• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh HAERUNISA NIM 170303086

PRODI BIMBINGAN KONSELING DAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021

(2)

ii Skripsi

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Sosial

Oleh HAERUNISA NIM 170303086

PRODI BIMBINGAN KONSELING DAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

vi

PENGESAHAN

Skripsi oleh: Haerunisa, NIM: 170303086 dengan judul “ Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan kelompok Di SLB Negeri 1 Dompu Tahun 2021” telah dipertahankan di depan dewan penguji Jurusan Bimbingan konseling Islam .Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram pada tanggal

Dewan Penguji

1. Prof.Dr.H.Fahrurrozi,M.A.

(Ketua Sidang/Pemb. I)

2. H.Masrusi,Lc.,M.A.

(Sekretaris Sidang/Pemb. II)

3. Dr.H.MS Udin,M. Ag __________________

(Penguji 1)

4. Azwandi,m. Hum __________________

(Penguji II)

Mengetahui,

Dekan fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Dr. H. Subhan Abdullah Acim, M.A.

NIP. 197107102001121002

(6)

vii MOTTO

Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit,maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak” ( Hadist Bukhari dan Muslim).1

1 (Hadist Bukhari dan Muslim)

(7)

viii

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk Ibuku Sumarni dan Bapakku Supardin ,keluargaku yang sudah memberikan sport sehingga bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, almamaterku,teman- teman yang sudah selalu memberikan sport lebih-lebih kakak hilda sahabatku, Melinda, semua guru-guru dan dosenku.”

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulllah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wata’alla karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyususnan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam kepada keluarga dan sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir zaman. Aamiin. Penulis skripsi ini diajukkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada Jurusan Bimbingan konseling Islam fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi. Judul yang penulis ajukan adalah

“Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus ( Tunanetra) Melalui Metode Bimbingn Kelompok Di SLB Negeri 1 Dompu tahun 2021”

Dalam penyususnan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih yang terhormat:

1. Prof. Dr.H.fahrurrozi,M.A. sebagai Pembimbing I dan H Masruri,Lc.,M.A.

sebagai Pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi dan mendetail, terus menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.

2. Dr. H. Subhan Abdullah Achim, M.A. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunkasi;

3. Prof. Dr. H. Masnun Tahir M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai 4. Bapak kajur Dr Rendra kaldun selaku ketua jurusan Bimbingan konseling

Islam.

5. Bapak sekjur H. Masruri,Lc.,MA selaku seketaris jurusan bimbingan konseling islam.

(9)

x

6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah banyak membantu penulis selama mengikuti perkuliahan sekaligus dosen pembimbing skripsi si penulis.

7. Kepala Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu yang telah memberikan kemudahan dalam memberikan informasi dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Kedua orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuanganku (Bimbingan konseling Islam kelas D) Terima kasih atas kebersamaan yang kalian berikan selama ini.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari karena keterbatasan pikiran penulis, maka skripsi ini belum terlalu sempurna, maka penilis sangat mengharapkan saran maupun kritik untuk membangun kesempurnaanya. Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah swt. dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi semesta. Amin.

Mataram,21 Juni 2021 Penulis,

Haerunisa

(10)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING……… ... ……….iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...… ... ………v

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI……… ... ……….……..vi

HALAMAN MOTTO……… ... ………vii

HALAMAN PERSEMBAHAN………... ………viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ...xi

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan masalah ………... …...6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… ... ….6

D. Ruang Lingkup dan Settingan Peneliti……… ... ….8

E. Telaah Pustaka……….………. ... ....9

F. Kerangka Teori………..……... 14

G. Metode penelitian………. ... .26

H. Teknik Analisis Data……… ... .32

I. Sistematika Pembahasan……….. ... .34

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN………. ... ..35

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………... ... .35 B. Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus

(Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan Kelompok Di

(11)

xii

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021 ... 45

1. Metode Pengembangan Potensi Bakat & Minat… ... ..46

2. Metode Pengembangan Potensi diri………..… ... .46

3. Metode Bimbingan Kelompok Bebas……… ... .47

4. Metode Bimbingan Kelompok Tugas……… ... 47

BAB III PEMBAHASAN……… ... 49

A. Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan Kelompok Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu………... 49

B. Metode yang efektif Untuk Meningkatkan Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan Kelompok Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu…………... 55

BAB 1V PENUTUP……… ... 61

A. Kesimpulan……… ... 61

B. Saran………..… ... 62

DAFTAR PUSTAKA………. . .63

LAMPIRAN……… .. ……66

(12)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identitas Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tabel 1.2 Jumlah Peserta didik

Tabel 1.3 Keadaan peserta tenaga pendidik Tabel 1.4 Kondisi tenaga pendidik

Tabel 1.5 Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu

(13)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman wawancara

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Dompu

(14)

xv

PENGEMBANGAN POTENSI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNANETRA) MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK DI SLB

NEGERI 1 DOMPU TAHUN 2021 Oleh

Herunisa NIM 17030308

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakang oleh penelitian penulis terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus ( tunanetra) melalui metode bimbingan kelompok di sekolah luar biasa negeri 1 dompu tahun 2021?

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang dimana metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi,dokumentasi dan hasilnya dideskripsikan secara jelas sesuai dengan keadaan dan kondisi di lapangan.

Hasil penelitian ini menujukkan bahwa 3 anak tunanetra memiliki masalah kurang percaya diri dikarenakan faktor lingkungan, keluarga tidak mendukung,dibuly oleh teman sebaya didalam pengembangan potensi metode yang digunakan yaitu: (1) Metode pengembangan potensi yang digunakan di sekolah luar biasa negeri 1 dompu adalah keterampilan- ketampilan yang sudah disiapkan, maka dari itu potensi yang masih belum optimal akan bisa menjadi optimal dengan menggunakan metode keterampilan. (2) Metode yang paling efektif untuk mengembangkan potensi anak tunanetra yaitu:(a) prinsip individu,(b) prinsip pengalaman pengindraan (c) prinsip totalitas (d) prinsip aktivitas (e) huruf braille.

Kata Kunci:Potensi,Tunanetra,Metode,Bimbingan Kelompok

(15)

1 A. Latar belakang Masalah

Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, tidak terkecuali siswa yang berkebutuhan khusus, juga memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Sebagaimana dinyatakan dalam Undang- undang Dasar Republik indonesia pasal 31 ayat 2 bahwa”tiap- tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran” Dan ditambahkan dalam Undang- undang nomor 20 tahun (2003) tentang sistem pendidikan Nasional pasal 5 ayat 2 bahwa “ warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental ,intelektual ,atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus”Sehingga semua warga dalam kondisi apapun berhak mendapatkan pendidikan. Tidak terkecuali yang mereka memiliki ketunaan, seperti tunanetra. Tunanetra sebagaimana layaknya individu normal, juga berhak menyandang predikat siswa ataupun mahasiswa.1 Oleh sebab itu, keterbatasan yang dimilikinya, bukanlah menjadi penghalang untuk memperoleh pendidikan yang layak setara atau sama dengan individu normal. Akan tetapi kondisi dirinya yang memiliki keterbatasan, tentunya memerlukan perlakuan yang khusus terkait keterbatasannya. Oleh karna itu diperlukan peran kreatifitas guru kelas, guru keterampilan. Supaya mereka menjadi insan- insan yang berpendidikan dan berpengetahuan. Disamping itu juga tujuan visi

1Taufik Muhtarom,”Sekolah Inklusif Sebagai Sebuah Solusi Bagi Kesulitan Bersosialisasi Pada Siswa Berkebutuhan Khusus”,dalam http://repository.up.ac.id .artikel/diakses tanggal 18 juni 2021,pukul 10.40.

