• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Penelitian Tindakan Kelas

1. Penyusunan rencana (planning)

Kegiatan yang dilakukan yaitu perancangan pembelajaran, persiapan sarana, persiapan instrumen untuk perekaman, dan analisis data dari proses dan hasil tindakan.

2. Pelaksanaan tindakan (acting)

Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan tindakan yang telah diajukan dalam perencanaan pembelajaran yang mencakup kegiatan awal, inti, dan penutup.

3. Pelaksanaan Pengamatan (observing)

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan perilaku anak didik yang sedang mengikuti kegiatan pembelajaran, pemantauan kerja sama antarkelompok atau kegiatan diskusi, pengamatan pemahaman tiap-tiap anak didik dalam penguasaan materi pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

4. Adanya Refleksi (reflecting)

Kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu mencatat hasil pengamatan, mengevaluasi hasil pengamatan, menganalisis hasil pembelajaran, mencatat kekurangan untuk bahan penyusunan rencana selanjutnya.

B. Model Penelitian Tindakan Kemmis dan McTaggart

Model PTK Kemmis dan McTaggart disebut sebagai sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan rancangan kembali yang merupakan kerangka dasar penyelesaian persoalan (Hufad, 2009: 126).

Model PTK Kemmis dan McTaggart merupakan pengembangan dari model PTK Lewin. Sebagai pengembangan, model ini mirip dengan model pendahulunya. Perbedaannya terletak pada penyatuan

komponen tindakan dan pengamatan. Saat melakukan tindakan, peneliti juga melakukan pengamatan karena keduanya dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan (Arikunto, 2002: 131).

Model PTK Kemmis dan McTaggart juga memiliki empat komponen dalam satu siklus dengan penyatuan tindakan dan observasi, yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan dan observasi, dan (3) refleksi. Setelah satu siklus selesai, bisa dilanjutkan dengan merevisi atau merancang kembali pelaksanaan siklus terdahulu.

Demikian seterusnya hingga PTK dinyatakan selesai (Mu’alimin, 2014: 17). Hal ini tersaji dalam gambar berikut ini.

Gambar 2

Model Kemmis dan McTaggart

Observing Acting

Reflecting Planning

1. Acting

6. Reflecting

7. Revise Plan-2 2. Acting and Observing

Siklus-1:

Siklus-3:

Siklus-2:

Sifat penelitian tindakan model spiral yang diajukan oleh Kemmis dan McTaggart adalah reflektif diri (self-reflective).

Penerapan model PTK Kemmis dan McTaggart ini bisa diadaptasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan yang diinginkan. Menurut Yaumi

(2016: 24-25), model PTK ini bisa dilakukan beberapa siklus, bergantung pada kebutuhan yang dikehendaki sampai membawa perbaikan yang berarti.

C. Model Penelitian Tindakan John elliott

Jika dibandingkan dengan dua model PTK sebelumnya, yaitu model PTK Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, model John Elliott terlihat lebih rinci karena ada beberapa tindakan, yaitu antara tiga sampai lima tindakan di setiap siklus. Adanya beberapa langkah terealisasi dalam bentuk pembelajaran dalam tiap-tiap tindakan.

Kerincian pada model PTK John Elliott ini dimaksudkan untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran atau tindakan. Selain itu, kerincian ini juga dimaksudkan agar tiap-tiap tindakan menjadi beberapa langkah karena terdapat beberapa subpokok bahasan dalam suatu pelajaran. Dapat disadari bahwa setiap pokok bahasan terkadang tidak terselesaikan dalam satu siklus, tetapi akan terselesaikan dalam beberapa langkah (Mu’alimin, 2014: 17-18).

Ada tiga kategori fokus pertimbangan John Elliott dalam merevisi model sebelumnya (Yaumi, 2016: 29-30), yaitu:

1. Identifikasi ide awal sebagai ganti dari ide utama.

2. Pelibatan temuan fakta dan analisis dilakukan secara terus- menerus dan berulang dalam kegiatan yang berbentuk spiral dalam penyelidikan atau tinjauan, tidak hanya terjadi pada bagian awal saja.

3. Adanya suatu tahapan pengawasan penerapan dan dampak sebelum evaluasi karena penerapan langkah tindakan memiliki banyak kendala.

Gambar 3 Model John Elliott

Ide Awal

Penjelasan

Revisi Ide

Monitoring

dan seterusnya Temuan dan analisis

Monitoring dan Evaluasi

Penjelasan

kegagalan Revisi

Perencanaan Perbaikan

Perencanaan

Monitoring Implementasi Implementasi langkah berikutnya

Implementasi langkah Perencanaan Umum

Perbaikan Perencanaan

Implementasi

Siklus-1 Siklus-2 Siklus-3

Pertama, identifikasi dan klarifikasi ide awal mengacu pada pernyataan yang mengaitkan ide dengan aksi. Ide awal ini adalah pernyataan mengenai situasi dan kondisi suatu objek yang ingin diubah atau diperbaiki melalui tahapan aksi.

Kedua, penyelidikan dan tinjauan dapat dibagi ke dalam dua langkah, yaitu (1) deskripsi fakta dari situasi, termasuk pelbagai permasalahan yang benar-benar dijumpai oleh guru dan anak didik dan (2) penjelasan kondisi atau fakta objektif atas situasi tersebut.

Ketiga, pengawasan penerapan dan dampak harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum tahap penyelidikan.

D. Model Penelitian Tindakan schmuck

Tindakan proaktif, responsif, dan kolaboratif merupakan kekhasan pada pelaksanaan penelitian tindakan model PTK Schmuck yang langsung diarahkan sisi praktisnya (Yaumi, 2016: 31-41). Model PTK Schmuck terdiri atas beberapa tahapan, yaitu:

1. Tahapan Tindakan Proaktif

a. Melakukan praktik yang baru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan dampak yang berbeda.

b. Ada harapan yang hendak dicapai saat melakukan strategi, metode, atau cara baru.

c. Pengumpulan data dilakukan secara teratur untuk menelisik perubahan dan reaksi perilaku anak didik.

d. Pengecekan arti dan maksud dari data yang telah terkumpul.

e. Adanya refleksi atas cara alternatif untuk dilaksanakan.

f. Melakukan praktik yang lain melalui siklus yang dimulai dari tahap pertama dan revisi dilaksanakan dalam bentuk praktik yang baru pula agar lebih mangkus.

2. Tahapan Tindakan Responsif

a. Pengumpulan data untuk diagnosis situasi.

b. Analisis data terhadap ide untuk diberi aksi.

c. Distribusi data kepada orang lain dan menginformasikan adanya perubahan terhadap apa yang akan dilakukan.

d. Melakukan praktik yang baru untuk mendapatkan dampak yang berbeda dari yang dilaksanakan oleh orang lain.

e. Adanya pengecekan reaksi dari orang lain.

f. Pengumpulan data untuk diagnosis situasi melalui siklus yang dimulai dari tahap pertama. Adanya penambahan

dalam metode-metode yang digunakan sebelumnya dengan pertanyaan mengenai isu-isu yang ditemui dalam pengumpulan data kedua ini.

3. Tahapan Tindakan Kolaboratif

Berdasarkan langkah-langkah dua tahapan tindakan di atas, perbaikan perlu melibatkan pelbagai komponen secara bersama-sama, yaitu (1) komunikasi, (2) koordinasi, (3) kerja sama, dan (4) komitmen.