BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Teori
6. Pandemi COVID-19
Virus Corona( CoV) merupakan kelompok besar virus yang menimbulkan penyakit mulai dari flu biasa sampai penyakit yang lebih sungguh- sungguh semacam Middle East Respiratory Syndrome( MERS- CoV) serta Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS- CoV). Tipe virus corona yang baru ditemui ini menimbulkan penyakit virus corona COVID- 19.
Corona virus Disease 2019( COVID- 19) diakibatkan oleh corona virus, ialah sekelompok virus yang menginfeksi sistem respirasi. Dalam sebagian besar permasalahan, virus corona cuma menimbulkan peradangan respirasi ringan hingga sedang, semacam flu. Tetapi, virus ini pula bisa menimbulkan peradangan saluran respirasi berat, semacam pneumonia, Middle- East Respiratory Syndrome( MERS) serta Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS). COVID- 19 diperkirakan awal kali terjalin di Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019, serta menyebar dengan kilat serta tidak terkontrol dan nyaris segala negara di dunia, termaksud Indonesia. Pesatnya penyebaran COVID- 19 membuat Organisasi Kesehatan Dunia ( World Health Organization) menetapkannya selaku pandemi pada 12 Maret 2020. Pandemi mengacu pada penyakit yang menyebar ke banyak orang di sebagian negeri secara bertepatan. Jumlah penyebaran virus corona sendiri bertambah secara signifikan serta terus menerus secara global( Widyaningrum:
2020)
kebijakan buat menghindari penyebaran COVID- 19 ke seluruh Indonesia. Predikat negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke- 4 di
dunia membuat pemerintah Indonesia wajib berpikir ekstra keras supaya bisa mengambil kebijakan dalam menanggulangi COVID- 19 tanpa merugikan banyak pihak. Salah satu kebijakan yang sudah dicoba oleh Indonesia merupakan PSBB( Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Pembatasan Sosial Berskala Besar merupakan pembatasan aktivitas tertentu penduduk di sesuatu daerah yang diprediksi terinfeksi COVID- I9 sedemikian rupa buat menghindari mungkin penyebaran COVID- I9(
Laoly, 2020) dilansir dari( Pers, 2020)
Virus corona jadi pembicaraan seluruh dunia. Keadaan ini mengguncang bermacam bidang, paling utama di bidang ekonomi.
Penyebaran COVID- 19 membagikan akibat berarti untuk perekonomian nasional serta wilayah. Bisa dilihat kalau epidemi penyakit berakibat pada sesuatu negeri terpaut dengan perekonomian lewat sebagian tujuan antara lain kesehatan, transportasi, pertanian, pariwisata, perdagangan serta bermacam zona yang lain.
Menteri Keuangan Sri Mulyani berkata Indonesia sangat terpukul dengan penyebaran virus Corona. Tidak cuma kesehatan manusia, virus ini pula mengusik kesehatan ekonomi di segala dunia. Komite Stabilitas Sektor Keuangan( KSSK), memperkirakan perkembangan ekonomi Indonesia dalam skenario terburuk dapat menggapai minus 0, 4 persen.
Keadaan ini berakibat pada penyusutan mengkonsumsi rumah tangga sebesar 3, 2% jadi 1, 2%. Investasi pula turun ekstrem. Banyak yang memprediksi pandemi investasi hendak kembali melemah sampai 1%
ataupun sampai- 4%. Pergantian yang terjalin pada masa- masa susah sudah mengganti metode pandang warga tentang gimana orang belajar,
bekerja, berhubungan, serta penuhi kebutuhan tiap hari. Bermacam bidang usaha dituntut buat bisa meningkatkan model kewirausahaan yang lebih fleksibel dan berkelanjutan. Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia kembali diuji dengan munculnya virus yang berdampak pada pelaku UMKM di Indonesia. Berdasarkan polling, sebanyak 96% UKM mengaku pernah merasakan dampak negatif Covid-19 terhadap proses bisnis mereka. Sebanyak 75% dari mereka menghadapi dampak penyusutan penjualan yang signifikan. Tak hanya itu, 51% pelaku UKM meyakini bahwa peluang besar bisnis trading mereka hanya akan bertahan satu bulan hingga tiga bulan ke depan.
