BAB I. PENDAHULUAN
H. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Tohirin) pengetian penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.36 Penelitian kualitatif lebih bersifat memberikan deskriftif dalam pengertiannya metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian desktriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran-gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki .37
2. Kehadiran Peneliti
Fungsi peneliti sebagai orang yang melakukan observasi mengamati dengan cermat dan seksama terhadap obyek penelitian.
Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti terjun langsung ke lapangan melakukan pengamatan berkenaan dengan judul penelitian “Peran Majelis Ta‟lim Selaparang dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat”. Dengan demikian kehadiran peneliti dilakukan
36 Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2012), hlm. 3.
37 Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), cet. Ke-6, hlm. 54.
peneliti sebatas sebagai observer atau pengamat, tidak terlibat pelaksanaan dalam pembelajaran secara langsung.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek yang dapat diperoleh, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu.38
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek data yang diperoleh terdiri dari data primer dan data sekunder yang berupa kata- kata, data dokumen, data tertulis serta foto-foto sebagai dokumentasi.
Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang merupakan sumber data utama. Yang menjadi sumber data utama dalam penelitian di majelis ta‟lim Selaparang dusun Bile Kedit adalah, Ustadz sekaligus pembina majelis ta‟lim dan masyarakat yang mengikuti kegiatan majelis ta‟lim.
38 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), cet. Ke-6, hlm. 129.
b. Sumber Data sekunder
Untuk mendapatkan data yang lebih valid dalam penelitian adalah dibutuhkan sumber data berupa dokumentasi, adapun sumber data yang akan diperoleh meliputi:
1) Sejarah berdirinya majelis ta‟lim Selaparang Dusun Bile Kedit.
2) Program kegiatan majelis ta‟lim Selaparang Dusun Bile Kedit.
3) Data masyarakat yang mengikuti kegiatan majelis ta‟lim. 4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian kualitatif adalah “human instrumen” atau manusia sebagai informan39 maupun yang mencari data dan instrument utama penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebagai ujung tombak pengumpulan data (instrumen).40Instrumen dibutuhkan untuk menentukan dengan apa data akan dikumpulkan. Instrumen sangat bergantung dengan jenis data dan dari mana diperoleh. Instrument pengumpulam data yang digunakan oleh peneliti berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan dokumentasi.
5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi atau cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpukan data yang diperlukan dalam penelitiannya. Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan
39 Lihat lampiran nama-nama informan yang berhasil diwawancarai, hal
40 Djam‟an Satori dan Aan Qomariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), cet. Ke-6, hlm. 90.
informasi yang dapat dipercaya. Metode pengumpulan data yang tepat memungkinkan diperolehnya data yang objektif. Artinya, hal itu dapat menjadi faktor pendukung yang penting bagi keberhasilan suatu penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Maka dari itu, dalam hal ini peneliti akan menguraikan metode pengumpulan data yang ditempuh guna mengumpulkan data sebagai berikut :
a. Pengamatan (Observation)
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.41Apabila objek peneliti bersifat prilaku, tindakan manusia, dan fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja, dan penggunaan responden kecil. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi dapat dilakukan dengan partisipasi ataupun non-partisipasi. Dalam observasi partisipasi (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi non-partisipasi (non-participatory observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.42
41 Jamal Ma‟mur Asmani, Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), hlm. 123.
42 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 87.
Dari dua macam observasi di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis observasi yang kedua, yaitu observasi non- pastisipan (non-participatory observation), yakni peneliti tidak ikut serta dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan.
Untuk mendapatkan data terkait judul “ Peran Majelis Ta‟lim Selaparang dalam Pembinaan Keagamaan Masyarakat”, peneliti mempersiapkan buku catatan harian lapangan untuk menggambarkan kejadian-kejadian kronologis. Peneliti juga menggunakan kamera untuk mendokumentasi peristiwa-peristiwa yang terjadi selama penelitian.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.43
Beberapa definisi wawancara dikemukakan beberapa ahli sebagai berikut.
1. Berg membatasi wawancara sebagai suatu percakapan dengan suatu tujuan, khususnya tujuan untuk mengumpulkan informasi.
2. Sudjana wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee).
3. Esterberg, wawancara merupakan suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.44
43 Ibid., hlm. 82
44Djam‟an Satori dan Aan Qomariah, Metode…, hlm. 129-130.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara:
1. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreatifitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak bergantung dari pewawancara.
Pewawancaralah sebagai pengemudi jawaban responden.
Jenis interviu ini cocok untuk penelitian kasus.
2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai ceck-list.
Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai. 45
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yakni pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara bebas kepada pengasuh majelis ta‟lim dan Jamaah tentunya pertanyaan yang diajukan tidak keluar dari rumusan masalah. Fungsi wawancara tidak terstruktur yang digunakan adalah peneliti memperoleh data yang sesuai dengan konsep yang sudah disediakan namun pertanyaannya boleh dimulai dari pertanyaan yang mana saja.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokument bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.46
45 Suharsimi Arikunto, Prosedur.., hlm. 227.
46 Sudaryono, Metode…, hlm. 90.
Suatu penelitian sudah pasti tidak bisa terlepas dari berbagai metode penelitian seperti wawancara, observasi, analisis data dakomentasi dan sebagainya. Peneliti menggunakan dokumentasi untuk menjadi bukti yang menguatkan dalam penelitian agar penelitian tidak dianggap mengarang, copy paste dan sebagainya.
d. Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah melakukam analisis. Data yang valid dan reliabel diperoleh peneliti dari hasil pengumpulan data yang valid dan reliabel pula. Oleh karena itu, data yang kurang valid, reliabel, dan kurang lengkap, sebaiknya dibuang saja. Jangan digunakan agar tidak merusak atau mengganggu jalannya penelitian.47
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data Milles dan Huberman, yang berarti bahwa penulis harus melakukan analisa sepanjang penelitian dilakukan, selama penulis melakukan penelitian terhadap masalah yang diteliti, selama itulah penulis tetap melakukan analisa data. teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif naratif. Teknis ini menurut Milles dan Huberman dalam Jama‟an Satori dan Aan Qomariah48 diterapkan melalui tiga alur, yaitu:
47 Jamal Ma‟mur Asmani, Tuntunan…, hlm. 125-126.
48Djam‟an Satori dan Aan Qomariah, Metode..., hlm. 218.
1. Reduksi Data (Reduction)
Sebagaimana dimaklumi, ketika peneliti mulai melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan data yang banyak dan relatif beragam dan bahkan sangat rumit. Itu sebabnya, perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting.
Data hasil mengikhtiarkan dan memilah-milah berdasarkan satuan konsep, tema, dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah peneliti untuk mencari kembali data sebagai tambahan atas data sebelumnya yang diperoleh jika diperlukan.
2. Penyajian Data (Data Display)
Langkah selanjutnya sesudah mereduksi data adalah penyajian data (Data Display). Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan demikian yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif.
3. Conclusion Drawing/ Verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Milles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukakan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.49
6. Keabsahan Data.
Agar temuan atau data-data yang diperoleh menjadi lebih absah dan valid. Berikut ini beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data yang perlu dilakukan peneliti, antara lain:
a. Peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai refrensi buku maupun hasil penelitian atau dokumen-dokumen yang terkait dengan temuan yang diteliti, sehingga dapat diperiksa data yang diperoleh benar, dipercaya atau tidak. Sehingga dengan meningkatkan ketekunan pengamatan di lapangan maka derajat keabsahan data ditingkatkan pula.
b. Melakukan observasi secara terus menerus dan sungguh-sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami fenomena sosial yang
49Djam‟an Satori dan Aan Qomariah, Metode..., hlm. 219-220.
diteliti seperti apa adanya. Teknik observasi boleh dikatakan merupakan keharusan dalam pelaksanaan penelitian kualitatif.
Hal ini disebabkan karena banyaknya fenomena sosial yang samar atau “kasat mata” yang sulit terungkap bilamana hanya digali melalui wawancara.
c. Triangulasi
Tujuan berada di lapangan adalah untuk mengeksplorasi data/informasi, sehingga diperlukan kaidah-kaidah untuk mendapatkan informasi yang banyak dan akurat. Di samping itu, informasi yang diperoleh harus memenuhi syarat objektivitas sehingga peneliti harus melakukan triangulasi dalam mendapatkan/menggali informasi.
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Praktik triangulasi tergambar dari kegiatan peneliti yang bertanya pada informan A dan mengklarifikasinya dengan informan B serta mengeksplorasinya pada informan C.50
Triangulasi. Menurut Denzin dalam Tohirin, ada empat macam triangulasi dalam peneltian kualitatif, yaitu:
1) Penggunaan sumber. Caranya antara lain: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang yang
50 Ibid., hlm. 94-94
dikatakannya sepanjang waktu; (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan rendah, menengah dan tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu document yang berkaitan.
2) Triangulasi dengan metode. Caranya adalah: (1) pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data; (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3) Triangulasi dengan teori. Makna lainnya adalah penjelasan banding (rival explanation).51
Teknik triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi teori yakni dengan mewawancarai sumber lain untuk membuktikan apakah keterangan dari sumber pertama benar. Sumber pertama adalah pengurus/ustadz majelis ta‟lim Selaparang Dusun Bile Kedit.
Untuk melakukan triangulasi sumber, peneliti melakukan wawancara kepada jamaah majelis ta‟lim Selaparang Dusun Bile Kedit dengan menanyakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan sumber pertama. Setelah itu peneliti menggunakan teknik triangulasi metode yakni membandingkan hasil wawancara dengan para informan dengan hasil observasi yang dilakukan di majelis ta‟lim Selaparang Dusun Bile Kedit untuk meningkatkan derajat kepercayaan.
51 Tohirin, Metode…, hlm. 73-74.
I. Sistematika Pembahasan
Berdasarkan ketentuan dalam penulisan karya ilmiah, maka sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, judul, persembahan, nota dinas pembimbing, motto, persembahan, kata pengantar, dan daftar isi.
2. Bagian utama yaitu bagian yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN yaitu bagian yang membahas Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup dan Setting Penelitian, Telaah Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan. BAB II PAPARAN DATA dan TEMUAN yaitu bagian yang mengungkapkan proses analisis terhadap data dan temuan peneliti mengenai rumusan masalah. BAB III PEMBAHASAN yaitu bagian yang mengungkapkan proses analisis terhadap data dan temuan sebagaimana dipaparkan pada bab sebelumnya berdasarkan pada perspektif penelitian dan kerangka teoritik sebagaimana diungkapkan dibagian Pendahuluan.
BAB IV PENUTUP yaitu bagian yang memberi kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan saran-saran praktis seperlunya sesuai dengan fokus kajian berdasarkan manfaat hasil penelitian.
3. Bagian akhir yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang memperkuat keaslian skripsi