BAB II TEKNIK PELAKSANAAN DILAPANGAN
2.4 Menguraikan Metode Kerja
2.4.2 Pekerjaan Struktur Bawah
2.4. Menguraikan Metode Kerja
41 syarat yang tepat untuk sebuah pondasi,yakni minumim 5 cm dan maksimum 12,5 cm (dilihat pada Gambar 2.11).
(a) Proses Pengecoran Bored Pile
(b) Alat Bored Pile
Gambar 2.11. Pekerjaan Pengecoran 3. Pekerjaan PDA TEST
PDA TEST ini mengacu padda ASTM D-4945-08 (standard test Methode for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundation)
Prosedur standar dalam Pengujian Pile Driving Analyzer Test adalah : 1. Pekerjaan Persiapan :
- Apabila kepala tiang rata dengan permukaan tanah maka penggalian tanah dilakukan di sekeliling tiang tersebut.
- Perapian kepala tiang agar rata, tegak lurus dan
simetris Pemasangan instrument accelerator dan strain transducer dengan cara mengebor pada sisi tiang dan saling tegak lurus, jarak minimal 1,5 x diameter tiang
- Penyiapan cushion(bantalan) dan palu pada kepala tiang
- Masukkan nilai kalibrasi accelerator dan strain transducer dan periksalah koneksitas pada peralatan pengujian secara keseluruhan - Input data tiang dan berat palu pada PDA-PAX. Data tiang yang
harus diinput seperti nomor identifikasi tiang, luas penampang tiang, Panjang.
- tiang yang digunakan, panjang tiang yang tertanam dan tanggal pemancangan (pengeboran)
- Untuk memastikan pengujian telah siap untuk dilakukan, lakukanlah pengecekan ulang sekali lagi secara keseluruhan 2. Pekerjaan Pengujian :
- Hammer atau palu diangkat setinggi 1,5-2 meter menggunakan alat crane dan dijatuhkan pada kepala tiang. Pada saat menjatuhkan palu atau hammer ,posisi palu (hammer) tersebut harus jatuh tegak lurus agar energy yang ditransferkan oleh palu kepada tiang tersebut maksimum.
- Setelah palu (hammer) dijatuhkan pada kepala tiang , didapat data variable tiang yang diuji seperti : energy, kapasitas daya dukung tiang (RMX), displacement / penurunan maksimum tiang (DMX), serta nilai keutuhan tiang (BTA)
- Setelah pengujian telah selesai dilakukan, kemudian dianalisa lebih lanjut dengan Metode CAPWAP (Case Pile Wave Analysis Program) untuk memperoleh data : prilaku tanah di sekeliling tiang, load transfer tiang , kapasitas tahanan selimut (fraction), kapasitas tahanan ujung (end bearing), tegangan tekan maksimum (CSX), tegangan tarik maksimum (TSX), dan penurunan tiang. Hasil pengujian yang didapatkan harus 200 % dari desain load (beban rencana)
3. Waktu Pengujian PDA test
Pengujian ‘PDA’ dapat dilakukan selama pemancangan untuk memonitori perkembangan daya dukung tiang sejalan dengan tiang masuk makin dalam kenerja dari sistem pemancangan atau memonitor tegangan pada saat pemancangan yang ekstrim. Tetapi umumnya ‘PDA’
43 digunakan untuk menentukan daya dukung jangka Panjang tiang pondasi.
Untuk tujuan ini pengujian ‘PDA’ sebaiknya dilakukan beberapa hari setelah pemancangan setelah gaya lengketan tanah mulai bekerja.
(a) Proses PDA Test
(b)Alat PDA Test
Gambar 2.12. Pekerjaan PDA Test 4. Couble Stone
Couble stone dikerjakan setelah level galian pilar dan abutment sesuai rencana, setelah galian sudah sesuai rencana, batu belah/pecah disusun atau dihampar di area pilar dan abutmen sesuai dengan dimensi rencana 20 cm, setelah batu belah selesai disusun, barulah memasukan pasir dengan ketebalan 5 cm, dan setelah itu di cor lantai kerja setebal 10 cm.
Gambar 2.13. Couble Stone 5. Lean Concrete
Lean concrete adalah lapisan yang berfungsi sebagai lantai kerja bagi penempatan lapisan pondasi. Lean Concrete ini dibuat dari campuran yang terdiri dari agregat dengan gradasi tertentu,portland cement dengan atau tanpa pozolan dan air dalam takaran tertentu dilakukan dengan ukuran 25,2 m x 10,8 m, dengan ketebalan 10 cm dan Mutu beton yang digunakan K- 125, dengan slump 7 cm. Fungsi dari Lean Concrete ini adalah :
a) Untuk memudahkan pekerja berdiri (tidak kotor atau becek)
b) Sebagai cetakan atau bekisting beton pada sisi bawah yang bersifat permanen.
c) Sebagai perata permukaan dan penstabil permukaan.
d) Sebagai penahan kelembaban atau rembesan air.
Gambar 2.14. Lean Concrete K-125
45 6. Footing / Pile cap (struktur abutment dan pilar )
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam. Fungsi dari pile cap yaitu mendapatkan beban dari kolom yang lalu akan di sebarkan ketiang pancang. Langkah pengerjaan nya adalah : a) Setelah galian tanah mencapai elevasi yang ditentukan,maka tiang
pancang dipotong .
b) Pembuatan lantai kerja setebal 5 cm.
c) Meletakkan dan merangkai pembesian atau penulangan, Penulangan footing dikerjakan berdasarkan spesifikasi gambar rencana dapat dilihat pada (Gambar 2.15)
d) Memasang bekisting untuk memberi bentuk pile cap dan memisahkan beton dengan tanah. Dengan dimensi bekisting 2,2 m x 1,2 m
e) Pengecoran dengan volume 455 m3. Mutu beton yang digunakan K- 250, dengan slump 10 cm.
(a) Merangkai Pembesian/Penulangan
(b) Pengecoran Pile Cap Gambar 2.15. Proses Footing/Pile cap 7. Back wall,badan, Wing wall, Plat injak abutment
a. Back wall merupakan konstruksi dinding yang berfungsi sebagai pembatas antara gelagar dengan tanah belakang abutmen. Selain itu juga back wall berfungsi sebagai penahan gelagar agar tidak bergeser kearah belakang abutmen. Proses pembuatan back wall dimulai dengan proses pembesian lalu dilanjut dengan perakitan yang disesuaikan dengan tinggi abutment,lalu masuk proses bekisting lalu pengecoran.
b. wingwall adalah untuk melindungi bagian belakang abutmen dari tekanan tanah yang berkerja dilakukan bersama dengan penulangan footing, tetapi pengecoran wingwall dilakukan setelah pengecoran footing. Mutu beton wingwall K-350, dan backwall 250 plat injak abutmen suatu konstruksi beton yang dipasang diantara jalan pendekat dan kepala jembatan.
c. Proses pembuatan Pelat Injak adalah umumnya seperti proses pembesian,perakitan,bekisting,dan pengecoran. Proses pembesian dan perakitan tulangan pada plat injak adalah adanya lapisan plastic yang dihamparkan seluas plat injak.
d. Tujuan dari plastic tersebut adalah supaya kadar air yang berada pada cor beton plat injak tidak berpindah ke tanah. Meskipun struktur plat injak posisinya dibelakang back wall ,namun sebenernya struktur plat injak itu merupakan struktur tersendiri yang terpisah dari struktur jembatan utama.
47 Pada saat perakitan tulangan pun tidak ada tulangan dari plat injak yang diikat dengan tulangan dari abutment.
Pada dasarnya penulangan wingwall dilakukan bersama dengan penulangan footing, tetapi pengecoran wingwall dilakukan setelah pengecoran footing. Mutu beton wingwall K-350, dan backwall 250.
(a) Backwall (b) Wingwall Gambar 2.16. Wingwall dan Backwall 8. Pier Head dan Badan Pilar
Pier head atau kepala pilar adalah istilah yang dipakai pada pilar jembatan dimana pier head ini dapat di definisi kan sebagai bagian dari pilar jembatan yang dimiliki fungsi sebagai pemikul ujung perletakan jembatan antara girder dan bearing pad.
Pelaksanaan:
1. Pasang Angkur
Yang perlu diperhatikan dalam pemasangan angkur sbb - Data kordinat
- Data elevasi 2. Pemasangan Konsol
3. Pasang rangka dudukan Pierhead 4. Pemasangan Bekisting Pierhead
(a) Pemasangan Angkur
(b) Pemasangan Bekisting Pier Head Gambar 2.17. Penulangan Badan Pilar