Sebanyak 67% UKM mengalami ketidakpastian dalam memperoleh akses dana darurat, dan 75% merasa tidak mengerti bagaimana membuat kebijakan di saat krisis. Sementara itu, hanya 13% UKM yang percaya bahwa mereka memiliki rencana manajemen krisis dan menemukan solusi untuk mempertahankan bisnis mereka (Hermansah, 2020) dikutip dari (Masrul et al., 2020)
2) Tinjauan Empiris
Tabel 1
Penelitian Terdahulu N
o
Peneliti Judul Penelitian Alat analisis
Hasil
1 Indah Cahyarini (2017)
Analisis perbedaan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger
Uji Wilcoxon Signed Rank
Tidak ada perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan CR, dan DER, sedangkan untuk rasio
dan akuisisi (studi empiris pada perusahaan merger dan pengakuisisi yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2012-2014
Test, Uji Manova
keuangan ROA, ROE, dan OPM terdapat perbedaan yang signifikan
2. Evi Irmayanti (2018)
Analisis komparasi kinerja keuangan perusahaan
manufaktur sebelum dan sesudah initial public offering
Paired Sample T- Test
Terdapat perbedaan yang signifikan pada rasio keuangan CR, DER, ROE dan TATO
3. Maeninta Octaviani (2018)
Perbandingan Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum dan Sesudah
Melakukan Aktivitas Merger dan Akuisisi
Paired Sample T- Test
Tidak ada peningkatan yang signifikan pada Current Ratio, Total Asset Turnovery, Fixed Asset Turnovery, Debt to Equity, dan Net Profit Margin
4. Yoga Adi Surya
dan Binti Nur Asiyah (2020)
Analisis
perbandingan kinerja keuangan bank BNI Syariah dan bank syariah mandiri di masa pandemi covid- 19
Paired Sample T- Test
Terdapat perbedaan pada rasio keuangan ROA, NPF, dan BOPO. Sedangkan pada rasio keuangan ROE dan CAR tidak terdapat
perbedaan yang signifikan
5. Rachmati (2017)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Antara Sebelum dan Sesudah IPO (Initial Public Offering)
Paired Sampel tTest
1. Ada perbedaan signifikan pada current ratio, quick ratio, debt to total asset ratio, dan return on equity sebelum dan sesudah IPO.
2. Tidak ada perbedaan pada debt to equity ratio, profit margin, return on asset, dan total asset turn over sebelum dan sesudah IPO 6. Cahyani
dan Suhadak (2017)
Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum dan Sesudah
Perusahaan
Melakukan IPO (Initial Public Offering) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Studi Pada Perusahaan yang Listing di BEI Pada Tahun 2013)
Uji Paired Sampel T- Test
1. Ada perbedaan signifikan pada current ratio, quick ratio, debt equity ratio, return on investment dan return on equity sebelum dan sesudah melakukan IPO.
2. Tidak ada perbedaan Debt Ratio sebelum dan
sesudah perusahaan melakukan IPO
7. Putu Yulia Kumalasa ri Dewi dan Ni Putu Santi Suryantini
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi
Uji Paired Sampel T- Test
Hasil analisis ditemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan 5 rasio yaitu CR, ROA, DER, TATO, dan PER tidak berbeda sevara signifikan sesudah akuisisi dibandingkan dengan sebelum akuisisi.
8 Afriyani, Adya Utami Syukri, dan Masyita (2020)
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum Dan
Sesudah Initial Public Offering (Ipo) Pada Pt.
Jasa Armada Indonesia, Tbk.
