• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Majelis Ta‟ lim Selaparang dalam Pembinaan

BAB II. PAPARAN DATA DAN TEMUAN

B. Temuan Penelitian

1. Peran Majelis Ta‟ lim Selaparang dalam Pembinaan

maulid Nabi Muhammad SAW. sebagian jama‟ah pergi untuk memenuhi undangan maulid dari sanak keluarga atau teman, kalau dilaksanakannya pengajian sebagian dari jama‟ah tidak dapat mengikuti pengajian.73

Sami‟un pokok-pokok ajaran agame Islam saq telu (ushuluddin, fiqh kance tasawwuf).74

Maksud dari ungkapan informan tersebut bahwa peran majelis ta‟lim Selaparang yang dirasakan ialah menjadi tempat belajar ilmu agama Islam atau tempat peningkatan pengetahuan keagamaan terkait pokok-pokok ajaran Islam yakni tauhid, fiqh maupun tasawwuf. Di majelis ta‟lim ini juga merupakan tempat pengkaderan bagi calon tokoh agama yang akan memberikan sumbangan pengetahuan bagi jama‟ah di kemudian hari.

Peran majelis ta‟lim yang dirasakan oleh jama‟ah lainnya diungkapkan oleh Kamaluddin selaku tokoh agama sekaligus jama‟ah majelis ta‟lim Selaparang:

Selame milu ngaji leq majelis ta‟lim ne, peran saq isikq idap marak entan pengamalan dalem hal ibadah kance mu‟amalah jaoq lebih molah, solah idap, lebih giat leman saq endeq man ngaji. Kembeqn bukq muni maraq mene sengaq pas endeq man ngaji sikq gaweq saq aran ibadah kance mu‟amalah no embe saq entanq tao, endekq taoq salaq atau kenaq yang penting uah jalani.75

Maksud dari informan di atas adalah peran majelis ta‟lim yang dirasakan oleh jama‟ah setelah mengikuti pembinaan keagamaan di majelis ta‟lim dia merasakan perbedaan dalam hal ibadah dan mu‟amalah dari sebelum mengikuti pembinaan dan sesudah. Ujarnya, setelah jama‟ah mengikuti pengajian, yang dirasakan dalam menjalankan ibadah dan mu‟amalah semakin mudah, menjadi lebih giat dan bersemangat karena mereka

74 Haji Rahmatullah. Wawancara, Bile Kedit, Rabu, 6 November 2019.

75 Kamaluddin. Wawancara, Bile Kedit, Senin, 4 November 2019.

menjalankan ibadah dan mu‟amalah sesuai dengan apa yang diajarkan dalam agama. Beda halnya dengan pengamalan ibadah dan mu‟amalah sebelum mengikuti pembinaan, mereka hanya mengerjakan sesuai kemauan tanpa ada ilmu.

Ramli mengungkapkan peran yang dirasakan setelah mengikuti pengajian di majelis ta‟lim Selaparang sebagai berikut:

Majelis ta‟lim ne berperan maraq entan beng ite pade pemahaman tentang agame sekaligus taoq ite pade betukah fikiran, taoq ite pade selesean masalah entah masalah pribadi atau masalah dengan lain, endah ye taoqt pade berajah jari manusie saq bertanggung jawab eleq segale macem saq uaht uni atau gaweq.76

Peran yang dimaksud informan di atas adalah majelis ta‟lim ini merupakan tempat untuk maeningkatkan pemahaman tentang agama sekaligus tempat bertukar pikiran, tempat menyelesaikan masalah pribadi maupun masalah orang lain dan menjadi tempat untuk melatih diri agar tidak lari dari tanggung jawab dari segala macam ucapan maupun perbuatan yang sudah dilakukan.

