• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 15-30

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Pada dasarnya motivasi merupakan dorongan yang menyebabkan terjadinya tingkah laku atau perbuatan. Ketika seseorang memberikan motivasi kepada orang lain, bisa diartikan ia telah memberikan daya dorongan sehingga seseorang yang dimotivasi tersebut dapat bergerak. Pada diri peserta didik terdapat kekuatan mental yang menjadi daya penggerak siswa tersebut untuk belajar.peserta didik belajar karena didorong oleh kekuatan mental yang ada dalam dirinya. Kekuatan mental tersebut bisa berupa keinginan, kemauan, perhatian dan cita-cita.

Belajar mencapai tujuannya tersebut dengan segala upaya yang dapat ia lakukan. dapat diartikan sebagai “suatu proses yang dilakukan individu untuk untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri didalam interaksi dengan lingkungannya “. Pada saat proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa, motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi satu sama lain. Peserta didik akan akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk melakukan aktivitas belajar.9 Adapun yang dimaksud dengan motivasi adalah “suatu dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku

8Udin Winata putra,Teori Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007),h.67.

9Hamzah B. uno, Teori Motivasi dan pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h.3.

yang lebih baik dalam memenuhi kabutuhannya”. Setiap individu memiliki kebutuhannya masing-masing. Kebutuhan itulah yang menjadi penyebab munculnya dorongan yang akan mengaktifkan tingkah laku yang baru pada individu tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa ,”motivasi belajar adalah perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk berperilaku terhadap proses belajar yang dialaminya”.10 Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa motivasi menjadi daya penggerak dalam diri peserta didik yang dapat menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar, serta memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh peserta didik tersebut dapat tercapai.

Menurut pendapat Winkel mengartikan motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan-kegiatan belajara sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.11

Menurut pendapat purwa Atmaja motivasi belajar adalah “segala sesuatu yang ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada peserta didik yang melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajar untuk memperoleh prestasi yang lebih baik”. Jadi, apabila peserta didik telah memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, maka ia akan dapat memperoleh prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar yang baik tersebut dapat ditunjukkan dari perolehan hasil belajar peserta didik yang baik pula. 12

10Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta Didik dan Model Pembelajaran (Bandung:

Alfabeta, 2015), h. 133.

11Aina Mulyana, Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2018),h.80.

12Purwa Atmaja Prawira, Psikologi pendidikan dalam Perspektif Baru (Jogjakarta:Ar- Ruzz Media, 2013), h. 320.

Menurut wahab adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya sejenis yang menggerakkan perilaku seseorang. Dalam arti lebih luas, motivasi diartikan sebagai pengaruh dari energi dan arahan terhadap perilaku yang meliputi: kebutuhan, minat, sikap, keinginan, dan perangsang.13

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian motivasi belajar di atas, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu dorongan yang menyebabkan seseorang untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendakinya, sehingga perubahan tingkah laku pada dirinya diharapkan terjadi .

2. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar pada dasarnya dapat membantu guru dalam memahami dan menjelaskan perilaku pesrta didik dalam kegiatan belajar. Motivasi tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar secara benar, tetapi lebih dari itu motivasi dalam diri peserta didik akan mendapat pertimbangan-pertimbangan positif dalam kegiatannya termasuk kegiatan belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi belajar dalam proses pembelajaran, yaitu :

a. Motivasi memberikan semangat seorang pelajar dalam kegiatan-kegiatan belajarnya.

b. Motivasi-motivasi perbuatan sebagai pemilih dari tipe kegiatan dimana seseorang berkeinginan untuk melakukannya.

c. Motivasi memberikan petunjuk pada tingkah laku.14

Menurut pendapat Donni Juni priansa motivasi mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :

a. Mendorong berbuat, motivasi mendorong peserta didik untuk berbuat.

13Wahab, Motivasi Dalam Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h.127

14Kompri, Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016), h. 233.

Artinya motivasi merupakan penggerak atau motor yang melepaskan energi peserta didik.

b. Menentukan arah perbuatan artinya, motivasi berfungsi sebagai penentu arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai oleh peserta didik.

c. Menyeleksi perbuatan menentukan berbagai perbuatan yang harus dikerjakan oleh peserta didik guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan berbagai perbuatan yang tidak bermanfaat.

d. Pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Peserta didik melaksanakan segala sesuatu karena adanya motivasi. Motivasi tersebut merupakan pemicu bagi pencapaian prestasi.15

Arti penting motivasi dalam kegiatan belajar peserta didik semakin diperkuat dengan adanya pendapat yang menyatakan bahwa “motivasi belajar memegang peranan yang penting dalam memberi gairah, semangat dan rasa senang dalam belajar sehingga peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang lebih banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar, yang pada akhirnya akan mampu memperoleh hasil belajar yang lebih baik pula”.

Namun, adakalanya “motivasi belajar peserta didik dapat menjadi lemah.

Lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar, akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi rendah”. 16

Posisi motivasi dalam diri peserta didik sebagai suatu pendorong dan penggerak bagi peserta didik untuk belajar. Motivasi dalam hal ini dapat dikatakan sebagai syarat mutlak dalam belajar. Adanya motivasi dapat memicu peserta didik untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Apabila motivasi peserta

15Donni Juni Priansa, Manajemen Peserta dan Model pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 135.

16Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.

239.

didik dapat dikembangkan secara tepat, maka peserta didik tersebut akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Begitupula sebaliknya, apabila motivasi peserta didik tidak dikembangkan secara tepat, maka pesera didik tersebut akan sulit untuk mencapai hasil belajar yang baik.17

Berikut ini merupakan ayat-ayat tentang motivasi yang diisyaratkan dalam Firman Allah swt, QS. Al-Ankabut/ 29:69.

َ ِْي ْ عْذ َْىاَ غ َ ىَ هاللَّٰ ُ ا وَۗا ْ ي ث ظٌَْ ه ْ ي دْه ْ ىَا ْْي فَا ْو د ﻫا جَ ِْي ر ىا و Terjemahnya:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik”.18

Ayat di atas mengandung maksud bahwa, orang-orang yang berjihad atau bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu dengan niat untuk memperoleh ridho dari Allah swt, maka Allah swt akan menunjukkan jalan kepada mereka untuk mencapai tujuan. Kaitannya dengan motivasi belajar ialah orang-orang yang berjihad atau bersungguh- sungguh dalam hal menuntut ilmu (belajar), maka Allah akan menunjukkan jalan memperoleh ilmu kepada mereka. Maka barang siapa yang memiliki motivasi yang tinggi dalam berusaha mencari sesuatu, pasti akan berhasil. Demikian pula peserta didik dalam kegiatan belajarnya, apabila peserta didik memiliki motivasi belajar yang baik, maka hasil belajarnya pun akan baik pula.

Selain itu terdapat pula dalam Firman Allah swt. yang lain, yaitu dalam QS. Ar-Ra‟du/ 13:11.

ٍَها وَ ِْ ٍَ ٖه ّ ْو دَ ِْ ٌٍَْ ه ىَا ٍ وَۚٗه ىَ د س ٍَ لا فَاًء ْْۤى ظَ ًٍ ْى ق تَ هاللَّٰ دا ز آَا ذ ا وَ ٌَْۗ ه ع فّْ ا تَا ٍَا ْو س ي غ يًَهح دَ ًٍ ْى ق تَا ٍَ س ي غ يَ لََ هاللَّٰ ُ ا

17Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), h. 85.

18Kementerian Agama, yasmina Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemahan Al-Qur‟an), h.638.

Terjemahnya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tiada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar-Ra‟du : 11).19

Ayat di atas mengandung maksud bahwa, untuk mencapai segala sesuatu diperlukan usaha sungguh-sungguh yang timbul dari dalam diri sendiri. Apabila seseorang telah berusaha dengan sungguh-sungguh, maka akan memperoleh hasil yang baik. Namun, apabila seseorang tidak berusaha dengan sungguh-sungguh, maka tidak akan memperoleh hasil yang baik pula. Hal ini berkaitan pula dengan motivasi, apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar, maka ia akan memperoleh hasil yang baik. Apabila siswa tidak memiliki motivasi dalam belajar, maka ia tidak akan memperoleh hasil yang baik.

3. Macam-Macam Motivasi Belajar

Pada setiap perilaku kehidupan manusia, termasuk perilaku belajar selalu dipengaruhi oleh motivasi. Motivasi ada yang bersifat bawaan, ada pula yang berasal dari pengaruh lingkungan. Motivasi ada yang timbul dari dalam diri manusia, dan ada pula yang dipelajari dari lingkungan. Oleh karena banyaknya jenis atau macam motivasi tersebut, maka para pakar Psikologi mengelompokkannya menjadi beberapa macam motivasi. Motivasi dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Physiological drives, yaitu dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis /jasmaniah, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.

b. Social motives, yaitu dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat, seperti dorongan estetis, dorongan ingin

19Kementerian Agama, Yasmina Al-Qur‟an dan Terjemahannya (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Penerjemahan Al-Qur‟an), h.249.

selalu berbuat baik (etika), dan sebagainya.20

Berdasarkan pembagian motivasi di atas, golongan motivasi yang kedua itu timbul akibat adanya golongan motivasi yang pertama. Jadi, kedua golongan motivasi di atas berhubungan satu sama lain. Dapat pula dikatakan bahwa golongan yang kedua ini sifatnya lebih tinggi daripada yang pertama, karena hanya terdapat pada manusia saja.

Menurut pendapat Suciati motivasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Motivasi organis, yaitu motif-motif yang berhubungan dengan kebutuhan- kebutuhan biologis individu, seperti: makan dan minum, beristirahat, bergerak dan lain-lain.

b. Motivasi objektif, yaitu mencakup motif-motif lain yang bukan hanya sekedar memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis, melainkan juga kebutuhan- kebutuhan di atasnya, seperti motif- motif belajar, bekerja, beragama, berlibur, dan lain-lain.

c. Motivasi darurat, yaitu motif-motif yang timbul dalam keadaan darurat, genting, kritis, dan semua hal yang menuntut suatu tindakan yang cepat, seperti motif-motif berlari menyelamatkan diri dari bahaya yang mengancam jiwanya, berteriak meminta tolong orang lain, dan lain-lain.

Menurut pendapat suciati bahwa motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Motivasi primer. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif- motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.

b. Motivasi sekunder. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Seperti,

20Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h.

62.

orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja terlebih dahulu. Agar dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja. “Bekerja dengan baik” merupakan motivasi sekunder.

Berdasarkan pendapat tentang jenis motivasi tersebut, motivasi belajar pada dasarnya sama dengan motivasi-motivasi lainnya. Motivasi belajar ada yang timbul karena kesadaran, dan ada pula yang timbul karena pengaruh dari lingkungan, seperti adanya motivasi dari guru atau dari orang tua peserta didik itu sendiri. Motivasi-motivasi itu dapat disebut juga sebagai motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi ekstrinsik berupa motivasi luar yang dirasakan dan memacu peserta didik untuk lebih aktif belajar. Motivasi ini berupa kepedulian guru memberikan dorongan, penghargaan, ujian dan stimulus yang dapat menimbulkan kekuatan daya penggerak dalam diri maupun dari luar diri peserta didik untuk dapat mencapai tujuan. Adapun intrinsik lebih kuat dan lebih baik dari pada motivasi ekstrinsik,karena itu bangunlah motivasi instrinsik pada anak didik.

Jangan hendaknya anak mau belajar dan belajar hanya karena takut dimarahi, dihukum, mendapat angka tinggi atau takut tidak lulus dalam ujian. 21

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa motivasi belajar secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar diri peserta didik. “Kedua jenis motivasi tersebut sama-sama berdayaguna dalam proses belajar, kendatipun motivasi yang bersumber dari diri peserta didik dinilai lebih baik dari pada motivasi yang datang dari luar diri peserta didik”. Hal

21Suciati, Belajar dan Pembelajaran 2 (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 29.

ini dikarenakan “motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik dapat memberikan kepuasan kepada peserta didik sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri peserta didik itu sendiri”.

Apabila motivasi itu timbul dari dalam diri peserta didik, dorongan- dorongan itu tidak akan mengenal lelah, tidak mengenal batasan waktu, dan selalu berusaha hingga kebutuhannya tercapai. Apabila motivasi itu hanya datang dari luar diri peserta didik, biasanya motivasi itu terbatas, dan tidak terus menerus berlangsung. Setelah habis kekuatan dorongan dari luar diri peserta didik tersebut, maka kemungkinan besar dorongan yang timbul dari dalam diri p e s e r t a d i d i k itu akan selesai pula. Oleh sebab itu, guru harus selalu berusaha untuk membangkitkan motivasi instrinsik peserta didik, agar motivasinya dalam belajar tidak cepat habis.

Motivasi yang tertanam dalam diri peserta didik (intrinsik) merupakan modal yang sangat penting dalam melaksanakan kegiatan belajar. Meskipun peserta didik mempunyai kecakapan yang tinggi dalam belajar, peserta didik akan kurang berhasil dalam belajar ketika memiliki motivasi yang rendah. Peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang tinggi baik dapat diamati dari beberapa indikator, yaitu :

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral,

dan sebagainya).

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu).

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.22

Indikator motivasi belajar tersebut termasuk ke dalam indikator motivasi belajar instrinsik, karena indikator tersebut berasal dari teori psikoanalitik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, dimana dalam teori motivasinya tersebut

“lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia, dan setiap tindakan manusia itu terjadi karena adanya unsur pribadi manusia itu sendiri”. Berdasarkan indikator motivasi belajar instrinsik di atas, indikator yang akan diamati dalam penelitian ini yaitu tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan belajar, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (menunjukkan sifat kreatif dalam belajar), dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

C. Pembelajaran Aqidah Akhlak

1. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak

Pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan spritual seseorang agar mau belajar dengan kehendak sendiri. Menurut Nasution pembelajaran merupakan “suatu aktivitas

22Sardiman A.M, Interaksi da Motivasi Belajar Megajar (Jakarta: Raja Grafindo Perasada, 2004), h. 83.

mengorganisasi danmengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar.”23

Dari penjelasan tersebut bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi yang dimana bagaimana menghubungkan antara lingkungan dengan peserta didik.Oemar khamalik menjelaskan pengertian pembelajaran yakni“suatu proses penyampaian pengetahuan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode imposisi dengan cara menuangkan pengetahuan kepada siswa”.24

Dari penjelasan tersebut pembelajaran ialah suatu proses yang melibatkan intraksi antar pendidik dengan peserta didik di dalam kelas dengan tujuan tertentu yakni tujuan pembelajaran atau diebut dengan proses tranfer ilmu.

Mata pelajaran akidah akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar sampai menengah yang membahas ajaran agama islam dalam segi akidah dan akhlak.

Kata Akidah berasal dari kata “al aqdu” yang dari segi bahasa berarti mengikat, membuhul, menjajikan.sedangkan aqidah menurut istilah ialah keyakinan atau kepercayaan yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun. Sedangkan kata “akhlak” berasal dari bahasa arab yaitu jama‟ dari kata

“khuluqun” yang secara bahasa diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan. Kata “akhlak” juga berasal dari kata “khalaqa” atau “khalqun”, yang artinya menciptakan, tindakan atau perbuatan, sebagaimana terdapat kata “al-khaliq”, artinya pencipta dan

makhluq”, artinya yang diciptakan.25

Dengan demikian yang dimaksud dengan akidah akhlak adalah salah satu

23Muhammad Fathurrahman, Belajar dan Pembelajaran (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 6.

24Oemar Khamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakraya, 2009), h. 25.

25Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak (Bandung : CV Pustaka Setia, 2012), h. 14.

mata pelajaran dalam pendidikan agama islam untuk menanamkan kepercayaan serta keimanan kepada peserta didik terhadap Allah sehingga membentuk perilaku siswa yang sesuai dengan tuntunan Islam.

Menurut istilah, pengertian akhlak adalah sifat yang tertannam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Definisi yang tidak jauh beda juga dikemukakan oleh Imam Alghazali bahwa akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. 26

Akidah Akhlak merupakan mata pelajaran yang mengajarkan tentang hubungan-hubugan baik sifatnya vertikal(antara hamba dan pencipta) maupun yang sifatnya horizontal(sesama makhluk).

2. Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup Akhlak diantaranya, sebagai berikut:

1. Akhlak terhadap Allah

Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Adapun perilaku yang dikerjakan adalah.

a. Bersyukur kepada Allah

Manusia diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada Allah karena orang yang bersyukur akan mendapat tambahan nikmat sedanfkan orang yang ingkar akan mendapat siksa.

b. Meyakini kesempurnaan Allah Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap yang dilakukan adalah suatu yang baik dan terpuji.

c. Taat terhadap perintah-Nya

26Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak, h. 14.

Manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk beribadah karena itu taat terhadap aturan-Nya merupakan bagian dari perbuatan baik.

2. Akhlak terhadap sesama Manusia

Rincian tentang perilaku terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alas an yang benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama.

3. Akhlak terhadap lingkungan

Akhlak terhadap lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa.Dasar yang digunakan sebagai pedoman akhlak terhadap lingkungan adalah tugas kekhalifaannya di bumi yang mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.27

3. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Pembelajaran akidah akhlak merupakan pembelajaran tentang nilai-nilai akidah atau keyakinan dan juga mengandung nilai-nilai akhlak. brahi menjelaskan tujuan pembelajaran tujuan akidah akhlak yaitu; ”Pembelajaran akidah akhlak di madarasah tsanwiyah bertujuan untuk mengatahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang akidah dan kahlak islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta berakhlak mulia

27Quraish Shihab, Wawasan al-Qur‟an (Bandung: Mizan, 2000), h. 261-271.

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat berbangsa dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.”28

Tujuan dari pendidikan akidah akhlak yakni; “pada dasarnya merupakan tujuan utama dari pendidikan islam, sebab pada dasarnya tujuan dari pendidikan secara umum adalah pembentukan akhlak”.29Dari setiap pendidikan yang umum maupun yang husus lebih-lebihnya tentu mengharapakan perbaikan akhlak atau perilaku dari peserta didik yang merupakan tujuan dari pendidikan tersebut.

Dalam keterangan yang lain diantara tujuan pembelajaran akidah akhlak sebagai berikut:

a. Memperkenalkan kepada peserta didik keyaninan atau kepercayaan yang benar, yang menyelamatkan mereka dari azab Allah. Juga diajarakan tentang iman dan islam.

b. Menanamkan keimanan kepada anak untuk berkeyakinan serta mengimani Allah dan rasulnya, pera malaikat Nya, kitab-kitab Allah, dan tentang hari kiamat.

c. Membentuk keimanan seseorang supaya menjadi benar.

d. Membantu peserta didik agar mereka memahami berbagai hakikat, seperti;

Allah berkuasa dan mengetahui segala sesuatu, Percaya dengan keadilan Allah, baik di dunia maupun yang di akhirat dan Membersih jiwa dan fikiran dari kesyirikan baik yang sifatnya samar maupun terang-terangan.

Jadi, kesimpulan dari tujuan akidah akhlak untuk menjadikan anak menjadi peribadi yang islami, yang tercermin dalam perilakunya sehari-hari berupa akhlak yang mulia yang sesuai dengan al qur‟an dan hadist serta memiliki

28T. Ibrahim dan H. Darsono, Membangun Akidah Dan Akhlak (Solo: Pt Tiga Serangkai, 2008), h. 5.

29Afriantoni, Perinsip-Perinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda Percikan Pemikiran Ulama Sufi Turki Beduzzaman Said Nursi (Yogyakarta; CV Budi Utama, 2015. h.18.

Dokumen terkait