Uji Paired Sampel T- Test
Hasil penelitian menunjukkan rasio likuiditas meningkat dan rasio solvabilitas menurun yang mengindikasikan bahwa nilai rasio membaik serta rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.
Sumber : Kumpulan Penelitian terdahulu
3) Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah dengan membandingkan perbedaan kinerja keuangan sebelum dan setelah pandemi covid-19. Setelah WHO menetapkan Virus Disease sebagai wabah, banyak perusahaan yang mengalami perubahaan pada kinerja perusahaan dan posisi laporan keuangan.
Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah rasio likuiditas yang yang diukur dengan menghitung Current Ratio (CR), rasio leverage diukur dengan menghitung Debt to Equity (DER), rasio profitabilitas diukur dengan menghitung Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE), dan rasio aktivitas yang diukur dengan menghitung Turn Assets Turnover (TATO).
Berdasarkan yang dipaparkan di atas maka
Adapun kerangka konsep dari penelitian ini dapat dilihat seperti pada gambar 1
Gambar 1 Kerangka Konsep
Sumber : Data diolah peneliti Kinerja keuangan sebelum
pandemi Covid-19
Current Ratio (CR)
Debt to Equity (DER)
Return on Equity (ROE)
Return on Asset
(
ROA) Turn Assets Turnover (TATO)
Kinerja keuangan selama pandemi Covid-19
Current Ratio (CR)
Debt to Equity (DER)
Return on Equity (ROE)
Return on Asset (ROA)
Turn Assets Turnover (TATO)
Uji Beda
4) Hipotesis
1. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada Current Ratio sebelum dan selama Pandemi Covid-19 pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
2. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada Debt to Equity ratio sebelum dan selama Pandemi Covid-19 pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
3. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada Return on Equity sebelum dan selama Pandemi Covid-19 pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
4. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada Return on Assets sebelum dan selama Pandemi Covid-19 pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
5. Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada Total Asset Turnover (TATO) sebelum dan selama Pandemi Covid-19 pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
24 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan bentuk penelitian deskriptif komparatif, yakni membandingkan kinerja keuangan perusahaan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Sebelum dan selama pandemi Covid-19. Tujuan dari riset ini merupakan buat mengenali perbandingan antara satu variabel dengan variabel yang lain dengan cuma menguji apakah variabel tersebut berhubungan dengan kelompok lain.
Periset memakai tipe riset komparatif ini sebab periset mau mengenali perbandingan kinerja keuangan saat sebelum dan selama Pandemi Covid-19 di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk periode 2019-2020.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Riset ini dilikukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet pada web www.idx.co.id. Waktu penerapan riset ini dilakukan pada bulan Juli- Agustus 2021.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Menurut (Weston, J.Fred & Thomas E.Copeland.1992:2263) yang dikutip dari (Hasibuan, 2009), variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai nilai, dapat berupa angka atau simbol yang menggunakan suatu ukuran. atau skala dalam putaran nilai. Variabel dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang menggambarkan kinerja keuangan perusahaan.
Rasio-rasio yang digunakan dalampenelitian ini adalah:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio Lancar ( Current Ratio) mengukur keahlian industri untuk membayar hutang lancar dengan memakai aktiva lancar yang dipunyai industri. Semakin besar rasio ini berarti semakin likuid industri.( Sudana 2011: 24) dalam( Irmayani, 2018). Rasio ini bisa dihitung dengan rumus:
Current Ratio=
2. Rasio tingkat kecukupan (Debt to Equity Ratio)
Rasio rasio tingkatan kecukupan( Debt to Equity Ratio) ini mengukur seberapa besar keahlian modal industri buat penuhi segala kewajibannya( Brigham 2010: 143) dalam( Irmayani, 2018). Rasio ini bisa dihitung dengan rumus:
DER =
3. Tingkat pengembalian atas modal (Return on Equity)
Tingkatan pengembalian atas modal ( Return on Equity) merupakan rasio yang menampilkan seberapa sanggup industri memakai modal yang ada untuk menciptakan laba ataupun keuntungan.( Gumanti 2011: 116) dalam( Irmayani, 2018). Rasio ini bisa dihitung dengan rumus:
ROE =
4. Pengembalian atas Total Aset (Return on Assets)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu atau rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menggunakan aset yang ada untuk
menghasilkan laba atau keuntungan. (Gumanti 2011:1115) dalam (Irmayani, 2018). Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
