BAB III METODE PENELITITAN
E. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data).
1. Data Primer (primary data)
Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Data primer ini dikumpulkan melalui kuesioner.
a. Kuesioner
Kuesioner merupakan instrumen penelitian yang berisi sejumlah pertanyaan tertulis yang disusun berdasarkan variabel yang telah ditentukan, dan dibagikan langsung kepada koresponden, yaitu karyawan laut di PT. Pelayaran Tonasa Lines. Kuesioner diukur menggunakan skala likert
2. Data Sekunder (secondary data)
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa keterangan maupun literatur yang berhubungan dengan penelitian yang bersifat melengkapi atau mendukung data primer. Sumber data sekunder yang mendukung penelitian ini, yaitu:
a. Studi Pustaka
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mengetahui dan mendalami variabel – variabel yang diteliti dari sumber kepustakaan (buku- buku, jurnal, dan hasil penelitian lainnya) untuk menunjang data dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip data yang diperoleh dari lembaga instansi terkait, yaitu dari link resmi perusahaan.
F. Metode/Tehnik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adala uji kualitas data, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda dan uji hipotesis
1. Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, peneliti menggunakan uji validitas dan uji reabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas bertujuan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013 :52). Uji validitas ini dapat menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan.
Apabila nilai signifikan yang didapat memiliki nilai kurang dari alpha 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid. Serta dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang digunakan, ialah sebagai berikut:
Jika r hitung > r table maka pertanyaan dianggap valid
Jika r hitung < r table maka pertanyaan dianggap tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:
47). Untuk mengukur reliabilitas digunakan uji statistik Cronbach Alpha. Metode pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas menggunakan batasan 0,6, yakni dimana reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik (Priyanto, 2008:26). Jadi suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel apabila memenuhi kriteria: Cronbach Alpha > 0,60.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas dan uji multikolineartias.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi kenormalan adalah jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal
dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013:154-156).
b. Uji Heteroskedestisitas
Uji heteroskedestisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedestisitas dan jika berbeda disebut heteroskedestisitas (Ghozali, 2013:139).
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, namun pada penelitian ini peneliti melakukan uji Glejser. Uji heteroskedastisutas dengan menggunakan uji metode glejser dilakukan dengan meregresikan semua variabel bebas terhadap nilai mutlak untuk residualnya. Jika terdapat pengaruh variabel bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya maka dalam model tersebut terdapat masalah heterokedastisitas (Suliyanto, 2011: 98). Gejala heteroskedastisitas juga ditunjukan apabila hasil dari uji glejser kurang dari atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data mengalami heterokedastisitas dan sebaliknya (Ghozali, 2013 :138)
c. Uji multikolineartias
Menurut (Kamif,dkk, 2016: 93), uji multikolineartias adalah pengujian yang dilakukan untuk megetahui bahwa tidak terjadi hubungan yang sangat kuat atau tidak terjadi hubungan linear yang
sempurna, dengan ata lain dapat dikatakan bahwa antar variabel bebas tidak saling berkaitan. Uji ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF).nilai citoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineartias adalah nilai tplerance >0,10 atau sama dengan VIF<10.
3. Uji Analisis Regresi Linear berganda
Dalam penelitian ini peneliti ingin menguji hubungan antara satu variabel dengan variabel lain, maka peneliti menggunakan analisis regresi. Analisis regresi bertujuan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Regresi linear berganda adalah regresi yang di dalamnya terdapat satu variabel dependen (Y) dan lebih dari satu variabel independen (X). Variabel dependen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel independen atau bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stress kerja karyawan sedangkan variabel independennya adalah beban kerja (X1), work family conflict (X2). Dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.
Persamaan umum regresi linear berganda adalah:
Y = a + bX1 +bX2 + e Keterangan :
Y = Stres Kerja X1 = Beban Kerja
a = Konstanta X2 = Work Family Conflict b = Koefisien Korelasi e = Standar Error
4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hasil uji hipotesis, dilakukan melalui dua pengujian, yaitu uji statistik t dan uji determinasi.
a. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2013:98). Untuk menguji statistik t dengan membandingkan antara thitung dengan ttabel. Apabila nilai thitung >
ttabel berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, atau bisa juga dengan siginifikansi di bawah 0,05 yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.
