METODE PENELITIAN H. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif eksploratif. Menurut Sedarmayanti (2011), penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam pencarian fakta status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan interpretasi yang tepat. Penelitian eksploratif adalah penelitian yang dilakukan untuk mencari sebab atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.53
Jadi, penelitian deskriptif eksploratif adalah penelitian yang menggambarkan tentang data atau fakta suatu keadaan yang terjadi untuk mengetahui hubungannya dengan objek yang diteliti di alam.
I. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2016 bertempat di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok (BLKMP) Mataram.
J. Populasi Dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air sumur di Lingkungan Jempong Timur dan Jempong Barat. Jumlah seluruh sumur di Lingkungan Jempong Timur dan Jempong Barat sebanyak 101 sumur
53Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2011), h.33.
44
dengan jumlah penduduk ±820 kepala keluarga, dengan rincian sebagai berikut : di Jempong Timur RT I sebanyak 14 sumur, RT II sebanyak 18 sumur, RT III sebanyak 19 sumur, RT IV sebanyak 20 sumur; di Jempong Barat RT I sebanyak 11 sumur, RT II sebanyak 9 sumur, RT III sebanyak 10 sumur.
Jadi, yang menjadi populasinya adalah semua sumur di Lingkungan Jempong Timur dan Jempong Barat. Dimana sumur yang digunakan oleh masyarakat setempat lokasinya berdekatan dengan sumber yang diduga sebagai pencemar seperti septic tank.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian dari seluruh individu atau objek yang menjadi objek penelitian. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak 1 kali pada bulan Mei 2016 tanpa melihat musim. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk Sumber Air Bersih, bahwa jarak horizontal sumur ke arah hulu dari aliran air tanah atau sumber pengotoran (bidang resapan/tangki septic tank) lebih dari 11 meter. Adapun kategori/kelompok jarak sumur dengan septic tank yang ditemukan di lokasi peneletian disajikan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1
Distribusi Jarak Septic Tank dengan Sumur
No Jarak Sumur dengan septic tank (meter) Jumlah
1 0-5,9 37
2 6-9,9 23
3 10 2
4 >10 2
Jumlah 64
45
Dari hasil observasi untuk melihat jarak sumur dengan septic tank di setiap RT didapatkan, bahwa sumur yang dominan ditemukan berjarak antara 0-5 meter dari septic tank yaitu ada 38 sumur, misalnya di rumah bapak Sa’ad jaraknya 3,6 m. Sumur yang berjarak antara 5-9,9 meter dari
septic tank yaitu ada 23 sumur, misalnya di rumah bapak Hamdi jaraknya 5,3 m, sedangkan untuk jarak sumur dengn septic tank yang standar 10 m hanya di temukan ada 2 sumur, salah satunya di rumah bapak Hakim.
Sumur yang berjarak >10 meter dari septic tank yaitu ada 2 sumur, misalnya di rumah bapak Ahmad jaraknya 10,7 m.
Jadi, ada 8 air sumur yang akan di ambil sebagai sampel untuk mewakili dari masing-masing kategori yang sudah ditentukan. Jumlah sampel air yang diambil dari masing-masing sumur ±100 mL.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Purposive Sampling yaitu teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu.54 Sampel dalam penelitian ini diambil dengan pertimbangan bahwa sumur tersebut digunakan oleh masyarakat. Keadaan wilayah tempat pengambilan sampel dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
54Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2010), h.85.
46
Gambar 3.1. Denah keadaan wilayah Lingkungan Jempong Timur dan Barat
Sumber : Data Desa Keterangan Gambar :
: Sungai
: Batas Kelurahan : Jalan Raya : Jalan dalam desa
47 K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.55 Adapun instrumen pada penelitian ini adalah berupa alat dan bahan penelitian:
1. Alat Penelitian
a. Tabung reaksi 20 ml b. Rak tabung reaksi c. Pipet tetes
d. Pipet mikro e. Gelas ukur 10 ml f. Timbangan ohaus g. Batang pengaduk h. Termos es
i. Botol sampel ukuran 150 ml j. Tabung durham
k. Incubator l. Autoclave m. Lampu Bunsen n. Jarum ose o. Cawan petri
55Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.203.
