• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

B. Penyajian Data dan Analisis

1. Pelaksanaan Relaksasi Pembiayaan Pada Masa Pandemi

penelitian:

1. Pelaksanaan Relaksasi Pembiayaan Pada Masa Pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember.

Relaksasi merupakan kebijakan dari pemerintah yang diberikan kepada bank dalam membantu nasabahnya untuk memenuhi kewajibannya dibank. Relaksasi ini berupa kebijakan yang berbentuk peraturan yang harus dilaksanakan untuk membantu kesehatan bank. Pada masa pandemi covid-19 berdampak besar pada pembiayaan, karena memang pada kondisi tersebut kebanyakan yang menjadi dampak yaitu pembiayaan usaha UMKM mengalami penurunan pendapatan sehingga UMKM sulit untuk membayar kewajibannya dibank. Sehingga terjadi tingkat kolektibilitas nasabah dalam kriteria pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet.

Pada saat itu tingkat NPF pada bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember mengalami kenaikan. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini meliputi persentase NPF pada masa pandemi di bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember sebagai berikut:

Tabel 4.1

Perkembangan NPF Pada Masa Pandemi di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember

Tahun Triwulan NPF

2019 Triwulan I 2,45%

Triwulan II 3,89%

Triwulan III 3,93%

Triwulan IV 3,77%

2020 Triwulan I 6,54%

Triwulan II 8,36%

Triwulan III 7,53%

Triwulan IV 4,37%

2021 Triwulan I 4,54%

Triwulan II 4,28%

Triwulan III 3,45%

Triwulan IV 3,32%

Sumber:Data diolah

Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan NPF di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember pada masa pandemi mulai tahun 2019 nilai NPF mengalami kenaikan dilihat dari triwulan pertama dengan angka 2,45% sampai triwulan IV senilai 3,77%, Masuk pada tahun 2020 nilai Nilai NPF lebih tinggi dari tahun sebelumnya bahkan sudah melebihi nilai ideal dari 5 yang menunjukkan pembiayaan bermasalah semakin banyak yaitu triwulan pertama 6,54%, kedua 8,36%, ketiga 7,53% pada triwulan keempat sudah dibawah nilai 5 dengan angka 4,37%. Untuk ditahun 2021 angka NPF mulai mengalami penurunan mulai triwulan I-IV dengan angka 4,54%, 4,28%, 3,45%, 3,32%. Dengan data tersebut dalam perkembangan NPF di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember dapat

dilihat bahwa penurunan angka NPF disebabkan bisa jadi dari penerapan kebijakan relaksasi yang diberikan pada bank tersebut.

Untuk menekankan tingkat NPF pada masa pandemi yang awalnya naik dan kemudian dapat menurun. Hal tersebut terjadi adanya kebijakan dari pemerintah/OJK yang dijalankan oleh bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember kepada nasabah pembiayaan yang terkena dampak pandemi covid-19. Karena kebijakan relaksasi tersebut penting dilaksanakan agar berjalan efektif dan nilai NPL tidak mengalami kenaikan. Sebagai mana hasil wawancara yang disampaikan oleh bapak M.

Chairil Anwar Sandy selaku pimpinan kantor BPRS Kantor Cabang Jember:

Kebijakan relaksasi memang penting mbak dilakukan pada masa pandemi saat ini karena untuk kesehatan perbankan dan nasabahnya.

Nasabah pembiayaan ketika ada pengajuan dan tunggakan dalam pembayaran angsuran otomatis kebijakan relaksasi tersebut kita lakukan untuk nasabah tersebut. Karena dalam pengakuannya penerapan kebijakan relaksasi tersebut kepada nasabah pembiayaan yang nunggak tadi ketika dilaporkan kepada OJK akan terhitung lancar pada saat itu juga. Sebab berbeda dengan 3R biasa, bisa dikatakan lancar setelah 3 bulan. Oleh karena itu kebijakan relaksasi ini sangat penting karena kalau tidak dilaksanakan NPF BPRS Bhakti Sumekar akan meledak dan tidak beraturan dan itu juga berlaku bagi semua perbankan.76

BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember memang telah melaksanakan kebijakan dari pemerintah terhadap nasabah yang memang terdampak saat pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut dilakukan menurutnya memang penting bagi kesehatan banknya sendiri. Karena salah satunya dari ketentuan aturan pemerintah tersebut yang bisa dapat