b. Uji Koefisien Determinasi
Koefisen determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisen determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel – variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:95).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Kehadiran PT. Perusahaan Pelayaran Tonasa lines, begitu penting buat PT. Semen Tonasa selaku produsen semen terbesar di Indonesia bagian timur khususnya untuk pendistribusian semen antar pulau. didirikan 8 Februari 1989 dengan Akte Notaris No.4 Tanggal 2 November 1989 yang telah di setujuai dan di sahkan oleh Menteri Kehakiman dan dimuat dalam berita Negara Republik Indonesia, 29 Desember 1992 No. 104
Pada awalnya Tonasa Lines, menyewakan kapal kapal kayu untuk kegiatan operasional dan menunjang aktivitasnya sebagai perusahaan pelayaran yang tugas pokoknya melayani distribusi angkutan Semen Tonasa antar pulau.
Tonasa Lines didirikan tidak lain tujuannya adalah untuk kelancaran pengiriman semen antar pulau yang mana sebelumnya sering mengalami kendala akibat tidak adanya yang secara khusus menangani angkutan melalui laut. Kalaupun ada tetapi tidak maksimal sehingga kebutuhan konsumen antar pulau tidak dapat terpenuhi sesui target pasar. Ada tiga alasan mendasar didirikannya Tonasa Lines, yaitu : 1. 70% pemasaran Semen Tonasa melalui distribusi laut
2. Biaya Time Charter kapal terlalu mahal dan,
3. Muatan yang akan diangkut ( semen dan bahan baku) jelas dan pasti.
Dengan dasar itulah disepakati untuk mendirikan perusahaan pelayaran demi kelancaran pengiriman semen tonasa konsumen yang jauh disebrang lautan dalam wilayah pemasaran semen Tonasa.
Begitulah perusahaan pelayaran aviliasi Tonasa Lines mengarungi laut dari waktu kewaktu hingga saat ini, dan di anggap cukup sukses di bidangnya dalam pelayanan angkutan semen Tonasa.
2. Visi dan Misi Organisasi 1. Visi
Menjadi salah satu perusahaan pelayaran angkutan semen terkemuka di Indonesia
2. Misi
Mengoptimalkan pengoperasian kapal yang efesien sehingga dapat mengambil alih pendistribusian Semen Tonasa melalui laut
3. Struktur Organisasi
a. struktur organisasi 1 :
Gambar 4.1 struktur organisasi 1
DEWAN KOMISARIS
DIREKTUR OPERASI, ARMADA, DAN
PENGAWAS TEKNIS DIREKTUR
KEUANGAN,HC ,DAN ADMINISTRASI
1. HUKUM TATA KELOLA RISIKO 2. MANAJER
SENIOR PEMENUHAN 3. MANAJER
SENIOR
PENGEMBANGAN BISNIS
4. MANAJER AUDIT INTERNAL
SEKRETARIS DIREKTUR
UTAMA
1. KEUNGAN & MANAJER AKUNTANSI
2. MANAJER SENIOR LOGISTIK
3. HC & MANAJER SENIOR GA
1. MANAJER SENIOR ARMADA 2. MANAJER SENIOR OPERASI 3. MANAJER SENOR PENGAWAS
TEKNIS
b. struktur organisasi 2:
S
Gambar 4.2 struktur organisasi 2 DIREKTUR UTAMA
MANAJER SENIOR
AUDIT INTERNAL MANAJER
SENIOR PENGEMBANGAN
BISNIS HUKUM, TATA
KELOLA, RISIKO
& PEMENUHAN
SEKRETARIS
MANAJER PENGEMBANGAN
BISNIS
STAFF PENGEMBANGAN
BISNIS STAFF HUKUM,
TATA KELOLA, RISIKO
& PEMENUHAN
MANAJER AUDIT INTERNAL
STAFF AUDIT INTERNAL
NAHKODA
c. struktur organisasi 3 :
Gambar 4.3 struktur organisasi 3
DIREKTUR OPERASI, ARMADA,DAN PENGAWAS TEKNIS
MANAJER SENIOR PENGAWASAN
TEKNIS MANAJER
SENIOR ARMADA
MANAJER SENIOR OPERASI
MANAJER AKUNTANSI
MANAJER KEUANGAN
STAFF
AKUNTANSI DAN PENGANGGARAN
STAFF VERIVKASI
STAFF
KEUANGANA
STAFF PIUTANG DAGANG
STAFF PAJAK
MANAJER PEMBELIAN
MANAJER GUDANG
STAFF PEMBELIAN KEBUTUHAN DAN TEKNISI
STAFF PEMBELIAN BARANG
STAFF GUDANG
STAFF BUNKER
MANAJER SDM &
MANAJER URUSAN UMUM
STAFF SDM
STAFF
PENGEMBANGAN BAKAT
STAFF
MANAJEMEN ASET
STAFF URUSAN UMUM
d. struktr organisasi 4 :
Gambar 4.4 struktur organisasi 4 DIREKTUR OPERASI,
ARMADA,DAN PENGAWAS TEKNIS
MANAJER SENIOR ARMADA
PETUGAS KELISTRIKAN
PETUGAS BANGUNAN
PETUGAS MESIN
MANAJER SENIOR OPERASI
MANAJER SENIOR PENGAWASAN
TEKNIS
MANAJER OPERASI
PENGAWAS DAN MANAJER QA & HSE MANAJER
PELAYANAN AGEN
STAF MASSAL
STAF OFF TB / BG
STAFF
AGENSI DAN LAYANAN
PENGANGKUT SEMEN CURAH
TONGKANG
STAF QA & HSE
4. Job Description
1. Direktur utama Tanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan perusahaan,
pengambilan keputusan akhir atas kebijakan umum perusahaan b. Pemegang tugas koordinasi umum
c. Pemegang tugas koordinasi mutu perusahaan termasuk system management keselamatan menyeluruh
d. Menyediakan sumber daya sarana/ prasarana yang di perlukan e. Memonitor dan mengevaluasi perkembangan bisnis usaha
perusahaan
f. Mengawasi dan mengendalikan anggaran biaya
g. Mengadakan pertemuan dengan para kepala bagian dan staf kantor
h. Memperkenalkan kebijakan dan prosedur yang akan
meningkatkan usaha dan pelayanan jasa PT. Pelayaran Tonasa Lines dan memimpin rapat.
Wewenang
a. mengesahkan,menandatangani dan mengendalikan jalannya perusahaan secara umum
b. mengesahkan pembayaran invoice
c. menyetujui dan menandatangani perjanjian sewa menyewa kapal d. mengesahkan invoice untuk penyewa
e. mengesahkan sertifikat pekerjaan doking
2. Direktur Keungan Tanggung Jawab
a. memonitor secara keseluruhan terhadap tujuan armada kapal secara efesien
b. menjamin suplay kebutuhan atau amprahan kapal tepat waktu c. mengawasi secara jajaran di bawa direktorat administras
keuangan di kantor pusat dan dikantor cabang
d. mengawasi dan mengendalikan anggaran dan realisasi
e. mengadakan hubungan keja dengan pihak asuransi untuk kapal dan muatan
f. melakukan penawaran pekerjaan doking kapal
g. melakukan koordinasi dengan direktur tehnik armada dan staff yang berkaitan dengan adminstasi dan keuangan perusahaan menghadiri rapat tinjauan management
Wewenang
a. melaoprkan kegiatan operasional kepadfa direktur utama
b. menunjuk perusahaan keagenan untuk kepentingan kapal-kapal PT. Pelayran Tonasa Lines
c. melakukan penawaran, negosiasi dengan pihak realisasi atau pekanggan
d. melakukan evaluasi terhadap penawaran supplier e. membuat laporan keungan perusahaan
f. hal-hal lain sesuai petunjuk direktur utama
3. Direktur Teknik Tanggung Jawab
a. memonitor secara keseluruhan terhadap pengoperasian armada kapal secara aman dan efesien
b. menjamim pengoperasian secara aman dan bebas dari pencemaran
c. mengawasi semua kapal bagian dan staff di bawah depertement tehnik dan armada baik di kantor pusat maupun di kantor pelabuhan
d. memonitir seluruh fungsi-fungsi dan kegiatan pemelihraan semua kapal-kapal PT. Pelayaran Tonasas Lines
e. memonitor dan menilai hasil kerja karyawan staff dibawah depertemnt Tehnik, Armada dan ABK
f. melakukan negosiasi dan kerjasama dengan pihak relasi atau pelanggan
g. memberiakn respon dan dukungan kepada kapal dalam situasi darurat
h. memonitor secara langsung dan pelaksanaan doking i. mengesahkan spesifikasi pekerjaan doking
j. menghadiri rapat tinjauan management
k. menjamin bahwa kecelakaan dan kejadian berbahya dilaporkan, diperiksa dan di selesaikan secara cepat.