48 p. Gelas piala 1000 ml
q. Gelas ukur 250 ml r. Labu erlemeyer s. Kamera
t. Meteran 2. Bahan Penelitian
Bahan yang akan digunakan yaitu:
a. Medium Lactosa Broth (LB)
b. Medium Brillian Green Lactose Bile Broth (BGLBB) c. Medium ECM (E. coli Medium)
d. Medium MCA (Mac Conkey Agar) e. Alcohol 70%
f. Air dari sumur warga g. Aquades
h. Kapas
i. Aluminium Foil j. Kertas Label k. Kertas Jagung l. Karet Gelang m. Tali Nilon n. Vaseline o. Spritus
49 L. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
Persiapan penelitian meliputi sterilisasi alat dan pembuatan medium.
a. Sterilisasi alat
1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2) Membungkus alat dengan kertas jagung dan mengikatnya serapat mungkin.
3) Mengisi autoklaf dengan air kran setinggi batas sarangan.
4) Mengoleskan vaselin dengan tipis dan merata pada tepi autoklaf dan penutupnya.
5) Memasukkan semua bahan dan alat yang akan disterilisasikan ke dalam autoklaf, lalu menutup autoklaf tersebut.
6) Menunggu sampai jarum manometer menunjukkan angka 15 yang berarti tekanan sudah mencapai 15 lbs.
7) Mengeluarkan alat dan bahan dari autoklaf dan menyimpannya di tempat yang bersih.
b. Pembuatan medium
1) Pembuatan Medium LBSS (Lactose Broth Single Strenght) dengan komposisi sebagai berikut :
a) Beef extract :3,0 gr b) Lactose :5,0 gr c) Peptone :5,0 gr d) Aqudest :1 liter
50 Cara pembuatan :
a) Melarutkan bahan – bahan tersebut diatas, campur hingga larut b) Memasukkan sebanyak 10 cc kedalam tabung pembiakan yang
berisi tabung durham dalam posisi terbalik c) Tutup dengan karet/kapas.
d) Sterilisasi dalam autoklafe pada suhu 121ºC selama 15 menit.
e) Untuk Lactose Broth Triple Strength (LBTS) sama dengan diatas, hanya penimbangannya tiga kali lipat.
2) Pembuatan medium BGLBB (Brilliant Green Lactose Bile Broth) dengan komposisi sebagai berikut :
a) Pepton from meat :10 gr b) Oxbile dried :20 gr c) Aquadest :1 liter d) Lactose :10 gr e) Brililiant B Green :0,0133 gr Cara pembuatan :
a) Melarutkan bahan – bahan tersebut diatas, campur hingga larut.
b) Masukkan sebanyak 10 cc kedalam tabung reaksi yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik
c) Menutup dengan karet/kapas
d) Sterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 ºC selama 15 menit56.
56Pusat Laboratorium Kesehatan RI, Petunjuk Pemeriksaan Bakteriologi Air, (Jakarta:
Departement Kesehatan RI, 1991),.h.2-3.
51 2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian meliputi tahap pengambilan sampel, tahap pemeriksaan dan pembacaan hasil.
a. Pengambilan Sampel
1) Mengikatkan batu dengan ukuran yang cukup sebagai pemberat dengan tali pada botol sampel.
2) Mengambil tali steril (panjang tegantung kedalaman sumur) yang digulung pada kayu dan diikatkan pada botol.
3) Membuka tutup botol steril, tali pengikat kertas pelindung dilepas dan penutup diangkat atau di putar.
4) Melewatkan mulut botol sampel pada nyala spiritus
5) Menurunkan botol sampel ke dalam sumur dengan pemberat batu, melepaskan gulungan tali pelan-pelan. Usahakan agar botol sampel tidak menyentuh dinding sumur.
