB pemerintah membagikan sembako untuk masyarakat terdampak agar dapat memenuhi kebuhutan pokok selama PSBB berlangsung.
Dalam pelaksanaan PSBB terdapat kebijakankkebijakan yang di terapkan oleh pemerintah di antaranya sebagai berikut :
Tabel 4. 2 Kolaborasi Pemerintah dengan Masyarakat Bentuk Kebijakan
Sasaran
• Pembatasan belajar mengajar di sekolah atau instansi pendidikan
• Pembatasan aktifitas Bekerja di Tempat bekerja
• Pembatasan Kegiatan Keagamaan
• Pembatasan kegiatan di tempat umum
• Pembatasan kegiatan sosial budaya
• Pembatasan menggunaan moda transportasi bergerakanorang dan
barang Masyakat Kota Makassar
Penjagaan & Kamanan
• Kasat Pol PP Kota Makassar
• Kepala dinas perhubungan Kota Makassar
• Kapolsek SE Kota Makassar
• Polres pelabuhan Sosialisasi dan Edukasi
51
• Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar
• Kominfo
• UNICEF perwakilan Sulawesi
Pada tabel di atas dapat di lihat Pemerintah sebagai penggerak dari sebuah kebijakan. Dikaitkan dengan implementasi kebijakan PSBB maka para sejauhmana sikap para Pemerintah dalam melaksanakan perannya agar kebijakan tersebut terlaksana sebagaimana tujuan awal. Dari hasil wawancara pemerintah Kota Makassar berkerja sama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan PSBB.
Hal yang sedana juga di ungkap kan juga oleh Warga Makassar Ibu Ros :
“banyak yang di lakukan pemerintah pada saat pelaksanaan PSBB, Pemerintah melakukan himbauan dan sosialisasi di tengah-tengah masyarakat sehingga tidak terjadi kepanikan dan juga memberikan bantuan sosial melalui kelurahan setempat “.
Dapat di amati dari hasil wawancara bahwa kolaborasi pemerintah dengan masyarakat dalam pelaksanaan PSBB berjalan dengan baik dimana masyakarat keterlilbatan masyarakat dapat di lihat dari terpenuhinya kebutuhan masyarkat terutama masyarakat kurang mampu dalam pemenuhan kebutuhan bahan poko serta sosialisasi yang di berikan berjalan dengan baik. Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak arif sebagai Ojek Online :
“ PSBB bejalan dengan baik apabila dilihat dari penurunan kasus Covid-19 dikota makassar namun PSSB berdampak bagi perekonomian Kota Makassar terutama bagi kami yang mengharuskan untuk tetap bekerja di luar rumah dengan adanya PSBB tentunya berpengaruh terhadap penghasilan yang kami dapat kan diman jumlah orderan berkurang tidak seperti biasanya dan juga selama penerapan PSBB transportasi di batasi apalagi untuk online tidak di perboleh kan untuk menerima penumpang “