(16)

pendidikan nasional yang merancang tahun 2025 sebagai tonggak pencapaian insan Indonesia yang cerdas dan kompetetif. Untuk tujuan tersebut, dibutuhkan layanan bimbingan dan konseling di dunia pendidikan , karena bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempunyai fungsi sangat subtansial dalam rangka mengoptimalisasi siswa Sebagaimana peran konselor sangat besar sekali baik dimasyarakat lebih- lebih di dunia pendidikan. Bagi peserta didik berkebutuhan khusus (tunanetra) tentunya juga memiliki daya kreativitas atau bakat, meskipun indera penglihatan tidak berfungsi dengan baik namun keadaan itelegensi tidak kalah dengan anak waras atau normal. Peran pengelolaan pendidikan khusus perlu mempunyai program yang berkaitan dengan pengembangan daya kreativitas peserta didiknya seperti : mempersiapkan sekolah luar biasa, disitulah lembaga menyiapkan suatu alternatif untuk mengembangkan potensi- potensi yang dimiliki oleh anak tunanetra, sehingga mereka mempunyai skill- skill yang luar biasa.2

Dari fenomena yang peneliti lihat di tempat penelitian bahwa 3 anak tunanetra ini memiliki permasalahan yang sama dalam dirinya yaitu kurang percaya diri. Mengapa demikian? Orang normalpun pasti didalam dirinya ada rasa kurang percaya diri,apalagi orang yang kurang sempurna dalam fisiknya pasti dia kurang percaya diri, merasa malu dengan keluarganya, teman sebayanya .Ketika ditelusuri lebih jauh lagi ternyata anak ini sebenarnya memiliki bakat-bakat yang luar biasa ada yang suka menjahit ,memasak,

2Sarah emanuel haryono,”Pendidikan Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Dengan Pendekan Mindfulnnes Teaching”,dalam http//fppsi.um.ac.id./artikel/ diakses tanggal 18 juni 2021 pukul 14.19.

(17)

tilawah, komputer. Sedangkan selama pandemi ini seluruh siswa tidak lagi menginap di asrama dikarenakan dari pemerintah, melakukan sekolah daring saja, akan tetapi ketika ujian semester barulah mereka dijemput oleh pihak sekolah untuk melaksanakan ujian sekolah dan melakukan kegiatan- kegiatan yang berupa keterampilan. sistem yang diadakan oleh pihak kepala sekolah yaitu harus melakukan sekolah shif- shifan (pergantian) dan maksimal dalam satu kelas 3/ 5 orang. Ketika setelah ujian mereka libur. Lebih banyak waktu di rumah dan orang tua belum tentu juga benar- benar memperhatikan perkembangan anak, kebutuhan anak dikarenakan orang tua sibuk sendiri.

Maka terhambat pula guru mengetahui faktor- faktor dari kurangnya percaya diri. Setelah diteliti oleh peneliti dan guru khusus tunanetra kita melakukan home visit langsung untuk benar- benar mengetahui apasih penyebab dari kurangnya percaya diri padahal mereka mempunyai bakat yang luar biasa.

Yang peneliti temukan ternyata faktor lingkungan,sebab pengaruh dari lingkungan biasanya menyebabkan kurang percaya diri karena selalu dibuly, selalu mendengarkan kata- kata yang buat anak tersebut down, sehingga timbulnya kurang percaya diri dan tidak ada motivasi dalam dirinya, terkecuali orang tua, guru, teman,keluarganya yang memberikan suport langsung.

Kepala sekolah mengatakan: Bahwa anak tunanetra jumlahnya cuman 3 orang saja,1 laki- laki dan dua perempuan salah satunya yang bernama ; a). Nur Alifa andriani dia adalah seorang anak berkebutuhan khusus dalam

kategori tunanetra low vision(lemah penglihatan) dia masih bisa melihat

(18)

satu jarak saja akan tetapi harus menggunakan bantuan kaca mata. Nur Alifah andriani sebenarnya dia memiliki bakat yang luar biasa seperti:

Menjahit ( tata busana)dan tilawatil qur’an. setelah jam pelajaran guru keterampilan menyuruh Nuralisa untuk melakukan praktek menjahit. dan malamnya belajar tilawah dibimbing oleh guru khusus tunanetra.3 b) Faizatunnafsia bakatnya menjahit dan memasak. c.) Adrian bakatnya komputer dan tilawah. Sama- sama memiliki kurang percaya diri dikarenakan faktor lingkungan,buly,faktor keluarga. Yang perlu dilakukan dalam menghadapi masalah seperti ini. Maka dari itu peneliti, menyusun suatu rumusan masalah yang dilihat sesuai dari fenomena di tempat penelitian. Sebagai beriku : tentang bagaimana pengembangan potensi anak tunanetra dan bagaimana metode yang efektif untuk meningkatkan pengembangan potensi anak tunanetra yang ada di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu.

Mengenai Potensi yaitu setiap manusia mempunyai potensi sejak lahir akan tetapi perlunya pendidikan khusus untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak tersebut baik anak normal maupun anak berkebutuhan khusus, bahwa tidak ada perbedaan antara anak yang kurang normal ( ABK) dan anak yang normal akan tetapi mempunyai pendidikan khusus untuk anak ( ABK).4

Mengenai pengembangan potensi anak tunanetra dimana potensi artinya kekuatan, kemampuan dan daya, baik yang belum, maupun yang

3Kepala Sekolah Observasi,wawancara pada tanggal 6 April 2021

4Said Hasan Asry, “Model Bimbingan Konseling Islam Bagi Siswa Tunanetra”, Al- Isyraq, Vol. 2, Nomor 1, Juni 2019, hlm 20.

(19)

sudah terwujud,tetapi belum optimal. Potensi merupakan suatu daya yang dimanfaatkan secara optimal. Oleh karna itu, yang menjadi tugas berikutnya bagi manusia yang berpotensi adalah bagaimana mendayagunakan potensi tersebut untuk meraih prestasi. yang perlu disiapkan oleh guru ialah metode – metode yang harus digunakan untuk mengembangkan potensi- potensi anak tunanetra seperti: belajar mengenal huruf brlien. Belajar mandi sendri, belajar menyanyi, belajar membaca al-qur’an, belajar tilawah, banyak sekali kreativitas yang bisa dipelajari oleh anak tunanetra akan tetapi guru harus butuh kesabaran, ketelatenan, konsisten dengan seiringi waktu potensi yang dimiliki akan optimal.5 Semua anak memiliki potensi tersendiri tidak ada yang membedakan terkecuali pendidikan khusus. Bahwasannya tunanetra di (SLB NEGERI 1 DOMPU) , mengalami kurang rasa percaya diri merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunanetra karena mereka beranggap merasa tidak bisa melakukan kegiatan seperti orang waras, sehingga rasa percaya diri yang baik perlu ditanamkan kepada anak asuh tunanetra di (SLB NEGERI 1 DOMPU). peneliti melihat bahwa anak tunanetra di (SLB NEGERI 1 DOMPU), ada beberapa anak yang masih belum mengoptimalkan potensi- potensi yang dimiliki dengan kurangnya rasa percaya diri selalu merasa tidak mampu, tidak bisa seperti anak normal, merasa malu, Maka dari itu peran guru, orang tua

5Heny kristiana, “Kegiatan pengembanagan Diri dalam Menggali potensi anak tunanetra”Konseling edukasi, IAIN Kudus, Vol .2, Nomor 1, Januari 2018, hlm. 5.