6) Mengisi botol dengan menenggelamkan botol sampel sepenuhnya ke dalam air sampai ke dasar sumur.
7) Bila botol terisi, menggulung kembali tali pada kayu untuk membawa botol yang telah terisi keatas. Membuang sebagian airnya bila botol penuh agar ada ruang udara.
8) Melewatkan mulut botol pada nyala spiritus kemudian menutup botol kembali.
9) Memasukkan botol sampel pada termos es yang berisi es batu57.
57Lud Waluyo, Mikrobiologi Lingkungan (Malang: UMM Press, 2005), h. 201-202.
52 b. Tahap Pemeriksaan
Tahap pemeriksaan harus dikerjakan dalam waktu kurang dari 24 jam sejak pegambilan sampel. Adapun tahap pemeriksaan sampel air adalah :
1) Menyiapkan semua peralatan kerja.
2) Membersihkan semua tempat kerja dengan desinfektan.
3) Membuka kertas pembungkus botol sampel.
4) Dengan posisi tertutup, mengocok botol minimal 25 kali putaran dengan spasi gerakan 0,3 meter selama 7 detik.
5) Melakukan pemeriksaan tabung ganda, yang terdiri atas presumptive test, confirmative testdan complete test.
Tahap pemeriksaan sampel air dalam penelitian ini menggunakan pemeriksaan :
1) Tes Perkiraan (Presumptive Test)
a) Menyiapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing berisis 10 ml Lactose Broth (tabung 1a s/d 3a), (tabung 1b s/d 3b) dan (tabung 1c s/d 3c). Setiap tabung reaksi berisi tabung durham yangdiletakkan dalam posisi terbalik (mulut tabung durham berada di bagian bawah) dan diusahakan agar jangan sampaiada gelembung udara atau gas di dalam tabung durham.
Semua tabung ditutup dan disterilkan dengan autoclave.
53
b) Menginokulasikan masing-masing 10 ml sampel air ke dalam tabung 1a s/d 3a secara aseptis. Memutar-mutar tabung reaksi dengan kedua tangan agar suspensi merata.
c) Menginokulasi masing-masing 1 ml sampel air ke dalam tabung 1b s/d 3b secara aseptis. Memutar-mutar tabung reaksi dengan kedua tangan agar suspensi merata.
d) Menginokulasi masing-masing 0,1 ml sampel air ke dalam tabung 1b s/d 3b secara aseptis. Memutar-mutar tabung reaksi dengan kedua tangan agar suspensi merata.
e) Menutup tabung dengan kapas secukupnya, kemudian meninkubasi pada suhu 37 selama 1 x 24 jam.
f) Memeriksa hasil gas yang tertangkap dalam tabung durham dan hasil asam yang ditandai dengan perubahan warna medium.
g) Jika benda uji menghasilkan gas maka dilanjutkan ke tahap uji penegasan/penguatan(Confirmative Test).
h) Jika benda uji tidak menghasilkan gas maka inkubasi dilanjutkan 1 x 24 jam.
i) Memerikasa gas sesudah inkubasi 48 jam.
j) Jika benda uji menghasilkan gas maka dilanjutkan ke tahap uji penegasan/penguatan(Confirmative Test).
k) Jika benda uji tidak menghasilkan gas maka tabung dianggap tidak mengandung bakteri Coli.
