BAB I PENDAHULUAN
G. Metode Penelitian
Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah- langkah dalam mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu. Jadi metode penelitian adalah cara sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan. Metode penelitian biasanya mengacu pada bentuk-bentuk penelitian. 47
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan data yang tidak menggunakan angka yang hanya dalam bentuk pernyataan atau berupa kata-kata.48 Berdasarkan judul skrispsi peneliti, jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian studi kasus. Jenis penelitian studi kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
45 Ibid., hlm. 9.
46Sry Ahyani, “Pertimbangan Pengadilan Agama atas Dispensasi Pernikahan Usia Dini Akibat Kehamilan Di Luar Nikah”, Wawasan Hukum, Vol. 34, No. 1, Februari 2016, hlm. 40.
47 Rifa’I Abubakar, Pengantar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2021), hlm. 1.
48 Ibid., hlm. 7.
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang medalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. 49
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum empiris atau metode penelitian yuridis empiris merupakan metode “penelitian hukum yang mengkaji ketentuan hukum yang berlaku serta apa yang terjadi dalam kenyataan di masyarakat atau penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya yang terjadi di masyarakat, dengan maksud menemukan fakta- fakta yang dijadikan data penelitian yang kemudian data tersebut dianalisis untuk mengidentifikasi masalah yang pada akhirnya menuju pada penyelesaian masalah.50
Penelitian Hukum Empiris adalah “suatu metode penelitian hukum yang menggunakan fakta-fakta empiris yang diambil dari perilaku manusia, baik perilaku verbal yang didapat dari wawancara maupun perilaku nyata yang dilakukan melalui pengamatan langsung. Penelitian empiris juga digunakan untuk mengamati hasil dari perilaku manusia yang berupa peninggalan fisik maupun arsip, penelitian hukum empiris didasarkan pada bukti yang diperoleh dari pengamatan atau pengalaman dan dianalisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif”.51
49 Pupu Saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Equilibrium, Vol. 5, No. 9, Januari- Juni 2009 : 1-8, hlm. 6.
50 Kornelius Benuf, Muhamad Azhar, “Metodologi Penelitian Hukum sebagai Instrumen Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer”, Gema Keadilan, Volume 7, Edisi 1, Juni 2020, hlm. 27.
51 Ibid., hlm. 28.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaannya di lokasi penelitian mutlak diperlukan. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian perlu digambarkan secara eksplisit dalam laporan penelitian.52
Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneiti di lapangan sebagai pengamat penuh. Oleh karena itu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.
Kehadiran penelitian peneliti di lapangan sudah diketahui oleh subjek atau informan dengan menggunakan surat izin penelitian.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti guna untuk mendapatkan data yang akurat atau informasi-informasi mengenai penelitian ini yang menjadi objek penelitian. Lokasi yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah di Pengadilan Agama Ende.
Adapun alasan memilih lokasi penelitian ini adalah dikarenakan pada Pengadilan Agama Ende terdapat beberapa perkara pengajuan dispensasi nikah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan karena semakin banyak remaja yang ingin menikah.
4. Sumber Data
Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini mencakup sebagai berikut :
52 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi UIN Mataram, Mataram: UIN Mataram, 2021, hlm. 29.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh oleh sumber pertama yang pengumpulannya dilakukan sendiri dari objek/obyek penelitian secara langsung seperti wawancara dan observasi.
Peneliti menggunakan data ini karena peneliti langsung mewawancarai hakim yang berada di Pengadilan Agama Ende dan Panitera yang menangani permohonan Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Ende.
b. Data Sekunder
Data ini merupakan sumber data kedua yang digunakan oleh peneliti sebagai penambahan informasi sekaligus membantu dalam menyusun skripsi. Data-data ini antara lain seperti, dokumntasi- dokumentasi resmi, buku-buku yang sesuai dengan judul penelitian, skripsi, tesis, disertasi, jurnal dan peraturan perundang-undangan terkait tema penelitian.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Proedur pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan terkait skripsi ini.
