METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Kabupaten Bone sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur Sulawesi Selatan memiliki posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur Indonesia yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan. Kabupaten ini terletak 174 km ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi 4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°30' BT.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kecamatan Tanete Riattang, adalah merupakan suatu wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Bone dan merupakan sentral pemerintahan Kabupaten Bone. Adapun beberapa kondisi Kecamatan Tanete Riattang sebagai berikut :
1. Kondisi Geografis
Batas-batas Kecamatan Tanete Riattang lebih banyak ditandai dengan batas-batas jalan :
- Sebelah Timur : Kecamatan Tanete Riattang Timur - Sebelah Selatan : Kecamatan Barebbo
- Sebelah Barat : Kecamatan Tanete Riattang Barat - Sebelah Utara : Kecamatan Awangpone.
2. Kondisi Topografis
Bilamana kita simak sepintas maka secara geografis Kecamatan Tanete Riattang mempunyai fisiologi mendatar atau merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 500 meter di atas permukaan air laut. 90%
wilayahnya adalah daerah pemukiman.
3. Kondisi Hidrologi
Sebagaimana dengan wilayah Indonesia pada umumnya, yang terletak di daerah tropis, maka di Kecamatan Tanete Riattang kita mengenal adanya dua kali pergantian musim, yaitu musim penghujan dan musim kemarau.
Musim penghujan yang berkisar antara bulan Nopember s/d bulan April
dan musim kemarau yang berkisar antara bulan Mei s/d Oktober, dimana waktu-waktu tertentu sering mengalami perubahan, yaitu maju dan mundur dari prakiraan cuaca yang diramalkan.
B. Sumber Data
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitiann langsung di lokasi Kecamatan Tanete Riattang dengan mengambil data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini menggunakan dua sumber data yakni :
1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lokasi Kecamatan Tanete Riattang yaitu data tanah dan elevasi serta data drainase eksisting di beberapa tempat di kawasan penelitian.
2. Data sekunder yaitu data yang akan digunakan dalam analisis data dari berbagai sumber (data curah hujan, data sistem jaringan drainase alami, data tentang elevasi tanah/topografi Tanete Riattang, dan data penggunaan tata lahan).
C. Metode Analisa Data
Pendekatan analisis data dengan menggunakan model statistik dan empirik yang telah ada, yaitu :
1. Menghitung debit banjir.
2. Merencanakan sumur resapan air hujan.
a. Menghitung besarnya debit genangan yang terjadi di lokasi studi b. Menentukan penempatan dan jumlah sumur resapan air hujan
D. Diagram Alir Kegiatan
Bagan alir penulisan tugas akhir ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2. Bagan alir kegiatan Mulai
Pengumpulan Data
Data Debit Banjir Data Drainase Kec. Tanete
Riattang
DimensiSumur Resapan
Pengaruh sumur resapan terhadap Debit
Banjir
Selesai
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Drainase Eksisting di Kecamatan Tanete Riattang
Pada ruas jalan utama di Kecamatan Tanete Riattang saluran drainase kanan dan kiri banyak yang tidak berfungsi dan tidak terawat seperti tertutup rumput dan sampah yang menumpuk. Bahkan, sebagian besar ruas jalan utama tersebut tidak terdapat saluran drainase. Pembuangan akhir pada saluran drainase ruas jalan tersebut yaitu pada Sungai Bone.
Kondisi topografi Kecamatan Tanete Riattang yang bergelombang menjadi salah satu faktor penyebab genangan pada daerah-daerah cekungan, karena belum terdapat saluran pengeluaran yang memadai dari daerah tersebut. Kelurahan Ceppae dan Kelurahan Macumpu merupakan daerah yang mengalami genangan terparah apabila musim hujan tiba.
Genangan tersebut sangat merugikan karena terjadi tiap tahun di musim penghujan hingga menggenangi rumah warga setempat.
Drainase yang ada pada lokasi genangan merupakan drainase dengan sistem konvensional. Air hujan yang tertampung di saluran drainase langsung mengalir ke Sungai Bone.