54
2) Tes Penegasan (Confirmative Test)
a) Mengocok perlahan-lahan tabung reaksi yang menghasilkan gas dan asam pada tahap pendugaan.
b) Menginokulasikan 1-2 mata ose steril dari tiap tabung positif tes perkiraan kedalam 2 seri tabung penanaman, yaitu : satu seri tabung BGLB diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37ºC (untuk memastikan adanya bakteri coliform). Satu seri yang lain berisi ECM (E. coli Medium) diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 44ºC (untuk memastikan adanya coli tinja yaitu E.coli).
c) Pembacaan hasil dari tes penegasan dicocokkan dengan tabel MPN maka akan diperoleh indeks MPN untuk bakteri coliform yaitu tabung yang diinkubasikan pada suhu 37ºCdan indeks MPN E.coli untuk tabung yang diinkubasikan pada suhu 44ºC.
d) Jika tidak menghasilkan gas maka inkubasi dilanjutkan 1 x 24 jam.
e) Memeriksa apakah ada gas yang dihasilkan setelah inkubasi 48 jam.
f) Jika menghasilkan gas yang tertangkap dalam tabung Durham maka benda uji dinyatakan mengandung bakteri Coli.
3) Tes Pelengkap (Complete Test)
Tes pelengkap dilakukan dengan penanaman lanjut dari tabung yang positif pada tes penegasan pada media selektif Mac Conkey
55
Agar (MCA) atau Eosin Metilen Blue Agar (EMBA) dan tes biokimia untuk kuman E.coli. Koloni E.coli pada medium MCA akan berwarna merah metalik, sedangkan pada medium EMBA berwarna hijau metalik.
a) Memindahkan benda uji dari tabung yang positif dalam media pengenceran 10 ml ke dalam media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA).
b) Menginkubasi media yang telah ditanami bakteri pada medium Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) pada suhu 37 selama 1 x 24 jam.
c) Jika hasil penanaman dalam medium EMBA memperlihatkan adanya pertumbuhan pada bagian tengah koloni yang tumbuh dan menunjukkan kilap logam dan bintik biru kehijauan (hijau metalik) menunjukkan hasil positif bakteri Escherichia coli.
d) Uji konfirmasi atau uji lanjutan yaitu uji Biokimia dan gula- gula dengan menginokulasikan biakan bakteri pada media NA ke dalam media TSI agar, Simmon Citrate agar, Hidrolisis Urea agar, agar tegak (uji motititas), Indol (Reagen kovacks), glukosa, maltose, laktosa, sukrosa, dan manitol.
56 3. Diagram Alir Cara Kerja
Inkubasi
Inkubasi 37 selama 24 jam
Inokulasi
Inokulasi Inkubasi 44 selama24 jam
Inokulasi
Inokulasi
Sampel
Medium LB
Ada gas setelah 24 jam
Tidak ada gas setelah 24 jam
Inkubasi dilanjutkan
24 jam Ada gas
setelah 24 jam
Tidak ada gas setelah 48 jam Medium BGLB
Ada gas setelah 24 jam
Tidakada gas setelah 24 jam
Inkubasi dilanjutkan 24
jam Ada bakteri coli
tinja
Medium EMBA Ada gas setelah
48 jam
Tidak ada gas setelah 48 jam
Tidak ada bakteri Coli tinja
U J I P E N D U G A
U J I P E N E G A S A N
57 Uji Pelengkap
Inkubasi 37 selama 24 jam
M. Teknik Pengumpulan Data 1. Uji Laboratorium
Pengumpulan data dilakukan dengan menguji sampel air sumur di laboratorium untuk mendapatkan data tentang kualitas air sumur dengan metode MPN (Most Probable Number).
2. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dengan mengambil foto-foto pada proses berlangsungnya penelitian.
N. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yaitu suatu metode yang digunakan untuk menjelaskan data-data yang diperoleh selama penelitian sehingga diperoleh suatu akhir berupa kesimpulan.
Adapun data yang akan dianalisis meliputi:
1. Kontaminasi Escherichia coli dalam air sumur.
2. Kandungan Escherichia coli dengan menggunakan metode MPN yaitu:
a. Uji penduga b. Uji penegasan
Medium EMBA
Koloni berwarna hijau metalik menunjukkan hasil positif bakteri E.coli
Koloni tetap berwarna merah menunjukkan hasil negatif
58 c. Uji pelengkapan
Data hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel hasil pengamatan, data yang diperoleh berupa kombinasi jumlah tabung positif pada setiap konsentrasi contoh uji, kemudian data dianalisis dengan cara mengkonfirmasikan data tersebut pada tabel MPN (Most Probable Number) untuk dapat mencantumkan nilai hasil positif jumlah bakteri.