Peningkatan pengetahuan keagamaan dilakukan di majelis ta‟lim Selaparang dengan cara pengasuh majelis ta‟lim menyelenggarakan pengajian rutin dan terjadwal. Tujuan memberikan pengajian disini untuk menyempurnakan Iman dan Islam masyarakat yang sebelumnya masih awam. Seperti yang diungkapkan oleh ustadz Sami‟un kepada peneliti:

76 Ramli, Wawancara, Bile Kedit, Senin, 4 November 2019.

Pengajian saq telaksanaan eleq majelis ta‟lim Selaparang ne salah sopoq care beng bimbingan agame tipaq jama‟ah. Ilmu saq teaji maraq entan ilmu tafsir, usul/tauhid, fiqh kance akhlak. Tujuan beng pengajian tipaq jama‟ah aden sempurne iman kance islam.77

Maksud dari ungkapan pengasuh di atas bahwa pengajian yang diselenggarakan di majelis ta‟lim Selaparang merupakan salah satu cara memberikan binaan keagamaan bagi jama‟ah. Pengajian yang dilaksanakan membahas mengenai ilmu tafsir, tauhid, fiqh dan akhlak.

Tujuan diadakannya pengajian yakni memberikan pemahaman dan pendalaman tentang iman dan islam para jama‟ah. Hal tersebut diperkuat dengan ungkapan Haji Rahmatullah kepada peneliti:

Pengajian saq tearaan eleq majelis ta‟lim Selaparang niki merupakan sopoq upaye saq paling penting dalem pembinaan keagamaan, sengaq dalem pengajian nike ite saq jari jama‟ah tebeng bimbingan isiq ustadz dalem ilmu tauhid aden tepeng kance kenaq iman islam, dalem ilmu fiqh aden kenaq entan ite gaweq ibadah, kance ilmu akhlak aden ite kenaq entan berbudi pekerti tipaq selapuk jama‟ah.78

Informan di atas menjelaskan bahwa upaya pengasuh dilakukan dalam pembinaan keagamaan yang paling penting di majelis ta‟lim berupa pengajian. Pengajian yang diselenggarakan oleh ustadz merupakan bimbingan terkait ilmu tauhid agar jama‟ah lebih mendalami makna iman dan Islam. Dalam kajian ilmu fiqh kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar jama‟ah dapat menjalankan ibadah sesuai dengan kaidah yang benar. Dan kajian ilmu akhlak dilakukan dengan tujuan agar jama‟ah mampu menanamkan nilai moral dan berbudi perkerti yang luhur.

77 Ustadz Sami‟un, wawancara, Bile Kedit, Jum‟at, 1 November 2019.

78 Haji Rahmatullah. Wawancara, Bile Kedit, Rabu, 6 November 2019.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, pengajian yang diselenggarakan untuk tokoh agama pada malam Minggu 2 November 2019 membahas kitab Tijanud Darari materi tentang sifat wajib bagi Rasul yaitu siddiq (benar) dan sifat mustahil bagi rasul yaitu kizb (bohong). Pengajian di mulai pukul 21.15 Wita, jama‟ah yang menghadiri pengajian antara lain Haji Rahmatullah, Azhar, Najmuddin, Nasruddin dan Saharuddin. Posisi antara ustadz Sami‟un dan para jama‟ah duduk bersila dengan cara melingkar. Ustadz Sami‟un di sebelah timur menghadap ke barat, haji Rahmatullah di sebelah selatan menghadap utara, posisi Azhar di sebelah barat berhadapan dengan ustazd Sami‟un, posisi Saharuddin di sebelah Azhar menghadap ke timur, posisi Nasruddin dari utara menghadap selatan, dan posisi Najmuddin dari timur berdekatan dengan ustadz Sami‟un. Materi yang disampaikan dengan cara ustadz Sami‟un membaca ibarat dalam kitab sampai satu kalimat kemudian mengartikannya sampai habis pembahasan tentang sifat siddiq dan kizb. Setelah mengartikan ibarat tersebut barulah menyimpulkan isi kitab.79

Disamping terlaksananya pengajian di majelis ta‟lim Selaparang, pembinaan juga dilakukan melalui pemberian bimbingan dan konseling kepada jama‟ah yang memiliki masalah pribadi. Biasanya konseling ini diberikan setelah pengajian selesai.