(20)

dalam menghadapi permasalahan seperti ini perlu menyiapkan metode dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.6

Berdasarkan dari masalah yang dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang.

” Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan Khusus (Tunanetra) Melalui Metode Bimbingan kelompok Di (SLB NEGERI 1 DOMPU) Tahun 2021”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021?

2. Bagaimana Metode yang efektif dalam meningkatkan pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus( tunanetra) di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021 ?

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra)di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021

b. Untuk mengetahui metode yang efektif dalam meningkatkan potensi pengembangan anak berkebutuhan khusus (tunanetra) di Sekolah Luar biasa Negeri 1 Dompu Tahun 2021

6Wahyu dewi yuliana”Pola pendidikan krakter kemandirian anak berkebutuhan khusus tunanetra pada panti asuhan tunanetra terpadu Aisyiah ponogoro” , Ilmiah mahasiswa, fakultas Keguruan Dan Ilmu pendidikan, Universitas Muhamadiyyah ponogoro, Vol. 3, Nomor 1, 2019. 5.

(21)

2. Manfaat

Secara umum, manfaat penelitian ini difokuskan kedalam dua kategori yakni manfaat akademis dan praktis. Adapun manfaat dari kedua kategori yang dimaksud adalah:

a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat melatih diri dan mengembangkan pemahaman serta kemampuan berfikir melalui penulisan ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi UIN Mataram. Dan penelitian ini diharapkan dapat memperkaryakan ilmu pengetahuan bagi peneliti seterusnya,Khususunya peneliti terkait mengenai konseling kelompok terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus

(tunanetra) di Sekolah Luar Bisa Negeri 1 Dompu.

b. Secara praktis 1) Bagi peneliti

Memberikan masukan bagi peneliti dalam rangka memahami penelitian. Selain itu, mengetahui sejauh mana bimbingan konseling terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) di SLB Negeri 1 Dompu

2) Bagi pembaca

Penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan refrensi yang bermanfaat bagi para mahasisiwa khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

(22)

3) Bagi pendidik

Dapat menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki anak tunanetra melalui proses konseling yang dilakukan.

4) Bagi lembaga

Peneliti ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh pengelolah SLB Negeri 1 Dompu agar kedepan nya lebih maju lagi.

D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian merupakan keseluruhan proses pemikiran dan pengetahuan yang matang tentang hal- hal yang dilakukan serta dapat pula dijadikan sebagai dasar penelitian, baik oleh penelitian itu sendiri maupun orang lain terhadap penelitian dan bertujuan untuk memberikan pertanggung jawaban terhadap langkah yang diambil. Berdasarkan pada konteks rumusan masalah, maka yang menjadi ruang lingkup penelitian ini adalah guru di sekolah ,pengasuh, dan peserta didik anak tunanetra di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu . Sedangkan objek penelitian ini adalah bentuk strategi dalam pengembangan potensi anak tunanetra oleh guru pembimbingnya.

2. Setting Penelitian

Lokasi yang penulis gunakan sebagai lokasi penelitian adalah Di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu. Alasan kenapa peneliti tertarik dalam meneliti di lokasi ini yaitu karena peneliti merasa lokasi ini

(23)

merupakan lokasi yang tepat. Pertama, dilihat dari lokasinya sangat strategis dan berbagai macam anak berkebutuhan khusus akan tetapi peneliti lebih fokus kepada anak tunanetra saja tidak meniliti semua anak- anak tuna yang lainnya. Kedua, menurut peneliti bahwa masalah yang diteliti belum ada yang meneliti secara khusus dalam kajian yang sama.

E. Telaah Pustaka

Telaah pustaka adalah penelusuran terhadap karya-karya ilmiah yang terdahulu terkait dengan penelitian yang hampir sama. Untuk menghindari duplikasi, pelagiasi agar menjamin keaslian dan keabsahan dari penelitian yang dilakukan maka disini penulis akan melampirkan beberapa judul yang berkaitan dengan yang diangkat peneliti.

1. Skripsi oleh Siti Novitasari, yang berjudul:” Evaluasi program yayasan Raudatul makfufin (Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dan juga bertujuan untuk mengkaji secara psifik apakah terdapat hubungan antara evaluasi program yayasan raudatul makfufin ( taman tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra., bahwa sangat berpengaruh oleh anak tunanetra terhadap program yang tidak sesuai dari potensi yang dimiliki maka dari itu peneliti lebih fokus melakukan evalusi program yang ada di Yayasan Raudatul Makfufin.

Dalam hal ini peneliti menggunakan desain observasi deskriptif.

Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa evaluasi program Yayasan

(24)

Raudatul Makfufin( taman tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra. Ada beberapa program yang tidak sesuai dari perencanaan awal maka dari itu peneliti menggunakan evaluasi input, evaluasi proses, evalusi hasil.

Adapun perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini terutama tempat penelitian (yayasan raudatul makfufin taman tunanetra di jakarta).

Perbedaan tersebut terletak pada deskripsi masalah, yang mana dalam penelitian ini mendeskripsikan tentang Evaluasi program yang ada di Yayasan Raudatul Makfufin (taman tunanetra) yang dimana sangat berpengaruh terhadap meningkatkan potensi anak tunanetra.7

Sedangkan yang akan peneliti deskripsikan yaitu bagaimana penerapan pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) dengan menggunakan bimbingan kelompok di SLB Negeri 1 Dompu.

2. Skripsi oleh Siti masitoh, yang berjudul”sistem pembelajaran pendidikan agama islam dan problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran pada siswa tunanetra Di SMPLB wantuwirawan Tahun pelajaran 2015/2016”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengkaji secara pesifik tentang”Sistem pembelajaran pendidikan agama islam dan problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran pada siswa tunanetra” dalam penelitian ini peneliti lebih fokus melakukan penelitian mengenai sistem pembelajaran pendidikan

7Siti novitasari”Evaluasi Program Yayasan Raudatul Makfufin ( Taman Tunanetra) dalam meningkatkan potensi kaum tunanetra,( Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan keguruan, jurusan pendidikan anak usia dini, Universitas Islam Negeri Banda Aceh, 2015), hlm 10.

(25)

agama islam dan prolematika yang di hadapi oleh guru dalam pembelajaran pada siswa tunanetra.

Dalam hal ini penelitian menemukan bahwa sangat penting pendidikan agama Islam dalam anak tunanetra karena didalam diri manusia Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, mengahayati, hingga mengimani ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Selain itu peneliti menemukan problematika pembelajaran yang dihadapi oleh guru seperti: a.) kurang percaya diri, b.) kesulitan belajar, c.) motivasi, d.) konsentrasi, e). pemahaman. Dan tidak mudah mengajarkan anak yang tidak normal akan membutuhkan fasilitas belajar dan kesabaran,ketelatenan dan tekun belajar sehingga bisa mencapai apa yang diinginkan. Guru juga sangat berpengaruh kecerdasan anak dan tingkah laku, guru adalah sebagai teladan ketika guru tidak memberikan contoh yang baik maka kemungkinan anak didiknya mengikuti.8

Adapun perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tempat penelitian (SLB WANTUWIRAWAN KOTA SALATIGA). Perbedaan tersebut terletak pada deskripsi masalah, yang dimana penelitian ini mendeskrisikan tentang “Sistem pembelajaran pendidikan agama islam

8Siti Masitoh” Sistem pembelajaran pendidikan agama Islam dan problematika yang di hadapi guru dalam pembelajaran pada siswa tunanetra Di SMPLB Wantuwirawan pada tahun 2015/2016,( Skripsi,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu keguruan,Jurusan pendidikan Agama Islam,Institut Agama Islam Negeri Saiatiga,2015 ), hlm. 14.