Hasil analisis metode MPN didapatkan dari mencocokan dengan tabel MPN (Most Probable Number) yang tergantung dari kombinasi tabung positif (yang mengandung bakteri Coli) dan negatif (yang tidak mengandung bakteri Coli) dari kedua tes pengujian yang telah dilakukan.
Angka-angka tersebut tidak menunjukan konsentrasi yang sebenarnya, namun berlaku sebagai angka penunjuk bakteri Coli tinja. Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar tingkatperkiraan kontaminasi yang terjadi akan dilakukan dengan cara membandingkan nilai MPN (Most Probable Number) yang didapat dari hasil penelitian dengan standar baku mutu air dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu total bakteri coliform/100 mL sampel = 0 dan E.coli/100 mL sampel = 0.
59 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan dan Penyajian Data
Telah dilakukan penelitian selama 7 hari terhadap 8 sampel air sumur.
Penentuan sampel sumur didasarkan pada arah pergerakan aliran air sungai.
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari persiapan alat dan bahan, sterilisasi, pembuatan medium, pengambilan sampel, pengamatan, dan penghitungan dengan metode MPN. Berdasarkan hasil uji laboratorium untuk parameter Biologi dengan metode MPN diperoleh data hasil pengamatan pada setiap sampel air dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Hasil Tes Penduga Berdasarkan Nilai MPN per 100 mL Setelah Inkubasi Selama 24 Jam Pada Suhu 37 Pada Media Lactose Broth
No Lokasi Sampel Sumur Ke-
Volume Sampel (mL) Indeks MPN /100 mL 10 Ml 1 mL 0,1Ml
1 Jempong Timur A1 5 2 1 58
2 Jempong Barat B1 5 4 2 130
3 Jempong Timur A2 5 3 3 100
4 Jempong Barat B2 5 3 0 68
5 Jempong Timur A3 5 5 3 390
6 Jempong Barat B3 5 4 3 147
7 Jempong Timur A4 5 1 0 38
8 Jempong Barat B4 5 5 4 494
Table 4.1. di atas memperlihatkan bahwa hamper semua tabung menunjukkan adanya asam dan gas. Tabung B2 dan A4 pada sampel 0,1 ml tidak memperlihatkan adanya asam dan gas, oleh karenanya inkubasi dilanjutkan hingga 48 jam. Hasil inkubasi ditunjukkan pada Tabel 4.2.
60
Tabel 4.2. Hasil Tes Penduga Berdasarkan Nilai MPN per 100 mL Setelah Inkubasi Selama 48 Jam Pada Media Lactose Broth
No Lokasi Sampel Sumur Ke-
Volume Sampel (mL) Indeks MPN /100 mL 10 mL 1 mL 0,1mL
1 Jempong Timur A1 5 5 5 ≥1898
2 Jempong Barat B1 5 5 5 ≥1898
3 Jempong Timur A2 5 5 4 494
4 Jempong Barat B2 5 3 3 100
5 Jempong Timur A3 5 5 5 ≥1898
6 Jempong Barat B3 5 5 5 ≥1898
7 Jempong Timur A4 5 4 0 99
8 Jempong Barat B4 5 5 5 ≥1898
Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa setelah inkubasi selama 48 jam hampir semua tabung menunjukkan adanya asam dan gas, kecuali pada sampel A4 tabung sampel 0,1 ml. Selain itu, dapat dilihat juga adanya peningkatan jumlah tabung yang memperlihatkan adanya asam dan gas dibandingkan dengan inkubasi selama 24 jam. Sebagai uji lanjut terhadap uji penduga di atas, maka uji dilanjutkan dengan uji penegasan. Uji ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan Escherichia coli pada sampel air yang di uji. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil tes penegasan berdasarkan nilai MPN per 100 mL setelah inkubasi selama 24 jam Pada Media BGLB (Brilian Green Lactose Broth)
