• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan

Dalam dokumen lkpd2019.pdf - PPID DKI Jakarta (Halaman 70-74)

BAB II Ekonomi Makro

2) PDRB Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan

Dilihat dari laju pertumbuhannya, secara umum selama tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 5,89%. Komponen yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT yang tumbuh sebesar 11,52%, diikuti oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 5,98%. Sedangkan yang terkecil adalah Pendapatan Modal Tetap Bruto yang tumbuh sebesar 1,29%.

Tabel 2.7

Laju Pertumbuhan dan Distribusi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2017-2019

Tabel 2.7 - Laju Pertumbuhan dan Distribusi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2017-2019

Catatan atas Laporan Keuangan Tahun 2019 Audited hal 28

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan Lapangan Usaha4

Pertumbuhan dari pendekatan Lapangan Usaha

a) Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor:

LU Perdagangan tumbuh melambat seiring konsumsi masyarakat yang melambat dan adanya kecenderungan pergeseran konsumsi ke belanja jasa, sehingga berdampak pada berkurangnya kegiatan penjualan ritel. LU Perdagangan secara keseluruhan tahun 2019 tercatat tumbuh sebesar 5,61% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya (6,27% yoy). Hal ini terkonfirmasi oleh Indeks Penjualan Ritel (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia yang memperlihatkan pertumbuhan melambat, dari 3,61% (yoy) pada tahun 2018 menjadi 3,25% (yoy) pada tahun 2019

Secara data triwulanan, pertumbuhan LU Perdagangan pada triwulan IV 2019 tercatat 5,74% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (7,61% yoy). Penjualan mobil yang masih lesu serta pergeseran pola konsumsi masyarakat yang cenderung mengonsumsi jasa membuat aktivitas perdagangan ritel tumbuh melambat. Penjualan mobil selama triwulan IV 2019 masih terkontraksi sebesar 6,2% (yoy), meski tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 10,1% (yoy). Indeks penjualan hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia juga memperlihatkan penurunan, dari 8,3% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi -3,1% (yoy) pada triwulan IV 2019. Penyaluran kredit ke sektor perdagangan terus mengalami downtrend . Kredit tersalurkan pada triwulan IV 2019 tumbuh sebesar -0,93% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (2,34% yoy)

4Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi DKI Jakarta, Februari 2020, hal. 10-25

Catatan atas Laporan Keuangan Tahun 2019 Audited hal 29

b) Konstruksi:

LU Konstruksi juga tumbuh melambat. Pertumbuhan LU Konstruksi untuk keseluruhan tahun 2019 tercatat sebesar 1,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2018 yang mencapai 3,37%

(yoy). Pembangunan MRT Tahap I dan LRT Tahap I Jakarta yang telah selesai pada awal tahun 2019, menyebabkan aktivitas pembangunan konstruksi sepanjang tahun 2019 relatif berkurang dibandingkan tahun sebelumnya. Perlambatan pertumbuhan LU Konstruksi selanjutnya turut berpengaruh terhadap kontraksi LU Industri Pengolahan terutama untuk produk yang terkait dengan proyek pembangunan.

Secara data triwulanan, LU Konstruksi tercatat tumbuh 4,17% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 0,64%

(yoy). Akselerasi pertumbuhan triwulan IV sejalan dengan meningkatnya intensitas pembangunan ruas tol Kelapa Gading-Pulo Gebang, sebagai bagian dari pembangunan 6 ruas tol dalam kota.

Capaian pekerjaan LRT Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) meningkat, dari 66,13% pada triwulan sebelumnya menjadi 67,87%.

Pembangunan ruas Cawang-Cibubur telah tercapai 86,28%, ruas Cawang-Dukuh Atas sebesar 59,46%, dan ruas Cawang-Bekasi Timur sebesar 61,03%. Peningkatan aktivitas tersebut terlihat dari pertumbuhan konsumsi semen yang naik. Konsumsi semen pada triwulan IV 2019 meningkat dari sebelumnya tumbuh -10,33% (yoy) menjadi 1,50% (yoy).

Di sisi lain, peran sektor swasta pada LU Konstruksi masih terbatas, yang terindikasi dari pertumbuhan supply properti pada triwulan IV 2019 yang melambat, dari 0,02% (yoy) pada triwulan III 2019 menjadi 0,01% (yoy), di tengah kenaikan permintaan properti komersial di Jakarta. Penyaluran kredit ke sektor konstruksi pada triwulan IV (14,96% yoy) juga melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (29% yoy). Belum optimalnya tingkat okupansi dan melimpahnya ketersediaan properti, menyebabkan pengembang menahan diri untuk menambah supply properti pada triwulan IV 2019.

c) Industri pengolahan:

Catatan atas Laporan Keuangan Tahun 2019 Audited hal 30

Perlambatan pertumbuhan LU Konstruksi selanjutnya turut berpengaruh terhadap kontraksi LU Industri Pengolahan terutama untuk produk yang terkait dengan proyek pembangunan. Selain itu, turunnya penjualan mobil di dalam negeri juga berdampak pada penurunan produksi di LU Industri Pengolahan. Kondisi ini menyebabkan LU Industri Pengolahan tumbuh negatif pada tahun 2019, yaitu -1,22% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2018 yang tercatat positif dengan realisasi 0,74%

(yoy)

Secara data triwulanan, LU Industri Pengolahan pada triwulan IV 2019 tercatat tumbuh 0,74% (yoy), membaik dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat kontraksi sebesar - 0,48% (yoy). Hal tersebut terindikasi dipengaruhi oleh peningkatan pertumbuhan pada LU Konstruksi, seiring dengan dipacunya kegiatan konstruksi ruas jalan tol dalam kota Kelapa Gading-Pulo Gebang, sehingga berdampak pada peningkatan produksi bahan baku konstruksi. Kenaikan aktivitas produksi tersebut tercermin dari pertumbuhan produksi industri barang galian bukan logam pada triwulan IV 2019 yang mengalami peningkatan dari kontraksi -5,77%

(yoy) menjadi 1,25% (yoy) di triwulan IV 2019. Selain industri barang galian bukan logam, kenaikan produksi juga terjadi pada beberapa jenis industri, yaitu industri makanan 19,26% (yoy); industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia 14,16% (yoy); industri pencetakan dan reproduksi media rekaman 12,61% (yoy), seiring dengan kenaikan konsumsi RT di triwulan IV 2019.

Sementara itu industri terkait otomotif masih terkontraksi namun mengalami perbaikan. Industri kendaraan bermotor, triler dan semi trailer, sebagai kontributor terbesar (sekitar 39%) terhadap pembentukan angka pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang DKI Jakarta, masih terkontraksi. Produksi industri kendaraan bermotor, triler dan semi trailer mengalami kontraksi sebesar -10,49%

(yoy), lebih baik dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar -16,78% (yoy). Perbaikan ini tidak terlepas dari penjualan mobil di dalam negeri yang juga mulai meningkat.

Catatan atas Laporan Keuangan Tahun 2019 Audited hal 31

Masih terbatasnya pertumbuhan pada LU industri pengolahan sejalan dengan pertumbuhan kredit ke industri pengolahan yang masih dalam tren menurun sejak pertengahan tahun 2018.

d) Lapangan Usaha Lainnya:

Secara data triwulanan, LU Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman tumbuh meningkat sejalan dengan aktivitas leisure di Jakarta terkait liburan HKBN Natal dan akhir tahun. LU Penyediaan Akomodasi dan Makanan Minuman tercatat tumbuh sebesar 9,58%

(yoy), naik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 6,23% (yoy).

LU Jasa Keuangan tumbuh melambat seiring penurunan intermediasi perbankan. LU Jasa Keuangan tumbuh sebesar 7,27% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 8,52% (yoy). Perlambatan tersebut sejalan dengan intermediasi perbankan yang menurun pada triwulan IV 2019. Kegiatan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 5,70% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,69% (yoy). Sementara itu, penyaluran kredit juga melambat, dari 8,37% (yoy), menjadi 5,30% (yoy).

1) PDRB Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

Dalam dokumen lkpd2019.pdf - PPID DKI Jakarta (Halaman 70-74)