79 Observasi, Sabtu 2 November 2019.

Sebagaimana yang dikatakan oleh pengasuh majelis ta‟lim kepada peneliti:

Jama‟ah biasen selese pengajian araq doang masalah saq isikn usulan, entah masalah pribadi atau masalah keluarge, atau masalah masyarakat saq endeq jari jama‟ah, tujuan usulan masalah aden teselesean bareng-bareng isiq jama‟ah kance ustadz.80

Maksud ungkapan dari pengasuh majelis ta‟lim diatas bahwa permasalahan yang biasa ditanyakan jama‟ah setelah pengajian berakhir, masalah yang ditanyakan berkisar masalah pribadi, masalah keluarga maupun masalah warga masyarakat yang tidak menjadi jama‟ah di majelis ta‟lim Selaparang, tujuan dari menanyakan masalah kepada ustadz agara masalah tersebut diselesaikan di majelis ta‟lim.

Pemberian bimbingan dan konseling ini dilakukan agar jama‟ah terbantu dalam masalah yang dihadapi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Saharuddin kepada peneliti:

Majelis ta‟limtaoq jama‟ah jalani pengajian sekaligus jari taoqt tebeng bimbingan dalem selesean masalah terkait kehidupan jama‟ah, keluarge maupun warge masyarakat umum.

Bimbingan telaksanaq endeqn terikat waktu, sengaq setiep araq kesempatan langsung beng ite bimbingan.81

Informan di atas menyatakan tentang majelis ta‟lim menjadi tempat terlaksananya pengajian sekaligus menjadi tempat pemberian bimbingan dalam menyelesaikan masalah terkait kehidupan jama‟ah, keluarga maupun warga masyarakat umum yang tidak menjadi bagian di majelis ta‟lim Selaparang. Bimbingan yang dilakukan tidak terkait waktu karena disetiap ada kesempatan bimbingan langsung diberikan.

80 Ustadz Sami‟un, wawancara, Bile Kedit, Jum‟at, 1 November 2019.

81 Saharuddin, Wawancara, Bile Kedit, Rabu, 6 November 2019.

Pemberian konseling yang dilakukan pengasuh majelis ta‟lim Selaparang kepada salah seorang warga masyarakat Dusun Bile Kedit bernama Ramli Ahmad. Kedatangan Ramli Ahmad membawa permasalahan saudaranya yakni Ra‟mah, permasalahannya adalah Ra‟mah diceraikan oleh suaminya Saipul dalam keadaan mabuk. Yang dipertanyakan kepada ustadz Sami‟un apakah talak yang diucapkan Saipul sah atau tidak, karena Saipul bertanya kepada Haji Hasbullah (tokoh agama Dusun Bile Kedit) dan jawabannya tidak sah cerai orang yang mabuk. Sedangkan jawaban dari ustadz Sami‟un mengesahkan talak yang diucapkan Saipul ketika mabuk, jawaban ustadz Sami‟un ini bersumber dari kitab Majmu‟ (karangan Imam Nawawi) dan Mazahibul Arba‟ah.82

b. Tempat Pendidikan Seumur Hidup Berbasis Masyarakat

Dari sisi lain majelis ta‟lim juga merupakan tempat pendidikan seumur hidup berbasis masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Nasruddin, S.Pd salah seorang jama‟ah majelis ta‟lim Selaparang:

Pendidikan bisa ditempuh di berbagai tempat, seperti sekolah umum, sekolah agama, namun semuanya itu terikat dengan waktu yang sudah ditentukan seperti sekolah yang bisa ditempuh selama tiga tahun. Beda halnya dengan majelis ta‟lim yang merupakan satu-satunya tempat belajar berbasis masyarakat yang sifatnya seumur hidup, tidak terikat oleh waktu, tidak memiliki tingkatan untuk setiap jama‟ah.83

82 Observasi, Selasa 12 November 2019.

83 Nasruddin, Wawancara, Bile Kedit, Rabu, 6 November 2019.

Maksud informan di atas adalah tempat untuk menempuh pendidikan bisa di sekolah agama, sekolah umum yang ditempuh selama waktu yang ditentukan. Sedangkan pendidikan yang diselenggarakan pada majelis ta‟lim, tidak terikat dengan waktu.