ROA =
5. Rasio perputaran aset total (Total Asset Turnover).
Rasio perputaran peninggalan total( Total Asset Turnover) merupakan rasio yang digunakan buat mengukur daya guna pemakaian segala aktiva dalam menciptakan penjualan( Sudana 2011: 24) dalam (Irmayani, 2018). Rasio ini bisa dihitung dengan rumus:
TATO=
Untuk lebih jelasnya, formulasi dari masing-masing variabel yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Definisi Parameter Skala Ukur
1 Current Ratio
mengukur keahlian industri untuk membayar hutang lancar dengan memakai aktiva lancar yang dipunyai industri (Sudana, 2011:24) dikutip dari (Irmayani, 2018)
Current Ratio=
Rasio
2 Debt to Equity Ratio
mengukur seberapa besar kemampuan modal perusahaan untuk memenuhi seluruh
DER = Rasio
(DER) kewajibannya (Brigham, 2010:143) dikutip dari (Irmayani, 2018)
3 Return on Equity (ROE)
menunjukkan seberapa mampu perusahaan menggunakan modal yang ada untuk menghasilkan laba atau keuntungan (Gumanti, 2011:116) dikutip dari (Irmayani, 2018)
ROE =
Rasio
4 Return on Assets
(ROA)
Mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih (Gumanti, 2011:115) dikutip dari (Irmayani, 2018)
ROA =
Rasio
5 Total Asset Turnover (TATO)
digunakan buat
mengukur daya guna pemakaian segala aktiva dalam menciptakan penjualan (Sudana, 2011:24) dikutip dari (Irmayani, 2018)
TATO=
Rasio
Sumber : Data diolah peneliti
D. Populasi dan Sampel
Menurut Nursalam (2003) dikutipan dari (Syafnidawaty, 2020) populasi adalah objek keseluruhan yang berkaitan dengan masalah yang
akan diteliti, dan populasi dalam penelitian ini adalah PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang sudah dipublikasikan. sedangkan sampel adalah sebagian atau yang bisa mewakili variabel tersebut (Arikunto:2006) dikutip dari (Syafnidawaty, 2020), sampel dalam penelitian ini berupa laporan keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk periode 2019-2020.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian adalah melalui:
1. Riset kepustakaan, ialah dengan mengkaji bermacam literatur baik berbentuk harian, literatur, riset terdahulu, ataupun laporan yang diterbitkan buat memperoleh cerminan permasalahan yang hendak diteliti.
2. Dokumentasi, ialah berbentuk laporan keuangan tahunan industri yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia.
F. Teknik Analisis
1. Menghitung Rasio keuangan
Setelah proses pengumpulan data , dilanjutkan dengan menghitung masing-masing rasio keuangan yaitu :Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Return On Assets, dan Operating Profit Margin, setiap ratio dihitung masing-masing tahun. Satu tahun sebelum Covid-19 dan satu tahun selama Covid-19, lalu rasio tersebut akan dibandingkan dengan periode sebelum dan periode selama Covid-19.
2. Statistik Deskriptif
Menurut Arikunto (2010: 3) dikutip dari (Irmayani, 2018) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menggambarkan atau menjelaskan sesuatu, seperti keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain (Irmayani, 2018). Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan atau mendeskripsikan kinerja keuangan perusahaan yang dijadikan sampel sebelum dan selama masa pandemi Covid-19. Analisis deskriptif dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat perbedaan rata-rata (mean) dan standar deviasi dan varians indikator kinerja keuangan sebelum dan selama pandemi Covid- 19. Dan akan dilanjutkan dengan pengelolaan data menggunakan bantuan Statistical Product and Service Solution (SPSS).
3. Uji Normalitas
Saat sebelum mencerna informasi, terlebih dulu dicoba uji normalitas informasi buat mengenali apakah informasi pada tiap variabel berdistribusi wajar ataupun tidak( Ghozali 2013: 110). Bila informasi sudah teruji berdistribusi wajar hingga periset bisa memakai metode Statistik Parametrik, namun bila informasi tidak berdistribusi wajar hingga periset wajib memakai metode Statistik Nonparametrik( Sugiyono, 2009:
75). Uji normalitas dengan dorongan Statistical Product and Service Solution( SPSS) bisa dicoba lewat uji kolmogorov- smirnov dengan dasar pengambilan keputusan selaku berikut:
a. Jika nilai p pada kolom signifikansi asimtotik (2-tailed) > taraf signifikan (0,05), maka data berdistribusi normal.
b. Jika nilai p pada kolom signifikansi asimtotik (2-tailed) < taraf signifikan (0,05), maka data tidak berdistribusi normal.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis H1 hingga H5 menggunakan 2 cara yaitu apabila data berdistribusi secara normal maka akan digunakan uji statistik parametrik yaitu alat uji beda Paired Sampel T-Test, dan apabila data berdistribusi secara tidak normal maka akan digunakan uji statistik non parametrik yaitu alat uji beda Wilcoxon Signed Rank Test untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan, sebelum pandemi lebih tinggi atau saat pandemi lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk berdasarkan rasio CR, DER, ROA, ROE, dan TATO. Adapun penjelasan tentang Paired Sampel T-Test dan Wilcoxon Signed Rank Test sebagai berikut :
a. Paired Sample T-Test
Paired Sample T-Test Uji T atau uji dua sampel yang berpasangan merupakan uji statistik parametik yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan antar dua sampel yang berhubungan.
Data berasal dari dua pengukuran atau periode pengamatan yang berbeda yang diambil dari subyek yang dipasangkan. Pada penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Berikut adalah langkah-langkah untuk membandingkan rata-rata rasio keuangan sebelum dan selama pandemi covid-19 dengan paired sampel t-test:
1) Menentukan Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan selama pandemi covid-19.
𝐻˳: µ1 = µ2, tidak ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan selama pandemi covid-19.
𝐻1: µ1 ≠ µ2, ada perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan selama pandemi covid-19
2) Menentukan taraf nyata (α) 3) Melakukan uji statistik
Untuk uji beda rata-rata pada data berpasangan dapat menggunakan rumus berikut:
√
đ =
√ Dimana:
t = Nilai distribusi t
đ = Beda rata-rata (mean difference) Sd = Deviasi standar (standar deviasi) n = jumlah data berpasangan
d = perbedaan diantara data berpasangan (Cooper & Schindler, 2014:451)
4) Kriteria Pengambilan Keputusan
Jika -tT≤ th≤ tT atau sig. t-test≥ α ; maka 𝐻˳ diterima, artinya
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan sebelum dan selama pandemi covid-19.
Jika th>tT ; th<-tT atau sig. t-test< α ; maka 𝐻˳ ditolak dan 𝐻1 diterima, artinya terdapat perbedaan yang signifikan
pada kinerja keuangan sebelum dan selama pandemi covid- 19.
b. Wilcoxon Signed Rank Test
Uji peringkat bertanda wilcoxon atau wilcoxon’s sign rank test merupakan uji statistik non parametrik untuk mengevaluasi perlakuan tertentu (treatment) pada dua pengamatan, antara sebelum dan sesudah adanya perlakuan tertentu (Ghozali, 2006). Jika hasil uji normallitas tidak normal (sig > α 0,05) maka peneliti dapat menggunakan uji Wilcoxon’s Signed Rank Test. Wilcoxon Signed Rank Test akan dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS.
Santoso (2015:138) menjelaskan langkah-langkah penggunaan alat uji Wilcoxon Signed RankTest menggunakan aplikasi SPSS:
1) Buka file Wilcoxon
2) Pilih menu analyze nonparametric test 2 related sampels tests
3) Lakukan pengisian nama dua variabel yang akan diuji, yakni sebelum dan sesudah.
4) Aktifkan pilihan Wilcoxon pada kolom test type
5) Langkah akhir tekan ok.
Adapun rumus uji Wilcoxon Signed Rank Test menurut Cooper
& Schindler (2014:613) adalah sebagai berikut : Z =
Keterangan :
T : jumlah rank dengan tanda paling kecil =
dan
=
√
Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis pada uji Wilcoxon Signed Rank Test sebagai berikut :
- Jika probabilitas (Asymp.Sig) < 0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat perbedaan.
- Jika probabilitas (Asymp.Sig) > 0,05 maka Ho diterima artinya tidak terdapat perbedaan.
Maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1) Untuk hipotesis yang pertama adalah sebagai berikut:
H1 ditolak jika nilai p < 5%, dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Current Ratio selama pandemi Covid-19 lebih besar dari sebelum pandemi Covid-19
H1 diterima jika nilai p > 5% dimana tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Current Ratio selama pandemi Covid-19 lebih kecil dari sebelum pandemi Covid-19
2) Untuk hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut
H2 ditolak jika nilai p < 5%, dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Debt to Equity Ratio selama pandemi Covid-19 lebih besar dari sebelum pandemi Covid-19
H1 diterima jika nilai p > 5% dimana tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Debt to Equity Ratio selama pandemi Covid-19 lebih kecil dari sebelum pandemi Covid-19
3) Untuk hipotesis yang ketiga adalah sebagai berikut
H3 ditolak jika nilai p < 5%, dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Return On Equity selama pandemi Covid-19 lebih besar dari sebelum pandemi Covid-19
H3 diterima jika nilai p > 5% dimana tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Return On Equity selama pandemi Covid-19 lebih kecil dari sebelum pandemi Covid-19
4) Untuk hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut
H4 ditolak jika nilai p < 5%, dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Return On Asset selama pandemi Covid-19 lebih besar dari sebelum pandemi Covid-19 H4 diterima jika nilai p > 5% dimana tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Return On Asset selama pandemi Covid-19 lebih kecil dari sebelum pandemi Covid-19
5) Untuk hipotesis yang kedua adalah sebagai berikut
H5 ditolak jika nilai p < 5%, dimana terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean mean Total Asset Turnover selama pandemi Covid-19 lebih besar dari sebelum pandemi Covid- 19
H5 diterima jika nilai p > 5% dimana tidak terdapat perbedaan kinerja keuangan yang signifikan dan nilai mean Total Asset Turnover selama pandemi Covid-19 lebih kecil dari sebelum pandemi Covid-19
36 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek penelitian
Telkom merupakan perusahan milik Badan Usaha Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang informasi dan komunikasi. Sejarah PT. Telkom Indonesia ini bermula pada pendirian badan usaha swasta penyedia layanan poss dan telegraf pada tahun 1882. Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan perushaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Tahun 1974 PN Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL). Beberapa kali diubah namanya, hingga kemudian pada tahun 1980 Indonesia mendirikan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional dan seluruh saham PT. Indonesian Satellite Coorporation Tbk. (Indosat) di ambil alih oleh pemerintah RI menjadi BUMN.
Pada tahun 1989, ditetapkan UU Nomor 3 Tahun 1989 tentang telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No 25 Tahun 1991. 1995 Penawaran Umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering) dilakukan pada tanggal 14 November 1995. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock