• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KABUPATEN PANGKEP "

Copied!
135
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Stres kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan kesulitan dan ketegangan emosional yang dapat menghambat kinerja individu (Robbins dalam Almasitoh, 2011). Menurut Minarsih & Hotma (2011), konflik pekerjaan-keluarga (dual roleconflict), tekanan kerja dan stres kerja merupakan variabel yang saling berhubungan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan dapat menjadi referensi bagi peneliti lain yang akan menyelidiki konflik pekerjaan-keluarga atau konflik peran ganda dan pengaruhnya terhadap stres kerja pada karyawan.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Sumber Daya Manusia

Pengertian Beban Kerja

Schultz (2006) mengatakan beban kerja adalah terlalu banyak pekerjaan dalam waktu yang tersedia atau melakukan pekerjaan yang terlalu sulit bagi karyawan. Beban kerja pegawai hendaknya disesuaikan dengan kuantitas dimana pekerjaan yang dilakukan terlalu banyak/sedikit serta kualitas dimana pekerjaan yang dilakukan memerlukan keahlian.

Aspek-aspek Beban Kerja

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa beban kerja adalah suatu tugas atau pekerjaan yang harus diselesaikan oleh para pegawai baik kualitas maupun kuantitasnya serta menyelesaikan pekerjaan tersebut setelah waktu yang ditentukan.

Indikator Beban Kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi Beban Kerja

Tugas yang dilakukan bersifat fisik seperti tempat kerja, tata ruang, tempat kerja, alat dan ruang kerja, kondisi kerja, sikap terhadap pekerjaan, sedangkan tugas bersifat mental seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kerumitan kerja, kewajiban kerja. . Lingkungan kerja tersebut adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimia, lingkungan kerja biologis, dan lingkungan kerja psikologis.

Dampak Beban Kerja

Dampak negatif dari bertambahnya beban kerja adalah emosi pegawai tidak sesuai dengan apa yang diharapkan pasien. Beban kerja yang berlebihan ini berdampak besar pada produktivitas tenaga kesehatan dan tentunya berdampak pada produktivitas rumah sakit.

Pengertian Work Family Conflict

Merupakan suatu bentuk kedudukan atau peranan yang diharapkan seseorang dapat memenuhi tuntutan pekerjaan dan keluarga.

Dimensi Work Family Conflict

  • Faktor-faktor yang mempengaruhi Work Family Conflict

Faktor eksternal, dukungan suami sangat diperlukan untuk memperoleh semangat bekerja, hal ini merupakan dambaan wanita karir. Sebagai perempuan profesional, ia juga harus berperan sebagai wali dan pendidik bagi anak-anaknya, yaitu perannya sebagai seorang ibu.

Pengertian Stres Kerja

Faktor Hubungan dengan Suami dan Anak Wanita karir yang sudah menikah dan mempunyai anak harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan suami. Dengan personal skill yang baik maka wanita karir mempunyai dorongan atau motivasi yang besar dalam berkarir, salah satu faktor yang mempengaruhi wanita bekerja adalah kebutuhan finansial.

Aspek-aspek Stres Kerja

Siagian (2014) mengartikan stres kerja sebagai keadaan ketegangan yang mempengaruhi emosi, pemikiran dan kondisi fisik seseorang. Aspek perilaku, dalam aspek ini beban kerja pada pegawai ditunjukkan melalui perilakunya.

Indikator Stres Kerja

Dan faktor inilah yang dapat memicu beban kerja dan konflik antara pekerjaan dan keluarga (dual roleconflict). Konflik beban kerja dan pekerjaan-keluarga (dual roleconflict) mempengaruhi stres kerja karena jika beban kerja terlalu besar dan tugas-tugas menumpuk sehingga karyawan tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya (Munandar, 2008), begitu pula dengan konflik pekerjaan-keluarga (dual roleconflict). ) atau permasalahan pekerjaan-keluarga pada karyawan, baik itu tuntutan atau tugas peran dari pekerjaan atau tuntutan peran dari keluarga dan karyawan tidak dapat menyeimbangkan kedua tuntutan tersebut, maka kedua hal tersebut yaitu beban kerja dan konflik pekerjaan-keluarga (dual roleconflict), maka karyawan akan mengalami stres kerja.

Kerangka Pikir

Hasil ketiga dengan rx2-y = 0,314 dan R 2 = 0,098 serta p = 0,000 (p<0,01) menunjukkan adanya hubungan positif signifikan antara konflik pekerjaan-keluarga dengan stres kerja pada perawat menikah. Giovanny Anggasta, Buhali Meily Margaretha, Dampak Konflik Keluarga di Tempat Kerja Terhadap Komitmen Organisasi: Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Tidak Langsung, (2013). Hasil penelitian menunjukkan konflik keluarga di tempat kerja berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasi, sedangkan kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi 4 Adintya Nabila, Hamidah Nayati.

Utami, Edly Khurotul Aini, Dampak Work-Family Conflict Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Stres Kerja, (2019), Metode Penelitian Kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap stres kerja pada karyawan sektor operatif dan jasa. 5 Dian Permata Hati, Dampak konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja dan karir ibu di masa pandemi Covid-19, 2021, metode penelitian kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh positif konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja ibu karir di masa pandemi ini.

Gambar 2.1  Kerangka Pikir Beban Kerja
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Beban Kerja

Hipotesis

METODE PENELITITAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Operasional Variabel Penelitian
  • Populasi dan sampel
  • Metode Pengumpulan Data
  • Metode Analisis Data

Berdasarkan tabel 4.4 dengan jumlah responden sebanyak 40 responden maka tanggapan responden cukup bervariasi, terlihat dari item pertama dimana frekuensi responden yang memilih setuju sebanyak 8 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 23 responden, frekuensi responden yang memilih setuju sebanyak 8 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 23 responden, frekuensi perbedaan sebanyak 8 responden. Item ketiga yaitu frekuensi responden yang memilih sangat setuju sebanyak 9 responden, setuju frekuensi 32 responden, tidak setuju frekuensi 2 responden, tidak setuju frekuensi 1 responden. Item keenam responden yang memilih sangat setuju memiliki frekuensi 9 responden, frekuensi setuju 22 responden, frekuensi tidak setuju 6 ​​responden, frekuensi tidak setuju 2 responden, tidak setuju, frekuensi 1 responden. .

Berdasarkan tabel 4.5 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang, maka tanggapan responden cukup bervariasi, terlihat dari item pertama, dimana frekuensi responden yang memilih setuju sebanyak 12 responden, frekuensi yang tidak setuju sebanyak 20 responden. responden adalah. , frekuensi perbedaannya sebanyak 8 responden. Item keenam responden memilih sangat setuju, frekuensinya 1 responden, setuju dengan frekuensi 26 responden, tidak setuju dengan frekuensi 6 responden, tidak setuju dengan frekuensi 5 responden, tidak setuju dengan frekuensi 2 responden. . Item ketiga responden memilih sangat setuju dengan frekuensi 13 responden, setuju dengan frekuensi 13 responden, tidak setuju dengan frekuensi 8 responden, tidak setuju dengan frekuensi 5 responden, tidak setuju dengan frekuensi 1 responden. .

Item keempat, frekuensi responden yang memilih sangat setuju sebanyak 2 responden, setuju dengan frekuensi 7 responden, tidak setuju dengan frekuensi 16 responden, tidak setuju dengan frekuensi 5 responden, sangat tidak setuju dengan frekuensi 11 responden.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat digambarkan bahwa karakteristik responden laki-laki mendominasi dalam menganalisis dampak beban kerja dan konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja pada masa pandemi Covid-19 di PT. Poin keempat dimana frekuensi responden yang memilih sangat setuju sebanyak 9 responden, frekuensi sebanyak 18 responden, frekuensi sebanyak 7 responden, frekuensi sebanyak 7 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 6 responden, poin kelima dimana frekuensinya responden yang memilih sangat setuju sebanyak 2 responden, frekuensi setuju sebanyak 17 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 12 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 7 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 2 responden. Poin keempat, dimana frekuensi responden yang memilih setuju sebanyak 25 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 10 responden, frekuensi tidak setuju sebanyak 3 responden. frekuensi tidak setuju 12 responden, frekuensi tidak setuju 2 responden, sangat tidak setuju, frekuensi 1 responden.

Berdasarkan tabel 4.6 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang, jawaban responden cukup bervariasi, hal ini terlihat dari item pertama, dimana responden yang memilih sangat setuju dengan frekuensi 3 responden, setuju dengan frekuensi 18 responden, setuju tidak setuju setuju dengan frekuensi 18 responden, tidak setuju dengan frekuensi 3 responden, sangat tidak setuju, dan setuju dengan frekuensi 1 responden. Berdasarkan tabel diatas dipengaruhi oleh nilai koefisien R-squared (R2) sebesar 0,370 atau 37%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh variabel beban kerja dan konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja adalah sebesar 37%. Pembahasan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan kerja dan konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja karyawan di PT.

