SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (S.E) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah
Oleh:
Siti Silviatul Rahayu NIM: E20171129
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JUNI 2022
MOTTO
Artinya: Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan (sebagian atau semua utang), itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al-Baqarah : 280)1
Artinya: Dan barang siapa yang berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kokoh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan. (QS.Al- Lukman : 22)2
1 Al-Qur’an, 2:280.
2 Al-Qur’an, 31:22.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa telah memberikan nikmat, taufiq dan hidayah-Nya, dan Tak lupa pula saya haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah memberikan jalan terang benerang kepada umatnya. Dengan segala perjuangan dan kekuatan yang sudah terlalui sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada orang-orang berjasa dalam sebuah perjalananku ini:
1. Kedua orang tua sosok berharga yang paling saya sayangi dan saya cintai yaitu Ayah dan Mama (Abdul Rochman dan Siti Maidah, S.Pd) yang selalu mengiringi langkah perjuangan anaknya dengan untaian doa serta kasih sayang yang tiada henti. Terimakasih untuk mama dalam memberikan motivasi dan dukungan yang ikhlas tiada kata bosan untuk menuntut ilmu anaknya setinggi mungkin. Terimakasih untuk kalian berdua atas jerih payah kerja keras yang telah engkau berikan sehingga saya telah berada diposisi ini, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan, panjang umur, dan selalu diberikan rezeki yang barokah, amalan baik dunia akhirat.
2. Keluarga besar kakek almarhum Bapak Tafsir, nenek Supiani, serta bapak dan ibu (Abdurrahman dan Sunarsih) juga yang sering memberikan perhatian, nasehat, dan doa yang membuat saya semakin semangat.
3. Teman-teman saya Perbankan Syariah angkatan 2017, khususnya kelas PS3 terimakasih telah menjadi teman seperjuangan menimba ilmu di kampus kami UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
merupakan tempat saling berdiskusi dan tukar pendapat dengan melewati suka, duka, dan canda tawa bersama.
4. Serta orang-orang yang berjasa yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
Yang telah memberikan dukungan, dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat serta pertolongan dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Implikasi Relaksasi Pembiayaan Terhadap Manajemen Likuiditas Pada Masa Pandemi Covid-19 Di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS Jember).
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW. Atas perencanaan, pelaksanaan terselesainya penulisan skripsi ini pastinya tidak lepas dari dukungan atau bantuan dari berbagai pihak dari umat beliau, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan penulis hanya dapat bisa mengucapkan terimakasih atas dukungan, motivasi, bimbingan dan kritik saran dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., M.M. selaku Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
2. Bapak Dr. Khamdan Rifa’i, S.E., M.S.I. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
3. Ibu Dr. Hj. Nurul Setianingrum, S.E., M.M. selaku Koordinator Program Studi Perbankan Syariah serta sebagai dosen pembimbing saya yang telah meluangkan waktu dalam kesibukanya beliau untuk mengarahkan dan
membimbing mulai awal sampai akhir, berkat didikan, motivasi, kritik dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
4. Bapak Dr. Moch. Chotib, S.Ag., M.M. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah memberikan nasehat, motivasi dalam kegiatan akademik.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuannya, serta karyawan dan staff-Nya yang telah memberikan pelayanan dengan baik.
6. Bapak Dr. H. Roni Subhan, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala Perpustakaan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah menyediakan karya literatur sebagai pedoman referensi untuk menunjang teori dalam penelitian skripsi.
7. Kepala pimpinan BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember Bapak M.
Chairil Anwar Sandy, yang telah mengizinkan untuk melaksanakan penelitian serta karyawan, staff dan narasumber yang telah memberikan penjelasan dan informasi mengenai pembahasan penelitian.
Semoga semua partisipasi yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan dan mendapatkan balasan tersendiri dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini kurang dari kata sempurna masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Oleh karena itu penulis juga terbuka untuk kritik dan saran yang dapat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang atau selanjutnya. Akhirnya Semoga skripsi yang telah disusun dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jember, 12 Januari 2022 Penulis
ABSTRAK
Siti Silviatul Rahayu, Dr. Hj. Nurul Setianingrum, S.E., M.M. (2022):
Implikasi Relaksasi Pembiayaan Terhadap Manajemen Likuiditas Pada Masa Pandemi Covid-19 Di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember.
Relaksasi pembiayaan adalah suatu kebijakan yang diturunkan oleh pemerintah pada masa pandemi covid-19, untuk diterapkan pada suatu bank guna untuk membantu suatu perekonomian khususnya pada perbankan dalam kegiatan pembiayaan membantu nasabah menyelesaikan suatu kewajibannya di bank.
Untuk menyelesaikan kewajibannya antara lain melalui penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).
Fokus dalam penelitian tersebut adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember? 2) Bagaimana implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas pada masa pandemi covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember?
Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis pelaksanaan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember. 2) Untuk menganalisis implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank pada masa pandemi covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember.
Metode dalam penelitian yang digunakan adalah pendekatan dan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik Purposive. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan metode reduksi data, penyajian data, kesimpulan verifikasi dan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil dari penelitian ini yaitu 1. Pelaksanaan Relaksasi pada masa pandemi yang dilakukan untuk mendukung kebijakan pemerintah menggunaka 3R dengan upaya relaksasi atau restrukturisasi tersebut yang diberikan pada masa pandemi mengenai nasabah tidak mampu membayar akibat pendapatan nasabah menurun berupa penurunan jumlah angsuran dan penambahan jangka waktu (rescheduling). 2. Implikasi yang terjadi adanya kebijakan relaksasi dari pemerintah dalam pengelolaan likuiditasnya BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember tidak berjalan efektif. Karena pemerintah menghimbau untuk tidak menyalurkan dananya terlebih dahulu (stop lending). Hal tersebut dapat terjadi kelebihan likuiditas yang mengakibatkan muncunya risiko likuiditas pada pendanaan.
Kata Kunci: Relaksasi Pembiayaan, Manajemen Likuiditas
ABTRACT
Siti Silviatul Rahayu, Dr. Hj. Nurul Setianingrum, S.E., M.M. (2022):
Implications of Financing Relaxation on Liquidity Management during the Covid-19 Pandemi at BPRS Bhakti Sumekar Jember Branch Office.
Financing relaxation is a policy handed down by the government during the Covid-19 pandemic to be applied to a bank in order to help an economy, especially banking in financing activities to help customers complete an obligation at the bank. To settle its obligations, among others, through rescheduling, reconditioning, and realignment.
The focus in the research are: 1) How is the implementation of the relaxation of financing during the covid-19 pandemic at BPRS Bhakti Sumekar Jember Branch Office? 2) What are the implication of financing relaxation on liquidity management during the covid-19 pandemic at BPRS Bhakti Sumekar Jember Branch Office?
The objectives of this research are: 1) To analyze the implementastion of financing relaxation during the covid-19 pandemic at BPRS Bhakti Sumekar Jember Branch Office. 2) To analyze the implications of financing relaxation on liquidity management during the covid-19 pandemic at BPRS Bhakti Sumekar Jember Branch Office.
The research method used is descriptve qualitative research approach and type. Determination of research subjects using purposive techniques. Data collection techniques were carried out by obervation, interviews, and documentation. Data analysis using data reduction method, data presentation, conclusion verification and data validity is done by source triangulation and technical triangulation.
The results of this study are: 1) Implementation of relaxation during the pandemi which is carried out to support the government’s policy of using 3R with relaxation or restructuring efforts that are given during the pandemic regarding customers who are unable to pay due to decreased customer income in the form of decreasing the number of installments and increasing the time period. 2) The implication is that there is a relaxation policy from the government in managing its liquidity. BPRS Bhakti Sumekar Jember Branch Office is not running effectively. Because the government urges not to disburse the funds in advance to stop lending. this may resutl in excess liquidity resulting in the emergence of liquidity risk in funding.
Keywords: Financing relaxation, Liquidity management.
