PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia telah diundangkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang menjelaskan tentang batasan usia perkawinan bagi calon suami dan calon istri yang sama-sama berusia 19 tahun untuk melakukan ikatan perkawinan. Namun meski batas usia pernikahan sudah ditetapkan, namun masih saja ada yang melakukan pernikahan di bawah umur yang berdampak buruk bagi pasangan tersebut.
Rumusan Masalah
Untuk itu, fakta yang terjadi di Pengadilan Agama Ende pasca pengesahan UU No 16 Tahun 2019 semakin bertambah dengan pembuktian dari data yang digunakan peneliti. Sebelum berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019, pengajuan permohonan dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 sebelum tanggal 14 Oktober berlaku, jumlah perkara sebanyak 6, namun setelah berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 sejak tanggal berlakunya paksa, bertambah menjadi 26 perkara yang diajukan di Pengadilan Agama Ende.
Tujuan dan Manfaat
Anda ingin tahu seperti apa keputusan hakim terkait pengajuan permohonan pembatalan perkawinan setelah berlakunya UU No. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman tolok ukur masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai tolak ukur dan juga menekan jumlah permohonan kasasi perceraian di Pengadilan Agama Ende.
Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan pada penelitian selanjutnya.
Telaah Pustaka
6 Syamsiah, “Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Pinrang (Analisis Maslahah)”, (Disertasi, Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, IAIN Parepare, Parepare, 2020). Persamaannya adalah sama-sama membahas tentang dispensasi nikah sedangkan perbedaan dalam penelitian ini adalah tata cara pelaksanaan dispensasi nikah muda di Pengadilan Agama Bantaeng.
Kerangka Teori
Indonesia mengeluarkan undang-undang perkawinan untuk menentukan batas usia bagi seseorang untuk mengadakan hubungan perkawinan yang pasti. Batasan usia perkawinan diatur dalam ketentuan hukum negara, yaitu dalam KUH Perdata dan UU Perkawinan.
Metode Penelitian
Oleh karena itu, peneliti terjun langsung ke lapangan, mengamati dan mengumpulkan data-data yang diperlukan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh data atau informasi yang akurat mengenai subjek penelitian tersebut. Data primer adalah data yang diperoleh melalui sumber pertama yang pengumpulannya dilakukan langsung dari objek/subjek penelitian, seperti wawancara dan observasi.
Prosedur pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan terkait dengan tugas akhir ini. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati usul pembubaran perkawinan dan pertimbangan hakim mengenai dikabulkannya perkawinan pasca pengesahan undang-undang nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan di Pengadilan Agama. penjelasan. dari panitera dan hakim. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan menanyakannya jika diperlukan.
Teknik triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang memadukan berbagai teknik dan sumber yang ada. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh sesuai dengan apa yang telah disediakan oleh penyedia data.
Sistematikan Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data, yaitu menggabungkan data observasi dengan data wawancara atau data dokumenter.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Permohonan dispensasi kawin merupakan spesialisasi dalam penerapan undang-undang nomor 16 tahun 2019 tentang perubahan atas undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Tata cara di Pengadilan Agama Ende sama dengan pengajuan perkara lainnya, namun pada saat mengajukan dispensasi nikah sebelum berlakunya undang-undang nomor 16 tahun 2019 mengalami sedikit perubahan. Menyusul revisi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, permohonan dispensasi kawin meningkat menjadi 13 kasus per tahun 2020.
Namun, saat pengajuan permohonan pada bulan Oktober, setelah berlakunya undang-undang tersebut, tidak ada yang mengajukan pisah dari pernikahan. Dalam pemeriksaan alat bukti, tentu ada alasan mengapa pemohon mengajukan permohonan pembubaran perkawinan di Pengadilan Agama Endea. Ada dua faktor yang harus diperhatikan oleh hakim dalam memberikan dispensasi perkawinan di Pengadilan Agama.
Namun setelah diundangkannya UU No. 16 Tahun 2019 permohonan administrasi di Pengadilan Agama Ende dilengkapi dengan surat keterangan dokter yang menjelaskan umur kandungan (bila sudah hamil), buku nikah calon orang tua suami istri dan surat keterangan belum pernah kawin (Jejaka dan Perawan) . Pelaksanaan pembatalan perkawinan bagi anak di bawah umur berdasarkan UU No. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (Studi Kasus di Kabupaten Kuningan)'. Mahkamah Agung Republik Indonesia, Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 5 Tahun 2019 tentang Pedoman Pemutus Permohonan Cerai.
UU RI No. 16 Tahun 2019 Mengubah UU RI No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Pasal 7 Ayat
Permohonan Dispensasi Perkawinan Pasca Undang-Undang
Pertimbangan Putusan Hakim tentang Pengajuan Permohonan
100 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Mengadili Permohonan Kabul Nikah. Apabila persyaratan pada angka b dan f tidak dapat dipenuhi oleh pemohon, maka dapat digunakan dokumen lain yang sesuai dengan identitas dan status pendidikan anak serta identitas orang tua/wali. 103 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Ajudikasi Permohonan Kabulnya Perkawinan.
113 Mahkamah Agung Republik Indonesia, Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2019 Tentang Pedoman Pengurusan Permohonan Dispensasi Perkawinan. Dengan meminta keterangan, hakim akan menjelaskan kepada orang tua bahwa orang tua harus siap bertanggung jawab mendukung kedua calon. Karena banyak kasus anak yang menikah di bawah umur karena paksaan orang tuanya untuk membayar hutang.
Dilihat dari faktor kedua di atas, perkawinan ini merupakan sarana untuk melunasi hutang orang tua kepada orang lain. Menurut catatan pengadilan agama, ada beberapa kasus di mana orang tua tidak pernah menyetujui hubungan anak mereka, namun dalam kondisi tersebut, orang tua mau tidak mau terpaksa menikahkan anaknya dengan mengajukan permohonan pembatalan.
ANALISIS PENGAJUAN PERMOHONAN DISPENSASI
Misalnya, sehubungan dengan kasus dispensasi kawin, Pasal 7, para. Kemudian pengertian penyimpangan secara bahasa adalah pelanggaran, atau dapat juga diartikan sebagai penolakan jika dikaitkan dengan Pasal 7 ayat . Dilihat dari data di atas, terlihat jelas bahwa jumlah permohonan dispensasi perkawinan lebih tinggi secara keseluruhan sebelum ditetapkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 dan sampai berlakunya undang-undang tersebut.
150 Himawan Tatura Wijaya and Erwin Jusuf Thaib, “Efektifitas Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Di Provinsi Pohuwato”, As-Syams: Jurnal Islam Hukum, Jil. 1, tidak. Dengan adanya undang-undang no. 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, masyarakat harus menghormati dan melaksanakan kedua undang-undang tersebut sesuai dengan yang diatur dalam undang-undang. Dieta Mellaty Hanafy, “Pemutusan Perkawinan Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Calon Nikah Maqasit Syari’ah Imam Syatibi (Studi Pada Kantor Urusan Agama dan Pengadilan Agama Malanga )".
Himawan Tatura Wijaya dan Erwin Jusuf Thaib, “Efektifitas Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Di Kabupaten Pohuwato Nur Hamidah, “Perkawinan di Bawah Umur dari Seorang Sudut Pandang Hukum Islam dan UU No.
PENUTUP
Kesimpulan
Dispensasi perkawinan adalah perkawinan yang dilangsungkan oleh pasangan atau salah satu calon yang hendak melangsungkan perkawinan pada usia di bawah batas usia kawin yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Bagaimana cara mengajukan penyelesaian perkawinan setelah berlakunya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di Pengadilan Agama Ende. 56 Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data arsip pengajuan permohonan pisah nikah selama 3 tahun sebelum dan 3 tahun setelah berlakunya undang-undang nomor 16 tahun 2019 yaitu tahun 2017-2022.
UU No 16 Tahun 2019 berubah menjadi UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, dimana jika calon suami istri ingin menikah maka calon pasangannya harus berusia 19 tahun. Syarat administrasi adalah syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh para pemohon pada saat mengajukan pelepasan perkawinan. Dahulu, sebelum adanya skema dispensasi kawin, telah ada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang dilengkapi dengan Impres KHI dalam Pasal 7 ayat 2 tentang Pembebasan Kawin.
Untuk itu, setelah diundangkannya undang-undang nomor 16 tahun 2019, jumlah dispensasi di Pengadilan Agama Ende secara keseluruhan meningkat jika ditambah sejak undang-undang tersebut diundangkan. UU 5 kasus karena 2 kasus diajukan pada bulan Desember setelah berlakunya undang-undang nomor 16 tahun 2019. Undang-undang nomor 1 tahun 1974 3 tahun sebelum dan sesudah berlakunya undang-undang ini dari tahun 2017 tidak ada kasus yang diajukan , untuk tahun 2018 ada 1 permohonan dispensasi nikah, untuk tahun 2019 ada 7 permohonan dispensasi nikah.
Hal ini tentu saja meningkat secara keseluruhan dari 3 tahun sebelum berlakunya Undang-Undang menjadi 3 tahun setelah Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019. Peningkatan jumlah setelah Undang-Undang ini berlaku tentu memiliki faktor ketika para pihak mengajukan dispensasi perkawinan. Secara umum setelah berlakunya UU No. 16 Tahun 2019, sidang pengadilan biasanya selesai satu kali.
Saran
Pertimbangan para hakim Pengadilan Agama di Ende tentang putusnya perkawinan juga telah mempertimbangkan hukum Islam, yaitu pengingkaran bahwa keburukan lebih diutamakan daripada kebaikan dan keburukan harus diperbaiki. Diharapkan dapat menjadi pengetahuan bagi masyarakat tertib belajar hukum, dimana sosialisasi ini setidaknya dapat mengurangi jumlah atau kasus yang mengajukan cerai di Pengadilan Agama. Bagya Agung Prabowo, “Pertimbangan Hakim Dalam Menetapkan Batalnya Perkawinan Dini Akibat Hamil Di Luar Nikah di Pengadilan Agama Bantul”.
Frida Nurrahma Masturi & Zakki Adlhiyati, “Analisis Konstruksi Hukum Hakim Dalam Mengabulkan Permohonan Dispensasi Nikah (Studi Penetapan Pengadilan Agama Sukoharjo No.77/Pdt.P/2015/PA.Skh)”. Hasriani, Dispensasi Perkawinan Anak pada Masyarakat Islam di Kabupaten Bantaeng (Studi Kasus pada Pengadilan Agama Klas Bantaeng di Jamal Abdul Jabar, Analisis Teori Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Penetapan Izin Nikah di Pengadilan Agama Ponorogo .
Safrin Salam, “Disposisi Perkawinan Di Bawah Umur: Perspektif Hukum Adat, Hukum Negara dan Hukum Islam”. Sry Ahyani, “Pertimbangan Pengadilan Agama tentang Pengesahan Pernikahan Dini Karena Hamil Di Luar Nikah”.