• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN

G. Metode penelitian

Metode adalah cara yang teratur dan signifikan untuk melakukan suatu kegiatan, yang salah satunya adalah pelaksanaan penelitian. Metode dimaksudkan agar penelitian dapat mencapai hasil yang optimal.

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam menyusun Skripsi ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan yang digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif disebut juga dengan naturalistik atau alamiah karena situasi lapangan penelitian yang bersifat natural (wajar), apa adanya, tidak dimanipulasi, diatur dengan eksperimen.Selanjutnya penulis mendeskripsikan tentang objek secara sistematis dan mencatat

`semua hal yang berkaitan dengan gambaran yang menyeluruh tentang

Pengembanganpotensi Anak berkebutuhan khusus

(Tunanetra) di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu ”.Data tersebut di dapatkan dari naskah, wawancara, catatan lapangan , alat perekam dan dokumen resmi lainnya.

2. Jenis dan sumber data a. Jenis data

Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder.

1) Sumber data primer, yakni sumber atau informasi data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari. Data ini disebut juga dengan data tangan pertama atau data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.

Biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi yang

diperolehmelalui observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yang ada di (SLB Negeri 1 Dompu) adalah anak tunanetra, pengasuh, guru, teman sebaya.

2) Sumber data sekunder, yakni data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.

Dalam studi ini data sekunder atau data pendukung adalah dokumentasinya. Dalam penelitian ini sumber dan jenis data ditentukan secara purposive sampling, yaitu salah satu tekhnik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian.

Secara bahasa, kata purposive berarti sengaja, jadi kalau sederhananya purposive sampling berarti tekhnik pengambilan sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel tidak diambil secara acak, tapi ditentukan oleh peneliti, yang dimana dalam purposive sample ini peneliti akan meneliti di SLB Negeri 1 Dompu, yakni dengan ditentukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan tujuan penelitian.20

3) Sumber Data

Sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh, yang dimaksud dengan subyek di sini yaitu bisa berupa informasi, situasi atau kejadian dan waktu.

Sumber data dalam penelitian ini adalah pihak yang ada di SLB Negeri 1 Dompu . Adapun jumlah sumber data yang dijadikan

20Alkausarni” Metodelogi Penelitian Kualitatif”dalam http://muhammadnaskhihul.

blogspot.com.id. /diakses tanggal 19 juni 2021,pukul 10.20.

responden dibatasi, karena yang dibutuhkan adalah diperolehnya esensi persoalan yang diteliti, bukan pada banyaknya responden.

Penentuan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden tersebut mampu memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

4) Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya kegiatan yang diamati. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua katagori, yaitu observasi partisipan dan non partisipan:

1) Observasi partisipan: Dalam observasi partisipan, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati.

2) Non partisipan: yaitu, observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.21

Jadi observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, observasi non partisipan, karena dimana peneliti tidak terlibat dengan kegiatan sehari-hari dalam melaksanakan bimbingan konseling bagi anak yang berkesulitan belajar. Melainkan peneliti hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan dalam terkait bimbingan dan konseling bagi anak tunanetra dalam pengembangan potensi di SLB Negeri 1 Dompu .22

b. Interview atau wawancara

Interview atau wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab melalui percakapan tatap muka dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban pertanyaan tersebut.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telpon.

1) Wawancara terstruktur

21 Sugiyono”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (,Bandung: Alfabeta, 2011,) hlm . 145.

22Ibid., hlm 146

Dalam wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dan juga pertanyaan disusun dengan ketat yang diajukan sama untuk setiap subjek. Dan pada wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.23

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas.

Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, yang di mana peneliti bertanya kepada responden secara terbuka mengenai hal yang peneliti akan teliti. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang

23Burhan bugin”Metodologi Penelitian Kualitatif” (, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015,) hlm. 156.

24 Ibid., hlm 157.

akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan, yaitu untuk mengetahui bimbingan konseling terhadap anak tunanetra dalam pengembangan potensi anak tunanetra.

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen- dokumen sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Jadi, dokumentasi peneliti digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis ataupun gambar. Dalam hal ini dokumen digunakan sebagai sumber data karena dokumen dapat dimanfaatkan dalam membuktikan, menafsirkan, dan meramalkan dalam suatu peristiwa. Serta dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah Terlalu bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya momumental.25

H. Tekhnik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

25Ibid.,hlm 140.

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan salah satu strategi peneliti dalam membuktikan bahwa data yang diperoleh valid dan akurat.

a. Memperpanjang waktu kehadiran

Pada prinsipnya, peneliti berkeyakinan bahwa semakin banyak tingkat kehadiran dalam mencari data maka semakin mempermudah dalam memperoleh hasil penelitian yang optimal, peneliti berusaha konsisten dalam hal kehadiran di lokasi penelitian sehingga diperoleh data yang menyeluruh dan akurat.

b. Kecukupan refrensi

Referensi yang dimaksud adalah yang mempunyai relevansi dengan penelitian tentang metoe bimbingan kelompok terhadap pengembangan potensi anak tunanetra. Dengan refrensi yang cukup ini dipandang sangat perlu guna untuk kesempurnaan penelitian ini.

Oleh karena itu, peneliti selalu berupaya untuk memperbanyak refrensi sehingga data atau informasi yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara cerdas dan ilmiah.

c. Pembahasan teman sejawat

Teknik pemeriksaan atau pembahasan sejawat dimaksudkan sebagai cara pengecekkan data temuan yang mendiskusikan dengan sejawat, sehingga temuan dimaksud memiliki derajat keabsahan.

Teknik ini dipakai untuk menjamin bahwa data-data berupa catatan- catatan atau teks serta opini yang dihasilkan dari wawancara terhadap responden.Penggunaan teknik ini memungkinkan peneliti bersifat terbuka terhadap hasil-hasil dan interpretasinya menerima kritikan- kritikan dari luar yang berkaitan dengan data-data hasil temuan.

I. Sistematik Pembahasan

1. BAB I : Pendahuluan terdiri dari atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

2. BAB II : Paparan Data dan Temuan, diungkapkan seluruh data dan penelitian. Dalam hal ini, peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan menahan dirinuntuk mencampuri fakta terlebih dahulu.

3. BAB III : Pembahasan, dibagian ini pembahasan ini diungkapkan proses analisis terhadap temuan penelitian. Sebagaimana dipaparkan di BAB II berdasarkan prespektif penelitian atau kerangka teoritik sebagaiman diungkap dibagian pendahuluan.

4. BAB IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran

35 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sesuai dengan objek yang penulis teliti maka penulis memberikan gambaran umum tentang SLBN 1 DOMPU . Dalam beberapa hal yang berkenaan dengan pembahasan ruang lingkup skripsi ini:

1. Sejarah SLBN 1 DOMPU

Sebelum menjadi SLBN 1 Dompu dulu bernama SDLB tempat nya di Bali 1 didirkan pada tahun 1982 dan mulai digunakan pada tahun 1983, Latar belakang dari adanya Sekolah Luar Biasa di Bali 1 dulu banyak sekali anak yang cacat seperti: tunanetra, tunangrahita,tunarungu, autis,tunadksa. Lalu, SD Luar Biasa di bali 1 di pindahkan belakang terminal Ginte dan disana fasilitas sekolah sudah dikategorikan lengkap.

Pada tahun 2017 sekolah tersebut sudah menjadi Negeri, Sekolah Luar Biasa satu- satunya di Dompu yang sudah Negeri adalah SLB 1 Dompu.

Adapun struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH LUAR BIASANEGERI1 DOMPU 1 Komite sekolah

Kepala sekolah

Nurbaya

Muhammad Yamin 2 Kepala tata usaha Astuty Addinurrahman,SE 3 Wakil kepala sekolah:

Wakasek kesiswaan Wakasek Sarpras Wakasek Humas Wakasek Kurikulum

Arifuddin,S.Pd

Uswatun Hasanah,S.Pd Mukhtar ,S.Pd

Agus Mulyadi Zulmy Amaliah,S.Pd 4 Kordinator SAT. TKLB

Kordinator SAT.SDLB Kordinator SAT.SMPLB Kordinator SAT .SMALB

Siti Arbiah,S.Pd

Humairah Ma’mun,S.Pd Emeh Nurrahmah,M.Pd Agus Mulyadi

5 Koordinator Progsus tunanetra Koordinator Progsus tunarungu Koordinator Progsus tunagrahita Koordinator Progsus tunadaksa Koordinator Progsus autis Koordinator Progsus tunaganda

Rustam efendi,S.Pd Ambun Surianingsih, S.Pd Muhammad Sofyan, S.Pd Anwar, S.Pd

Siti dahlia, S.Pd Wahyuddin, S.Pd 6 Guru- guru - 7 Staf tata usaha - 8 Peserta didik -

2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi

Unggulan dalam prestasi dan seni terampil. Dan mandiri dalam aktivitas berdasarkan iman dan takwa

b. Misi

1. Melaksanakan pembelajaran keagamaan sesuai keyakinan dan kepercayaan

2. Melaksanakan pembelajaran serta aktif

3. Melaksanakan pembelajaran kecakapan hidup (life skill)

4. Membimbing dan melatih antara warga sekolah,Masyarakat dan pemerintah.26

c. Identitas Sekolah SLBN 1 DOMPU Tabel : 1.127 Tabel Identitas Sekolah

Status sekolah Negeri

Alamat sekolah Ginte

Kelurahan/Desa Kandai dua

Kecamatan Woja

provinsi Nusa tenggara Barat

Email slbn01.ompu@gmail.com

Website http://slbn.dompu

26 Dokumentasi, Profil sekolah pada tanggal 04 April 2021

27 Profil sekolah pada tanggal 05 April 2021

Jenjang akreditasi A : Nomor Lb 00995 Tgl : 24 Desember 2013

Tahun 2007

Status Tanah Milik

Luas tanah 10,536M2

Program pembangunan Bantuan

3. Keadaan peserta didik

a. Jenis anak berkebutuhan khusus 1) Tunanetra

2) Tunarunggu 3) Tunagrahita 4) Tunadaksa 5) Hiperaktif 6) Down sindrom 7) Tunalaras 8) Autis

b. Jenjang pendidikan 1) SD SLBN 2) SMP SLBN 3) SMA SLBN

c. Kelas Karya

Kelas karya adalah tempat pelatihan keterampilan bagi peserta didik dari Anak SD SLBN sampai SMA SLBN , agar mereka hidup mandiri di sekolah maupun di lingkungan sosial dan masyarakat nantinya.

4. Jumlah peserta didik

Tabel 1.228

Tabel Jumlah Peserta Didik

Tunanetra 3

Tunarungu 30

Tunagrahita 27

Tunadaksa 10

Autis 19

Tunalaras 10

Hiperaktif 2

Down Sindrom 3

Jumlah 104

28Dokumentasi pada tanggal 7 April 2021

5. Keadaan peserta tenaga pendidik a. Keadaan peserta pendidik

Tabel 1.3

Tabel Keadaan Peserta Tenaga Pendidik

Guru PNS 22

Guru Honor 7

Guru tidak tetap -

Guru Bantu -

Jumlah 29

b. Kondisi tenaga pendidik

Tabel 1.4 29

Tabel Kondisi Tenaga Pendidik

1 S1 23

2 S2 3

3 D3 3

4 Jumlah 29

c. Sarana dan Prasarana

Ada beberapa sarana yang ada di SLBN 1 Dompu yaitu sebagai berikut:

29 Dokumentasi Sekolah luar biasa Negeri 1 Dompu pada tanggal 7 April 2021

1). Sistem Pembelajaran a. Mata Pelajaran Umum

Yang dimana seluruh anak ABK belajar mata pelajaran umum. Bagi anak SDLB,SMPLB,SMALB. Kelompok A,B,C artinya merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sikap, potensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara dan acuannya yang dikembangkan oleh pusat langsung. Mapel pertama pendidikan Agama dan budi pekerti, waktu jam mengajar 4 jam perminggu di setiap kelas dari kelas 1-6. Mapel kedua pendidikan pancasila dan kewarganegaraan waktu jam mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Mapel ketiga bahasa Indonesia, waktu jam mengajar 4 jam perminggu di setiap kelas. Mapel keempat Matematika waktu jam mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Mapel kelima Ilmu pengetahuan waktu mengajar 2 jam perminggu dari kelas 4-6. Mapel keenam Ilmu pengetahuan Sosial waktu menjagar 2 jam perminggu dari kelas 4-6.Kategori kelompok B Mapel tersebut merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan

lokal. Mapel seni budaya waktu mengajar 12 jam perminggu disetiap kelas.30 Mapel Pendidikan jasmani dan kesehatan waktu mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Masuk kategori kelompok c. berupa program kebutuhan khusus yang diberikan sesuai dengan kekhususan peserta didik program kebutuhan khusus untuk:

1) Tunanetra Adalah pengembangan orientasi, Mobilitasi,Sosial dan komunikasi

2) Tunarungu adalah pengembangan komunikasi,presepsi bunyi,dan irama

3) Tunagrahita adalah pengembangan Diri

4) Tunadaksa adalah pengembangan diri dan gerak

5) Autis berupa pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

b. Komunikasi

1). Memiliki jaringan telepon 2). Memiliki Email

3). Memiliki website

4). Memiliki Operator sekolah

30Dokumentasi Sekolah Luar biasa Negeri 1 Dompu pada tanggal 8 April 2021

c. Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tabel 1.531

Tabel Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu 1 Ruang kepala sekolah 1

2 Ruang tata usaha 1

3 Ruang guru 1

4 Perpustakaan 1

5 Kamar mandi/ wc 5

6 Ruang kelas 15

7 Rombel 32

8 Mushollah 1

9 Asrama 1

10 Tempat wudhu 5

11 Kantin 3

d. Program Keterampilan yang diadakan di SLBN 1 DOMPU 1). Memiliki keterampilan Tata boga

2). Memiliki keterampilan Tata busana 3). Memiliki keterampilan Alat Musik 4). Memiliki keterampilan Komputer 5.) Kerajinan tangan

6). Melukis

31 Muhammad yamin, Observasi pada tanggal 10 april 2021

7).Memiliki ketermpilan tilawatil qur’an e. Pengembangan diri

1). Pramuka 2). Les

3). Olahraga bersama

4). Agama, krakter ,jujur, ikhlas, toleran,disiplin,kreatif ,mandiri, peduli lingkungan dan masyarakat.

f. Terprogram

1) Kegiatan ekstrakurikuler 2) Imtak dan sholat bersama 3) Belajar mengaji

4) Kerja bakti sekali dalam seminggu 5) Senam bersama

g. Tidak terprogram

1) Peringatan hari besar Islam 2) Traveling bersama

3) Peringatan hari besar Islam h. Teladan

1) Sederhana

2) Tidak berbuat nakal

3) Tidak menyembunyikan barang teman 4) Disiplin waktu

B. Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus ( Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan kelompok Di ( SLBN 1 DOMPU) Tahun 2021

Untuk mengetahui pengembangan potensi tunanetra apa saja yang diterapkan oleh sekolah kepada anak tunanetra maka peneliti perlu mencari tau, mengetahui dan mendalami tentang pengembangan potensi tunanetra yang ada di Sekolah luar biasa Negeri 1 Dompu. Maka Bab ini peneliti memaparkan hasil wawancara dengan pihak sekolah dan menjadi respon sesuai dari data tersebut.

Muhammad yamin selaku kepalas sekolah sekaligus guru tunanetra di sekolah luar biasa mengatakan:

Pada dasarnya anak tunanetra di sekolah luar biasa ini rata-rata tunanetra ringan (bisa melihat akan tetapi kurang jelas).Gurupun tidak merasa kesusahan ketika melakukan proses pembelajaran dan aktivitas lainnya.32

Rustam selaku guru dari anak tunanetra mengatakan:

Meski mereka tidak seperti anak normal biasanya. Anak tersebut mempunyai keunikan masing- masing yang dia miliki. Oleh karna itu pak rustam berusaha bagaimana bakat yang dimiliki bisa dikembangkan menjadi optimal, sebelum melakukan praktek/latihan bapak rustam melakukan bimbngan kelompok kepada anak didiknya lebih khusus anak tunanetra yang memiliki bakat yang terpendam.33 Berdasarkan hasil wawancara maka peneliti mengatakan penelitian mengfokuskan. Tentang bagaimana pengembangan potensi anak tunanetra melalui metode bimbingan kelompok yang diterapkan di sekolah luar biasa.

Dalam penelitian ini peneliti dapat memaparkan beberapa metode untuk

32Muhammad yamin Wawancara pada tanggal 11 Maret 2021

33Rustam Wawancara pada tanggal 12 Maret 2021

mengembangankan potensi anak tunanetra melalui bimbingan kelompok yang diterapkan oleh guru tunanetra.

1. Metode pengembangan potensi bakat& minat

Berdasarkan hasil wawancaran dengan ibu zulmi selaku guru tunanetra dan keterampilan tentang metode pengembangan potensi anak tunanetra,agar anak tersebut bisa mengembangakan potensi yang ada dalam dirinya.

Ibu Zulmi mengatakan tentang bagaimana metode pengembangan potensi anak tunanetra. Disekolah luar biasa metode pengembangan potensi yang diterapkan kepada anak tunanetra, sebelum mengetahui bakat dan minat anak tersebut buk zulmi melakukan asesmen terlebih dahulu kepada anak tersebut. Dari hasil asesmen, munculah suatu potensi di setiap anak salah satunya seperti: Nuralisa dia memiliki bakat tilawatil qur’an maka dari itu teknik yang digunakan adalah mengundang guru khusus tilawah untuk melakukan belajar tilawah. 34

2. Metode pengembangan potensi diri

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu rosdiana selaku guru keterampilan tentang metode pengembangan potensi yang diterapkan kepada anak tunanetra mengatakan:

Ibu rosdiana melakukan asesmen terlebih dahulu mengenai pengembangan diri nya berupa:Apakah anak tersebut bisa mandi sendiri, cuci baju sendiri, kesekolah sendiri. setelah hasil Asesmen oleh guru di SLB, ternyata mereka bisa melakukan aktivitas mandiri mengapa demikian? Karna mereka kategori tunanetra ringan/sedang masih bisa meliat dari 1 jarak/ 2 jarak mereka dibantu memakai kacamata yang di beri oleh dinas sosial langsung.35

34Zulmi wawancara pada tanggal 12 April 2021

35 Rosdiana wawancara pada tanggal 15 April 2021

Setelah mengetahui metode pengembangan potensi yang diterapkan di sekolah luar biasa negeri 1 dompu. Selanjutnya Metode bimbingan kelompok apa saja yang diterapkan di sekolah luar biasa negeri 1 dompu sebagai berikut :

1. Metode bimbingan kelompok bebas

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak efendi selaku guru di sekolah luar biasa mengatakan bahwa: Bimbingan kelompok bebas bertujuan untuk bagaimana anak tunanetra belajar memecahkan masalah dengan arah mana saja tidak dipaksakan harus benar- benar bisa memecahkan masalah pada diri nya. Akan tetapi tujuan gurunya belajar mandiri dalam menghadapi masalah seperti masalah potensinya yang masih kurang optimal, dia harus bisa menghadapi permasalahanya apa yang harus dilakukan,dan akan dibimbing oleh gurunya supaya ter’arah tujuan awal.36

2. Metode bimbingan kelompok tugas

Berdasarkan hasil wawancara,observasi dengan ibu aisyah selaku guru disekolah luar biasa mengatakan bahwa: Bimbingan kelompok tugas yang diberikan oleh anak tunanetra bertujuan untuk mengetes IQ dan kedisiplinannya dalam segi belajar seperti: belajar kembali pelajaran yang pernah diberikan kepada guru ketika mereka ada dirumah, kadangkala mereka tidak belajar kembali apa yang dipelajari disekolah.

36 Efendi wawancara pada tanggal 15 April 2021

Dikarenakan kemalasan, orang tua kurang memperhatikan, orang tua sibuk dengan pekerjaannya.37

37Aisyah wawancara, observasi pada tanggal 17 April 2021

49

A. -Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) melalui metode bimbingan kelompok diSekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

Pendidikan adalah hak asasi yang paling mendasar bagi setiap manusia, tidak terkecuali bagi anak yang memiliki kekurangan fisik,mental

( berkebutuhan khusus) Dalam Undang- undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1V pasal 5 ayat 1 dinyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dalam mengembangkan skill diri dan bakat minat yang iya miliki.

Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental,intelektual dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki kemampuan potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak pula memperoleh kesempatan seperti anak lainnya. ( anak normal) dalam layanan pendidikan .Hal tersebut dipertegaskan dalam UU RI tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. Maupun dalam peraturan mendiknas No.70 tahun 2009 tentang pendidikan inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan atau bakat istimewa. Amanah hak atas pendidikan bagi anak penyandang kelainan atau ketunaan ditetapkan dalam Undang- undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 32 disebutkan bahwa” Pendidikan khusus ( pendidikan luar biasa) merupakan pendidikan bagi peserta didik yang

memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik. Emosional, mental,sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa”.38

Berdasarkan hasil paparan data pada hasil penelitian yang dijelaskan pada bab sesudahnya maka penelitian merumuskan pembahasan tentang pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) melalui metode bimbingan kelompok di sekolah luar biasa negeri 1 dompu. Adapun metode pengembangan potensi yang diterapkan oleh guru disekolah luar biasa selama meneliti disekolah luar biasa sehingga peneliti mendapatkan data- data yang jelas dan valid atau nyata tentang anak tunanetra yang berkebutuhan khusus oleh sekolah luar biasa negeri 1 dompu kepada siswanya antara lain sebagai berikut:

1). Keterampilan tata boga

Tata boga merupakan seni untuk mengolah masakan dari persiapan pengolahan sampai dengan menghidangkan masakan. Pembelajaran tata boga lebih menekankan pengalaman belajar pada aktivitas motorik, sehingga anak tunanetra akan tertarik untuk mengembangkan bakat dan minat. Tata boga adalah suatu disiplin llmu terkait dengan seni dalam menyiapkan,masakan, dan menghidangkan makanan siap saji. Di Indonesia, disiplin ilmu dapat dipelajari disekolah menengah kejuruan

38 Arna febianti”Penerapan pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus dengan berbantuan model POE2WE”, Berkebutuhan khusus,Vol. 12 Nomor 2, Januari 2016.

Dokumen terkait