Untuk memastikan bahwa item kuesioner variabel X1 dan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban kerja dan konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja. Pengaruh mediasi konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja pada ibu yang bekerja di rumah pada masa pandemi Covid-19.

Pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja dan kinerja (studi pada perawat wanita di RSUD Wonosari Yogyakarta). Daftar pernyataan ini disusun dengan tujuan untuk mengumpulkan data dalam rangka penyusunan disertasi yang berjudul: “Pengaruh tekanan kerja dan konflik pekerjaan-keluarga terhadap stres kerja pada masa pandemi Covid-19 di PT.

Gambar 4.1  struktur organisasi 1
Gambar 4.1 struktur organisasi 1

Pembahasan

Pembahasan Hasil Penelitian

Untuk menentukan persamaan analisis regresi linier berganda terlebih dahulu dilakukan uji validitas yang menyatakan seluruh angket atau angket pernyataan dari variabel indikator X1 dan X2 yaitu beban kerja dan konflik pekerjaan-keluarga serta variabel Y yaitu stres kerja. sah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel konflik pekerjaan-keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap stres kerja, hal ini dibuktikan dengan hasil statistik uji t variabel konflik pekerjaan-keluarga dengan nilai t hitung sebesar 0,620 yang lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,026 dengan nilai signifikan sebesar 0,539 lebih besar dari gt; 0,05) hal ini menunjukkan bahwa secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel konflik pekerjaan-keluarga terhadap variabel stres kerja yang berarti karyawan tidak membawa masalah pekerjaan-ke-keluarga dan sebaliknya atau dengan kata lain karyawan mampu. membagi waktu mereka. antara keluarga dan pekerjaan sehingga karyawan dapat fokus dalam melakukan pekerjaannya. Variabel X1 yaitu beban kerja berpengaruh signifikan terhadap stres kerja yang artinya semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi pula stres kerja yang dirasakan karyawan.

Variabel Pengaruh konflik pekerjaan-keluarga terhadap kepuasan kerja dan intensi turnover pada profesi akuntan publik: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta dan Bandung Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7 (2) 278. Pengaruh beban kerja terhadap stres perawat IGD dengan dukungan sosial sebagai variabel moderasi (Studi pada RSUD Dr. Kariadi Semarang).

2010), Anteseden dan Konsekuensi Konflik Pekerjaan-Keluarga: Pengujian Model Antarmuka Pekerjaan-Keluarga, Jurnal Psikologi Terapan. Hubungan beban kerja dengan stres kerja perawat instalasi gawat darurat RSUD Kabupaten Semarang. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dan Stres Kerja Sebagai Variabel Mediasi Pada Karyawan Divisi Penjualan Konsumer Pt Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

PENUTUP

Simpulan

Saran

Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi terjadinya stres kerja seperti kelelahan, gaji dan gaya manajemen, sebaiknya dilakukan pada objek penelitian yang berbeda 2. Hubungan konflik pekerjaan-keluarga dengan kinerja karyawan wanita di PT.matahari Kahuripan Indonesia. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada Restoran Alpha Hotel Pekanbaru (Disertasi Doktor Universitas Riau).

Dewi, F, (2015) Hubungan beban kerja perawat dengan stres kerja perawat di ruang rawat inap RSUD Menggala. Pengaruh stres kerja terhadap prestasi kerja dan identifikasi manajemen stres yang digunakan perawat di ruang rawat inap RSUD Ulin Banjarmasin. Putra, Ida and Agoes Ganesha (2015) “Dampak Lingkungan Kerja Fisik dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Pegawai di UPT.

Saya merasa waktu yang saya habiskan di tempat kerja menghalangi waktu yang saya perlukan untuk memenuhi kewajiban saya kepada keluarga. Saya merasa permasalahan yang saya hadapi dalam keluarga membuat saya bersikap emosional (mudah marah dan mudah tersinggung). Saya merasa permasalahan yang saya hadapi di tempat kerja seringkali menyebabkan saya bersikap emosional di rumah (mudah tersinggung dan mudah tersinggung).

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pikir Beban Kerja
Gambar 4.1  struktur organisasi 1
Gambar 4.2  struktur organisasi 2 DIREKTUR UTAMA
Gambar 4.3  struktur organisasi 3
+6

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signfikan antara variabel work family conflict terhadap

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil