• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Kerangka Teori

2. Orang-orang yang Berhak Menerima Zakat

20

Dalam hal penyerahan zakat para imam berbeda pendapat yaitu; imam Maliki menambahkan bahwa apabila pemimpinnya adil maka zakat wajib diserahkan kepada pemimpinnya, namun apabila pemimpinnya tidak adil maka muzakki boleh menyerahkan sendiri zakatnya. Imam Syafi’i dalam qaul jadidnya mengatakan bahwa muzakki boleh menyerahkan zakatnya kepada mustahiq baik harta zahir maupun harta bathin. Imam Hambali berpendapat bahwa disunahkan bagi seorang muzakki untuk menyerahkan sendiri zakatnya pada para mustahiq agar lebih meyakinkan sampainya zakat tersebut pada yang berhak menerimanya.18

21

ق َدَّصلا اَمَّنِا سَمْلا َوِءآ َرَقُفْلِل ُت

ِةَفَّلَؤُمْلا َو اَهْيَلَع َنْيِلِم اَعْلا َو ِنْيِك

ِلْيِبَّسلا ِنْبا َو ِالله ِلْيِبَس ْيِف َو َنْيِم ِر اَغْلا َو ِب اَق ِ رلا ىِفا َو ْمُهُب ْوُلُق ِرَف

َنِم ًةَضْي ِالله

ٌمْيِكَح ٌمْيِلَع ُالله َو

۝ ۶۰

Artinya: “sesungguhnys zakat itu hanyalah untuk orang- orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana”. (Q.S. at-Taubah, 9:60).19

Berdasarkan ayat diatas tersebut bahwa telah dijelaskan ada delapan asnaf yang berhak mendapatkan zakat. Delapan golongan tersebut merupakan kesepakatan para ulama.

adapun rinciannya adalah sebagai berikut : a. Fakir dan Miskin

Fuqara’ (fakir) dan masakin (miskin), ialah : “ mereka yang berhajat, yang tidak mempunyai kifayahnya. Lawan mereka, ialah: “orang kaya, yaitu mempunyai kecukupan”.

19 Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman Zakat,....,h.164

22

Telah diketahui, bahwa kadar kekayaan yang dianggap seseorang disebut kaya, ialah : kadar nishab yang lebih dari keperluan pokok bagi diri, bagi anak istri, dari makan minum, pakaian, tempat, kendaraan, alat bekerja dan lain-lain yang sungguh-sungguh diperlukan. Maka segala orang yang tidak mempunyai milik yang tersebut itu, berhak menerima zakat.

Sebenarnya, tak ada perbedaan antara fakir dengan miskin dari segi hajat dan keperluan dan dari segi berhak menerima zakat. Perbedaan masakin dari fuqara’

dalam suatu sifat yang tertentu bagi si miskin itu.

Dengan ringkas, dapat kita katakan ; bahwa jika kita kembali kepada ilmu manthiq, tahulah kita bahwa fakir dan miskin itu, dua kata yang berlainan pengertian, bersatu mashadaq. Inilah makna yang kami dapati sesuah melalui berpuluh-puluh bagi faham dan pendapat dan inilah makna yang kami pandang teguh alasannya.

Fakir itu ialah “orang yang menghajati pertolongan, yang perlu ditolong dalam menyelenggarakan keperluan hidupnya sehari-hari yang tak dapat tidak, untuk

23

keperluan hidupnya. Dan miskin itu, ialah “orang fakir yang bersifat tenang, tidak meminta-minta.20

b. Amalah zakat (amil zakat)

Amalah-amalah zakat ialah : mereka yang diangkat oleh penguasa atau oleh badan perkumpulan untuk mengurus zakat mereka itu.

Badan amalah ini, boleh diduduki oleh orang yang kaya. Mereka yang kaya itu boleh menerima bagian yang tertentu dari mereka yang berhajat kepada upah.

Dan hendaklah amil yang kaya membagi penghasilan dari upah mengurus zakat atau fitrah itu kepada tiga bagian. Pertama, untuk dirinya, kedua untuk hadiah, ketiga untuk sedekah.21

c. Muallaf

Yang dijinakkan hatinya atau muallaf itu ialah, mereka yang perlu ditarik simpatinya kepada Islam, atau mereka yang igin dimantapkan hatinya di dalam Islam.

Juga mereka yang perlu dikhawatirkan berbuat jahat

20 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,...,h.165-168

21 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,....,h.175-178

24

terhadap orang Islam dan mereka yang diharap akan membela orang Islam.22

d. Riqab

Mereka yang masih dalam perbudakan, dinamai riqab. Dan yang dimaksud oleh ayat 60 dari surat At Taubah “segala mereka yang hendak melepaskan dririnya dari ikatan riqab atau perbudakan”.

Disebutkan dalam Muntaqal Akhbar dalam buku Teungku Muhammad hasbi Ash Shiddieqy : golongan ini meliputi golongan mukatab yaitu, budak yang telah dijanjikan oleh tuannya akan dilepaskan jika ia dapat membayar sejumlah tertentu dan termasuk pulabudak yang belum dijanjikan untuk dimerdekakan.

Ayat ini menggerakkan kita untuk melepaskan budak. Serta agama berusaha menghapuskan perbudakan.23

22 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedomn Zakat,...,h.179-183

23 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,...h.183-185

25 e. Gharimin

Gharimin ialah mereka yang mempunyai hutang, tak dapat lagi membayar hutangnya, karena telah jatuh fakir.

Termasuk kedalamnya, mereka yang berhutang untuk kemaslahatan sendiri, mereka yang berhutang karena kemaslahatan umum, dan kemaslahatan bersama yang lain, seperti mendamaikan persengketaan, menjamu tamu, memakmurkan masjid, membuat jembatan dan lain-lain.24

f. Sabilullah

Sabil, ialah jalan. Sabilullah ialah jalan-baik berupa kepercayaan, maupun berupa amal, yang meyampaikan kita kepada keridlaan Allah.

Diantara ahli ilmu ada yang menentukan sabilullah disini dengan ghazwah (perang). Yakni mereka menentukan hak ini untuk orang yang berperang saja, baik mereka itu bala tentara penyerang ataupun balatentara yang mempertahankan negeri.

24 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,...h.185-188

26

Oleh karena itu, terhapuslah bagian sabilullah ini dari daftar pembagian zakat. Telah lama sekali bagian ini dilupakan orang, tidak diadakan lagi, dari daftar pembagian, lantaran mereka menamakan atau memaksudkan dengan sabilullah, ghazwah saja.25

g. Ibnu sabil

Ibnu sabil ialah, segala mereka yang kehabisan belanja dalam perjalanan dan tak dapat mendatangkan belanjanya dari kampungnya, walaupun ia orang berharta di kampungnya.

Boleh juga dimaksudkan dengan ibnu sabil, anak-anak yang ditinggalkan di tengah-tengah jalan oleh keluarganya (anak buangan). Hendaklah anak-anak itu diambil dan dipelihara dengan harta yang diperoleh dari bagian ini.

Juga termasuk kedalamnya, mereka yang tidak mempunyai rumah tangga bergelandangan di jalan-jalan raya, tidak tentu tempat tinggalnya dan tidak mempunyai usaha yang dapat menghasilkan nafkah hidupnya. Orang yang baru hendak berjalan, tapi tak

25 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Pedoman Zakat,...h.188-191

27

punya belanja yang cukup, tak dapat dinamakan ibnu sabil, sebab belum pertolongan, masih di dalam kalangan ahli familinya. Demikianlah penetapan Izzuddi Ibn Abdis Salam.26

3. Orang-orang yang Tidak Berhak Menerima Zakat

Dokumen terkait