Karena majelis ta‟lim adalah tempat belajar seumur hidup berbasis masyarakat. Jama‟ahnya tidak dikelompokkan berdasarkan kelas maupun tingkatan. Hal serupa dinyatakan oleh Khalid Jaelani, S.Pd mudabbir ponpes Selaparang sekaligus jama‟ah majelis ta‟lim Selaparang kepada peneliti:

Pendidikan yang sifatnya seumur hidup terdapat pada majelis ta‟lim, karena dalam kegiatannya tidak terikat oleh waktu, dan tidak memiliki lulusan seperti yang terdapat di sekolah-sekolah pada umumnya, jama‟ahnya tidak dibatasi usia entah itu baru lulusan sekolah dasar, sekolah menengah pertama maupun lulusan perguruan tinggi atau lansia.84 Pernyataan informan di atas merupakan realita dalam pendidikan di majelis ta‟lim. Jama‟ah yang mengikuti pengajian di majelis tidak dibatasi oleh kelas-kelas seperti, di sekolah juga tidak dibatasi usia jama‟ah yang tidak ditentukan, serta tidak ada jenjang pendidikan sehingga tidak menjadi penghambat mereka untuk mengikuti pembinaan keagamaan.

Majelis ta‟lim Selaparang menjadi tempat pendidikan seumur hidup berbasis masyarakat terlihat dari perbedaan umur jama‟ah, Salah satu contohnya inaq Mat (80 tahun) yang masih bisa menjadi bagian dari jama‟ah majelis ta‟lim ini. Walaupun

84 Khalid Jaelani, Wawancara, bile kedit, Selasa, 5 November 2019.

usianya yang lumayan tua namun eksis dalam menuntut ilmu kian tinggi, setiap malam Selasa dan Jum‟at dia mengikuti pengajian.85 c. Tempat Pendidikan Tanpa Membutuhkan Biaya

Pendidikan di zaman sekarang ini tidak ada yang gratis, baik pendidikan di sekolah agama terlebih lagi di sekolah umum. Majelis ta‟lim merupakan tempat terlaksananya pendidikan yang tidak membutuhkan biaya sebagaimana yang diungkapkan oleh Najmuddin sebagai berikut:

Selame ite pade ngaji eleq majelis ta‟lim Selaparang ne, endeqt uah jak sugulan biaye maraq entan bayah SPP, bayah persmester, infaq tahunan marak entan eleq sekolah atau madrasah. Ite ngaji gratis yang penting kesadaran ite pade, endeqt uah jaq teendengan kepeng isiq ustadz selame ite ngaji, pokok ngaji eleq majelis ta‟lim Selaparang endeqn butuh biaye.86

Maksud informan di atas adalah selama mengikuti pengajian di majelis ta‟lim Selaparang, tidak pernah sang mu‟allim meminta diberikan upah atau gaji. Pengajian yang diberikan secara suka rela tanpa mengharap imbalan berupa uang atau gaji. Hal serupa dinyatakan oleh Saharuddin salah seorang guru ngaji/ustadz dari Dusun Batu Tumpeng Kecamatan Kuripan yang menjadi bagian dari jama‟ah majelis ta‟lim Selaparang:

Majelis ta‟lim Selaparang, selain jari taoq nuntut ilmu majelis ne endah jari taoq dengan saq endek tao nuntut ilmu jok sekolah agame kance sekolah umum maraq entan madrasah atau sekolah negeri sengak kurang mampu dalem biaye pendidikan.87

85 Observasi, Senin, 4 November 2019.

86 Najmuddin, Wawancara, Bile Kedit, Rabu, 6 November 2019.

87 Saharuddin, Wawancara, Bile Kedit, Rabu, 6 November 2019.

Informan di atas menyatakan bahwa majelis ta‟lim selain menjadi tempat menuntut ilmu, masyarakat menjadi banyak terbantu mulai dari memenuhi kewajiban yaitu menuntut ilmu sampai akhir hayat, juga terlaksananya pendidikan Islam dengan mudah tanpa mengeluarkan biaya yang mahal.

Jama‟ah majelis ta‟lim Selaparang setelah pengajian selesai tidak pernah diminta oleh ustadz Sami‟un untuk memberikan upah dalam bentuk apapun, karena kegiatan pengajian yang diselenggarakan bersifat secara ikhlas tanpa mengharap imbalan dari para jama‟ahnya merupakan bukti bahwa majelis ta‟lim sebagai tempat pendidikan gratis.88

d. Tempat Terjalinnya Silaturrahim.

Silaturrahim merupakan suatu jalinan kasih sayang diantara sesama umat manusia, baik berupa perkataan, perbuatan, maupun sikap tanpa memandang diskriminasi sosial dan bertujuan untuk tetap terciptanya kerukunan dan kedamaian lahir batin berdasarkan ketulusan hati.

Tempat yang paling memungkinkan bagi terlaksananya silaturrahim yaitu di majelis ta‟lim. Sebagaimana yang diungkapkan Hamzanwadi, S.Pd mudabbir sekaligus ustadz atau tenaga pendidik pondok pesantren selaparang tentang majelis ta‟lim sebagai tempat terjalinnya silaturrahim:

88 Observasi, Kamis, 7 November 2019.

Tiang kance batur-batur ma‟had pinaq jadwal pengajian leq majelis ta‟lim Selaparang sengaq tiang kance batur-batur nike pedalem maliq ilmu saq uah teajah eleq ma‟had, alasan lain maliq pinaq jadwal pengajia aden endeq terputus silaturrahim tiang kance ustadz sami‟un.89

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa informan dan teman- teman yang menjadi mudabbir pondok pesantren Selaparang mengadakan pengajian di majelis ta‟lim karena memperdalam apa yang sudah diterima sewaktu di ma‟had, dan alasan lain adalah untuk selalu menjaga silaturrahim dengan ustadz Sami‟un. Selanjutnya pendapat dari saudara Mashur mengenai majelis ta‟lim sebagai tempat terjalinnya silaturrahmi:

Jama‟ah saq milu ngaji eleq majelis ta‟lim selain jari taoq ite pedalem ilmu agame, majelis ne endah taoq ite pade silaturrahim, sengaq selain isiq mauk ngumpul bareng pade ngaji iye endeq araq waktu jaq mauq ngumpul marak entan eleq majelis ta‟lim.90

Maksud dari informan di atas adalah jama‟ah yang mengikuti pengajian di majelis ta‟lim selain bisa memperdalam ilmu agama, mereka juga tetap bisa menjalin silaturrahim, karena jika tidak ada majelis ta‟lim, jama‟ah sangat sulit untuk bisa berkumpul atau saling mengunjungi dengan alasan kesibukan masing-masing.

Bukti bahwa majelis ta‟lim Selaparang menjadi tempat silaturrahim terlihat dari kelompok jama‟ah pengajian mudabbir ponpes Selaparang yang berangkat dari rumah untuk mengikuti pengajian, mereka antara lain Zainal, S.Pd dari Desa Dasan Geres

89 Hamazanwadi, Wawancara, Bile Kedit, Selasa 5 November 2019.

90 Mashur, wawancara, Bile Kedit, Senin, 4 November 2019.

Lombok Barat, Hamzanwadi, S.Pd dari Desa Braim Lombok Tengah, Lalu Syamsuddin S.Pd dari Desa Tanak Awu Lombok Tengah, Zulpa Majdi, S.Pd dari Desa Ungga Lombok Tengah dan Khalid Jaelani, S.Pd dari Desa Labulia Lombok Tengah.91

2. Hambatan-Hambatan dalam Pembinaan Keagamaan di Majelis

Dokumen terkait