Wewenang
a. melaporkan kegiatan operasional direktur utama b. menyetujui pembelian spare part
c. menetapkan spesifikasi pekerjaan doking
d. menyetujui montrak perjanjian dengan relasi dan pelanggan
e. melakukan seleksi terhadap nakhoda, KKM dan ABK yang abru akan bergabung bersama dengan kepala bnagian SDM, kepala bagian DPA dan kepala bagian Operasi
4. Kepala Bagian DPA Tanggung Jawab
1. melaporkan kegiatan operasional direktur utama 2. menyetujui pembelian spare part
3. menetapkan spesifikasi pekerjaan doking
4. menyetujui montrak perjanjian dengan relasi dan pelanggan 5. melakukan seleksi terhadap nakhoda, KKM dan ABK yang abru
akan bergabung bersama dengan kepala bnagian SDM, kepala bagian DPA dan kepala bagian Operasi
6. berhubungan dengan Eksternal Auditor
7. mengadakan pengendalian atas document system manajemen keselamatan
8. bertanggung jawab untuk mengkordinasikan tim tangga darurat 9. sebagai penghubung antara nahkoda dan pimpinan tertinggi
perusahaan
10. menjamin bahwa crew kapal yang akan diterima bergabung dengan PT.Pelayaran Tonasa Lines, adalah crew kapal yang sehat,mampu dan bersertifikat
11. menjamin bahwa crew kapal yang akan diterima bergabung telah dinyatakan lulus pengetahuan system dan pencemaran kapal
12. memonitor aspek keselamatan dan pencegahan pencemaran dari armada.
5. Kepala Bagian Oprasi
Kepala bagian operasi bertanggung ajwab kepada direktur tehknik dan armada dalam hal: kepala bagian opersi bertanggung jawab terhadap pengopersian kapal untuk mengangkut muatan sesuai dengan jadwal atau schedule yang telah di tentukan.
Dalam hal mengembangkan tugas tersebut Kepala Bagian Operasional mempunyai tugas mencakup :
a. menyiapkan pelayanan operasional kepala kapal
b. mengawasi kesiapan ABK sebelum kapal bertolak maupun di pelabuhan
c. mengatur kedatanagn, keberangkatan serta kelancaran kapal, kelancaran pemuatan dan kelancaran pembingkaran di pelabuahn tujuan
d. menjamin kelengkapan seluruh document kapal, sebelum kapal bertolak
e. mengusahakan sebanyak mungkin disesuaikan dengan kapasitas muat kapal dan factor keselamatan kapal
f. mengawasi staff-staff lapangan dalam pelaksanaan pekerjaannya,khususnya pada penyandaran,pemuatan dan penghitungan muatan
g. membuat laporan hasil pengoperasian kapal secara teliti dan teratur serta catatan-catatn yang penting lainnya mengenai pengoperasian kapal
h. melaporkan segera kepada direktur tehknik apabila terjadi hal yang mencurigakan terutama mengenai penghitungan muatan i. memantau aspek keselamtan kapal dan pencegahan terjadinya
polusi atau pencemaran di kapal
j. mengawasi dan mengkoordinasi semua staff dibawahnya, meliputikepalaurusan atau pelaksana superintenden
k. menjamin bahwa pengoperasian armada kapal selalu optimal dan fesien
l. menjamin bahwa semua crew kapal yang berada diatas kapal dan dipelabuhan selalu melaksanakan sisitem mananjemen keselamatan dan selalu menggunakan safety dalam bekerja uantuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
6. Kepala Bagian Tehnik Kontruksi Mesin
Bertanggung jawab kepada Direktur Tehnik dalam hal kepala bagian teknik kontruksi mesin bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyiapan armada kapal untuk siap dioperasikan.dalam hal mengembangkan fungsi tersebut mempunyai tugas pokok yang mencakup:
a. mememlihara dan menyiapakan kapal agar selalu dalalm keadan laik laut dan laik operasi
b. 2.mengawasi perawatan atau pembeliharaan dan perbaikan atas kerusakan kapal khususunya mesin dan menanggulangi masalah- masalah yang timbul seccara cepat dan tepat
c. mengusahakan suku cadang dan material yang lain keperluan kapal sekaligus mengatur penyimpanan dan penggunaannya
d. memelihara barang-barang inventaris kapal dan mengurus barang- barang bekas yang tidak dapat di pakai lagi
e. menjamin kondisi kapal-kapal dioperasikan dengan evesien atau optimal
f. mengkoordinir superintenden untuk melakukan inspeksi kapal-kapal g. memantau jadwal pemeliharaan kapal
h. menyusun anggaran pemeliharaan kapal
i. menghubungin badan-badan klasifikasi dan pihak luar lainnya j. menyiapakan dan memeriksa spesifikasi pekerjaan doking
7. Kepala Bagian Sumber Daya Manusia
Kepala bagian SDM bertanggung jawab dalam menyediakan sumber daya manusia yang baik, sehingga kapal diawaki oleh persnil yang berkualitas dan memenuhi persyaratan sebagai pelaut.
Dalam mengembangkan fungsi tersebut Kepal Bagian SDM mempunai tugas pokok mencangkup:
a. Penyiapan SDM yang memenuhi syarat dan kualifikasi baik di darat maupun ABK kapal.
b. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bagian Operasi, Kepala Bagian DPA, kepala Bagian Teknik Kontruksi Mesin dan Kepala Bagian Dokumen dan Keagenan dalam mengatur dan melaksanakan tata kerja di unit perusahaan menyangkut arus informasi dokumentasi dan pelayanan staf.
c. Pengarsipan (filling) dan pelayanan kesekretarian (tata usaha) bagi semua asset perusahaan (korespondensi, insturktur, peraturan, keputusan, perjanjian/kontrak, risalah rapat dan lain-lain.
d. Mengatur dan melaksanakan manajemen perusahaan.
8. Kepala Bagian Keungan dan Akuntansi Tanggung jawab
a. Sebagai pengendali dan penanggung jawab manajemen keuangan perusahhan, mencakup pelaksannan dan pengawasan keuangan dalam mendukung tercapainya program perusahaan.
b. Memeriksakan dan menandatangani vocher dan penerimaan.
c. Memeriksa tagihan freight kapal.
d. Pencatatan transaksi keuangan.
e. Bukti pengeluaran atau penerimaan keuangan.
f. Laporan keuangan.
g. Jurnal penggunaan persediaan.
h. Pembukuan,dan laporan pajak.
i. Kas, neraca dan daftar laba rugi.
j. Pencatatan posisi keuangan, saldo bank/kas.
k. Proyeksi dan perencanaan anggaran RKAP.
l. Tanggung jawab
m. Membantu direksi dalam penyusun system dan prosedur akuntansi.
n. Memeriksa kebenaran dan kewajaran data pendukung jurnal memorial.
o. Memeriksa laporan keuangan.
p. Memeriksa kebenaran dan kewajaran data pendukung penerimaan dan pengeluaran kas bank serta kodering.
q. Bukti pengeluaran,penerimaan barang.
r. Memeriksa kebenaran motor perkiraan
9. Kepala Bagian Pengadaan Tanggung Jawab
a. Membuat penawarran harga b. Membuat order pembelian barang.
c. Memeriksa penerimaan barang di gudang
d. Mengadakan barang kebutuhan kapal sesuai permintaan e. Mengecek pengeluaran barang di gudang
f. Menyiapkan spare part,barang kebutuhan kapal sesuai persetujuan.
10. Kepala Bagian Teknik Konstruksi Plate Tanggung Jawab
a. Memelihara dan menyiapkan kapal agar selalu memuat dan bongkar di pelabuhan.
b. Mengawasi perawatan / pemeliharaan dan perbaikan atas keseluruhan system bongkar muat dan badan kapal.
c. Menguusahakan material untuk keperluan konstruksi kapal,sekaligus mengatur penyimpanan dan penggunaannya.
d. Memelihara barang-barang inventaris kapal dan mengurus barang- barang bekas yang tidak dapat dipakai lagi khususnya material, plate pipa, dan sebagainya.
e. Menjamin kondisi kapal dioperasikan dengan efesien dan mempertahankan kondisi kapal sesuai peraturan klasifikasi
f. Berkoordinasi dengan superintenden untuk melakukan inspeksi kapal g. Memantau jadwal pemeliharaan kapal.
h. Berhubugan dengan badan klasifikasi dalam rangka pemenuhan peraturan teknik konstruksi kapal.
i. Menyiapkan dan memeriksa sfesifikasi doking.
j. Dan lain-lain yang relevan dengan tugas-tugas bagian teknik konstruksi.