(26)

dan problematika yang dihadapi guru dalam pembelajaran pada siswa tunanetra” lalu persamaan dalam penelitian dengan yang diteliti yaitu sasarannya anak tunanetra.

Sedangkan yang akan peneliti deskripsikan yaitu bagaimana penerapan konseling terhadap pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok di SLB Negeri 1 Dompu.

3. Skripsi oleh Rosita “Pola pembinaan Anak Tunanetra Dalam Meningkatkan Kemandirian”(Studi kasus di sekolah Luar biasa Negeri (SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk mengkaji tentang”Pola pembinaan Anak tunanetra Dalam Meningkatkan kemandirian ( Studi kasus di sekolah luar biasa negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima) ”dalam penelitian ini peneliti lebih fokus melakukan penelitian mengenai”Pola pembinaan Anak tunanetra Dalam Meningkatkan kemandirian ( Studi kasus di sekolah luar biasa negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima)”

Dalam hal ini peneliti menemukan bahwa pola pembinaan anak tunanetra dalam meningkatkan kemandirian bahwa sangat penting di dalam jiwa mereka menanamkan rasa kemandirian dalam diri anak tersebut. Sedangkan pola pembinaan anak asuh adalah suatu cara pengasuh (pembinaan) anak baik dilakukan oleh orang- perorangan maupun

(27)

kelompok guna untuk membina anak yang berkebutuhan khusus guna meningkatkan kesejahteraan anak dan bisa mandiri di kemudian hari. Pola pembinaan adalah tata sikap dan perilaku orang tua, pengasuh dan Pembina kelangsungan hidup anak, pertumbuhan ,perkembangannya:

memberikan perlindungan kepada anak secara menyeluruh baik fisik, sosial spiritual untuk menghasilkan anak yang berkepribadian agar pola pembinaan merupakan aktifitas komples yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang terjadi secara individual dan serentak dalam mempengaruhi tingkah laku anak. Contoh pola pembinaa anak tunanetra seperti:pembinaan fisik, pembinaan mental, pembinaan sosial, pembinaan keterampilan. Sedangkan mengenai kemandirian orang yang tidak bergantung pada lingkunganya justru bergantung pada potensi dan kemampuan yang dia miliki, pendapat tersebut mengandung arti bahwa siswa mandiri adalah siswa yang memiliki sifat mental yang bertumpu pada potensi dan kemampuan sendiri tanpa bergantung pada orang lain. 9

Adapun perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu tempat penelitian (SLBN Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima) Perbedaan tersebut terletak pada deskripsi masalah, yang dimana penelitian ini mendeskrisikan tentang “Pola pembinaan Anak tunanetra Dalam Meningkatkan kemandirian ( Studi kasus di sekolah luar biasa negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima)”. Lalu

9Rosita” Pola Pembinaan Anak Tunanetra Dalam Meningkatkan Kemandirian( Studi Di Sekolah Luar Biasa Negeri ( SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima,( Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Mataram, 2017), hlm. 40.

(28)

persamaan dalam penelitian dengan yang diteliti yaitu sasarannya anak tunanetra.

Sedangkan yang akan peneliti deskripsikan yaitu bagaimana penerapan pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus (tunanetra) dengan menggunakan bimbingan kelompok di SLB Negeri 1 Dompu.

F. KERANGKA TEORI 1. Tunanetra

Tunanetra adalah individu yang memiliki gangguan pada mata ( indra penglihatan) sehingga dalam melakukan hal apapun penyandang tunanetra susah melihat sesuatu objek bahkan ada yang sampai tidak bisa melihat apapun. Penyandang tunanetra termaksud kedalam golongan anak berkebutuhan khusus yang memerlukan penanganan yang berbeda.10 Tunanetra memiliki keterbatasan dan penglihatan antara lain:

a. Tidak dapat melihat gerak tangan/tubuh pada jarak kurang dari 1 meter.

b. Ketajaman penglihatan 20/200 kaki yaitu ketajaman yang mampu melihat suatu benda pada jarak 20 kaki.

c. Bidang penglihatan tidak lebih luas dari 20.

Faktor yang menyebabkan terjadinya tunanetra ada dua yaitu:

a) Pre-natal

Faktor terjadi tunanetra pada masa pre-natal sangat erat hubungan pada masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan antara lain:

10Andika pratama”Pelaksanaan Pendidikan Keterampilan Komputer Bicara Bagi warga belajar Tunanetra di Lembaga Yayasan Sahabat Mata, (Skripsi, Jurusan pendidikan luar biasa, Fakultas Ilmu pendidikan,Universitas Negeri Semarang, 2017), hlm. 12.

(29)

1. Keturunan

Tunanetra disebabkan oleh faktor keturunan terjadi dari hasil perkawinan sedarah, sesama tunanetra atau mempunyai orang tua yang tunanetra akibat faktor keturunan antara lain “retinitis pigmentosa”

penyakit pada retinan pada umumnya merupakan keturunan. Penyakit ini sedikit demi sedikit menyebab mundurnya atau retina, gejala pertama biasa sukar melihat di malam hari, di ikuti oleh hilangnya penglihatan “repiferal”dan sedetik saja penglihatan pusat yang tertinggal. 11

2. Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan

Tunanetra yang disebabkan karena proses dalam kandungan dapat disebabkan oleh: Gangguan waktu ibu hamil.

a) Penyakit penahan seperti TBC, sehingga merusak sel-sel darah tertentu selama pertumbuhan janin dalam kandungan.

b) Infeksi atau luka yang dialami ibu hamil akibat terkena rubella atau cacar air, dapat menyebabkan kerusakan pada Infeksi karena penyakit kotor. Toxoplamosi, trachoma dan tumor, tumor dapat terjadi pada otak yang berhubungan pada indera penglihatan atau pada bola mata itu sendiri.

c) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebababkan ganguan pada mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.mata, telinga, jantung

11Iwan kurniawan”Implementasi Pendidikan bagi siswa Tunanetra Di sekolah Dasar Inklusi”. dalam jurnal, Vol. 04, Nomor 7, Juli 2015.hlm 6.

(30)

dan sistem susunan pada saraf pusat janin yang sedang berkembang.

d) Kurangnya vitamin tertentu, dapat menyebabkan ganguan pada mata sehingga hilangnya fungsi penglihatan.

b) Post-natal

Penyebab tunanetra terjadi pada masa post-natal dapat terjadi atau sejak bayi sudah lahir antara lain:

1. Kerusakan pada mata atau saraf mata pada waktu persalinan, akibat kebenturan alat-alat atau benda keras.

2. Pada waktu persalinan ibu mengalami penyakit gonorheo sehingga baksil gonorheo menular pada bayi, yang pada akhirnya setelah bayi lahir mengalami sakit akibat hilangnya daya penglihatan.

Mengalami penyakit mata yang menyebabkan tunanetra misalnya:

a) Xeropthalmia yakni penyakit mata akibat kekurangan vitamin A.

b) Trachomayakni penyakit mana karna virus chilimidhezoontrachomanis.

c) katarak yaitu penyakit mata yang menyerang bola mata sehingga lensa mata menjadi keruh, akibat terlihat dari luar mata yang putih.

d) Kerusakan mata yang disebabkan terjadinya kecelakaan. Seperti masuknya benda keras atau tajam, cairan kimia yang berbahaya, kecelakaan dari kendaraan dan lain-lain.. Karaterisrik tunanetra sebagai berikut:

(31)

1. Fisik

Keadaan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainya, perbedaan nyata dari mereka hanyalah terdapat pada organ penglihatannya. Gejala tunanetra yang dapat di amati dari segi fisik diantaranya:

a) Mata juling b) Sering berkedip

c) Menyipitkan mata , Kelopak mata merah d) Mata infeksi

e) Gerakan mata tak beraturan dan cepat f) Mata selalu berair

g) Pembekakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata 2. Prilaku

Ada berapa perilaku petunjuk dalam mengenal anak yang mengalami ganguan penglihatan secara dini, mengosok mata secara berlebihan.

a) Melindungi mata atau menutup mata sebelah, memiringkan kepala atau mencondongkan kepada kedepan.

b) Sukar membaca atau dalam melakukan pekerjaan yang lain yang sangat memerlukan pengunaan mata.

c) Berkedip lebih banyak dari pada biasanya atau lekas marah apabila melakukan suatu pekerjaan.

d) Membawa bukunya kedepan mata

(32)

e) Tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh f) Menyimpitkan mata atau mengkerutkan dahi

g) Tidak tertarik pada objek penglihatan atau pada tugas yang memerlukan pengliahatan seperti melihat gambar lainya.12 h) Janggal dalam bermain yang memerlukan kerja tangan dan

mata

i) Menghindar dari penglihatan yang memerlukan jarak yang agak jauh

3. Psikis

Secara psikis anak tunaetra dapat dijelaskan sebagi berikut:

a) Mental atau intelektual Intelektual atau kecerdasana anak tunanetra umumnya tidak berdeda jauh dengan anak normal kecendrungan IQ anak tunanetra ada pada batas atas atau sampai batas bawah, jadi ada anak yang sangat pintar, cukup pintar dan nada yang kurang teratur. intelegensi mereka lengkap yakni memiliki kemampuan, bedikasi, analogi, asosiasi dan sebagainya, mereka juga punya emosi negatif dan positif seperti sedih, gembira, punya rasa benci, kecewa, gelisa, bahagia dan sebagainya.

b) Sosial. Hubungan sosial yang pertama terjadi dengan anak adalah hubungan dengan ayah, ibu dan anggota keluarga lainya. Yang ada di lingkunagn keluarga kadang kala ada

12Ginanjar Rohmat”Penyesuaian Diri Anak Tunanetra Di Sekolah (Studi Kasus Di SMP Ekakapti Karangmojo Dan SLB Baktipu Ngawis)”(Skripsi,Fakultas Ilmu pendidikan,jurusan sekolah luar biasa,Universitas Negeri Yogyakarta,2017),hlm.15-16.

(33)

orang tua dan anggota keluarga yang tidak siap menerima kehadiran anak tunanetra, sehingga muncul ketegangan, kegelisahan di antara keluarga. Akibat dari keterbatasan rangsangan visual untuk menerima perlakuan lain terhadap dirinya.

c) Tunanetra memiliki hambatan dalam perkembangan kepribadian dengan timbulnya beberapa masalah antara lain:

1. Perasaan mudah tersinggung. Perasaan mudah tersinggung dapat disebabkan oleh terbatas rangsangan visual yang diterima. Pengalaman sehari-hari selalu menumbuhkan kecewa menjadi seorang tunanetra yang emosianal.

2. Ketergantungan yang berlebihan. Ketergantungan ialah sikap yang tidak mau mengatasi kesulitan diri sendri, cenderung mengharapkan pertolongan orang lain, anak tunanetra harus diberikan kesempatan untuk menolong dirinya sendiri, berbuat dan bertanggung jawab. Kegiatan sederhana seperti makan, minum, mandi, berpakaian, dibiasakan melakukan sendiri sejak kecil.13

2. Pengembangan Potensi Anak Berkebutuhan khusus (Tunanetra) a. Pengembangan

Pengembangan adalah suatu proses atau langkah- langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang

13Rosita”Pola Pembinaan Anak Tunanetra Dalam Meningkatkan Kemandirian( Studi Di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Desa Runggu Kecematan Belo Kabupaten Bima, (Skripsi, Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi,Universitas Islam Negeri Mataram, 2017), hlm .28.

(34)

telah ada maka dari itu munculah suatu pengembangan diri, arti dari pengembangan diri adalah Ilmu yang berhubungan dengan cara mengembangkan potensi diri sendiri. Pengembangan diri ini berhubungan dengan diri sendiri bukan dengan orang lain. Potensi diri maksudnya adalah sesuatu yang kita punya yang merupakan kekuatan dan belum tergali secara maksimal. Selain itu dijelaskan,bahwa pengembangan kepribadian menurut islam merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memaksimalkan daya- daya insaninya, agar ia mampu realisasi dan aktualisasi diri lebih baik lagi. Sehingga memperoleh kualitas hidup di dunia maupun di akhirat.14

b. Potensi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan bahwa kata potensi artinya kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dapat dikembangkan. Potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik. Sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri- ciri proses fisik, prilaku dan psikologis yang dimiliki.Potensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar dari sesuatu yang masih terpendam didalamnya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam diri sesuatu tersebut. Dengan demikian potensi diri manusia adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia yang

14Heny Kristiana rahmawati” Kegiatan pengembangan diri Dalam menggali potensi Anak tunanetra Di panti Tunanetra Aisyiyah Ponogoro”,edukasi,IAIN Kudus, Vol .2, Nomor 1, 2018.

(35)

masih terpendam di dalam dirinya yang menunggu untuk diwujudkan menjadi suatu manfaat nyata dalam kehidupan diri manusia. Adapun Potensi-potensi Anak yang harus dikembangkan Potensi diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem mahluk ciptaan Allah SWT lainya, seperti binatang, malaikat, jin, iblis, dan setan. Apabila didentifikasikan, potensi yang telah ada pada diri manusia adalah akal pikiran (otak), hati, dan indera sesuai dengan Q.S Al-Mulk ayat 23

ََنوُر ُك ْشَت ا َم الًي ِل َق ۖ َة َدِئْفَ ْالْ َو َراَصْبَ ْالْ َو َعْم َّسلا ُمُكَل َلَعَجَو ْمُكَأ َشْنَأ يِذَّلا َوُه ْلُق

Artinya : Katakanlah: "Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur

Penjelasan: Ayat tersebut diatas menjelaskan tentang perintah untuk mensyukuri potensi yang diberikan (pendengaran,penglihatan, dan hati pikiran). Potensi apapun pada diri manusia mempunyai fungsi masing-masing dapat tumbuh dan berkembang baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama baik disengaja maupun secara alami. Sesuai dengan potensi diri yang telah Allah SWT berikan kepada manusia, konsekuwensi logisnya adalah manusia harus memanfaatkan dan mengaktualisasikan semaksimal mungkin dalam kehidupanya.

