LAPORAN KERJA PRAKTIK
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN KERETA API BH-167 KM 98+247 ANTARA KOTABUMI DAN CEMPAKA
DISUSUN OLEH :
PUTRI ADELIA 17311023
RANI PUTRI DESNIWATI 17311039 SETIAWAN TEGAR PRASETYA 17311053
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANDAR LAMPUNG 2020
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis kami pannjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Pratek pada proyek pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+247 Antara Kotabumi – Cempaka.
Kerja Praktek ini merupakan salah satu syarat akademis yang wajib ditempuh di Universitas Bandar Lampung khususnya Fakultas Teknik,Jurusan Teknik Sipil. Laporan Kerja Praktek ini disusun sebagai pelengkap Kerja Praktek yang dilakukan lebih kurang 3 bulan pada proyek pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+127 Antara Kotabumi-Cempaka.
Selesainya laporan kerja praktek ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasihkepada pihak-pihak yang berpartisipasi dalam penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini.
1. Bapak Ir.Sugito.,MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek.
2. Bapak Ridhona Manthori,ST , selaku Kontraktor Pelaksana PT. AGUNG MAJU WIRA KSO, Bapak Harliansyah DP.ST sebagai Konsultan Perencana,Bapak Zamroni,ST sebagai Surveyor serta Pembimbing lapangan yang lainnya yang telah mengizinkan kami melaksanakan Kerja Praktek pada proyek ini dan membimbing kami selama Kerja Praktek
3. Bapak Sholeh, selaku kepala struktur dilapangan dan pekerja-pekerja lainnya yang selalu bersedia membimbing kami selama melaksanakan Kerja Praktek dan bersedia bertanya jawab dengan kami.
4. Orangtua kami, yang telah memberikan support secara materi dan spiritual dalam menyelesaikan laporan ini.
5. Serta seluruh rekan-rekan mahasiswa Angkatan 2017 yang telah mendukung dan membantu kami.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini. Baik dari materi maupun teknik penyajiannya,mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
Bandar Lampung, Juni 2020 Penulis
v
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PERSIAPAN PELAKSANAAN PROYEK ... 1
1.1 Pelaksanaan Tender ... 1
1.1.1 Jenis Pelelangan atau Tender ... 2
1.1.2 Kegiatan Tender ... 4
1.1.3 Proses Pelelangan ... 5
1.2 Kontrak ... 10
1.2.1 Jenis Kontrak ... 10
1.3 Tata Cara Pelaksanaan Proyek ... 11
1.4 Umum ... 12
1.5 Data Proyek... 14
1.5.1 Lokasi Proyek ... 15
1.5.2 Struktur Data Umum Proyek ... 16
1.5.3 Data Struktur Jembatan ... 17
1.6 Fasilitas Proyek... 18
1.7 Manajemen Proyek ... 22
1.8 Cara Menguraikan Pekerjaan yang dilakukan Oleh Kontraktor .... 23
1.9 Cara Pembuatan Analisa Harga ... 24
BAB II TEKNIK PELAKSANAAN DILAPANGAN ... 29
2.1 Cara Menentukan AS Bangunan ... 29
2.2 Uraian Mengenai Jadwal Pelaksanaan ... 30
2.2.1 Cara Membuat Kurva S/Time Schedule ... 31
2.2.2 Fungsi Kurva S/Time Schedule ... 34
2.3 Pengadaan Tenaga Kerja ... 34
2.3.1 Pengadaan Tenaga Kerja...34
2.3.2 Pengadaan Alat Kerja ... ...35
2.4 Menguraikan Metode Kerja ... 40
2.4.1 Pekerjaan Persiapan ... 40
2.4.2 Pekerjaan Struktur Bawah... 40
2.4.3 Pekerjaan Struktur Atas ... 48
2.5 Struktur Organisasi ... 56
2.5.1 Struktur Organisasi Proyek ... 56
2.5.2 Struktur Organisasi dilapangan ... 60
BAB III PENGAWASAN DIREKSI PEKERJAAN ... 69
3.1 Pengawasan ... ………69
3.2 Tujuan Pengawasan………...………...…..69
3.2.1 Tugas Pengawas baik Teknis maupun Administrasi ...70
3.2.2 Pengawasan Teknis...70
3.2.3 Pengawasan Administrasi...79
3.3 Pengendalian Proyek...80
3.3.1 Pengendalian Biaya Bahan dan Upah...80
3.3.2 Pengendalian Waktu...81
3.3.3 Pengendalian Kuantitas dan Kualitas...82
3.3.4 Cara Mengevaluasi Kemajuan Pekerjaan Oleh Pengawas...83
3.3.5 Pengendalian Jadwal Pelaksanaan...84
3.3.6 Permasalahan Pekerjaan Dilapangan...84
BAB IV TUGAS DAN KESIMPULAN...86
4.1 Tugas Dari Pengawas lapangan...86
4.2 Kesan Yang Didapat Dari Menjalankan Kerja Praktek...91
4.3 Kesimpulan………...….….91
4.4 Saran………..……….…93
BAB V LOGBOOK………..………..94
5.1 Catatan Harian yang Ditanda Tangani Penanggung Jawab Lapangan...94
vii DAFTAR PUSTAKA...95 LAMPIRAN………..96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Lokasi Proyek ...15
Gambar 1.2. Ruang Direksi...18
Gambar 1.3. Ruang K3...19
Gambar 1.4. Gudang Material dan Peralatan...19
Gambar 1.5. Pos Istirahat...20
Gambar 1.6. Tower Air...20
Gambar 1.7. Fasilitas Genset...21
Gambar 1.8. Kamar Mandi/WC...21
Gambar 2.1. Gambar Titik AS Jembatan...30
Gambar 2.2. Bored Machine...35
Gambar 2.3. Excavator...36
Gambar 2.4. Dump Truck...36
Gambar 2.5. Concrete Mixer Truck...37
Gambar 2.6. Concrete Pump...37
Gambar 2.7. Bar Bender...38
Gambar 2.8. Alat Las...38
Gambar 2.9. Dongkrak Hidrolik...39
Gambar 2.10. Crane Crawler...39
Gambar 2.11. Pekerjaan Pengecoran...41
Gambar 2.12. Pekerjaan PDA Test...43
Gambar 2.13. Couble Stone...44
Gambar 2.14. Lean Concrete k125...44
Gambar 2.15. Proses Footing/Pilecap...46
Gambar 2.16. Wingwall dan Backwall...47
Gambar 2.17. Penulangan Badan Pilar...48
Gambar 2.18. Perancah dari H-Beam...48
Gambar 2.19. WTT 60,2 m...49
Gambar 2.20. WTP 26,5 m dan WTP 15,6 m...50
Gambar 2.21. Penyetelan Andas Baja...51
ix
Gambar 2.22. Proses Chiping Bantalan Kayu...51
Gambar 2.23. Pemasangan Bantalan Kayu...52
Gambar 2.24. Pemasangan Rel...52
Gambar 2.25. Conventional Jointed Rails (CJR) ...53
Gambar 2.26. Countinous Welded Rail (CWR) ...54
Gambar 2.27. Memasukkan Ballast...56
Gambar 2.28. Struktur Organisasi Proyek...60
Gambar 2.29. Struktur Organisasi di Lapangan...68
Gambar 4.1. Total Station……...86
Gambar 4.2. Rambu Ukur……...87
Gambar 4.3. Detail Uji Camber...88
Gambar 4.4. Sambungan Rel...89
Gambar 4.5. Pemasangan Mould...89
Gambar 4.6. Proses Pembakaran...90
Gambar 4.7. Pengisian Serbuk Baja / Biji Besi...90
Gambar 4.8. Proses Penyekrapan...90
Gambar 4.9. Proses Penggerindaan...90
Gambar 4.10. Proses Pendinginan...91
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Proses Pelelangan Umum...6
Tabel 1.2. Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) ...26
Tabel 2.1. Time Schedule ( Kurva S ) ...33
Tabel 3.1. Hasil Pengujian Kayu...78
BAB I
PERSIAPAN PELAKSANAAN PROYEK
1.1. Pelaksanaan Tender
Pada umumnya pekerjaan proyek pembangunan dilakukan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa,antara lain :
1. Pengadaan Barang/Jasa yang dilaksanakan sebelum tanggal 19 April 2019 tetap dapat berpedoman pada Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172 tahun 2014.
2. Percepatan pelaksanaan pembangunan yang menjadi tanggung jawab pemerintah perlu didukung oleh percepatan pelaksanaan belanja Negara,yang dilaksanakan melalui pengadaan barang/jasa pemerintah. Namun, dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah kadang kala ditemukan kendala yang disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: perencanaan pengadaan barang/jasa yang kurang baik, pengesahan anggaran yang terlambat, tidak segera dilaksanakannya pengumuman pelaksanaan pemilihan penyedia, hingga belum meratanya kompetensi dari pengelola pengadaan..
3. Kendala dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah salah satunya dapat diatasi dengan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pelaksanaannya. Pemanfaatan teknologi informasi selain bertujuan untuk memperingan beban pengelola pengadaan barang/jasa pemerintah juga bertujuan untuk tetap menjaga sisi akuntabilitas dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah.
4. Inovasi terhadap metode pengadaan barang/jasa pemerintah diperlukan dalam pelaksanaan percepatan belanja pemerintah, khususnya terhadap barang/jasa yang secara luas dibutuhkan oleh pemerintah. Oleh karena itu,pemerintah merasa perlu untuk mengakselerasi pertumbuhan katalog
elektronik baik dari segi kuantitas maupun varian barang/jasa. Melalui penyempurnaan kembali terhadap Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang perubahan ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, serta inovasi dalam metode pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dimaksud, diharapkan pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dapat mendorong peningkatan belanja Pemerintah yang berdampak positif pada pembangunan Negara dan peningkatan peran Usaha Kecil dan Menengah serta Koperasi.
1.1.1. Jenis Pelelangan atau Tender
Berdasarkan kepemilikan dapat dibedakan atas : A. Tender milik Pemerintah
Berdasarkan Keputusan/Kepres No. 16 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Bahan/Jasa Instansi Pemerintahan, metode pengadaan bahan dan jasa dapat dilakukan melalui :
- Pelelangan, yaitu serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan bahan/jasa dengan cara menciptakan persaingan yang sehat diantara penyedia bahan/jasa yang setara dan memenuhi syarat.
- Pemilihan langsung, yaitu apabila pelelangan sulit dilaksanakan.
Penunjukan langsung, yaitu pengadaan bahan/jasa yang penyedia bahan/jasa ditentukan oleh pemimpin proyek.
Ditinjau dari sumber pendanaannya, tender dapat dilaksanakan melalui:
1. International Competitive Bidding (ICB), atau pelelangan yang melibatkan kontraktor international, biasanya untuk proyek yang didanai dengan pinjaman luar negeri (loan).
2. Local Competitive Bidding (LCB), atau pelelangan proyek- proyek yang didanai dengan loan luar negeri tetapi hanya melibatkan kontraktor lokal 3. Pelelangan untuk proyek-proyek yang dibiayai dengan dana dari APBN,
APBD, maupun instansi-instansi BUMN
Berdasarkan cara pembukaan dokumen penawaran, tender dapat dibedakan menjadi :
a. Tender terbuka, yaitu pembukaan dan pembacaan dokumen penawaran dari peserta tender dilakukan di depan seluruh peserta, sehingga masing-masing mengetahui harga penawaran pesaingnya.
b. Tender tertutup, dimana dokumen penawaran yang masuk tidak dibacakan di depan seluruh peserta tender, bahkan kadang- kadang para peserta tidak saling mengetahui siapa pesaingnya.
Sedangkan, sistem pelelangan atau tender berdasarkan sifat dan bentuknya secara umum dibagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu:
1. Pelelangan Tidak Terbatas atau Umum
Pelelangan umum merupakan proses pelelangan yang melalui pengumuman secara terbuka, baik melalui media massa baik itu koran maupun media massa lainnya atau dengan papan-papan pengumuman yang resmi. Sifat pelelangan ini tidak terbatas, artinya memberikan kesempatan kepada kontraktor untuk melakukan penawaran jika mampu melaksanakan proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang berdasarkan kualifikasi dan persyaratan teknis kontraktor dan penawaran yang realitas
2. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah undangan peserta penawaran berdasarkan hasil praseleksi, terdiri dari sekurang- kurangnya 5 (lima) rekanan yang terdaftar dalam DRT. Tujuan pelelangan ini adalah untuk menentukan pemenang sebagai calon pelaksana proyek yang akan dikerjakan didasarkan kepada syarat-syarat yang ada dalam bestek.
3. Penunjukan langsung
Pelelangan ini melalui proses penunjukan langsung terhadap beberapa kontraktor pelaksana oleh pemilik proyek (Owner) untuk mengerjakan proyek konstruksi tersebut.
Ada beberapa hal yang menyebabkan diadakannya sistem pelelangan secara langsung tersebut, antara lain :
a. Keterbatasan waktu pelaksanaan suatu proyek atau mendesaknya suatu proyek konstruksi tersebut untuk penggunaannya.
b. Kontraktor yang bersangkutan baru selesai melaksanakan pekerjaan serupa.
c. Pemilik proyek menilai kontraktor telah bekerja dengan baik dan memuaskan sehingga untuk pekerjaan selanjutnya diserahkan kepada kontraktor tersebut.
d. Kepercayaan terhadap suatu kontraktor karena kemampuannya dibidang tersebut
4. Penunjukan Penuh
Cara ini digunakan apabila pemilik proyek menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan pekerjaan, baik dalam hal penyediaan material yang akan digunakan ataupun tenaga kerja yang diperlukan pada suatu kontrak yang telah ditunjuk sebelumnya. Hal ini dilakukan apabila besarnya biaya proyek yang bersangkutan berada dibawah biaya standar yang telah ditetapkan pemerintah. Berdasarkan Perpres No. 54 tahun 2010 Penunjukan penuh ini dapat dilakukan apabila biaya proyek diatas Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
5. Pelaksanaan Sendiri (Swakelola)
Swakelola adalah Pengadaan Barang / Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan atau diawasi sendiri oleh pemilik proyek atau pemberi tugas (owner) sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan atau kelompok.
1.1.2. Kegiatan Tender
Untuk memberikan gambaran yang lengkap tentang kegiatan tender, berikut ini akan diuraikan tentang kegiatan tender proyek pemerintah, sesuai Kepres No.
16 Tahun 2018 :
a. Prakualifikasi
b. Undangan tender Rapat penjelasan c. Peninjauan lapangan
d. Pemasukan penawaran e. Pembukaan penawaran f. Evaluasi tender & klarifikasi g. Penetapan calon pemenang h. Masa sanggah
i. SPK (Surat Perintah Kerja) j. Kontrak
1.1.3. Proses Pelelangan
a) Metode Pelelangan Umum/tidak terbatas
Pada proyek pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 97+247 ini, metode pelelangan yang dipakai adalah metode Pelelangan Umum.
Pelelangan Umum adalah metode pemilihan Penyedia Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya untuk semua pekerjaan yang dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang atau Pekerjaan Konstruksi atau Jasa Lainnya yang memenuhi syarat.
b) Persiapan Dokumen Pelelangan
1. Gambar-gambar perencanaan dan Detail Book.
2. Rencana kerja dan syarat-syarat.
3. Berita acara rapat penjelasan pekerjaan dan semua dokumen yang diperlukan dalam rangka pengajuan penawaran.
4. Agenda yaitu pemberitahuan tertulis yang dikeluarkan oleh pemberi tugas untuk mengubah dan menjelaskan dokumen pelelangan.
c) Proses Pelelangan Umum
Berikut proses atau alur prosedur pelelangan umum dengan prakualifikasi dan pemilihan langsung .
Tabel 1.1. Proses Pelelangan Umum
Langkah Proses
1. Mengusulkan pengadaan barang/jasa 2. Menyetujui/Tidak menyetujui 3. Mengumumkan Prakualifikasi
4. Mendaftar & mengambil dokumen prakualifikasi 5. Memasukkan dokumen isian kualifikasi
6. Mengevaluasi dokumen Isian kualifikasi 7. Menetapkan hasil prakualifikasi
8. Mengumumkan Hasil Prakualifikasi 9. Mengajukan sanggahan
10. Mengundang Peserta Lolos Prakualifikasi 11. Mengambil dokumen / RKS
12. Menjelaskan Dokumen/RKS 13. Memasukkan dokumen penawaran
14. Membuka dokumen penawaran dan membuat Pembukaan Dokumen
15. Mengevaluasi dokumen penawaran
16. Klarifikasi dan Negosiasi Harga Penawaran 17. Mengusulkan pemenang lelang
18. Menetapkan pemenang lelang
19. Mengumumkan / Menyampaikan pemenang lelang 20. Mengajukan sanggahan
21. Mengeluarkan SKPPBJ(Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa) /Gunning
22. Menyerahkan jaminan pelaksanaan 23. Menandatangani Kontrak
24. Menandatangani SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja)
25. Melaksanakan pekerjaan
26. Mengawasi danmemeriksa pekerjaan 27. Serah Terima Pekerjaan I (Pertama) 28. Masa pemeliharaan
28. Memeriksa pekerjaan
30. Serah Terima Pekerjaan II (Kedua) 31. Selesai
d) Peserta Pelelangan
1. PT. AGUNG KUSUMA 2. PT. NUSANTARA LIMA 3. PT. SEJAHTERA INTERCON 4. PT. PUNCAK GUNUNG SINAI 5. PT. YASAPOLA REMAJA 6. PT. KARYA MULIA MANDIRI 7. GIAN BERKAT UTAMA 8. PT. ROYAL INTI MAHIRO 9. CV. MAE MOENA
10.CV. SAMTARA PUTRA 11.CV. TRIGIL
12.PT. GINAGAN JOHARDJAYA 13.PT. MULTI SINERGI ASIA 14.PT. KARYA ANUGERAH INMA 15.PT. BINTANG BUANA JAYA 16.PT. BINA SARANA DIRGANTARA 17.PT. SARMA BAJATA MANDIRI 18.CV. SANTALIA JAYA
19.PT. MANGISI MAKMUR SENTOSA 20.PT. MAJU WIRA PERSADA
21.REKSA TARNINDO OLIVA 22.PT. RINENGGO RIA RAYA 23.PT. REKA ESTI UTAMA
24.CV. CAHAYA KENCANA 25.BHINNEKA CIPTA YASA
26.PT. WAAGNER BIRO INDONESIA 27.PT. MOSES EDGAR PARTONI UTAMA 28.PT. ODE KARYA KONTRUKSI
29.PT. BAHANA SUPRINDO KREASI
30.CV. SULTRA MULTIMEDIA INFO GLOBAL 31.PT. FAJAR RIZKI PERSADA
32.PT. PANGGUMAS 33.SPT. VIN SEPTA JAYA
e) Penetapan Hasil Pelelangan Terbatas.
Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas ketentuan mengenai harga satuan yang telah ditetapkan, serta telah sesuai dengan ketentuan, atau telah ada kesepakatan dalam negosiasi maka panitia akan mengusulkan calon kontraktor untuk dimintakan persetujuan penetapannya kepada pejabat yang berwenang dari kesepakatan harga yang ditetapkan ialah harga penawaran yang paling menguntungkan negara dalam arti:
1. Penawaran secara teknis dapat dipertanggung jawabkan.
2. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggung jawabkan.
3. Telah memperhatikan penggunaan semaksimal mungkin produksi dalam negeri.
f) Pemenang Lelang
Pemenang dari pelelangan proyek ini adalah Nama : PT.AGUNG KUSUMA
Alamat : Jl. Gelora No.687 RT.15 RW.07 32 Ilir Palembang NPWP : 02.67.138.2-307.000
Harga Penawaran : Rp 39.852.672.630,30 Reverse Auction : Rp 39.834.144.637,00
Pada proyek ini PT. Agung Kusuma menjalin Kerjasama Operasi (KSO) dengan PT. Maju Wira Persada sehingga pada proyek ini tertera nama PT.
Agung Maju Wira KSO
g) Penarikan Diri sebagai Pelelang Terbatas
Beberapa ketentuan dari penarikan diri sebagai peserta pelelangan terbatas adalah:
1. Penarikan diri peserta pelelangan terbatas tanpa sanksi hanya dapat dilakukan sebelum dilakukan pemasukan surat penawaran dan disampaikan kepada panitia secara tertulis.
2. Apabila calon kontraktor menarik diri setelah mamasukan surat penawaran, jaminan penawaran akan dinyatakan sebagai milik negara dan akan disetorkan kepada kontraktor perbendaharaan dan kas negara, perusahaan yang bersangkutan akan dimasukan dalam daftar hitam.
h) Evaluasi Dokumen dan Kesepakatan
Penyediaan barang atau jasa setelah mendapatkan pelelangan terbatas dalam pelaksanaan proyek kemudian melakukan evaluasi perhitungan harga dan struktur serta disampaikan dalam pertemuan berikutnya bilamana ada perubahan- perubahan harga dalam analisa harga dan satuan. Selanjutnya bilamana sudah terjadi kecocokan antara dokumen yang ditawarkan pengguna barang atau jasa kepada penyedia barang atau jasa, dibuatlah akta kerjasama dihadapan notaris dan saling berkomitmen sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dan disetujui kedua belah pihak.
i) Sistem Laporan
Untuk mengetahui kemajuan pekerjaan yang sudah dilaksanakan, maka kontraktor harus memberikan laporan secara tertulis kepada pengawas yang selanjutnya diteruskan kepada pihak pemberi tugas.
Laporan disusun oleh kontraktor terdiri dari tiga macam yaitu:
1. Laporan Harian
Berisi daftar tenaga kerja, peralatan, material, dan pekerjaan yang dilakukan pada tiap-tiap hari. Pada pelaporan ini juga berisi tentang keadaan cuaca dan peristiwa-peristiwa alam lainnya yang mempengaruhi kelancaran pekerjaan serta catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan, perubahan desain dan lain-lain.
Laporan ini ditandatangani oleh kontraktor dan harus diserahkan tiap hari kepada pengawas lapangan (konsultan pengawas) untuk diperiksa dan ditandatangani.
2. Laporan Mingguan
Laporan mingguan disusun berdasarkan atas laporan harian pada minggu yang bersangkutan. Berisi daftar nilai bobot pekerjaan, kemajuan pekerjaan mingguan yang dicapai dan perbandingan antar nilai bobot pekerjaan terhadap bobot keseluruhan pekerjaan.
3. Laporan Bulanan
Laporan ini merupakan penjumlahan atas laporan mingguan.
Berisikan persentase dan bobot tiap pekerjaan keseluruhan yang dicapai dalam bulanan tersebut. Laporan- laporan tersebut di atas dibuat oleh kontraktor untuk pemberi tugas terlebih dahulu disahkan oleh konsultan pengawas. Laporan tersebut digunakan sebagai bahan untuk menentukan tahap-tahap penyerahan pekerjaan dan selanjutnya kontraktor dapat meminta biaya pelaksanaan pekerjaan untuk jenis pekerjaan tersebut.
1.2. Kontrak
Kontrak adalah suatu perjanjian atau persetujuan bersama yang mempunyai kekuatan hukum atau saling mengikat antara pemilik proyek dengan kontraktor berhubungan dengan pelaksanaan proyek, termasuk dengan semua perubahan yang disetujui bersama. Fungsi kontrak adalah sebagai landasan pokok untuk mengatur hubungan kerja, hak, kewajiban, dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat. Untuk memperjelas landasan pokok maka pada dokumen kontrak ditambahkan dengan penjelasan-penjelasan lingkup pekerjaan dan syarat-syarat lain yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek.
1.2.1. Jenis Kontrak
1. Kontrak Harga Satuan (Unite Price)
Kontraktor selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan telah dihitung sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam dokumen tender.
11
Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh konsultan perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan volume pekerjaan. Dengan kontrak harga satuan, resiko fluktuasi biaya di proyek ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi resiko kontraktor.
2. Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dan kerusakan untuk Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+247 Antara Kotabumi- Cempaka ini adalah 3 tahun, terhitung sejak tanggal selesai pekerjaan atau serah terima pertama kontraktor kepada pemilik proyek.
Dalam jangka waktu tersebut kontraktor masih bertanggung jawab terhadap kekurangan dan kerusakan akibat tidak baiknya pekerjaan dengan biaya ditanggung oleh kontraktor pelaksana.
1.3. Tata Cara Pelaksanaan Proyek 1. Perencanaan
Tugas perencana adalah untuk merencanakan proyek pembangunan, dimana tugas perencana untuk Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+247 Antara Kotabumi-Cempaka, antara lain:
a. Pengukuran lokasi.
b. Penentuan elevasi jembatan.
c. Penentuan As jembatan.
d. Rencana anggaran biaya 2. Pelaksanaan
Tugas Pelaksana adalah untuk melaksanakan proyek pembangunan yang berkewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan proyek pembangunan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan oleh pengguna barang atau jasa.
b. Melakukan pengawasan dalam proses pembangunan proyek sehingga terlaksana dengan baik.
c. Bersedia menerima masukan dan teguran dari pengguna barang atau jasa untuk kelancaran proses pembangunan.
d. Membuat laporan berkala tentang proyek pembangunan baik struktur dan keuangan serta menentukan jangka waktu pembangunan.
e. Selalu berkoordinasi dengan penggunaan barang atau jasa melalui pengawas-pengawas dari jasa konsultan dan pengguna barang atau jasa.
3. Pengawasan
Proses untuk menjamin segala kegiatan yang dilaksanakan telah sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan. Tugas dan fungsi pengawas ini antara lain : a. Mengawasi proses berjalannya pembangunan yang dilaksanakan
oleh penyedia barang atau jasa, sehingga berjalan sesuai keinginan pengguna barang atau jasa.
b. Mengawasi proses berjalannya pembangunan yang dilaksanakan oleh penyedia barang atau jasa, sehingga berjalan sesuai keinginan pengguna barang atau jasa.
c. Menjadi penyambung informasi dan dari pengguna barang atau jasa kepada penyedia barang atau jasa dan sebaliknya.
d. Memberikan masukan-masukan kepada pengguna barang atau jasa bilamana terjadi perubahan spesifikasi, denah, struktur, dan anggaran yang kemudian didiskusikan bersama penyedia barang atau jasa.
1.4. Umum
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi, oleh karena itu proyek bangunan selanjutnya disebut juga proyek konstruksi. Secara umum, proyek konstruksi dibagi atas 3 jenis, yaitu:
1. Proyek Bangunan Perumahan/Pemukiman (residential construction) Merupakan proyek pembangunan perumahan pemukiman didasarkan pada tahapan pembangunan yang secara serempak dengan penyediaan prasarana penunjang. Jenis proyek ini sangat memerlukan perencanaan yang matang untuk infrastruktur yang ada dalam lingkungan pemukiman tersebut seperti jaringan jalan, air bersih, listrik dan fasilitas lainnya.
13
2. Proyek Konstruksi Bangunan Gedung (building construction)
Merupakan tipe proyek konstruksi yang paling banyak dilakukan. Tipe konstruksi ini menekankan pada pertimbangan konstruksi dan teknologi praktis, dan pertimbangan pada peraturan bangunan setempat.
3. Proyek Konstruksi Teknik Sipil (heavy engineering construction)
Merupakan suatu proses penambahan infrastruktur pada suatu lingkungan terbangun (built environment). Pemilik proyek (owner) biasanya pemerintah baik pada tingkat nasional atau daerah. Pada proyek ini elemen desain, finansial dan pertimbangan hukum tetap menjadi pertimbangan penting, walaupun proyek ini lebih bersifat non-profit dan mengutamakan pelayanan masyarakat (public services). Beberapa proyek konstruksi yang termasuk pada jenis proyek ini antara lain proyek pembangkit listrik, jalan raya, jalan kereta api, bendungan, pertambangan, dan lainnya
4. Proyek Konstruksi Bangunan Industri (industrial construction)
Merupakan bagian yang relatif kecil dari industri konstruksi, namun merupakan suatu komponen yang penting. Pemilik proyek (owner) biasanya merupakan suatu perusahaan atau industri besar, seperti perusahaan minyak, farmasi, kimia, dan industri lain. Proses yang dilakukan dalam industri ini membutuhkan keahlian khusus di bidang perencanaan, desain dan konstruksi.
Di Indonesia, jenis pekerjaan konstruksi disebutkan dalam undang- undang jasa konstruksi UU no 18 tahun 1999, meliputi:
1. Pekerjaan arsitektural yang mencakup antara lain pengolahan bentuk dan massa bangunan gedung berdasarkan fungsi serta persyaratan yang diperlukan setiap pekerjaan konstruksi.
2. Pekerjaan sipil yang mencakup antara lain pembangunan pelabuhan, bandar udara, jalan kereta api, pengamanan pantai, saluran irigasi atau kanal,bendungan,terowongan,struktural gedung, jalan, jembatan, reklamasi rawa, pekerjaan pemasangan perpipaan, pekerjaan pemboran, dan pembukaan lahan.
3. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal merupakan pekerjaan pemasangan produk-produk rekayasa industri.
a. Pekerjaan mekanikal mencakup antara lain pemasangan turbin, pendirian dan pemasangan instalasi pabrik, kelengkapan instalasi bangunan,pekerjaan pemasangan perpipaan air,minyak, dan gas.
b. Pekerjaan elektrikal mencakup antara lain pembangunan jaringan transmisi dan distribusi kelistrikan, pemasangan instalasi kelistrikan, telekomunikasi beserta kelengkapannya.
4. Pekerjaan tata lingkungan mencakup antara lain: pekerjaan pengolahan dan penataan akhir bangunan maupun lingkungannya.
1.5. Data Proyek
Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api yang akan di bangun tepat nya di Bangunan Hikmat ke 167 pada kilometer 98+247 yang menghubungkan antara Kota Bumi dan Cempaka. Pembangunan pada proyek ini merupakan pembangunan yang baru akan di buat untuk akses atau double track Kereta api Batubara rangkaian panjang (Babaranjang). Jalur kereta api antara Kota Bumi - Cempaka yang sekarang hanya Single Tracking merupakan jalur operasi kereta api yang padat lalu lintasnya,bagaimana tidak karena satu jalur ini digunakan untuk 2 jenis kereta yakni Babaranjang dan Kereta Penumpang sehingga sering terjadi keterlambatan perjalanan kereta api. Dengan terjadi keterlambatan perjalanan penggunaan jasa kereta api tidak lagi menjadi efektif dan efisien. Dengan cara membangun Jembatan Kereta Api BH-167 KM 97+247 antara Kota Bumi - Cempaka (Railway Double Tracking of Kota Bumi - Cempaka) merupakan solusi terbaik, karena dengan dibangunnya jembatan baru ini dapat lebih mengoptimalkan perjalanan dari Kereta Penumpang dan Kereta Babaranjang yang menjadi alasan utama. Untuk mencapai tujuan pembangunan perkeretaapian diperlukan dukungan prasarana yang memadai. Prasarana perkeretaapian antara lain jalan rel dan jembatan. Dengan adanya peningkatan jumlah lalulintas dan kuantitas kereta api yang melalui jalur Kota Bumi - Cempaka maka pengembangan rel kereta api dari Single track menjadi Double track diperlukan adannya pembangunan sarana dan prasarana jalan kereta api termasuk Jembatan Kereta Api Sungai BH-167 KM 97+247 ini. Proyek ini langsung diawasi langsung oleh Kementrian Perhubungan
15
Direktorat Jendral Perkeretaapian serta dilaksanakan langsung oleh Balai Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan.
1.5.1. Lokasi Proyek
Lokasi Pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+247 Antara Kotabumi-Cempaka,Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api ini berada dekat dengan Jl. Abung Raya Timur,Desa Kotabumi Udik,Kec. Kotabumi Kota,Kab.
Lampung Utara,Provinsi Lampung.
1. Sebelah Utara : Rumah Penduduk
2. Sebelah Selatan : SMP Negeri 2 Kotabumi 3. Sebelah Barat : Stasiun Kereta Api Cempaka 4. Sebelah Timur : Masjid Agung Kotabumi 5. Melintasi Sungai : Sungai Way Rarem
Gambar 1.1. Lokasi Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api BH- 168 KM 98+247 Antara Kotabumi – Cempaka
1.5.2. Data Umum Proyek
Berikut ini merupakan data-data umum pekerjaan struktur pada kontrak Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+247 antara Kotabumi- Cempaka:
1. Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+247 Antara Kotabumi-Cempaka.
2. Lokasi Proyek : Jembatan Kereta Api BH-167 KM 98+24 antara Kotabumi-Cempaka, Dekat Jalan Abung Raya, Desa Kota Bumi Udik,Kota Bumi Kota, Kab.
Lampung Utara,Provinsi Lampung.
3. Pemilik Proyek :Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perkeretaapian dan
dilaksanakan oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan.
4. Konsultan Perencana : PT. PRIMA KARYA SEJAHTERA
5. Kontraktor Pelaksana : PT. AGUNG MAJU WIRA KSO 6. Konsultan Pengawas : PT. MULTI PHI BETA KSO
PT. INDEC
7. Nilai Kontrak : Rp . 39.834.144.637,00
8. Sumber Dana : APBN
9. Jenis Pelelangan : Pelelangan Umum 10. Sifat Tender : Terbuka
11. Luas Lahan : 1042,5 m2 12. Jenis Kontrak : Unite Price
17
1.5.3. Data Struktur Jembatan
Data struktur Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api BH- 167 KM 98+247 Antara Kotabumi dan Cempaka adalah sebagai berikut:
1. Luas Jembatan
a) Luas Jembatan WTP A1 : 132,75 m2 b) Luas Jembatan WTP A2 : 62,4 m2 c) Luas Jembatan WTT : 301,1 m2 2. Data-data Teknis Proyek
Data-data Proyek Pembangunan Jembatan Kereta Api BH- 167 KM 98+247 antara Kotabumi dan Cempaka adalah sebagai berikut:
a) Tipe Jembatan : Jembatan Struktur Baja b) Panjang Jembatan
Jembatan WTP A1 : 25,55 m Jembatan WTP A2 : 15,60 m Jembatan WTT : 60,02 m c) Lebar Jembatan
Jembatan WTP A1 : 5 m Jembatan WTP A2 : 4 m
Jembatan WTT : 5 m
3. Tipe Load cell ( sensor berat yang dipasangkan dengan jebatan untuk mengukur berat dari beban kereta)yang artinya Jembatan Kereta Api BH-167 KM 97+247 ini mempunyai kapasitas menopang beban kereta sampai dengan Kapasitas : 630 ton
4. Struktur
a) Konstruksi Pengamanan Sementara Galian Abutment dan Pilar dari Sheet Pile
b) Galian Tanah Abutment dan pilar Bored Pile c) PDA Test
d) Couble stone e) LC K125
f) Footing / Pile cap (struktur abutment dan pilar ) g) Back wall, badan, Wing wall, Plat injak abutment
h) Pier Head dan Badan Pilar
i) Penyetelan Andas Baja (struktur atas)
j) Penyetelan Jembatan Baja WTT 60,2 m (struktur atas) k) Penyetelan Jembatan Baja WTP 26,5 m (struktur atas) l) Penyetelan Jembatan Baja WTP 15,6 m (struktur atas) m) Pemasangan bantalan kayu Jembatan
n) Pemasangan Rel o) Memasukan Balas
1.6. Fasilitas Proyek
Fasilitas proyek sangat dibutuhkan dalam membantu dan memperlancar berbagai kegiatan pembangunan di lapangan. Adapun fasilitas-fasilitas yang terdapat pada Proyek Pembangunan Jembatan Rel Kereta Api BH-167 KM 98+247 Antara Kotabumi- Cempaka adalah sebagai berikut :
1. Kantor Direksi
Kantor direksi proyek merupakan bangunan kantor yang dibangun di lokasi proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff kontraktor maupun pengawas, dan berfungsi sebagai tempat melakukan rencana kerja dan evaluasi hasil kerja di lapangan. Kantor direksi juga berfungsi sebagai tempat rapat koordinasi antara kontraktor dan manajer proyek untuk membahas
mengenai kemajuan pekerjaan.
Gambar 1.2. Ruang Direksi
19
2. Ruang K3
Pada proyek ini disediakan juga Fasilitas K3 yang berfungi sebagai identifikasi dan melakukan penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja dan memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja dan APD.
Gambar 1.3. Ruang K3
3. Gudang Material dan Peralatan
Pada proyek ini disediakan gudang sebagai tempat untuk menyimpan berbagai jenis material dan peralatan yang digunakan saat proyek berlangsung.
Sebagai tempat yang berfungsi menyimpan bahan material dan peralatan, gudang harus memiliki kondisi yang tidak lembab agar material atau peralatan yang tersimpan tidak mengalami kerusakan yang dapat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan.
Gambar 1.4. Gudang Material dan Peralatan
4. Pos Istirahat
Pos istirahat digunakan untuk memfasilitasi operator alat berat dan tukang beristirahat.
Gambar 1.5. PosIstirahat 5. Air
Sumber air diproyek ini adalah menggunakan pompa air sumur bor, lalu air tersebut disimpan pada tangka-tangki penampungan air sesuai dengan kapasitasnya. Jumlah air yang diperlukan harus diperhitungkan dengan baik agar dapat memenuhi berbagai keperluan selama pelaksanaan proyek berlangsung.
Maka dari itu proyek menyiapkan tower air untuk menampung air demi kebutuhan proyek berlangsung.
Gambar 1.6. Tower Air
21
6.
Listrik dan GensetListrik dan air merupakan sarana penting dalam membantu proses pelaksanaan suatu proyek. Listrik yang digunakan berasal dari PLN yang berfungsi sebagai penerangan dan pengoperasian beberapa alat kerja seperti, pompa air dan peralatan kantor lain yang menggunakan listrik. Di dalam proyek kebutuhan akan genset memang sangat penting demi menunjang berbagai aktivitas. Apalagi berbagai aktivitas kini tak pernah terlepas dari penggunaan listrik. Misalnya saja, saat pemadaman lampu tiba- tiba saja terjadi, tentu membuat semua aktivitas pun dapat terhambat. Bahkan bisa saja menyebabkan dampak yang fatal karena dapat menunda pekerjaan jika pemadaman listrik terjadi,tentu dalam proyek sangat penting adanya genset yang bisa dibutuhkan saat keadaan darurat.
Gambar 1.7. Fasilitas Genset 7. Kamar Mandi/WC
Kamar mandi/WC merupakan fasilitas yang penting disediakan bagi pekerja pada proyek ini. WC ini ditempatkan di dalam kantor direksi proyek. Untuk Kamar mandi/WC bagi pekerja atau tukang berada pada mess tersendiri dan berbeda dengan kantor direksi.
Gambar 1.8. Kamar Mandi/WC
1.7. Manajemen Proyek
Manajemen proyek dapat didefinisikan sebagai suatu proses perencanaan, pengaturan, kepemimpinan dan pengendalian dari suatu proyek oleh para anggotanya dengan memanfaatkan sumber daya seoptimal mungkin untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Fungsi dasar manajemen proyek adalah terdiri dari pengolahan-pengolahan lingkup kerja, waktu, biaya dan mutu.
Pengolahan aspek-aspek tersebut dengan benar merupakan kunci keberhasilan suatu proyek konstruksi. Dengan adannya manajemen proyek maka akan terihat batasan mengenai tugas,wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek kontruksi baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga tidak adanya tugas atau pengerjaan yang dikerjakan secara bersamaan (over lapping).
Apabila fungsi-fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan jelas dan terstruktur maka tujuan akhir dari suatu proyek akan terwujud yaitu sebagai berikut:
1. Tepat Waktu
Pada manajemen waktu, ditentukan linimasa yang berisi kapan suatu kegiatan harus dimulai dan kapan harus selesai. Dengan adanya hal tersebut, proyek akan selalu dimonitor supaya dapat selesai dalam waktu yang telah ditentukan.
Pengawasan seperti ini melancarkan pengerjaan proyek.
2. Tepat Kuantitas
Dalam bekerja tentunya tidak mengabaikan kuantitas pekerjaan. Bangunan yang dikerjakan nantinya bukan asal jadi. Yang pertama,proyek harus tepat bahwa sebagaimana telah disepakati dalam kontrak, maka harus bisa diselesaikan sesuai dengan kontrak. Yang kedua, kuantitasnya juga harus dijaga. pembangunan harus sesuai spesifikasi. Dilanjutkan, diwaktu yang tersisa ini, harus dilakukan evaluasi terhadap kendala di lapangan. Misalnya jika terdapat deviasi, dapat mencari solusi untuk mengejar ketertinggalan tersebut.
Apakah dengan memastikan ketersediaan material di lokasi, ataupun menambah jumlah tenaga kerja. Dalam hal ini tidak hanya bekerja pagi hingga siang, tetapi juga malam hari.
23
3. Tepat Kualitas
Kriteria proyek yang ditentukan di awal harus tercapai. Artinya, manajemen proyek juga membuat standar kualitas dari suatu proyek sehingga ia tidak dikerjakan secara seenaknya saja.
4. Tepat Biaya Sesuai Biaya Rencana
Anggaran merupakan salah satu aspek yang dikaji dalam manajemen ini.
Dengan pengkajian tersebut, akan dicari jumlah anggaran seminimal mungkin, tetapi masih dapat menunjang tercapainya kriteria proyek yang telah ditentukan di awal (efektif dan efisien).
5. Tidak Adanya Gejolak Sosial dari Masyarakat Sekitar
Artinya proyek ini berjalan dengan baik tanpa ada protes dengan pengerjaan proyek,maka dari itu harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan proyek dengan pemerintah setempat agar tidak terjadinya konflik karena kebisingan atau terganggu nya warga sekitar dengan kegiatan proyek.
6. Tercapainya K3 dengan Baik
Untuk poin ini,poin yang sangat penting karena K3 adalah salah satu hal wajib yang harus ada didalam proyek pembangunan, dengan K3 keselamatan,kesehatan,dan keamanan para pekerja proyek menjadi terjamin.
1.8. Cara Menguraikan Pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor
Cara menguraikan macam pekerjaan dan rencana yang akan dilaksanakan oleh kontraktor:
1. Kontraktor-kontraktor mempelajari dan mengawasi kelengkapan dokumen kontrak untuk mengetahui proyek yang akan dilaksanakan secara mendetail 2. Kontraktor melakukan peninjauan atau survey detail kelokasi.
3. Melakukan survey kecukupan material.
4. Kontraktor melakukan tes sampel material yang perlu untuk pelaksanaan proyek, adapun material tersebut adalah, batu pecah, pasir, semen, besi/baja. Semua bahan yang telah dipilih diserahkan kepada pihak owner, dan pihak owner pun melakukan evaluasi data spesifikasi yang direncanakan oleh tenaga ahli yang telah ditugaskan owner.
5. Kontraktor melakukan pengelompokan major item (pekerjaan pokok) dan pekerjaan pendukung.
6. Cara merencanakan atau menguraikan metode pelaksanaan lapangan berdasarkan gambar bestek, di uraikan sebagai berikut :
1) Pekerjaan Persiapan
Adapun pekerjaan yang akan di persiapkan dalam pelaksanaan proyek Pembangunan Jembatan meliputi:
a. Membersihakan lapangan dan peralatan.
b. Pagar keliling proyek/pintu proyek.
c. Pengukuran kembali (site) dan pemasangan bowplank.
d. Gudang kerja.
e. Papan nama proyek f. Air kerja
2) Pekerjaan Tanah 3) Pekerjaan Struktur Besi 4) Pekerjaan Pengecoran
1.9. Cara Pembuatan Analisa Harga 1. Perhitungan Volume Pekerjaan
Dasar dari perhitungan volume pekerjaan adalah gambar rencana dan gambar bestek. Volume pekerjaan dihitung dari uraian pekerjaan yang telah terperinci. Setelah perhitungan volume pekerjaan selanjutnya membuat daftar uraian pekerjaan yang berisi jenis pekerjaan, uraian pekerjaan dan volume pekerjaan.
2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan
Dari daftar volume pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya, kontraktor pelaksana dapat menghitung kebutuhan bahan dari tiap item pekerjaan per satuan volume pekerjaan. Dengan menggunakan harga material dari supplier, standar upah tenaga kerja dan standar upah mekanisme alat berat,maka dapat diperoleh harga satuan (unit price) dari tiap item pekerjaan per satuan volume pekerjaan. Pengertian satuan volume pekerjaan dapat bervariasi, misalnya
25
pembuatan land concrete, dengan satuan perkubik. Dengan diperolehnya harga satuan, maka kontraktor pelaksana dapat membuat rencana anggaran biaya bangunan (RAB) secara keseluruhan dengan teliti. Urutan proses untuk membuat rencana anggaran biaya bangunan, meliputi :
a. Mencari harga terakhir dari supplier, toko, dan distributor untuk material alam/pabrik, sewa peralatan, BBM, dan tenaga kerja.
b. Menghitung volume pekerjaan.
c. Menghitung kapasitas pekerjaan untuk alat dan upah tenaga kerja d. Membuat rumusan analisa teknis.
e. Membuat analisa anggaran perencanaan meliputi : - Biaya alat dan biaya upah
- Biaya bahan
- Biaya umum operasional/over head - Biaya bunga bank
- Biaya pajak penghasilan dan laba proyek
RENCANAANGGARANBIAYA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN JEMBATAN KA BH. 167 KM. 98 + 247 ANTARA KOTABUMI - CEMPAKA
No Uraian Kegiatan Satuan Volume
Pekerjaan
Harga Satuan Jumlah Harga
(Rp) (Rp)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembuatan direksi keet m2 40,00 279.500,00 11.180.000,00
2 Pembuatan Gudang Kerja m2 54,00 332.700,00 17.965.800,00
3 Pengukuran,gambar, pasang patok dan kontrol pengukuran selama pekerjaan berlangsung ls 1,00 50.542.500,00 50.542.500,00 4 Pengamanan perjalanan KA/Train watcher termasuk safty line (3 shift) oh 630,00 84.000,00 52.920.000,00
5 Perawatan jalan desa dan kecamatan m2 4.000,00 95.000,00 380.000.000,00
6 Mobilisasi dan demobilisasi peralatan ton 50,00 2.479.000,00 123.950.000,00
7 Sewa lahan untuk area kerja dan akses jalan m2 2.800,00 42.000,00 117.600.000,00
8 Jaga malam /keamanan peralatan kerja oh 630,00 168.000,00 105.840.000,00
9 Pengadaan alat semboyan set 2,00 1.053.000,00 2.106.000,00
10 Pembuatan jembatan sementara m' 100,00 5.207.000,00 520.700.000,00
11 Pembersihan lahan m2 800,00 109.000,00 87.200.000,00
12 Urugan tanah untuk akses jalan sementara m3 105,00 46.248,00 4.856.040,00
13 Urugan sirtu t = 20 cm m3 70,00 281.951,80 19.736.626,00
14 Pembuatan Pagar Pengaman m' 200 905.500 181.100.000,00
15 Test Tanah (NSPT TEST) ttk 4,00 30.000.000,00 120.000.000,00
JUMLAH I 1.795.696.966,00
II. PEKERJAAN TANAH
1 Common backfill ( Abudment dan Oprit) m3 1.343,84 149.951,80 201.511.826,72
2 Structural backfill ( Abudment dan Oprit) m3 1.429,81 88.751,80 126.897.767,40
3 Galian Abudment m3 1.719,22 52.400,00 90.087.128,00
4 Urugan sirtu dibelakang abudment aterial termasuk pemadatan m3 614,34 281.951,80 173.214.268,81
5 Buang tanah bekas galian keluar lokasi pekerjaan m3 573,07 28.720,00 16.458.666,13
JUMLAH II 608.169.657,06
III. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH A. Pekerjaan Pondasi A.1. Pondasi Abutment 1 Tiang Bor Pile diameter 80 cm Tiang Bor Pile diameter 80 cm Pemotongan Kepala tiang A.
1 m' 109,35 3.508.800,00 383.687.280,00
2 bh 9,00 1.462.300,00 13.160.700,00
JUMLAH 396.847.980,00
1
A.2. Pondasi Abutment 2 Tiang Bor Pile diameter 80 cm Tiang Bor Pile diameter 80 cm Pemotongan Kepala tiang
m' 109,35 3.508.800,00 383.687.280,00
2 bh 9,00 1.462.300,00 13.160.700,00
JUMLAH 396.847.980,00
1
A.3. Pondasi Pilar 1 Tiang Bor Pile diameter 80 cm Tiang Bor Pile diameter 80 cm Pemotongan Kepala tiang
m' 103,20 3.508.800,00 362.108.160,00
2 bh 12,00 1.462.300,00 17.547.600,00
JUMLAH 379.655.760,00
1
A.4. Pondasi Pilar 2 Tiang Bor Pile diameter 80 cm Tiang Bor Pile diameter 80 cm Pemotongan Kepala tiang
m' 103,20 3.508.800,00 362.108.160,00
2 bh 12,00 1.462.300,00 17.547.600,00
JUMLAH 379.655.760,00
JUMLAH A1 + A2 + A3+A4 1.553.007.480,00
IV IV.B. Pekerjaan abutment IV.B.1. Badan abutment 1 Beton K.350 pada back wall Pembesian baja ulir BJTD 40 back wall Beton K.350 pada badan abudment Pembesian baja ulir BJTD 40 badan abudment Beton K.350 pada dinding sayap
Pembesian baja ulir BJTD 40 pada dinding sayap Beton K,350 pada plat injak
Pembesian baja ulir BJTD 40 pada plat injak
1 m3 6,06 2.214.000,00 13.416.840,00
2 kg 833,06 17.547,50 14.618.120,35
3 m3 88,20 2.214.000,00 195.274.800,00
4 kg 13.140,16 17.547,50 230.576.957,60
5 m3 32,57 2.214.000,00 72.107.533,53
6 kg 4.527,69 17.547,50 79.449.640,28
7 m3 5,05 2.214.000,00 11.180.700,00
8 kg 1.060,00 17.547,50 18.600.350,00
JUMLAH B.1 635.224.941,76
1
IV.B.2. Pile Cap ( Footing ) Urugan pasir t: 5 cm Coble Stone Beton K.175 Lantai kerja Beton K.350 Pada Pile Cap Pembesian Baja ulir BJTD 40
m3 2,23 224.200,00 500.414,40
2 m3 8,93 305.250,00 2.725.272,00
3 m3 8,93 910.000,00 8.124.480,00
4 m3 58,80 2.214.000,00 130.183.200,00
5 kg 16.845,06 17.547,50 295.588.690,35
JUMLAH B.2. 437.122.056,75
1
IV.B.3. Badan abutment 2 Beton K.350 pada back wall Pembesian baja ulir BJTD 40 back wall Beton K.350 pada abutment
Pembesian baja ulir BJTD 40 pada badan
m3 6,06 2.214.000,00 13.416.840,00
2 kg 833,06 17.547,50 14.618.120,35
3 m3 88,20 2.214.000,00 195.274.800,00
4 kg 13.140,16 17.547,50 230.576.957,60
5 Beton K.350 pada dinding sayap
Pembesian baja ulir BJTD 40 pada dinding sayap Beton K.350 pada plat injak
Pembesian baja ulir BJTD 40 pada plat injak
m3 32,57 2.214.000,00 72.107.535,74
6 kg 4.527,69 17.547,50 79.449.640,28
7 m3 5,05 2.214.000,00 11.180.700,00
8 kg 1.060,00 17.547,50 18.600.350,00
JUMLAH B.3 635.224.943,97
No Uraian Kegiatan Satuan Volume Pekerjaan
Harga Satuan Jumlah Harga
(Rp) (Rp)
1
IV.B.4. Pile Cap ( Footing ) Urugan pasir t: 5 cm Coble Stone Beton K.175 Lantai kerja Beton K.350 Pada Pile Cap Pembesian Baja ulir BJTD 40
m3 2,23 224.200,00 500.414,40
2 m3 8,93 305.250,00 2.725.272,00
3 m3 4,46 910.000,00 4.062.240,00
4 m3 58,80 2.214.000,00 130.183.200,00
5 kg 16.845,06 17.547,50 295.588.690,35
JUMLAH B.4 433.059.816,75
1
IV.B.5. Badan pilar 1 Beton K.350 pada pier head Pembesian baja ulir BJTD 40 pier head Beton K.350 pada badan
Pembesian baja ulir BJTD 40 badan
m3 67,78 2.214.000,00 150.064.920,00
2 kg 12.168,72 17.547,50 213.530.614,20
3 m3 39,98 2.214.000,00 88.504.650,00
4 kg 12.305,53 17.547,50 215.931.287,68
JUMLAH B.5 668.031.471,88
1
IV.B.6. Pile Cap ( Footing ) Pilar 1 Urugan pasir t: 5 cm
Coble Stone Beton K.175 Lantai kerja Beton K.350 Pada Pile Cap Pembesian Baja ulir BJTD 40
m3 3,38 224.200,00 758.692,80
2 m3 13,54 305.250,00 4.131.864,00
3 m3 6,77 910.000,00 6.158.880,00
4 m3 132,51 2.214.000,00 293.377.140,00
5 kg 16.845,06 17.547,50 295.588.690,35
JUMLAH B.6 600.015.267,15
1
IV.B.7. Badan pilar 2 Beton K.350 pada pier head Pembesian baja ulir BJTD 40 pier head Beton K.350 pada badan
Pembesian baja ulir BJTD 40 badan
m3 67,78 2.214.000,00 150.064.920,00
2 kg 12.168,72 17.547,50 213.530.614,20
3 m3 39,98 2.214.000,00 88.504.650,00
4 kg 12.305,53 17.547,50 215.931.287,68
JUMLAH B.7 668.031.471,88
1
IV.B.8. Pile Cap ( Footing ) Pilar 2 Urugan pasir t: 5 cm
Coble Stone Beton K.175 Lantai kerja Beton K.350 Pada Pile Cap Pembesian Baja ulir BJTD 40
m3 3,38 224.200,00 758.692,80
2 m3 13,54 305.250,00 4.131.864,00
3 m3 6,77 910.000,00 6.158.880,00
4 m3 132,51 2.214.000,00 293.377.140,00
5 kg 16.845,06 17.547,50 295.588.690,35
JUMLAH B.8 600.015.267,15
JUMLAH IV.B(B.1+B.2+B.3+B.4+B.5+B.6+B.7+B.8) 4.676.725.237,27
V KONSTRUKSI PENGAMANAN GALIAN
m' 121,60 7.548.400,00 917.885.440,00
1 Konstruksi pengamanan sementara galian pada abutment 1 , 2 dan pilar 1, 2 pancang dan bongkar kisdam dari sheet pile
JUMLAH V 917.885.440,00
VI PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
1 Jembatan Baja (1 unit) termasuk pengecetan ton 66,26 34.046.400,00 2.255.914.464,00
2 Pengadaan Andas Baja ton 1,61 126.161.000,00 203.674.318,40
3 Bantalan Kayu Jembatan Lengkap dengan Base Plate dan Penambat Elastis btg 56,00 1.077.500,00 60.340.000,00
1
B.PEKERJAAN & PEMASANGAN
Angkutan Jembatan Baru Dari Pabrik Kelokasi ton 66,26 2.000.000 132.520.000,00
2 Membuat Tempat Penerimaan Jembatan Baru m2 210,00 874.900 183.729.000,00
3 Menyetel Jembatan Baru ton 66,26 4.045.500 268.054.830,00
4 Pasang Bantalan Kayu Jembatan btg 56,00 247.100 13.837.600,00
5 Penyetelan andas baja bh 4,00 2.038.900 8.155.600,00
6 Pasang dan bongkar Perancah H-Beam unit 4,00 231.378.700 925.514.800,00
1
PENGADAAN BAHAN JEMBATAN BAJA WTT 60
Jembatan Baja (1 unit) termasuk pengecetan ton 187,25 34.046.400,00 6.375.188.400,00
2 Pengadaan Andas Baja ton 3,72 126.161.000,00 469.066.598,00
3 Bantalan Kayu Jembatan Lengkap dengan Base Plate dan Penambat Elastis btg 107,00 1.077.500,00 115.292.500,00
1
PEKERJAAN & PEMASANGAN
Angkutan Jembatan Baru Dari Pabrik Kelokasi ton 187,25 2.000.000,00 374.500.000,00
2 Membuat Tempat Penerimaan Jembatan Baru m2 480,00 874.900,00 419.952.000,00
3 Menyetel Jembatan Baru ton 187,25 4.045.500,00 757.519.875,00
4 Pasang Bantalan Kayu Jembatan btg 107,00 247.100,00 26.439.700,00
5 Penyetelan andas baja bh 4,00 248.300,00 993.200,00
6 Pasang dan bongkar Perancah H-Beam unit 12,00 231.378.700,00 2.776.544.400,00
1
PENGADAAN BAHAN JEMBATAN BAJA WTP 15,6
Jembatan Baja (1 unit) termasuk pengecetan ton 24,87 34.046.400,00 846.733.968,00
2 Pengadaan Andas Baja ton 0,80 126.161.000,00 101.433.444,00
3 Bantalan Kayu Jembatan Lengkap dengan Base Plate dan Penambat Elastis btg 30,00 1.077.500,00 32.325.000,00
1
PEKERJAAN & PEMASANGAN
Angkutan Jembatan Baru Dari Pabrik Kelokasi ton 24,87 2.000.000,00 49.740.000,00
2 Membuat Tempat Penerimaan Jembatan Baru m2 105,00 874.900,00 91.864.500,00
3 Menyetel Jembatan Baru ton 24,87 4.045.500,00 100.611.585,00
4 Pasang Bantalan Kayu Jembatan btg 30,00 247.100,00 7.413.000,00
5 Penyetelan andas baja bh 4,00 248.300,00 993.200,00
6 Pasang dan bongkar Perancah H-Beam unit 2,00 231.378.700,00 462.757.400,00
JUMLAH VI 17.061.109.382,40
PENGADAAN BAHAN JEMBATAN BAJA WTP 26,5