No Lokasi Sampel Sumur Ke-
Volume Sampel (mL) Indeks MPN /100 mL 10 mL 1 mL 0,1mL
1 Jempong Timur A1 5 5 4 494
2 Jempong Barat B1 4 4 5 53
3 Jempong Timur A2 5 5 4 494
4 Jempong Barat B2 5 3 3 100
5 Jempong Timur A3 0 3 5 15
6 Jempong Barat B3 4 4 5 53
7 Jempong Timur A4 5 3 0 68
8 Jempong Barat B4 5 5 4 494
61
Table 4.3. di atas memperlihatkan bahwa tidak semua tabung menunjukkan adanya asam dan gas. Tabung A4 pada sampel 0,1 mL tetap menunjukkan tidak adanya asam dan gas, oleh karenanya inkubasi dilanjutkan hingga 48 jam. Hasil inkubasi ditunjukkan pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Hasil Tes Penegasan Berdasarkan Nilai MPN per 100 mL Setelah Inkubasi Selama 48 Jam Pada Media BGLB (Brilian Green Lactose Broth)
No Lokasi Sampel Sumur Ke-
Volume Sampel (mL) Indeks MPN /100 mL 10 mL 1 mL 0,1mL
1 Jempong Timur A1 5 5 4 494
2 Jempong Barat B1 4 4 5 53
3 Jempong Timur A2 5 5 4 494
4 Jempong Barat B2 5 3 3 100
5 Jempong Timur A3 5 3 5 123
6 Jempong Barat B3 4 4 5 53
7 Jempong Timur A4 5 4 0 99
8 Jempong Barat B4 5 5 5 ≥1898
Table 4.4. di atas menunjukkan bahwa setelah inkubasi selama 48 jam, hampir semua tabung menunjukkan adanya asam dan gas, tetapi pada tabung A4 sampel 0,1 ml tetap menunjukkan tidak adanya asam dan gas.
Adapun Indeks MPN tertinggi yaitu dari sampel sumur B4, dan Indeks MPN terendah yaitu pada sampel sumur B1 dan B3.
Hasil penegasan mengunakan media BGLB berfungsi untuk melihat adanya bakteri coliform pada sampel air sumur, sedangkan untuk menguji adanya bakteri Escherichia coli pada sampel maka dilakukan pula uji penegasan pada media ECM (Escherichia coli Medium) selama 24 jam.
Hasil inkubasi ditunjukkan pada Tabel 4.5.
62
Tabel 4.5. Hasil Tes Penegasan Berdasarkan Nilai MPN per 100 mL Setelah Inkubasi Selama 24 Jam Pada Media ECM (Escherichia coli Medium)
No Lokasi Sampel Sumur Ke-
Volume Sampel (mL) Indeks MPN /100 mL 10 mL 1 mL 0,1mL
1 Jempong Timur A1 0 0 0 ≤2
2 Jempong Barat B1 0 0 0 ≤2
3 Jempong Timur A2 0 0 0 ≤2
4 Jempong Barat B2 0 0 0 ≤2
5 Jempong Timur A3 1 3 3 14
6 Jempong Barat B3 2 0 5 16
7 Jempong Timur A4 5 4 0 99
8 Jempong Barat B4 5 5 5 ≥2400
Table 4.5. di atas menunjukkan bahwa setelah inkubasi selama 24 jam, tidak semua tabung menunjukkan adanya asam dan gas yang berarti terdapat bakteri Escherichia coli. Pada sampel A1, B1, A2, dan B2 pada semua tabung sampel tidak menunjukkan adanya asam dan gas yang berarti terdapat bakteri Escherichia coli, hal ini dapat terjadi karena ketika melakukan inokulasi, peneliti kurang dalam menginokulasikan ke dalam medium ECM (Escherichia coli Medium). Pada sampel B4, semua tabung menunjukkan hasil adanya asam dan gas, ini berarti terdapat bakteri Escherichia coli.
Namun, sebagai uji lanjut terhadap hasil uji penegasan, maka uji dilanjutkan dengan uji pelengkap. Uji ini dilakukan untuk memastikan adanya bakteri Escherichia coli pada tabung yang memperlihatkan adanya asam dan gas pada uji penegasan. Air sampel yang menghasilkan asam dan gas pada uji penegasan dari tabung kemudian diinokulasikan ke dalam media kultur EMBA yang dilakukan dengan cara menggoreskan atau strek dengan menggunakan ose bulat selanjutnya diinkubasi pada suhu 37
63
selama 24 jam. Jika dalam waktu 24 jam tumbuh koloni yang berinti dengan kilap logam berwarna hijau (hijau metalik) maka uji tersebut menunjukkan positif bakteri Escherichia coli. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Bakteri Escherichia coli Hasil Tes Pelengkap Pada Medium EMBA Setelah di Inkubasi selama 1x24 jam
No Lokasi Sampel Sumur
Ke- Hasil
1 Jempong Timur A1 Tidak ada koloni berwarna hijau metalik 2 Jempong Barat B1 Tidak ada koloni berwarna hijau metalik 3 Jempong Timur A2 Tidak ada koloni berwarna hijau metalik 4 Jempong Barat B2 Tidak ada koloni berwarna hijau metalik 5 Jempong Timur A3 Ada koloni berwarna hijau metalik 6 Jempong Barat B3 Ada koloni berwarna hijau metalik 7 Jempong Timur A4 Ada koloni berwarna hijau metalik 8 Jempong Barat B4 Ada koloni berwarna hijau metalik
Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa kultur yang memperlihatkan adanya koloni berwarna hijau metalik berasal dari sampel air sumur A3, B3, A4, dan B4. Artinya pada keempat sumur tersebut positif ditemukan bakteri Escherichia coli.
B. Analisis Data
Data hasil penelitian yang telah diperoleh melalui beberapa uji laboratorium dapat dilihat pada tabel-tabel di atas. Karena penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, maka hasilnya akan dilakukan perbandingan dengan membandingkan nilai MPN hasil uji laboratorium dengan baku mutu
air yang ditetapkan oleh PERMENKES RI Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
64
PERMENKES RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum menetapkan bahwa air minum adalah air yang melalui proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum dengan kadar maksimum untuk Escherichia coli yaitu 0/100 mL sampel dan untuk total bakteri Koliform yaitu 0/100 mL sampel. Namun, setelah melakukan penelitian pada sampel air sumur di Jempong Timur dan Jempong Barat pada tes penduga (Persumtif Test), tes penegasan (Confirmatif Test), dan tes pelengkap (Complete Test) diperoleh hasil bahwa banyak tabung uji yang menunjukkan hasil positif yang menegaskan bahwa air sumur warga terkontaminasi oleh bakteri golongan coliform.
Terkontaminasinya sumur sebagai sumber air dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya lokasi pembuatan sumur yang berdekatan dengan aliran tempat pembuangan (septic tank) dan bahkan ada yang berada didekat kandang ternak. Selain itu, keadaan rumah warga yang berdekatan dan jaraknya tak begitu jauh dari parit juga memungkinkan terjadinya kontaminasi terhadap air sumur.
C. Deskripsi Lokasi Penelitian
Kelurahan Jempong Baru merupakan satu dari 322 desa atau kelurahan yang ada di kota Mataram dan termasuk satu dari lima desa di keamatan Sekarbela. Desa Jempong memiliki luas wilayah 580 Ha dengan pegunungan lahan untuk persawahan yaitu 488,11 Ha, ladang atau tegalan 17,5 Ha. desa Jempong Timur ini terbagi ke dalam 4 RT dan terdiri dari 423 KK dengan