Adapun prosedur pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi (Pengamatan)
Pengamatan dan pencatatan terhadap fakta-fakta yang dibutuhkan oleh peneliti. Observasi adalah dasar ilmu pengetahuan,
karena para ilmuan bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang dihasilkan melalui kegiatan observasi.53
Observasi dikategorikan ke dalam: Pertama, observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti apabila ia sendiri terlibat secara langsung dalam kegiatan subjek yang di observasi. Kedua, observasi non partisipasi ialah apabila peneliti melakukan observasi, tetapi ia sendiri tidak melibatkan diri dalam akivitas yang dilakukan oleh subjek penelitian.54 Observasi pada penelitian ini adalah observasi non partisipasi karena peneliti tidak menyaksikan serta melibatkan diri sendiri terhadap aktifitas yang dilakukan oleh subjek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengamati pengajuan dispensasi kawin dan pertimbangan hakim terkait dispesnasi kawin pasca berlakunya undang-undang nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan atas undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan di Pengadilan Agama Ende sesuai dengan penjelasan panitera dan hakim.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.55 Dengan penelitian ini, peneliti langsung mewawancarai hakim yang ada di
53 Ibid., hlm. 90.
54 Ibid.
55 Ibid., hlm. 67.
Pengadilan Agama Ende dan Panitera yang menangani permohonan dispensasi kawin di Pengadilan Agama Ende.
Alasan penentuan informan sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Hakim yang berada di Pengadilan Agama Ende
b. Hakim tunggal yang menangani perkara permohonan Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Ende
c. Panitera yang mengangani pengajuan permohonan Dispensasi Kawin di Pengadilan Agama Ende
d. Panitera yang menjadi Panitera pengganti pada saat persidangan di Pengadilan Agama Ende.
Table 3. Bentuk pertanyaan untuk hakim dan panitera yang berada di Pengadilan Agama Ende.
No Narasumber Pertanyaan
1 Panitera
1. Bagaiamana pengajuan dispensasi kawin pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan atas Undang- Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan di Pengadilan Agama Ende?
2. Berapa lama proses pengajuan permohonsn dispensasi kawin
2 Hakim
1. Apa tujuan dari permohonan dispensasi kawin?
2. Apa saja yang diperiksa dalam persidangan permohonan dispensasi kawin?
3. Apa saja yang menjadi faktor penyebab /alasan-alasan pengajuan permohonan dispensasi kawin?
4. Bagaimana pertimbangan hakim PA Ende dalam mengabulkan permohnan dispensasi kawin?
5. Berapa lama menangani sidang permohonan dispensasi kawin?
6. Apa saja masalah yang ditemukan pada saat menangani permohonan dispensasi kawin?
7. Bagaimana penerapan aturan-aturan tentang dispensasi kawin?
c. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. 56 Dokumentasi yang digunakan pada penelitian ini adalah arsipan data pengajuan permohonan dispensasi kawin untuk 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah berlakunya undang-undang nomor 16 tahun 2019 yaitu pada tahun 2017-2022.
6. Teknik Analisi Data
Prosedur analisis data kualitatif mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
56 Resky Handayani,“Tinjauan Yuridis terhadap Permohonan Dispensasi Nikah”, (Skripsi, fakultas Syariah dan Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, Bone, 2020), hlm.
14.
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaranyang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
b. Data Display (Penyajian Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Penyajian data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 57
c. Conclution Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)
Penarikan kesimpulan dalam penelitian jenis ini adalah penemuan terbaru yang belum pernah diteliti lebih lanjut. Penemuan ini berupa deskripsi maupun gambaran objek penelitian. 58
7. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, uji keabsahan data dilakukan melalui dua cara yaitu trianggulasi dan member cek.
a. Trianggulasi
Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik yang ada dan sumber
57 Ibid., hlm. 15.
58 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2018), hlm. 231.
data yang ada. Maka sebenarnya peneliti telah melakukan pengujian kredibelitas data sekaligus mengumpulkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi data, yaitu menggabungkan data hasil observasi dengan data wawancara atau dengan data dokumentasi.59
b. Member chek
Member cek adalah pengecekan data yang diberikan dari pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan pemberi data.60