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN COVER ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Istilah ... 11
F. Sistematika Pembahasan ... 13
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 15
A. Penelitian Terdahulu ... 15
B. Kajian Teori... 25
1. Pembiayaan ... 25
2. Relaksasi Pembiayaan ... 28
3. Likuiditas Bank... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 44
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 44
B. Lokasi Penelitian ... 45
C. Subyek Penelitian ... 46
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 47
E. Analisis Data ... 50
F. Keabsahan Data ... 52
G. Tahap-tahap Penelitian ... 53
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 57
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 57
B. Penyajian Data dan Analisis... 66
1. Pelaksanaan Relaksasi Pembiayaan Pada Masa Pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember .... 67
2. Implikasi Relaksasi Pembiayaan Terhadap Manajemen Likuiditas Bank Pada Masa Pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember ... 76
C. Pembahasan Temuan ... 80
1. Pelaksanaan Relaksasi Pembiayaan Pada Masa Pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember .... 80
2. Implikasi Relaksasi Pembiayaan Terhadap Manajemen Likuiditas Bank Pada Masa Pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember ... 85
BAB V PENUTUP ... 87
A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 2 : Matrik Penelitian
Lampiran 3 : Konsep Wawancara Lampiran 4 : Jurnal Kegiatan Penelitian Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian Lampiran 7 : Surat Selesai Bimbingan Lampiran 8 : Surat Selesai Penelitian Lampiran 9 : Biodata Penulis
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 23 Tabel 4.1 Data Perkembangan NPF BBS KC Jember ... 69
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
Gambar 4.2 Struktur Organisasi BBS KC Jember ... 67
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Lembaga keuangan atau perbankan adalah salah satu lembaga yang yang berperan penting untuk proses pembiayaan atau pendanaan. Ada dua lembaga keuangan yaitu BUS dan BPR. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan salah satu yang didefinisikan sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan prisip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, berdasarkan landasan hukum BPR yaitu UU No.7/1992 tentang perbankan sebagaimana yang diubah dengan UU No.10/1998. Bentuk hukum BPR tersebut dapat berupa perseroan terbatas, perusahaan Daerah, atau koperasi. BPR hanya menerima simpanan yaitu dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Kegiatan usaha BPR ini ditujukan untuk melayani usaha kecil atau mikro yang terdapat pada masyarakat kecil di daerah pedesaan atau kecamatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang keuangan dengan ketentuan-ketentuan dan prosedur pelayanannya yang tidak rumit dan sederhana dibandingkan dengan bank lainnya. Bank Perkreditan Rakyat dipercaya oleh masyarakat sebagai penyaluran dana berdasarkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang bersifat produktif. 3
3Ahmad Afandi, Susianto, “Peranan BPR Syariah Dalam Meningkatkan UMKM Melalui Pembiayaan Murabahah”, Jurnal FEB, 1 (2017), 630-631.
BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat Syariah) merupakan suatu lembaga yang berbentuk bank dengan sistem operasionalnya berdasarkan prinsip syariah tanpa menghalalkan adanya riba atau suku bunga dengan tujuan untuk mengangkat suatu perekonomian rakyat kecil ditingkat desa atau kecamatan.
Perkembangan BPRS ini di Indonesia memang cukup signifikan. Karena di indonesia merupakan negara dengan berpenduduk yang mayoritas orang muslim yang menjadi potensi yang sangat besar dalam pemasaran produknya.
Oleh karena itu, BPRS didirikan sebagai sarana bagi masyarakat untuk memanfaatkan layanan mikro perbankan syariah. 4
BPRS berdiri dengan gagasan fleksibilitas dalam menjangkau masyarakat kalangan bawah yaitu lembaga ekonomi rakyat kecil karena kebanyakan dari mereka adalah pedagang kecil, petani, nelayan, dan lain-lain yang tidak bisa memanfaatkan fasilitas kredit dari bank konvensional untuk megembangkan usaha, hal ini disebabkan prosedur bank konvensional yang sulit serta kelemahan yang dimiiki oleh pedagang kecil dan pengusaha kecil dalam hal manajemen, pemasaran dan jaminan yang merupakan faktor-faktor penting bagi penilaian bank.
BPRS memiliki kegiatan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, dan bentuk lainnya. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah, menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat wadiah/ titipan bank lainnya. BPRS dilarang menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran,
4 Edi Santoso, Riawan, “Strategi Pemasaran Produk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 3 (2017), 157-158.
melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal, atau melakukan usaha perasuransian lainnya.5
BPRS Bhakti Sumekar kantor cabang Jember diresmikan pada bulan November 2017. Dengan diawasi langsung oleh Islamic Banking Indonesia, yang lokasi kantor terletak di Jl. Trunojoyo, 123a, Kauman, Kepatihan, Kec.
Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dilansir dari sebuah berita Jember,(News Indonesia) BPRS Bhakti Sumekar di kabupaten Jember sengaja didirikan sebuah kantor cabang yang bertujuan untuk membantu memajukan perekonomian di kota pedhalungan. Berdirinya BPRS Bhakti Sumekar kantor cabang Jember menambah beragam pilihan masyarakat Jember dalam layanan perbankan yang berbasis syariah.6
Di Bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor cabang Jember merupakan lembaga keuangan syariah, dimana lembaga ini merupakan lembaga yang setiap harinya melayani kebutuhan masyarakat mengenai masalah keuangan.