Gambar 3. Layout drainase eksisting di Kecamatan Tanete Riattang
Tabel 2 Drainase eksisting Kecamatan Tanete Riattang
No Nama Saluran Panjang saluran
(m)
Dimensi saluran Labar atas
(m)
Lebar bawah (m)
H. saluran (m)
Bentuk saluran
Keterangan
1 Jl. Lapatau 780 1,93 1,50 0,85 Travesium
2 Jl. Biru 800 2,05 1,60 0,90 Travesium
3 Jl. Agussalim 400 2,17 1,70 0,95 Travesium
4 Jl. Ahmad Yani 300 2,33 1,80 1,05 Travesium
5 Jl. Sukawti 1 390 2,33 1,80 1,05 Travesium
6 Jl. Sukawti 2 680 2,33 1,80 1,05 Travesium
B. Analisis Pengaliran Menurut Darcy Diketahui :
Panjang saluran = 780 m
Koefisien permeabilitas tanah (k) = 3,5 x 10-1 cm/det Selisih ketinggian (Δh) = 2,059 cm = 0,02059 m Kemiringan saluran (i) adalah = Δh/L
= 0,02059/780 = 0,0000264 m Kecepatan air di saluran (V) = k . i
= 0,197 m/det Debit di saluran (Q) = A. V
= ((b + mh)h) . k.i
= ((1,50 +1.0,85).0,85) 0,197 = 0,394 m3/det
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3 Perhitungan dimensi saluran drainase
Panjang
(m) Q A V b h k i m Wp
(m3/dt) (m2) (m/dt) (m) (m) (m)
1 Jl. Lapatau 780,00 0,394 1,998 0,197 1,50 0,85 60 0,000026 1,0 0,40 1,25
2 Jl. Biru 800,00 0,545 2,250 0,242 1,60 0,90 60 0,000037 1,0 0,40 1,30
3 Jl. Agussalim 400,00 0,384 2,518 0,153 1,70 0,95 60 0,000014 1,0 0,40 1,35
4 Jl. Ahmad Yani 300,00 0,405 2,993 0,135 1,80 1,05 60 0,000009 1,0 0,40 1,45
5 Jl. Sukawati 1 390,00 0,823 2,993 0,275 1,80 1,05 60 0,000039 1,0 0,40 1,45
6 Jl. Sukawati 2 690,00 0,823 3,098 0,266 1,90 1,05 60 0,000036 1,0 0,30 1,35 Nama Saluran
SALURAN DRAINASE
No.
Dimensi Saluran
Wtoatal
C. Analisis Sistim Dranaise
Input yang diolah dalam analisis sistem drainasi adalah skema sistem drainase dan data teknis saluran drainase eksisting. Jumlah saluran drainase di Kecamatan Tanete Riattang adalah 24 saluran. Analisis dititik beratkan pada saluran yang diduga tidak mampu menampung debit rancangan, sehingga menyebabkan terjadinya genangan. Debit rancangan dihitung dari debit air hujan dan debit air kotor ditambah dengan kandungan sedimen yang terdapat dalam aliran banjir sebesar 10%.
Perhitungan debit air hujan pada studi ini menggunakan rumus rasional yang telah dimodifikasi, karena rumus ini dapat digunakan untuk daerah pengaliran yang relatif kecil dan memiliki luas daerah yang lebih dari 0.80 km2. Luas daerah studi ± 5,91 km2. Perhitungan debit air hujan dipengaruhi oleh intensitas hujan dan koefisien tampungan.
Debit air kotor adalah debit yan berasal dari air buangan hasil aktifitas penduduk yang berasal dari lingkungan rumah tangga, bangunan umum, instalasi, bangunan komersial dan sebagainya.
Untuk memperkirakannya terlebih dahulu harus diketahui jumlah kebutuhan air rata-rata untuk daerah studi. Kebutuhan air bersih rata-rata penduduk di Kecamatan Tanete Riattang adalah sebesar 150 liter/hari/orang. Proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Tanete Riattang menggunakan metode aritmatika karena hasil analisis korelasinya lebih
mendekati 1 daripada kedua metode lainnya, yaitu geometri dan eksponensial.
Proyeksi jumlah penduduk Kecamatan Tanete Riattang pada tahun 2013 adalah sebesar 83,073 jiwa. Debit genangan merupakan hasil evaluasi saluran drainase. Debit genangan didapatkan dari selisih antara besarnya debit drainase yang terdiri dari debit yang berasal dari air hujan dan air limbah penduduk dengan kapasitas saluran drainase yang ada. Total debit genangan yang terjadi di Kecamatan Tanete Riattang adalah sebesar 0,381 m3/det . Jumlah saluran drainasi yang tidak mampu menampung debit rancangan adalah sejumlah 6 saluran. Hasil evaluasi saluran yang tidak mampu menampung debit banjir dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Rekapitulasi saluran drainase yang tidak mampu menampung debit rencana No Saluran Drainase Debit rencana
(m3/dt)
Panjang Saluran (m)
Debit masuk (m3/det)
Genangan (m3/det)
1 Lapatau 0,394 780 0,402 0,008
2 Jl. Biru 0,545 800 0,578 0,033
3 Jl. Agussalim 0,384 400 0,439 0,055
4 Jl. Ahmad Yani 0,405 300 0,494 0,089
5 Jl. Sukawti 1 0,823 390 0,933 0,110
6 Jl. Sukawti 2 0,823 680 0,909 0,086
Jumlah 0,381
D. Sumur Resapan
Penampang sumur resapan yang digunakan adalah bulat dengan jarijari 1,5 m dan tinggi 2 m. Debit banjir yang akan ditampung oleh sumur resapan menggunakan persamaan Sunjoto, yaitu:
𝑄𝑠 = 2𝜋𝐿𝐾𝐻
𝑖𝑛 1
2𝑅+ 1+ 2𝑅𝐿 2
dimana:
Qs = Debit banjir yang akan ditampung sumur resapan (m3/det) L = Tinggi sumur resapan yang masuk ke dalam tanah (m) K = Koefisien permeabilitas tanah (m/det)
H = Tinggi muka air (m) R = Jari-jari sumur (m)
Sumur resapan ditempatkan pada lahan pekarangan penduduk. Dalam perhitungan ini di ambil daerah kelurahan Macimpu yang merupakan lokasi genangan. Panjang Daerah Kelurahan Macimpu yang membuang aliran airnya ke Sungai Bone adalah 600 m dan lebarnya diambil rata-rata 100 m.
Penggunaan sumur resapan 80% dari total rumah yang ada di lokasi tersebut. Rata-rata luas tanah untuk satu rumah penduduk adalah 20x10 m2. Data:
dsumur = 1,5 m Rsumur = 0,75 m
H = 0,90 m
K = 2,138. 10-5 m/s L = 2 m
Debit Banjir yang ditampung oleh sumur resapan : Qs = 2π2. 2,138.10−5. 0,90
ln 1
2.0,75+ 1 + 2 2.0,75
2
= 0,001406 m3/det
Luas daerah total di lokasi tersebut adalah 600x100 m2. Luas untuk satu kepala keluarga adalah 20x10 m2. Jadi total rumah yang ada di lokasi tersebut adalah (600x100)/(20x10) = 300 rumah. Rumah yang menerapkan sumur resapan hanya diambil70% dari total rumah. Jadi, jumlah sumur resapan adalah 70%x300 = 210 buah.
Total debit banjir yang ditampung oleh sumur resapan = 0,001406 x 210 = 0,2952 m3/det
Gambar 4. Dimensi sumur resapan
E. Debit Banjir Rencana
Debit banjir rencana (input) di kelurahan Macimpu seluas 600x100 m2 adalah :
Qren = 0,2778 . C . I . A = 0,2778.0,5.47,56. (0,6) = 0,381 m3/det
Qsumur resapan = 0,2952 m3/det
Debit banjir rencana (output) merupakan debit banjir rencana (input) dikurangi debit rembesan. Debit banjir rencana (output) di lokasi kelurahan Macimpu
Qrout = Qren – Qsumur resapan = 0,381 – 0,2952
= 0,0858 m3/det Persentase yang terserap:
%terserap = (Qsumur resapan / Qren). 100%
= (0,2952 / 0,381) . 100 % = 77,43 %
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa sumur resapan yang diterapkan mampu mengurangi debit banjir hingga 77,43 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Genangan yang terjadi di lokasi studi disebabkan oleh kapasitas saluran drainase eksisting yang tidak mampu menampung debit banjir yang ada di lokasi studi dengan desain debit kala ulang 5 tahunan. Debit banjir rencana di Kecamatan Tanete Riattang untuk kala ulang 5 tahun sebesar 0,381 m3/detik.
2. Penerapan drainase sumur resapan di wilayah kecamatan Tanete Riattang Kabupaten Bone dianjurkan pada setiap halaman rumah membuat sumur resapan dengan diameter 1,5 m dan kedalaman 2 m, dari hasil analisa sumur resapan dapat menampung debit banjir sebesar 0,295 m3/det untuk 210 buah sumur resapan. Persentase debit banjir yang dapat dikurang akibat sumur resapan adalah 77,43 %.
B. Saran
Alternatif penanganan masalah yang disarankan untuk mereduksi genangan air di Kecamatan Tanete Riattang adalah :
1. Menerapkan penggunaan sumur resapan di setiap rumah warga sebagai salah satu usaha dalam penanggulangan kekurangan air dan mengurangi genangan drainase yang ada di Kecamatan Tanete Riattang.
2. Adanya penanggulangan terhadap berbagai macam faktor penyebab genangan di Kecamatan Tanete Riattang yaitu dengan tidak membuang sampah ke saluran drainase.
3. Mengelola daerah resapan hujan agar dapat menyerap air hujan dengan baik dan menambah cadangan air tanah.
4. Pembuatan sumur resapan dapat mengatasi genangan tanpa harus mengubah drainase yang ada dengan menggunakan biaya yang sangat mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). 2012. Rencana Detail Tata Ruang Bagian Wilayah Kota (BWK) Tanete Riattang Kota Bone. Pemerintah Kabupaten Bone.
Chow, V. T. 1992. Hidrolika Saluran Terbuka. Erlangga, Jakarta.
Dake, J.M.K, Pangaribuan, Y.P dan Tachyen, E.P. 1985. Hidrolika Teknik Erlangga, Jakarta.
Direktorat Jendral Pengairan. 2000. Perhitungan Debit Banjir Rencana.
Pusat Penelitian Pranata Pembangunan Universitas Indonesia, Jakarta.
Franzini, J.B, Linsley, R.K dan Sasongko, D, 1986. Teknik Sumber Daya Air, Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Harto, Sri, 1993. Analisis Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kohler, M.A, Linsley, R.K dan Paulhus, J.L.H, 1996.Hidrologi Untuk Insinyur, Erlangga, Jakarta.
Maryono, Agus. 2003. Konsep Ekodrainase sebagai Pengganti Drainase Konvensional. Pusat Studi Transportasi dan LogistikUGM, Yogyakarta Priatna, Budhi. Sumur Resapan Air Hujan.
Siswanto, Joleha. 2001. Sistem Drainase Resapan untuk Meningkatkan Pengisian (Recharge) Air Tanah. Fakultas Teknik Universitas Riau, Riau.
Soemarto, C.D, 1999. Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta.
Sostrodarsono, S, Takeda, K, 1980. Hidrologi Untuk Pengairan, PT.
Pranya Paramita, Jakarta.
Sunjoto. Pembangunan di Kawasan Resapan Air, Studi Kasus Pusat Pelatihan Transmigrasi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.ANDI Offset, Yogyakarta.
Susilawati, Siti Azizah dkk. 2001. Dampak Perkembangan Kota terhadap Peresapan Ait dalam Tanah di Kota Malang, Jawa Timur, Malang.
Soewarno, 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisa Data.
Nova, Bandung.
Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untukLahan Pekarangan (SNI:03-2453-2002)
Triatmodjo, B, 1993. Hidraulika I, Beta Offset, Yogyakarta.
Triatmojo, B, 1996. Hidraulika II, Beta Offset, Yogyakarta.
Wildensyah, Iden. 2006. Penghijauan Daerah Resapan sebagai Upaya Konservasi Sumber Daya Air. Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber : http://www.google.co.id/imgrespeta-kota.blogspot.com.peta-kabupaten- bone
Sumber : http://www.google.co.id/imgres=taneteriattang.blogspot.com.peta- kecamatan
Lokasi Penelitian
Lampiran 3, halaman 36
Tabel Curah Hujan Harian Maksimum Tahunan (mm) Watangpone
No. Tahun Data curah hujan (mm)
Data diurutkan (mm)
1 1988 67,00 35
2 1989 105,00 45
3 1990 97,00 67
4 1991 70,00 70
5 1992 45,00 80
6 1993 92,00 86
7 1994 95,00 92
8 1995 120,00 95
9 1996 124,00 95
10 1997 109,00 96
11 1998 113,00 97
12 1999 137,00 105
13 2000 105,00 105
14 2001 116,00 109
15 2002 96,00 113
16 2003 80,00 116
17 2004 125,00 120
18 2005 153,00 124
19 2006 134,00 125
20 2007 125,00 125
21 2008 86,00 134
22 2009 200,00 137
23 2010 35,00 153
24 2011 200,00 200
25 2012 95,00 200
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel Perhitungan Parameter Statistik Curah Hujan Harian Maksimum Metode Gumbel Watangpone
No. Data Curah Hujan (mm)
Data Diurutkan
( mm )
[ X - Xrt ] X - Xrt ] 2
1 67 35 -73,96 5470,08
2 105 45 -63,96 4090,88
3 97 67 -41,96 1760,64
4 70 70 -38,96 1517,88
5 45 80 -28,96 838,68
6 92 86 -22,96 527,16
7 95 92 -16,96 287,64
8 120 95 -13,96 194,88
9 124 95 -13,96 194,88
10 109 96 -12,96 167,96
11 113 97 -11,96 143,04
12 137 105 -3,96 15,68
13 105 105 -3,96 15,68
14 116 109 0,04 0,00
15 96 113 4,04 16,32
16 80 116 7,04 49,56
17 125 120 11,04 121,88
18 153 124 15,04 226,20
19 134 125 16,04 257,28
20 125 125 16,04 257,28
21 86 134 25,04 627,00
22 200 137 28,04 786,24
23 35 153 44,04 1939,52
24 200 200 91,04 8288,28
25 95 200 91,04 8288,28
Jumlah 2724,000 -91,040 36082,960
X rerata 108,960 -3,793 1443,318
Maximum 200,000 91,040 8288,282
Minimum 35,000 -73,960 0,002
Stadard Deviasi 38,774 34,546 2029,463
Koef. Skewness 0,618 0,408 2,570
Koef. Kurtosis 1,217 1,716 6,621
Sumber : Hasil perhitungan
Hubungan Jumlah data, Reduced Mean (Yn) dan Reduced Standard Deviation (Sn) :
Data = 25
Sn = 1,0915
Yn = 0,5309 1/a = 35,524 b = 90,100
Perhitungan curah hujan rancangan dicari dengan rumus : Xt = b + 1/a . Yt
Tabel Perhitungan Curah Hujan Rancangan Metode EJ. Gumbel No.
Periode Ulang (T)
Reduced Variate
Harga Ekstrapolasi, (Xt)
(tahun) (Yt) ( mm )
1 1,0101 -1,5272 36
2 2 0,3665 103
3 5 1,4999 143
Sumber : Hasil perhitungan
Gambar Analisis Frekwensi CH. Rancangan Tanete Riattang dengan Metode Gumbel
30 50 70 90 110 130 150 170 190 210
1 10 100
Xi (mm)
Probabilitas
Analisis Frekuensi CH. Rancangan Tanete Riattang dengan Metode EJ. Gumbel
Tabel Perhitungan Parameter Statistik Curah Hujan Harian Maksimum Metode Log Pearson Type III, Tanete Riattang
No. Tahun Curah hujan, X
Log X (LogX - Log Xrt)2 ( Log X-Log Xrt )3 ( mm )
1 1988 35 1,5441 0,2156 -0,1001
2 1989 45 1,6532 0,1261 -0,0448
3 1990 67 1,8261 0,0332 -0,0061
4 1991 70 1,8451 0,0267 -0,0044
5 1992 80 1,9031 0,0111 -0,0012
6 1993 86 1,9345 0,0055 -0,0004
7 1994 92 1,9638 0,0020 -0,0001
8 1995 95 1,9777 0,0009 0,0000
9 1996 95 1,9777 0,0009 0,0000
10 1997 96 1,9823 0,0007 0,0000
11 1998 97 1,9868 0,0005 0,0000
12 1999 105 2,0212 0,0002 0,0000
13 2000 105 2,0212 0,0002 0,0000
14 2001 109 2,0374 0,0008 0,0000
15 2002 113 2,0531 0,0020 0,0001
16 2003 116 2,0645 0,0031 0,0002
17 2004 120 2,0792 0,0050 0,0004
18 2005 124 2,0934 0,0072 0,0006
19 2006 125 2,0969 0,0078 0,0007
20 2007 125 2,0969 0,0078 0,0007
21 2008 134 2,1271 0,0141 0,0017
22 2009 137 2,1367 0,0165 0,0021
23 2010 153 2,1847 0,0311 0,0055
24 2011 200 2,3010 0,0857 0,0251
25 2012 200 2,3010 0,0857 0,0251
Jumlah 2724,000 50,209 0,690 -0,095
Rerata 108,960 2,008 0,028 -0,004
Maksimum 200,000 2,301 0,216 0,025
Minimum 35,000 1,544 0,000 -0,100
Deviasi 38,774 0,170 0,051 0,023
Sumber : Hasil perhitungan
Data = 25 Koef. Skewness(Cs) = -0,881
Log X = Log X rt + G . S
Log X rt = 2,01
S = 0,1696
Tabel Hujan rancangan Metode log Pearson Type III No.
Periode
G (tabel)
Harga
Ulang (T) Ekstrapolasi (Xt)
( tahun ) ( mm )
1 1,0101 -2,050 46
2 2 0,139 108
3 5 0,854 142
Sumber: Hasil perhitungan
Gambar 2 Pemeriksaan uji kesesuaian disdtribusi Log Person Type III
10 100 1000
1 10 100
Tinggi hujan (mm)
Faktor Frekuensi
Pemeriksaan Uji Kesesuaian Distribusi Log Person Pada Tanete Riattang
(1998-2012)
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode EJ. Gumbel Type I dengan Metode Smirnov– Kolmogorov Kecamatan Tanete Riattang
No. X
( mm )
Prob-Distr Emperis, Pe
( % )
Prob-Distr Teoritis, Pt
( % )
D Pe-Pt
( % )
1 35,00 3,85 0,89 2,95
2 45,00 7,69 2,85 4,85
3 67,00 11,54 14,72 3,18
4 70,00 15,38 17,19 1,80
5 80,00 19,23 26,48 7,25
6 86,00 23,08 32,55 9,47
7 92,00 26,92 38,75 11,83
8 95,00 30,77 41,85 11,08
9 95,00 34,62 41,85 7,23
10 96,00 38,46 42,87 4,41
11 97,00 42,31 43,89 1,58
12 105,00 46,15 51,82 5,66
13 105,00 50,00 51,82 1,82
14 109,00 53,85 55,58 1,73
15 113,00 57,69 59,16 1,47
16 116,00 61,54 61,73 0,19
17 120,00 65,38 64,99 0,40
18 124,00 69,23 68,04 1,19
19 125,00 73,08 68,77 4,31
20 125,00 76,92 68,77 8,15
21 134,00 80,77 74,78 5,99
22 137,00 84,62 76,56 8,05
23 153,00 88,46 84,35 4,11
24 200,00 92,31 95,57 3,26
25 200,00 96,15 95,57 0,59
Delta Max ( % ) 11,83
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III dengan Metode Smirnov– Kolmogorov Tanete Riattang
No. X
( mm )
Probabilitas Distribusi Empiris, Pe
( % )
Probabilitas Distribusi Teoritis, Pt
( % )
D Pe-Pt ( % )
1 35,00 3,846 0,000 3,846
2 45,00 7,692 0,000 7,692
3 67,00 11,538 4,893 6,645
4 70,00 15,385 16,625 1,241
5 80,00 19,231 24,962 5,731
6 86,00 23,077 31,070 7,993
7 92,00 26,923 36,766 9,843
8 95,00 30,769 39,476 8,707
9 95,00 34,615 39,476 4,861
10 96,00 38,462 40,361 1,899
11 97,00 42,308 41,236 1,072
12 105,00 46,154 47,929 1,775
13 105,00 50,000 47,929 2,071
14 109,00 53,846 51,087 2,759
15 113,00 57,692 55,248 2,444
16 116,00 61,538 58,060 3,478
17 120,00 65,385 61,698 3,686
18 124,00 69,231 65,217 4,014
19 125,00 73,077 66,079 6,998
20 125,00 76,923 66,079 10,844
21 134,00 80,769 73,540 7,230
22 137,00 84,615 75,916 8,700
23 153,00 88,462 86,259 2,202
24 200,00 92,308 99,284 6,976
25 200,00 96,154 99,284 3,130
DELTA MAX ( % ) = 10,84
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode EJ. Gumbel Type I dengan Metode Chi-Kuadrat Tanete Riattang
No. Probability ( P )
Expected Frequency
( Ef )
Observed Frequency
( Of )
Ef - Of ( Ef - Of )2
1 0 < P <= 17 4,167 3 1,17 1,36
2 17 < P <= 33 4,167 3 1,17 1,36
3 33 < P <= 50 4,167 5 0,83 0,69
4 50 < P <= 67 4,167 6 1,83 3,36
5 67 < P <= 83 4,167 5 0,83 0,69
6 83 < P <= 100 4,167 3 1,17 1,36
Jumlah 25,00 25,00
8,83
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel Pengujian Distribusi Frekuensi Metode Log Person Type III dengan Metode Chi-Kuadrat Tanete Riattang
No. Probability ( P )
Expected Frequency
( Ef )
Observed Frequency
( Of )
Ef - Of ( Ef - Of )2
1 0 < P <= 17 4,167 4 0,167 0,028
2 17 < P <= 33 4,167 2 2,167 4,694
3 33 < P <= 50 4,167 7 2,833 8,028
4 50 < P <= 67 4,167 7 2,833 8,028
5 67 < P <= 83 4,167 2 2,167 4,694
6 83 < P <= 100 4,167 3 1,167 1,361
JUMLAH 25,00 25,00
26,83
Sumber : hasil perhitungan
1. Perhitungan Intensitas Hujan Jam-Jaman
Berdasarkan perhitungan sebelumnya (lihat tabel 5) besar hujan rancangan untuk kala ulang 5 tahun:
X5tahun = 142 mm
Untuk perhitungan Tc (waktu konsentrasi) Tc = waktu inlet + waktu saluran dengan :
Tc = Waktu Konsentrasi (jam)
waktu inlet = 5 menit (untuk daerah permukaan diperkeras) = 0,083 jam
waktu saluran dihitung menggunakan persamaan Kraven:
waktu saluran = L/W
Waktu saluran cabang dengan L = 400 m W untuk saluran cabang diambil 0,9 m/det Tsaluran = L/W
= 400 / 0,9
= 444,44 detik = 7,41 menit = 0,12 jam
Waktu saluran utama dengan L = 1,370 m W untuk saluran utama diambil 1 m/det Tsaluran2 = L/W
= 1,370 / 1
= 1,370 detik = 22,83 menit = 0,38 jam
Waktu saluran = waktu saluran cabang + waktu saluran utama
= 0,12 jam + 0,38 jam = 0,50 jam
Tc = waktu inlet + waktu saluran = 0,083 + 0,50
= 0,58 jam
Dengan menggunakan Rumus Mononobe dapat dicari Intensitas Hujan Jam- Jaman.
Dimana :
It = Intensitas Curah Hujan (mm/jam) I24 = Hujan Harian Rencana (mm)
t = Lama Hujan (jam) Tabel Perhitungan Intensitas Hujan Jam-Jaman
T It
0,5 190,67
1,0 95,33
1,5 63,56
2,0 47,67
2,5 38,13
3,0 31,78
3,5 27,24
4,0 23,83
4,5 21,19
5,0 19,07
5,5 17,33