• Tidak ada hasil yang ditemukan

Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN

A. Kajian Pustaka

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.

Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan22. Memberikan tujuan dan arah perilaku dengan cara purposive untuk mencapai suatu tujuan seperti kebutuhan yang tidak terpenuhi, untuk mencapai suatu tujuan tentunya ada suatu usaha guru untuk membangkitkan atau mendorong kemauan anak untuk belajar sehinga perubahan energi dalam diri seseorang ditandai dengan timbulnya perasaan dalam proses belajar mengajar maka guru dapat memberi

21Nuraisyah, N., Samad, A., & Maruf, M. (2016). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar..., 4(2), 209-222.

22Made, A, P, P. dkk. (2016). Studi Komparatif Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing Dan Problem Based Learning (PBL) Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran TIK Siswa Kelas X di SMA Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Ajaran 2015/2016.Karmapati. Volume 5, Nomor 2, 4-5.

motivasi dengan pemberian angka, penghargaan, persaingan dan kerjasama23.

b. Macam-Macam Motivasi Belajar

Secara umum motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

1) Motivasi Instrinsik

Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan oleh faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku individu itu terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan.Tetapi individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku dari dalam dirinya sendiri yang tidak bisa dilihat dari luar.

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik memberikan definisi motivasi ekstrisik sebagai motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan lebih banyak dikarenakan pengaruh dari luar yang relatif berubah-ubah. Motivasi ekstrinsik dapat juga di katakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar di mulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar24.

c. Indikator Motivasi Belajar

23Halimah, S. N., Rudibyani, R. B., & Efkar, T. (2015). Penerapan Model Inkuiri Terbimbing..., 4(3), 997-1010.

24Made, A, P, P. dkk. (2016). Studi Komparatif Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terbimbing..., Volume 5, Nomor 2, 4-5.

Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan. Hubungannya dengan motivasi belajar adalah sebagai alat untuk dijadikan suatu pedoman guna terlaksananya suatu perbuatan. Ada beberapa indikator untuk mengukur sejauh mana motivasi siswa dalam belajar sebagai berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2) Adanya dorongan

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar25. 5) Perasaan senang

6) Kesadaran akan adanya manfaat 7) Ulet menghadapi kesulitan 8) Tekun menghadapi tugas26

Berdasarkan indikator motivasi belajar diatas, maka peneliti menjabarkan beberapa indikator yang digunakan peneliti untuk dapat mengukur motivasi belajar siswa, adapun indikator yang digunakan sebagai berikut:

1) Perasaan senang

Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang dalam mengikuti pembelajaran atau menyukai suatu pembelajaran dalam bidang studi

25 Ending Titik Lestari, Cara Praktis Meningkatkan Motivasi Siswa Sekolah Dasar, (Yogyakarta: Group Penerbit CV Budi utama, 2020), hlm. 9-11.

26Trygu, Studi Literature Problem Based Learning Untuk Masalah Motivasi Bagi Siswa Dalam Belajar Matematika, (Guepedia, 2020), hlm. 22.

minsalnya dalam IPA, tentunya peserta didik akan terus mempelajari ilmu yang berhubungan dengan IPA dan dalam proses pelaksanaanya tidak ada unsur keterpaksaan untuk belajar.

2) Ulet menghadapi kesulitan

Sikap ulet yang dimiliki siswa selama pembelajaran menunjukan memiliki motivasi yang tinggi. Ketika diberikan tugas siswa tersebut mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan tanpa bantuan dari orang lain.

3) Adanya dorongan

Dalam proses pembelajaran tentunya siswa harus memiliki doronggan dari luar maupun dari dalam untuk menambah kemauan dalam mengikuti pembelajara. Ada yang termotivasi terhadap bidang pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya, orang tua, teman kelas, bahan pelajaran yang menarik. Dengan adanya motivasi tersebut menumbuhkan gairah dalam belajar.

4) Tekun menghadapi tugas

Tekun merupakan suatu tanda kesabaran dari siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa tersebut selalu mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah tanpa bantuan orang lain.

5) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu

motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau untuk memperoleh kesempurnaan.

d. Peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan prilaku individu yang sedang belajar. Adapun peran motivasi dalam belajar dan pembelajaran sebagai berikut:

1) Memberikan penguatan terhadap belajar 2) Memperjelas tujuan pembelajaran

3) Menentukan keajengan dan ketekunan belajar 4) Menentukan ragam terhadap rangsangan belajar27. e. Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Cita-cita dan Aspirasi 2) Kemampuan peserta didik 3) Kondisi peserta didik 4) Kondisi lingkungan belajar

5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar

6) Upaya pengajar dalam membelajarkan peserta didik28. 3. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan Belajar

27Nursalam Ferry Efendi, Pendidikan dalam Keperawatan (Salemba Medika), hlm. 27.

28Ibid., hlm. 28.

Pengertian belajar dewasa ini dikonotasikan dengan perubahan tingkah laku (change in behavior). W.S Winkel (1989: 6) memberikan pengertian belajar sebagai bentuk perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, akibat pengalaman dan latihan sejalan dengan pengertian itu. Whiterngton (M. Buchori, 1983: 3) juga mendefinisikan belajar suatu proses perubahan dalam kepribadian sebagaimana dimanifestasikan dalam perubahan penguasaan pola-pola respon tingkah laku yang baru nyata dalam perubahan keterampilan, kebiasaan, kesanggupan, dan sikap29.

Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan kemauan seseorang untuk mulai mencoba merubah tingkah laku, kebiasaan, keterampilan maupun sikap sebagai hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungan. Proses interaksi dengan lingkungan tentunya ditandai dengan keterlibatan yang aktif.

Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat atau sibuk. Aktif mendapat awalan ke- dan an-, sehingga keaktifan mempunyai arti kegiatan atau kesibukan Jadi, kekatifan adalah segala kegiatan perubahan tingkah laku individu dengan melakukan hubungan interaksi dengan lingkungan sekitar.

b. Jenis-Jenis Keaktifan Belajar

29Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, (PT.

Imperial Bhakti Utama, 2007), hlm. 328.

Paul B. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Visual Activities, yang termasuk di dalamnya minsalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2) Orul Activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, instrupsi.

3) Listening Activitie, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, pidato, music.

4) Writing Activities, seperti minsalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Drawing Activities, minsalnya: mengambar, membuat grafik, peta, diagram.

6) Motor Activities, yang termasuk diantaranya antara lain: melakukan percobaan, membuat kontruksi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental Activities, sebagai contoh minsalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional Activities, seperti minsalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemanggat, bergairah, berani, tenang, gugup30.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar

30Noer Rohmah, Psikologi..., hlm. 253-254.

1) Memberikan dorongan atau menarik siswa, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan intruksional (kemampuan dasar kepada siswa) 3) Mengingat kompetensi belajar kepada siswa

4) Memberikan stimulus (masalah, topik dan konsep yang akan dipelajari)

5) Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran

7) Memberi umpan balik

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan di akhir pelajaran31. d. Indikator Keaktifan Siswa

Indikator keaktifan siswa dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut:

1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 2) Kerjasama dalam kelompok

3) Memberi gagasan yang cemerlang

4) Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang32. 5) Terlibat dalam pemecahan masalah

31Nst, M. D. (2015). Penerapan Strategi Instant Assessment untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa SMP Al Hidayah Medan TP 2013/2014. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(01).

32 Achdiyat, M., & Lestari, K. D. (2016). Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Kepercayaan Diri dan Keaktifan Siswa di Kelas. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 6(1).

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 7) Melatih diri dalam memecahlan soal atau masalah yang sejenis 8) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya33.

Berdasarkan indikator keaktifan di atas, dari itu peneliti menjabarkan beberapa indikator yang digunakan peneliti untuk mengukur keaktifan siswa, adapun indikator yang digunakan sebagai berikut:

1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru

Perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap pengamatan dan pengertian tanpa memperdulikan yang lain. Dalam proses pembelajaran siswa memfokuskan perhatian terhadap penjelasan guru dan adanya hubungan timbal balik dari siswa.

2) Memberi gagasan yang cemerlang

Ketika ada persoalan yang belum dapat dipecahkan peserta didik berani mengelurakan ide-ide untuk pemecahan masalah.

3) Pemecahan masalah

Dalam pembelajaran tentunya ada beberapa persoalan yang diberikan oleh guru kemudian dapat memecahkan masalah seperti mengerjakan soal/permasalahan.

4) Kerjasama dalam kelompok

33 Setyawati, S., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SD. Jurnal Ilmiah Pengembangan Pendidikan (JIPP), 6(2), 93-99.

Dalam kegiatan kelompok semua siswa melakukan kerjasama dengan teman diskusi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru.

Dokumen terkait