76 M. Chairil Anwar Sandy, wawancara, Jember, 17 Januari 2022.

menangani dan membantu menyelamatkan operasional pembiayaan dapat kembali lancar dan seperti biasanya. Jadi yang awalnya nasabah dalam angsuran pembayarannya sampai nunggak atau macet, akan tetapi dengan adanya relaksasi maka tingkat kolektibilitas akan menjadi lancar. Adapun juga tambahan penjelasan dari bapak Dwi Arif Setiawan selaku (Account Officer Lending) yang mengatakan bahwa pentingnya reaksasi pada masa pandemi covid-19 saat ini yaitu:

Sebenarnya tujuan utama relaksasi itu untuk kelancaran bagi angsuran nasabahnya dan juga untuk kesehatan bagi banknya juga.

Jadi relaksasi ini memang penting dan juga memang anjuran dari pemerintah untuk kondisi seperti ini masa pandemi khususnya bagi pembiayaan UMKM yang memang benar-benar terdampak. Karena masa pandemi saat ini memang bagi usaha untuk memperoleh pendapatan atau usaha sehat pun sulit.77

Begitu juga yang dikatakan oleh bapak Fajar Dwi Prasetyo selaku (Account Officer Lending) bahwa:

Kebijakan relaksasi pada kondisi seperti ini masa pandemi pastinya penting. Karena khususnya nasabah yang punya usaha pastinya berkurang dalam obsite setiap bulannya. Dan kebijakan relaksasi ini sebenarnya berlaku untuk sementara dan tidak tahu pandemi ini berakhir sampai kapan, khusus untuk saat ini memang banyak yang menggunakannya karena memang dampaknya dari pandemi itu sendiri.78

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa relaksasi memang perlu dilakukan untuk jalan keluar dalam membantu atau melancarkan kembali ekonomi yang saat ini masa pandemi yang menimbulkan dampak bagi perbankan dan kebijakan ini dikeluarkan oleh pemerintah yang bersifat sementara. Pada BPRS Bhakti Sumekar dalam

77 Dwi Arif Setiawan, wawancara, Jember, 3 Februari 2022.

78 Fajar Dwi Prasetyo, wawancara, Jember, 3 Februari 2022.

melaksanakan relaksasi terhadap nasabahnya pastinya diberikan terhadap nasabah yang memiliki kriteria tertentu untuk nasabah pembiayaan yang memang layak untuk direlaksasi akibat masa pandemi covid-19. Ketentuan kriteria tersebut memang sudah ada dari kebijakan OJK serta bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember itu sendiri. Begitu juga bentuk dan proses pelaksanaan relaksasi yang dilakukan pada BPRS ini kemungkinan tidak jauh berbeda dengan bank lainnya. Berikut dari hasil wawancara dengan bapak M. Chairil Anwar Sandy yang mengatakan bahwa:

Dari hasil wawancara dengan bapak M. Chairil Anwar Sandy yang mengatakan bahwa:

Jadi proses pelaksanaan yang dilakukan pada BPRS ini saya dengan pihak AO melakukan monitoring langsung kelapangan dengan mendatangi langsung kepada nasabah yang memang terkena dampak pandemi dengan menganalisis menggunakan 3R tergantung dalam penemuan masalah dilapangan atau conditional dilapangan.

Karena nasabah dalam pengajuannya relaksasi belum tentu atau tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Setelah mengetahui mana nasabah yang layak untuk melakukan pengajuan relaksasi.

Maka nasabah harus mendatangi kantor untuk melakukan pengajuan dan mengisi form serta persyaratan yang diminta.79

Adapun tambahan dari bapak Dwi Arif Setiawan selaku AO Lending bahwa:

Intinya selama masa pandemi ini pihak bank terutama saya sedikit sharing terhadap nasabah, terutama nasabah yang lancar. Karena, kalau nasabah lancar diutamakan untuk menganalisa kembali dalam artian kondisi seperti ini masa pandemi stabil atau engga terkait pendapatannya. Apabila selama ini mengalami penurunan maka dianjurkan untuk mengajukan relaksasi sesuai kemampuan saat ini, karena dengan cara ini kita mencari jalan amannya terlebih dahulu, dengan cara menginformasikan ke nasabah melalui monitoring atau bisa langsung juga dengan via whatsapp akan tetapi alangkah

79 M. Chairil Anwar Sandy, wawancara, Jember, 17 Januari 2022

baiknya kita menyampaikan secara langsung kepada nasabahnya karena pada saat itu ada sesi tanya jawabnya. Untuk proses pengajuan relaksasi biasanya saya membawa formulirnya untuk kemudahan bagi nasabah. Karena nasabah untuk mengajukan langsung kekantor sepertinya merasa enggan. Jadi pihak marketing memfasilitasi agar lebih muda dan cepat untuk proses relaksasi.

Karena prosesnya yang pertama memang butuh formulir kemudian penjadwalan ulang dan adendum dari perjanjian akadnya, untuk menyesuaikan dari permohonannya.80

Bapak Fajar Dwi Prasetyo selaku AO Lending:

Dalam proses pelaksanaan relaksasi disini saya dan pak arif selaku AO yang bertugas untuk turun ke lapangan dengan persetujuan pimpinan cabang setempat dalam menangani nasabah yang kebanyakan dari usaha yang memang betul terkena imbasnya terhadap pendapatanya dan layak untuk direlaksasi. Proses relaksasi ini terlebih dahulu kita mengkonfimasi terhadap nasabah dan kemudian survey mengenai pendapatan yang diperoleh sejak masa pandemi. Setelah nasabah fiks boleh mengajukan relaksasi, maka nasabah diwajibkan mengisi formulir dan meminta tanda tangan kepada kantor kami,dan untuk pemberian relaksasi.81

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa nasabah dalam melakukan relaksasi harus sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, begitu juga bank BPRS Bhakti sumekar untuk pengajuan relaksasi hanya diberikan kepada nasabah sesuai kriteria yang memang terdampak covid-19 yaitu merupakan nasabah yang kesulitan dan tidak mampu membayar kewajibannya akibat nasabah dalam usahanya mengalami penurunan omset dalam setiap harinya, dan nasabah yang memiliki iktikad baik untuk mengembalikan kewajibannya pada bank.

Kemudian untuk prosedur pelaksanaan relaksasi pada BPRS Bhakti

80 Dwi Arif Setiawan, wawancara, Jember, 3 Februari 2022.

81 Fajar Dwi Prasetyo, wawancara, Jember, 3 Februari 2022.

Sumekar Kantor Cabang Jember diantaranya terdapat beberapa langkah diantaranya:

a. Setelah nasabah sudah disurvey dan layak mengajukan relaksasi, maka nasabah wajib mengajukan relaksasi dengan mengisi formulir kepada Customer Service.

b. Kemudian Customer Service menyerahkan pengajuan berkas tersebut kepada Account Officer Lending untuk diproses serta dianalisa.

c. Setelah diproses dan dianalisa kemudian pihak AO Lending meminta tanda tangan persetujuan kepada pemimpin.

d. Setelah ada persetujuan dari pemimpin maka diberitahukan kepada nasabah yang bersangkutan bahwa relaksasi bisa dapat dilakukan sesuai bentuk relaksasi yang ditetapkan oleh pihak bank dengan terkait kondisi nasabah tersebut.

Ketika nasabah dalam mengajukan relaksasi maka nasabah diwajibkan mengisi formulir. Dan pada saat itu pihak BPRS memberikan macam bentuk relaksasi yang layak sesuai kondisi nasabah tersebut.

Bentuk penerapan relaksasi yang dilakukan oleh bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember berupa 3R diantaranya:

a. Rescheduling (penjadwalan kembali) yaitu perubahan pada jadwal pembayaran angsuran nasabah dalam jangka waktu yang diperpanjang.

b. Reconditioning (persyaratan kembali) yaitu perubahan sebagian dalam persyaratan pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajiban nasabah.

c. Rerstructuring (Penataan kembali) yaitu perubahan persyaratan diantaranya penambahan dana fasilitas pembiayaan.

Dalam beberapa relaksasi yang dilakukan di atas tersebut oleh BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember kebanyakan nasabah yang melakukan relaksasi 3R berupa rescheduling (Penjadwalan Kembali), dimana pada masa pandemi nasabah kebanyakan yang tidak dapat membayar kewajibannya di bank pada saat jatuh tempo. Maka diberikan keringanan jumlah angsuran dan kelonggaran jangka waktu selama 8 bulan yaitu pada bulan Agustus 2021-Maret 2022, sesuai ketentuan dari pemerintah. Sehingga seiring pertambahan atau perpanjangan waktu pembayaran maka nasabah tersebut akan terkena biaya asuransi jiwa. Pada dasarnya relaksasi yang diberlakukan selama pada masa pandemi covid-19 tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Akan tetapi perbedaannya nasabah yang telah melaksanakan relaksasi 3R akan terhitung lancar pada saat pelaporan di OJK.

Berdasarkan pertanyaan yang tertera di atas dapat dikuatkan dari nasabah pembiayaan BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember yang telah mengajukan relaksasi karena dari faktor dampak pandemi covid-19.

Berikut hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Rudy Salam (Usaha Bengkel Mobil):

Pada masa pandemi memang berpengaruh pada usaha saya mbak, untuk mencari penghasilan aja susah. Apalagi usaha saya berupa bengkel mobil pendapatan saya yang tidak menentu dalam setiap harinya itu juga hasilnya buat menutupi kebutuhan yang lain, dan juga sekarang musim pandemi jarang sekali orang membawa mobil ke bengkel karena sekarang orang yang mau keluar aja takut. Jadi

untuk tahun ini biasanya hari raya penu-penuhnya orang menservis mobilnya ke bengkel untuk persiapan mudik dengan adanya pandemi oramg-orang lebih baik diam dirumah. Untung saja pada saat pandemi ini ada kebijakan relaksasi dari pemerintah sehingga saya bisa mengajukan keluhan saya akibat terdampak covid-19. Jadi pada prosesnya sangat mudah, saya langsung mendatangi kantor untuk pengajuan dan mengisi formulir setelah diproses lalu disetujui dan ditandatangani oleh pemimpin. Alhamdulillah kebijakan relaksasi berupa pengurangan nilai angsuran dan perpanjangan waktu dapat membantu saya setelah direlaksasi pembayaran angsuran akan menjadi lancar.82

Ibu Novia Ningsih Nasabah Pembiayaan (Usaha Toko Perancangan):

saat ini usaha saya mengalami penurunan pendapatan akibat dari faktor pandemi covid-19 mbak. Jualan saya tidak terlalu laku seperti biasanya karena jarang ada pembeli keluar rumah. Dalam kondisi seperti ini jadinya saya pemasukan tidak terlalu ada dan kesulitan untuk membayar kewajiban saya di bank BPRS Bhakti Sumekar mbak. Akan tetapi pada saat ada pihak bank BPRS melakukan survey ke rumah, pihak bank memberitahukan bahwa kalau ada sebuah kebijakan dari pemerintah yaitu mengenai relaksasi untuk nasabah yang terdampak pandemi. Kebetulan saya disuruh untuk mengajukan dan mengisi form relaksasi. Akhirnya saya diberikan relaksasi perpanjangan waktu dalam pembayaran, sehingga dapat membantu saya sekali dalam angsuran yang tidak terlalu berat dan pengajuan sangat mudah sekali asalkan nasabah memenuhi dalam ketentuan relaksasi langsung diproses dan disetujui.83

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa nasabah tersebut merupakan terdampak pandemi covid-19 akibat sebagian besar memang usaha nasabah waktu itu yang mengalami penurunan omset. Hal ini disebabkan karena memang ada sebuah kebijakan pemerintah yang menghimbaukan kepada masyarakat agar tidak keluar rumah. Sehingga nasabah yang terdampak dan terhambat dalam membayar kewajiban tersebut mengajukan relaksasi sebagai upaya keringanan dalam membayar

82 Rudy Salam, wawancara, Jember, 4 Februari 2022.

83 Novia Ningsih, wawancara, Jember, 4 Februari 2022.

kewajibannya di bank dan dapat mendukung kolektibilitas nasabah dalam pembayarannya lancar kembali. Karena nasabah yang sebelumnya terdaftar macet dengan cara relaksasi maka otomatis akan menjadi lancar kembali.

2. Implikasi Relaksasi Pembiayaan Terhadap Manajemen Likuiditas

Dokumen terkait