Dalam kondisi tertentu kadang-kadang potensi anak, baru terlihat dengan jelas. Oleh sebab itu potensi yang dimiliki oleh anak dapat

(36)

berkembang dengan baik apabila ada dukungan dari orang tua. Potensi anak tidak hanya berwujud hal-hal yang bersifat intelektual saja. Ada banyak potensi yang harus dikembangkan oleh orang tua sehingga anak mempunyai bekal yang cukup untuk mengembangkan dirinya terutama meneruskan tugas perkembangan di usia selanjutnya. Maka dari itu orang tua sebaiknya mengenal betul bagaimana dan apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi anak. Adapun potensi- potensi anak tunanetra yang harus dikembangkan sebagai berikut:

1) Potensi intelektual

Inteligensi atau kemampuan intelektual merupakan potensi bawaan (Potenstial ability) yang dikaitkan dengan keberhasilan anak dalam bidang akademik di sekolah. anak yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi atau IQnya tinggi diprediksi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula begitu juga sebaliknya, bila anak yang memiliki kecerdasan intelektual yang rendah atau IQ nya rendah diprediksi akan memiliki prestasi belajar yang rendah.Memang potensi intelektual ini cenderung lebih mudah untuk dilihat perkembangannya dan dijadikan indikator keberhasilan. Misalnya, anak duduk di kelas satu SD seharusnya ia sudah dapat berhitung secara sederhana tetapi ternyata ia tidak dapat melakukan dengan baik sering kali dengan mudah dikatakan bahwa anak tersebut mengalami hambatan

(37)

dalam potensi intelektual. Padahal mungkin bukan karena intelektualnya yang tidak berpotensi. Artinya, ada faktor lain yang mempengaruhi selain intelektual. Potensi intelektual tidak hanya terbatas pada kemampuan berhitung, membaca, ataupun mengingat.15

2) Potensi Emosional

Mungkin kita pernah melihat bagaimana seorang anak tetap dapat menunjukkan potensinya meskipun situasi yang ada menurut kita kurang mendukung. Ketika ada seorang anak yang mampu memberikan senyuman kepada setiap orang, paling tidak hal itu menunjukkan kecenderungan bahwa secara emosional anak tersebut efektif.

3) Potensi Sosial.

Potensi ini harus dikembangkan di dalam diri anak karena pada dasarnya dengan potensi ini anak akan mempunyai keterampilan dalam membina relasi atau berhubungan dengan orang lain. Perlu dipahami bahwa pada hakikatnya untuk dapat berkembang dengan lebih optimal lagi seorang anak harus berani melakukan sosialisasi dengan orang lain. Melalui sosialisasi dengan orang lain seorang anak akan dilatih untuk berani menghadapi berbagai macam tipikal orang yang berbeda dengan dirinya.

15Yhuphi Maya Hapsari”Identifikasi Potensi Dan Pengembangan Program Pemberdayaan Komunitas Waria Di Kota Yogyakarta”,dalam http://potensidiri.

blogspot.com/diakses tanggal 18 juni 2021, pukul17.31

(38)

4) Potensi Moral

Potensi moral adalah faktor yang sangat mendasar dan perlu dikembangkan dalam diri anak. Potensi moral ini akan memberikan pengertian kepada anak mengenai sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan karena bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran ataupun kebaikan. Potensi moral yang dimiliki anak akan mendorong anak untuk berani mengambil keputusan terhadap sesuatu yang benar dan yang salah. Anak mempunyai benteng dalam dirinya untuk berani menolak hal-hal yang dapat menghancurkan dirinya.16

3. Bimbingan kelompok

Layanan Bimbingan kelompok adalah sebagai usaha yang dilakukan untuk mencegah berkembangnya masalah kesulitan pada diri konseli. Isi dari kegiatan ini terdiri atas penyampaian informasi yang berkenaan dengan masalah pendidikan,pekerjaan, pribadi dan masalah sosial yang disajikan dalam bentuk pelajaran.17 Menurut Romlah bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai kemampuan, bakat, minat,serta nilai- nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam suasana kelompok. Sedangkan menurut sukardi layanan bimbingan kelompok dimaksudkan untuk memungkinkan siswa

16 Putra sagardi”Macam-macam Potensi”,dalam https://adykenzy.blogspot.com.id.

/diakses tanggal 19 juni 2021,pukul 8.30

17Ulul Azam”Bimbingan Dan Konseling Perkembangan Disekolah”, (Yogyakarta : CV Budi Utama,2016) hlm.22

(39)

secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari sumber ( terutama guru pembimbing) yang bermanfaat untuk kehidupan sehari- hari baik sebagai individu maupun sebagai pelajar,anggota keluarga dan masyarakat18 Dalam layanan bimbingan kelompok mempunyai model:

a. Model kelompok dalam layanan Bimbingan kelompok

Alam penyelenggaraan bimbingan kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas, kelompok tugas :

1). Kelompok bebas

Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaannya dalam kelompok, Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok.

2). Kelompok tugas

Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah dan isi kegiatannya tidak ditentukan oleh anggota, melainkan diarahkan kepada penyelesaikan tugas. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh para anggota kelompok.19

18Sri Narti”Kumpulan Contoh Laporan Hasil Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling”, ( Yogyakarta: CV Budi Utama,2019) hlm. 13

19Ega novia Amanda”Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Informasi terhadap minat belajar peserta didik kelas VIII Mts Al-hikmah Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018”(Skripsi, Jurusan bimbingan konseling,Fakultas tarbiyah dan keguruan,Universitas Islam Negeri Raden Intang Lampung,2018), hlm 18

(40)

b. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Ada tiga komponen penting dalam kelompok yaitu suasana kelompok, anggota kelompok dan pemimpin kelompok.

1.) Suasana Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam bimbingan dan konseling disekolah. Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli ( Guru pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu.Para Ahli menyebutkan ada lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam menilai apakah kehidupan sebuah kelompok tersebut baik atau kurang baik yaitu:

a. Adanya saling hubungan yang dinamis antara anggota b. Memiliki tujuan bersama

c. Hubungan antara besarnya kelompok ( banyak anggota) dan sifat kegiatan anggota

d. Itikad dan sikap terhadap orang lain e. Kemampuan mandiri.

G. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang teratur dan signifikan untuk melakukan suatu kegiatan, yang salah satunya adalah pelaksanaan penelitian. Metode dimaksudkan agar penelitian dapat mencapai hasil yang optimal.

(41)

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam menyusun Skripsi ini yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif, pendekatan yang digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kualitatif disebut juga dengan naturalistik atau alamiah karena situasi lapangan penelitian yang bersifat natural (wajar), apa adanya, tidak dimanipulasi, diatur dengan eksperimen.Selanjutnya penulis mendeskripsikan tentang objek secara sistematis dan mencatat

`semua hal yang berkaitan dengan gambaran yang menyeluruh tentang

Pengembanganpotensi Anak berkebutuhan khusus

(Tunanetra) di Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu ”.Data tersebut di dapatkan dari naskah, wawancara, catatan lapangan , alat perekam dan dokumen resmi lainnya.

2. Jenis dan sumber data a. Jenis data

Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu, data primer dan data sekunder.

1) Sumber data primer, yakni sumber atau informasi data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian sebagai sumber informasi yang dicari. Data ini disebut juga dengan data tangan pertama atau data yang langsung berkaitan dengan obyek riset.

Biasanya kita sebut dengan responden. Data atau informasi yang

(42)

diperolehmelalui observasi dan wawancara. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yang ada di (SLB Negeri 1 Dompu) adalah anak tunanetra, pengasuh, guru, teman sebaya.

2) Sumber data sekunder, yakni data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.

Dalam studi ini data sekunder atau data pendukung adalah dokumentasinya. Dalam penelitian ini sumber dan jenis data ditentukan secara purposive sampling, yaitu salah satu tekhnik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian.

Secara bahasa, kata purposive berarti sengaja, jadi kalau sederhananya purposive sampling berarti tekhnik pengambilan sampel yang diambil karena ada pertimbangan tertentu. Jadi, sampel tidak diambil secara acak, tapi ditentukan oleh peneliti, yang dimana dalam purposive sample ini peneliti akan meneliti di SLB Negeri 1 Dompu, yakni dengan ditentukan secara purposive sampling dengan mempertimbangkan tujuan penelitian.20

3) Sumber Data

Sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh, yang dimaksud dengan subyek di sini yaitu bisa berupa informasi, situasi atau kejadian dan waktu.

Sumber data dalam penelitian ini adalah pihak yang ada di SLB Negeri 1 Dompu . Adapun jumlah sumber data yang dijadikan

20Alkausarni” Metodelogi Penelitian Kualitatif”dalam http://muhammadnaskhihul.

blogspot.com.id. /diakses tanggal 19 juni 2021,pukul 10.20.

(43)

responden dibatasi, karena yang dibutuhkan adalah diperolehnya esensi persoalan yang diteliti, bukan pada banyaknya responden.

Penentuan responden dilakukan dengan pertimbangan bahwa responden tersebut mampu memberikan informasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

4) Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian ini, maka metode pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa metode yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang dijadikan objek pengamatan. Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya kegiatan yang diamati. Metode pengumpulan data observasi terbagi menjadi dua katagori, yaitu observasi partisipan dan non partisipan:

1) Observasi partisipan: Dalam observasi partisipan, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati.

(44)

2) Non partisipan: yaitu, observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.21

Jadi observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, observasi non partisipan, karena dimana peneliti tidak terlibat dengan kegiatan sehari-hari dalam melaksanakan bimbingan konseling bagi anak yang berkesulitan belajar. Melainkan peneliti hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan dalam terkait bimbingan dan konseling bagi anak tunanetra dalam pengembangan potensi di SLB Negeri 1 Dompu .22

b. Interview atau wawancara

Interview atau wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab melalui percakapan tatap muka dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban pertanyaan tersebut.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telpon.

1) Wawancara terstruktur

21 Sugiyono”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D” (,Bandung: Alfabeta, 2011,) hlm . 145.

22Ibid., hlm 146

(45)

Dalam wawancara terstuktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dan juga pertanyaan disusun dengan ketat yang diajukan sama untuk setiap subjek. Dan pada wawancara terstruktur ini pula, pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data.23

2) Wawancara tidak terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas.

Peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting dari masalah yang ingin digali dari responden.24

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur, yang di mana peneliti bertanya kepada responden secara terbuka mengenai hal yang peneliti akan teliti. Peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang

23Burhan bugin”Metodologi Penelitian Kualitatif” (, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015,) hlm. 156.

24 Ibid., hlm 157.

(46)

akan diperoleh, sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.

berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan, yaitu untuk mengetahui bimbingan konseling terhadap anak tunanetra dalam pengembangan potensi anak tunanetra.

c. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan tekhnik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen- dokumen sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Jadi, dokumentasi peneliti digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis ataupun gambar. Dalam hal ini dokumen digunakan sebagai sumber data karena dokumen dapat dimanfaatkan dalam membuktikan, menafsirkan, dan meramalkan dalam suatu peristiwa. Serta dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah Terlalu bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya momumental.25

H. Tekhnik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis data. Analisis data adalah proses mencari, menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara

25Ibid.,hlm 140.

(47)

mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit- unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

1. Keabsahan Data

Keabsahan data merupakan salah satu strategi peneliti dalam membuktikan bahwa data yang diperoleh valid dan akurat.

a. Memperpanjang waktu kehadiran

Pada prinsipnya, peneliti berkeyakinan bahwa semakin banyak tingkat kehadiran dalam mencari data maka semakin mempermudah dalam memperoleh hasil penelitian yang optimal, peneliti berusaha konsisten dalam hal kehadiran di lokasi penelitian sehingga diperoleh data yang menyeluruh dan akurat.

b. Kecukupan refrensi

Referensi yang dimaksud adalah yang mempunyai relevansi dengan penelitian tentang metoe bimbingan kelompok terhadap pengembangan potensi anak tunanetra. Dengan refrensi yang cukup ini dipandang sangat perlu guna untuk kesempurnaan penelitian ini.

Oleh karena itu, peneliti selalu berupaya untuk memperbanyak refrensi sehingga data atau informasi yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara cerdas dan ilmiah.

c. Pembahasan teman sejawat

(48)

Teknik pemeriksaan atau pembahasan sejawat dimaksudkan sebagai cara pengecekkan data temuan yang mendiskusikan dengan sejawat, sehingga temuan dimaksud memiliki derajat keabsahan.

Teknik ini dipakai untuk menjamin bahwa data-data berupa catatan- catatan atau teks serta opini yang dihasilkan dari wawancara terhadap responden.Penggunaan teknik ini memungkinkan peneliti bersifat terbuka terhadap hasil-hasil dan interpretasinya menerima kritikan- kritikan dari luar yang berkaitan dengan data-data hasil temuan.

I. Sistematik Pembahasan

1. BAB I : Pendahuluan terdiri dari atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

2. BAB II : Paparan Data dan Temuan, diungkapkan seluruh data dan penelitian. Dalam hal ini, peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan menahan dirinuntuk mencampuri fakta terlebih dahulu.

3. BAB III : Pembahasan, dibagian ini pembahasan ini diungkapkan proses analisis terhadap temuan penelitian. Sebagaimana dipaparkan di BAB II berdasarkan prespektif penelitian atau kerangka teoritik sebagaiman diungkap dibagian pendahuluan.

4. BAB IV : Penutup, berisi kesimpulan dan saran

(49)

35 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sesuai dengan objek yang penulis teliti maka penulis memberikan gambaran umum tentang SLBN 1 DOMPU . Dalam beberapa hal yang berkenaan dengan pembahasan ruang lingkup skripsi ini:

1. Sejarah SLBN 1 DOMPU

Sebelum menjadi SLBN 1 Dompu dulu bernama SDLB tempat nya di Bali 1 didirkan pada tahun 1982 dan mulai digunakan pada tahun 1983, Latar belakang dari adanya Sekolah Luar Biasa di Bali 1 dulu banyak sekali anak yang cacat seperti: tunanetra, tunangrahita,tunarungu, autis,tunadksa. Lalu, SD Luar Biasa di bali 1 di pindahkan belakang terminal Ginte dan disana fasilitas sekolah sudah dikategorikan lengkap.

Pada tahun 2017 sekolah tersebut sudah menjadi Negeri, Sekolah Luar Biasa satu- satunya di Dompu yang sudah Negeri adalah SLB 1 Dompu.

Adapun struktur organisasi Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu sebagai berikut:

(50)

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH LUAR BIASANEGERI1 DOMPU 1 Komite sekolah

Kepala sekolah

Nurbaya

Muhammad Yamin 2 Kepala tata usaha Astuty Addinurrahman,SE 3 Wakil kepala sekolah:

Wakasek kesiswaan Wakasek Sarpras Wakasek Humas Wakasek Kurikulum

Arifuddin,S.Pd

Uswatun Hasanah,S.Pd Mukhtar ,S.Pd

Agus Mulyadi Zulmy Amaliah,S.Pd 4 Kordinator SAT. TKLB

Kordinator SAT.SDLB Kordinator SAT.SMPLB Kordinator SAT .SMALB

Siti Arbiah,S.Pd

Humairah Ma’mun,S.Pd Emeh Nurrahmah,M.Pd Agus Mulyadi

5 Koordinator Progsus tunanetra Koordinator Progsus tunarungu Koordinator Progsus tunagrahita Koordinator Progsus tunadaksa Koordinator Progsus autis Koordinator Progsus tunaganda

Rustam efendi,S.Pd Ambun Surianingsih, S.Pd Muhammad Sofyan, S.Pd Anwar, S.Pd

Siti dahlia, S.Pd Wahyuddin, S.Pd 6 Guru- guru - 7 Staf tata usaha - 8 Peserta didik -

(51)

2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi

Unggulan dalam prestasi dan seni terampil. Dan mandiri dalam aktivitas berdasarkan iman dan takwa

b. Misi

1. Melaksanakan pembelajaran keagamaan sesuai keyakinan dan kepercayaan

2. Melaksanakan pembelajaran serta aktif

3. Melaksanakan pembelajaran kecakapan hidup (life skill)

4. Membimbing dan melatih antara warga sekolah,Masyarakat dan pemerintah.26

c. Identitas Sekolah SLBN 1 DOMPU Tabel : 1.127 Tabel Identitas Sekolah

Status sekolah Negeri

Alamat sekolah Ginte

Kelurahan/Desa Kandai dua

Kecamatan Woja

provinsi Nusa tenggara Barat

Email slbn01.ompu@gmail.com

Website http://slbn.dompu

26 Dokumentasi, Profil sekolah pada tanggal 04 April 2021

27 Profil sekolah pada tanggal 05 April 2021

(52)

Jenjang akreditasi A : Nomor Lb 00995 Tgl : 24 Desember 2013

Tahun 2007

Status Tanah Milik

Luas tanah 10,536M2

Program pembangunan Bantuan

3. Keadaan peserta didik

a. Jenis anak berkebutuhan khusus 1) Tunanetra

2) Tunarunggu 3) Tunagrahita 4) Tunadaksa 5) Hiperaktif 6) Down sindrom 7) Tunalaras 8) Autis

b. Jenjang pendidikan 1) SD SLBN 2) SMP SLBN 3) SMA SLBN

(53)

c. Kelas Karya

Kelas karya adalah tempat pelatihan keterampilan bagi peserta didik dari Anak SD SLBN sampai SMA SLBN , agar mereka hidup mandiri di sekolah maupun di lingkungan sosial dan masyarakat nantinya.

4. Jumlah peserta didik

Tabel 1.228

Tabel Jumlah Peserta Didik

Tunanetra 3

Tunarungu 30

Tunagrahita 27

Tunadaksa 10

Autis 19

Tunalaras 10

Hiperaktif 2

Down Sindrom 3

Jumlah 104

28Dokumentasi pada tanggal 7 April 2021

(54)

5. Keadaan peserta tenaga pendidik a. Keadaan peserta pendidik

Tabel 1.3

Tabel Keadaan Peserta Tenaga Pendidik

Guru PNS 22

Guru Honor 7

Guru tidak tetap -

Guru Bantu -

Jumlah 29

b. Kondisi tenaga pendidik

Tabel 1.4 29

Tabel Kondisi Tenaga Pendidik

1 S1 23

2 S2 3

3 D3 3

4 Jumlah 29

c. Sarana dan Prasarana

Ada beberapa sarana yang ada di SLBN 1 Dompu yaitu sebagai berikut:

29 Dokumentasi Sekolah luar biasa Negeri 1 Dompu pada tanggal 7 April 2021

(55)

1). Sistem Pembelajaran a. Mata Pelajaran Umum

Yang dimana seluruh anak ABK belajar mata pelajaran umum. Bagi anak SDLB,SMPLB,SMALB. Kelompok A,B,C artinya merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan potensi sikap, potensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara dan acuannya yang dikembangkan oleh pusat langsung. Mapel pertama pendidikan Agama dan budi pekerti, waktu jam mengajar 4 jam perminggu di setiap kelas dari kelas 1-6. Mapel kedua pendidikan pancasila dan kewarganegaraan waktu jam mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Mapel ketiga bahasa Indonesia, waktu jam mengajar 4 jam perminggu di setiap kelas. Mapel keempat Matematika waktu jam mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Mapel kelima Ilmu pengetahuan waktu mengajar 2 jam perminggu dari kelas 4-6. Mapel keenam Ilmu pengetahuan Sosial waktu menjagar 2 jam perminggu dari kelas 4-6.Kategori kelompok B Mapel tersebut merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni yang muatan

(56)

lokal. Mapel seni budaya waktu mengajar 12 jam perminggu disetiap kelas.30 Mapel Pendidikan jasmani dan kesehatan waktu mengajar 2 jam perminggu disetiap kelas. Masuk kategori kelompok c. berupa program kebutuhan khusus yang diberikan sesuai dengan kekhususan peserta didik program kebutuhan khusus untuk:

1) Tunanetra Adalah pengembangan orientasi, Mobilitasi,Sosial dan komunikasi

2) Tunarungu adalah pengembangan komunikasi,presepsi bunyi,dan irama

3) Tunagrahita adalah pengembangan Diri

4) Tunadaksa adalah pengembangan diri dan gerak

5) Autis berupa pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku.

b. Komunikasi

1). Memiliki jaringan telepon 2). Memiliki Email

3). Memiliki website

4). Memiliki Operator sekolah

30Dokumentasi Sekolah Luar biasa Negeri 1 Dompu pada tanggal 8 April 2021

Gambar

Tabel 1.1 Identitas Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu  Tabel 1.2 Jumlah Peserta didik
Tabel Prasarana Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Dompu  1  Ruang kepala sekolah   1

Referensi

Dokumen terkait

(Sekolah biasa yang mengakomodasi peserta didik baik anak normal maupun anak berkebutuhan

Abstrak: Pengembangan Kapasitas Sekolah Luar Biasa untuk Meningkatkan Pelayanan Pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus di SDLBN Kedungkandang

Belum adanya suatu wadah yang meberikan pelayanan yang lengkap dari segi terapi dan akademik untuk pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus di kota

Penelitian lain yang dilakukan oleh Rifqi (2017) yang berjudul Pendidikan Seni Musik Untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Dasar Luar Biasa Galuh Handayani

27 Dedy Kustawan, Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus, hlm.. dengan menerapkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu anak berkebutuhan

Bimbingan karir anak berkebutuhan khusus di Sekolah dasar dimaknai sebagai sebuah usaha untuk mengarahkan anak berkebutuhan khusus untuk dapat memahami potensi dirinya,

Anak berkebutuhan khusus adalah istilah terbaru yang dipakai untuk penyebutan selain istilah anak cacat, anak tuna, anak berlebihan, anak menyimpang, anak luar biasa, dan atau sering

Pada dasarnya anak berkebutuhan khusus adalah unsur yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia di Sekolah Luar Biasa Bhakti Luhur sebagai tujuan utama atau sasaran pembangunan