11. Kepala Bagian Keagenan, Dokumen dan Cabang Tanggung Jawab
a. Mengatur kedatangan dan penyandaran kapal-kapal keagenan di pelabuhan biringkassi.
b. Memantau kegiatan operasional kantor cabang
c. Mempersiapkan / mengecek dokumen dokumen kapal untuk ditindaklanjuti bilamana ada dokumen Expire
d. Berkoordinasi dengan pihak terkait terhadap kegiatan keagenan, pilot dan kantor cabang
e. Menandatangani list-list biaya kappa keagenan dan milik.
f. Menandatangani permintaan uang muka untuk perpanjangan surat- surat kapal milik dan keagenan.
g. Membuat penawaran harga keagenan kapal-kapal asing di pelabuhan Biringkassi.
h. Lain-lainnya yang ditugaskan oleh Direksi.
12. Kepala Bagian Kepanduan Tanggung Jawab
a. Mengawasi dan meneritipkan pemanduan di pelabuhan khusus biringkassi.
b. Mengevaluasi keluhan pelanggan, pengguna jasa dan hambatan operasional pemanduan di pelabuhan Biringkassi.
c. Memberikan izin dispensasi tidak menggunakan pandu kepada nahkoda atau pemimpin kapal dengan beberapa pertimbangan.
d. Menerima dan menindaklanjuti laporan petugas pandu tentang perubahan kedalam air, perubahan rambu-rambu navigasi dan lain- lain.
e. Memberikan bantuan kepada Nahkoda dan mengambil tindakan yang tetap dalam rangka menjamin keselamatan olah gerak.
f. Pandu wajib memberikan petunjuk dan keterangan yang perlukan kepada nahkoda serta membantu olah gerak kapal untuk keselamatan, ketertiban dan kelancaran arus lalulintas kapal.
g. Wajib melaporkan kepala-kepala bagian operasi, kepala bagian DPA, kakanpel atau ke polisi apabila terjadi tindak pidana diatas kapal yang sedang dipandu.
B. Hasil Uji Penelitian
1. Karakteristik Responden
berikut ini akan digambarkan atau dideskriptifkan dari data masing- masing informasi mengenai identitas responden mulai dari jenis kelamin, umur, dan pendidikan.
a. Deskripsi profil responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik dari jenis kelamin responden dapat di kelompokkan menjadi dua yaitu kelompok pria dan wanita, dan agar lebih jelasnya maka disajikan dalam bentuk tabel sebagia berikut:
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
No Jenis kelamin
Frekuensi
Responden Frekuensi %
Valid 1 laki-laki 38 95 %
2 Perempuan 2 5 %
Jumlah Responden 40 Responden 100%
Sumber data : IBM SPSS Statistics 28, 2021
Berdasarkan tabel 4.1 maka dapat di deskripsikan bahwa karakteristik responden jenis kelamin pria sangat mendominasi dalam melakukan analisa Pengaruh Beban Kerja dan Work Family Conflict Terhadap Stres Kerja Selama Pandemi Covid-19 Pada PT. Pelayaran Tonasa Lines Kabupaten Pangkep, yang mana jenis kelamin laki-laki berada pada 38 responden (95%) sedangkan jenis kelamin perempuan berada di angka 2 responden (5%) atau berada pada posisi bawah dari jenis kelamin pria.
b. Deskripsi profil responden berdasarkan usia
Sebagaimana penetapan karakteristik responden maka peneliti menyajikan karakteristik ini dalam bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Menurut Usia
No
Umur Responden
Frekuensi
responden Frekuensi%
Valid 1 20-29 Tahun 3 7,5 %
2 30-39 Tahun 2 5 %
3 40-49 Tahun 26 65 %
4 50-59 Tahun 9 22 %
Jumlah 40 responden 100%
Sumber data : IBM SPSS Statistics 28, 2021
Berdasarkan uraian tabel 4.2 maka diperoleh hasil dari karakteristik responden dari segi umur yakni : responden yang berumur 20-29 tahun berada di angka 3 responden (7,5%), sedangkan responden yang berumur 30-39 tahun berada di angka 2 responden (5%), serta responden yang berumur 40-49 tahun berada di angka 26 responden (65%), dan responden yang berumur 50-59 tahun berada di angka 9 responden (22%), maka dapat di interprestasikan dalam perspektif keilmuan bahwa rata-rata responden yang berumur 40-49 tahun yang melakukan analisa Pengaruh Beban Kerja dan Work Family Conflict Terhadap Stres