BPRS sebagai jantungnya pembangunan, berfungsi sebagai menarik/mengumpulkan dana dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada nasabah yang membutuhkan pembiayaan. Sasaran utama dari BPRS ini adalah melakukan pembiayaan di sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah), hal ini sejalan dengan usaha pemerintah untuk mengupayakan pengentasan kemiskinan. BPRS memberikan pembiayaan mudharabah bagi sektor UMKM di sekitarnya, kebetulan di lingkungan sekitar Bank BPRS Bhakti Sumekar Jember merupakan mayoritas masyarakatnya golongan dari
5 Ahmad Buchori, dkk, “Kajian Kinerja Industri BPRS Di Indonesia”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, (2003), 67-68.
6 https://www.jemberkab.go.id
sektor UMKM karena aktivitas pekerja dalam setiap harinya pedagang di pasar dan petani, dan usaha lainnya.
BPRS Bhakti Sumekar pada produk pembiayaan selain memberikan keuntungan, ini juga merupakan sumber risiko paling besar dalam lembaga keuangan. karena hal tersebut dalam perkembangan ekonomi dipengaruhi oleh kondisi global yang menimbulkan ketidakpastian. Sehingga sesuatu yang diharapkan dapat berjalan dengan lancar, namun dapat terhambat oleh kondisi tetentu. Adanya pembatasan sosial pada masa pandemi dapat mengganggu aktivitas masyarakat pada perekonomian sehingga mengakibatkan kemampuan gagal bayar dalam melaksanakan angsuran pembiayaan. Namun BPRS Bhakti sumekar memberikan suatu keringanan bagi nasabah agar tidak terjadi suatu kendala yang mengakibatkan banyak dampak yaitu pemberian relaksasi.
Pada awal Maret 2020 muncul dari kasus terkonfirmasi pertama Covid- 19. Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak dari meluasnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Saat itu banyak kasus pasien yang terkonfirmasi positif terus mengalami peningkatan dan pemerintah Indonesia harus mengumumkan sejumlah kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut sebanyak 75.699 pada tanggal 12 Juli 2020 lalu. Hal ini banyak dilakukan pemerintah upaya untuk mengatasi peningkatan angka kasus meningkat yang dapat membahayakan masyarakat Indonesia diantaranya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dalam setiap upaya ini yang dilakukan pastinya dapat menimbulkan risiko atau dampak. Seperti halnya dampak tidak hanya terjadi pada sektor kesehatan
saja namun juga pada sektor lain salah satunya pada sektor ekonomi dan keuangan atau perbankan. Perbankan syariah merupakan sektor keuangan yang terdampak pandemi yang berkepanjangan ini. Momen ini menjadi peluang bagi perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk berkontribusi dalam membantu ekonomi masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan diterbitkan peraturan otoritas jasa keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2020 tentang relaksasi kredit/pembiayaan bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.7
Kredit/pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga atau pendapatan bagi hasil. Pemberian kredit/pembiayaan merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh bank untuk mengolah modal yang dimiliki dan simpanan nasabah untuk memberikan pinjaman kepada nasabah lain dengan mengambil keuntungan pendapatan dari nasabah atau debitur atas pemberian kredit.8
Dampak bagi segala kehidupan manusia tentunya yang saat ini terjadi pada sektor ekonomi dan perbankan. BPRS Bhakti Sumekar ini salah satunya yang terdampak karena kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) aktivitas masyarakat yang dibatasi untuk keluar rumah mengakibatkan turunnya pendapatan. Sehingga BPRS Bhakti Sumekar menjadi imbas
7 Allselia Riski Azhari, Rofiul Wahyudi,”Analisis Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia: Studi Masa Pandemi Covid-19”, Ekonomi Syariah Indonesia, 2 (Desember 2020), 97.
8 Wayan Suartama, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati, ”Analisis Penerapan Restrukturisasi Kredit Dalam Upaya Penyelamatan Non Performing LOAN (NPL) Pada PT BPR Nusamba Tegallalang”, e-journal S1 Ak, 2 (2017), 2.
munculnya pembiayaan bermasalah, akibat menurunnya aktivitas nasabah membuat tidak mampu membayar (gagal bayar) atas pokok pinjaman yang kian melangit, yang akan menimbulkan efek pada pendapatan dari pinjaman akan turun serta likuiditas yang tidak mencukupi. Realitas ini bisa terbaca dari Non Performing Financing (NPF) pada BPRS Bhakti Sumekar yang semakin meningkat. NPF menjadi salah satu indikator kesehatan bank, yang apabila nilai NPF semakin tinggi artinya bank debitur yang pembiayaannya bermasalah.9 Hal tersebut dapat dilihat dari tabel dibawah ini meliputi persentase NPF pada masa pandemi di bank BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember sebagai berikut:
Tabel 1.1
Perkembangan NPF Pada Masa Pandemi di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember
Tahun Triwulan NPF
2019 Triwulan I 2,45%
Triwulan II 3,89%
Triwulan III 3,93%
Triwulan IV 3,77%
2020 Triwulan I 6,54%
Triwulan II 8,36%
Triwulan III 7,53%
Triwulan IV 4,37%
2021 Triwulan I 4,54%
Triwulan II 4,28%
Triwulan III 3,45%
Triwulan IV 3,32%
Sumber:Data diolah
9 Maya Intan Pratiwi, “Dampak Covid-19 Terhadap Perlambatan Ekonomi Sektor UMKM”, Ners Universitas Pahlawan, 2 (2020), 32-33.
Tabel di atas menunjukkan bahwa perkembangan NPF di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember pada masa pandemi mulai tahun 2019 nilai NPF mengalami kenaikan dilihat dari triwulan pertama dengan angka 2,45%
sampai triwulan IV senilai 3,77%, Masuk pada tahun 2020 nilai Nilai NPF lebih tinggi dari tahun sebelumnya bahkan sudah melebihi nilai ideal dari 5 yang menunjukkan pembiayaan bermasalah semakin banyak yaitu triwulan pertama 6,54%, kedua 8,36%, ketiga 7,53% pada triwulan keempat sudah dibawah nilai 5 dengan angka 4,37%. Untuk ditahun 2021 angka NPF mulai mengalami penurunan mulai triwulan I-IV dengan angka 4,54%, 4,28%, 3,45%, 3,32%. Dengan data tersebut dalam perkembangan NPF di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember dapat dilihat bahwa penurunan angka NPF disebabkan bisa jadi dari penerapan kebijakan relaksasi yang diberikan pada bank tersebut
Untuk menekankan agar nilai NPF tersebut tidak melonjak maka pemerintah menerapkan kebijakan restrukturisasi untuk memperbaiki pola angsuran pinjamannya dan meningkatkan kualitas pembiayaan menjadi lancar setelah direlaksasi selama masa berlakunya POJK yang juga berlaku bagi Bank Pembiayaan Syariah (BPRS). Karena Pemerintah perlu membuat suatu kebijakan agar sebuah program stimulus dan relaksasi bisa menjaga kestabilan sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kebijakan stimulus diatas merupakan suatu kebijakan penilaian kualitas pembiayaan yang berdasarkan pada ketepatan membayar pokok bagi hasil/margin dengan pembiayaan mencapai 10 miliar dan skema restrukturisasi pembiayaan.10
10 Mardhiyaturrositaningsih, Muhammad Syarqim Mahfudz, “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Manajemen Industri Perbankan Syariah: Analisis Komparatif”, Point Jurnal Ekonomi dan Manajemen, 1 (2020),7.
Tantangan kedua pada BPRS Bhakti Sumekar di masa pandemi ini tidak hanya pada faktor pembiayaan saja tetapi juga terhadap manajemen likuiditas bank yang akan menjadi imbasnya. Dalam melihat suatu kondisi kesehatan bank, tentunya ada dalam suatu indikator dimana kita dapat mengetahui kondisi kesehatan bank aman atau tidak. salah satunya adalah melihat suatu aset pada suatu bank yang dapat mencerminkan dalam kemampuan suatu bank untuk mengelola dananya dengan sebaik-baiknya.
Likuiditas merupakan kemampuan dari suatu bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. FDR (Finance to Deposit Ratio) merupakan suatu rasio antara pembiayaan yang disalurkan suatu bank terhadap DPK yang telah dihimpun oleh bank. Jika semakin tinggi rasio FDR maka menunjukkan bahwa tingkat likuiditas suatu bank relatif semakin kecil dikarenakan jumlah aset yang diperlukan untuk membiayai pembiayaannya semakin besar.11
BPRS Bhakti Sumekar kantor cabang jember menyediakan suatu produk pembiayaan dimana pembiayaan tersebut merupakan penyediaan uang dan tagihan berdasarkan persetujuan ataupun kesepakatan antara bank dan nasabah yang mewajibkan pihak nasabah atau yang dibiayai untuk mengembalikan uang tagihan tersebut dengan jangka waktu tertentu dengan imbalan pendapatan/margin. Pada saat ini kondisi pandemi pada produk pembiayaan di BPRS Bhakti Sumekar Kantor cabang jember juga mengalami permasalahan akibat nasabah tidak mampu membayar kewajibannya. Akan
11 Ayif Fathurrahman, Firsha Rusdi, “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Vector Error Correction Model (VECM)”, Al- Masraf (Jurnal Lembaga Keuangan dan Perbankan), 2 (2019), 117-118.
tetapi dengan kondisi pandemi seperti itu BPRS Bhakti Sumekar juga menerapkan kebijakan relaksasi sebagai upaya pemerintah dalam memperbaiki masalah kegiatan pembiayaan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Kebijakan relaksasi yang diterapkan pada BPRS Bhakti Sumekar ini salah satunya melakukan pendekatan untuk menentukan kondisi yang sebenarnya serta memberi solusi jalan keluar, dan restrukturisasi pembiayaan meliputi (Restructure, Reschedule, Recondition). Dengan adanya kebijakan relaksasi apakah masih bisa memenuhi kewajiban jangka pendeknya saat pandemi ini, kebijakan pemerintah tersebut mempengaruhi manajemen likuiditas BPRS Bhakti Sumekar atau tidak.
Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka peneliti perlu meneliti permasalahan tersebut dengan judul ”Implikasi Relaksasi Pembiayaan Terhadap Manajemen Likuiditas Pada Masa Pandemi Covid-19 Di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, maka penulis terdapat beberapa fokus penelitian yang akan diteliti diantaranya sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi Covid- 19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember?
2. Bagaimana implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas pada masa pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember?
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian ini dapat menghasilkan seperti apa yang diharapkan serta terlaksana dengan baik dan terarah. Dengan melihat latar belakang dan fokus penelitian yang ada, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk menganalisis pelaksanaan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember.
2. Untuk menganalisis implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas pada masa pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember.
D. Manfaat Penelitian
Dalam dilakukannya penelitian ini diharapkan memberi manfaat, manfaat ini berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan dari hasil penelitian ini, setelah selesai melakukan penelitian, kegunannya bersifat teoritis dan praktis diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian dalam laporan ini adalah agar dapat menjadi tambahan literatur atau referensi dan menambah ilmu pengetahuan penulis serta pembaca mengenai teori fenomena ini.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan dapat menambah wawasan bagi masyarakat nasabah dan juga pihak BPRS Bhakti Sumekar yang berkaitan dengan implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas pada masa pandemi Covid-19.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah adalah bagian yang berisi tentang pengertian istilah- istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian, Yang bertujuan agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.12
1. Implikasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) implikasi adalah partisipasi dan suasana, karena setiap kata memiliki koneksi yang berasal dari implikasi kata dengan partisipasi yang saling terkait dalam suatu objek.13
2. Relaksasi
Relaksasi adalah kebijakan pemerintah yang diberikan pada bank sebagai suatu upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan pembiayaan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.14
Pembiayaan adalah Pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri, maupun dikerjakan oleh orang lain.15
Relaksasi Pembiayaan merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam rangka membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajibannya
12 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2017), 45.
13 https://kbbi.kemdikbud.go.id
14 Wayan Suartama, dkk, “Analisis Penerapan Restrukturisasi Kredit Dalam Upaya Penyelamatan Non Permorming Loan (NPL) Pada PT BPR Nusamba Tegallalang. S1 Ak,2 (2017), 4.
15 Irfan Harmoko, “Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Pada Akad Pembiayaan Murabahah Dalam Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermaslah”, Jurnal Qawanin, 2 (Juli 2018), 66.
antara lain melalui penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembali (reconditioning), dan penataan kembali (restructuring).16
3. Manajemen Likuiditas
Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan suatu bank untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya saat ditagih pada finansial jangka pendek atau saat jatuh tempo dengan menggunakan aset lancar yang tersedia.17
Manajemen likuiditas bank adalah proses pengaturan alat-alat likuiditas yang mudah ditunaikan untuk memenuhi semua kewajiban bank yang segera harus dibayar.18
4. Pandemi Covid-19
Virus corona merupakan virus baru yang menginfeksi sistem pernapasan orang yang terjangkit, virus ini umumnya dikenal sebagai Covid-19. Virus ini bahkan membuat kita melakukan kebiasaan baru bahkan di Lembaga peradilan dan dunia pendidikan. Covid-19 ini awal penyebarannya terjadi di kota Wuhan China pada penghujung tahun 2019.
Virus ini menyebar dengan sangat masif sehingga hampir semua negara melaporkan penemuan kasus Covid-19, begitu juga di negara Indonesia yang kasus pertamanya terjadi di awal bulan Maret 2020. Wabah Covid -
16 Hendy Herijanto, Restu Wulandari, “Efektifitas Kriteria Restrukturisasi Dalam Meningkatkan Kualitas Portofolio Pembiayaan”, Islaminomic, 2 (Agustus 2016), 54.
17 Ida Ayu Putri Laksmidewi Purba, Made Reina Candradewi, “Pengaruh Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility”, E-Jurnal Manajemen, 9 (2019), 5385.
18 Darwis, Manajemen Asset dan Liabilitas (Yogyakarta: TrustMedia Publishing, 2019), 75.
19 tersebut terjadi secara global dan dapat mengakibatkan berbagai dampak di Dunia.19
Berdasarkan pemaparan dari beberapa pengertian di atas mengenai pengertian Implikasi, relaksasi pembiayaan, pendapatan bagi hasil, likuiditas bank, pandemi Covid-19, BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember. Maka dari itu dari definisi istilah tersebut menjelaskan satu persatu bagian dari yang menyangkut pada judul penelitian ini yaitu
“Implikasi Relaksasi Pembiayaan terhadap Manajemen Likuiditas Bank Pada Masa Pandemi Covid-19 di BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember” untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan relaksasi serta implikasi dari terjadinya relaksasi pembiayaan pada manajemen likuiditas bank. Penjelasan ini dijelaskan secara mendasar agar peneliti dapat mengetahui maksud dari judul yang akan diteliti.
F. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang kajian pustaka yang terdiri dari penelitian terdahulu dan kajian teori. Penelitian terdahulu dipaparkan atas penelitian yang sudah diteliti dalam bentuk skripsi sebagai bahan perbandingan dengan
19 Indah Wahidah, dkk, “Pandemik Covid-19: Analisis Perencanaan Pemerintah dan Masyarakat dalam Berbagai Upaya Pencegahan”, Jurnal Manajemen dan Organisasi (JMO), 3 (Desember 2020), 180-183.
penelitian yang akan dilakukan. Kajian teori berisi tentang teori-teori yang ada pada penelitian yang akan dilakukan sebagai bahan wawasan peneliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang Pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, tahap-tahap penelitian.
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
Bab ini berisi penyajian data dan analisis data yang membahas berkaitan tentang gambaran obyek , penyajian data dan analisis, pembahasan temuan.
BABV PENUTUP atau KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, keterbatasan serta saran.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Dalam kajian pustaka bertujuan untuk mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjadi sebuah pemikiran dalam menyusun penelitian. Penulis akan melakukan penelaahan terhadap penelitian-penelitian yang relevan, kemudian penulis melihat sisi lain yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Kajian yang berkaitan dengan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi Covid-19 belum ada yang membahas, namun beberapa ada yang berkaitan dengan pembahasan relaksasi kreditnya pada penelitian terdahulu.
A. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian tekait dengan penelitian ini adalah:
1. Mupyan Parlamba, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, pada tahun 2021, dengan judul Kebijakan Relaksasi Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Terdampak Covid-19 Di Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang S Parman Kota Bengkulu.
Dari hasil penelitian ini dampak pandemi Covid-19 terhadap nasabah usaha UMKM banyak mengalami kerugian, penurunan omset, kecuali bagi usaha kebutuhan pokok. Dan kebijakan relaksasi yang diberikan Bank Syariah Indonesia Kantor Cabang S Parman Kota Bengkulu yaitu berupa biaya angsuran maksimal 12 bulan dan angsuran pembiayaan diperpanjang masa jatuh temponya.
Persamaan membahas mengenai permasalahan pembiayaan UMKM yang dianjurkan pemerintah atau yang telah ditetapkan pada pedoman perbankan berupa relaksasi atau restrukturisasi pembiayaan.
Sedangkan perbedaan yang ada pada penelitian ini adalah objek dan fokus pembahasan pada dampak dan bentuk relaksasi pembiayaan, sementara peneliti membahas tentang relaksasi pembiayaan implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank pada masa pandemi.20 2. Robin Ronaldo Sihombing, Universitas Sumatera Utara Medan, pada
tahun 2021, dengan judul Tinjauan Tinjauan Kebijakan Bank Dalam Melakukan Restrukturisasi Kredit Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11 Tahun 2020 Guna Menghindari Kredit Macet Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Bank BPR NBP 34 Pematangsiantar).
Hasil penelitian ini bahwa kebijakan yang dilakukan oleh bank tersebut meliputi penurunan suku bunga kredit, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan bunga kredit, pengurangan tunggakan pokok, penambahan fasilitas kredit. Adapun kebijakan lain yaitu relaksasi kredit kepada nasabah yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran kepada bank. Pelaksanaan restrukturisasi di BPR NPB 34 Pematangsiantar juga ada kendala berupa sulitnya nasabah dalam memenuhi kewajiban meskipun setelah dilakukan restrukturisasi.
20 Mupyan Parlamba, “Kebijakan Relaksasi Pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Terdampak Covid-19 Di Bank Syariah Indonesia Cabang S Parman Kota Bengkulu”, (Skripsi, IAIN Bengkulu, 2021), 31.
Persamaan membahas mengenai pelaksanaan restrukturisasi kredit pada masa pandemi Covid-19. Namun juga terdapat perbedaannya yaitu terdapat pada objek dan pokok pembahasannya yang membahas mengenai tinjauan kebijakan dalam melakukan restrukturisasi kredit, sementara peneliti dalam penelitiannya membahas tentang implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank.21
3. Maghfirah Izzatul Jannah, Universitas Sumatera Utara Medan, pada tahun 2021, dengan judul Kajian Yuridis Kendala Pemberian Relaksasi Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Oleh Perbankan Pasca Berlakunya POJK Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Di PT Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Medan.
Dari hasil penelitian ini bahwa pengaturan relaksasi kredit bagi usaha mikro, kecil dan menengah diatur dalam POJK Nomor 11 Tahun 2020. Kriteria kredit macet atau pembiayaan bermasalah bagi usaha mikro, kecil, menengah dilihat dari penilaian terhadap character atau watak, sifat, pribadi debitur. Kendala pemberian relaksasi kredit debitur UMKM tidak mengajukan permohonan restrukturisasi pada bank, debitur UMKM tidak memenuhi prinsip 5C dan 7P pada saat pembuatan akad baru terkait restrukturisasi kredit.
21 Robin Ronaldo Sihombing, “Tinjauan Kebijakan Bank Dalam Melakukan Restrukturisasi Kredit Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11 Tahun 2020 Guna Menghindari Kredit Macet Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Bank BPR NBP 34 Pematangsiantar)”, (Skripsi, Universitas Sumatera Utara, 2021), 19.
Persamaan membahas tentang kebijakan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi Covid-19. Namun juga terdapat perbedaannya yaitu terdapat pada objek dan pokok pembahasannya yang membahas mengenai kajian kendala pada pemberian relaksasi kredit bagi usaha kecil, mikro dan menengah. Sementara peneliti dalam penelitiannya membahas tentang keterlibatan atau implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank pada masa pandemi Covid-19.22
4. Zelvira Natasya Nurrahma, Universitas Sumatera Utara Medan, pada tahun 2021, dengan judul Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Macet Sebagai Solusi Perjanjian Kredit Dalam Situasi Covid-19.
Dari hasil penelitian ini bahwa proses pelaksanaan restrukturisasi kredit yaitu mengajukan peringatan penagihan sebanyak tiga kali jika penagihan terdapat analisis bahwa kondisi keuangan debitur memang menurun maka memutuskan menawarkan restrukturisasi. Akibat hukum akibat terlaksananya restrukturisasi banyak terjadi perubahan kesepakatan antara bank dengan nasabah dalam pelaksanaan hak dan kewajiban pihak dalam perjanjian kredit. Hambatan yang ada dalam pelaksanaan restrukturisasi yaitu debitur sulit diajak bekerjasama, debitur beritikad tidak baik, adanya masalah ekonomi di masa pandemi Covid-19.
22 Maghfirah Izzatul Jannah, “Kajian Yuridis Kendala Pemberian Relaksasi Kredit Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Oleh Perbankan Pasca Berlakunya POJK Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Di PT Bank Tabungan Negara Syariah Cabang Medan”, (Skripsi, Universitas Sumatera Utara Medan, 2021), 25.
Persamaan membahas mengenai pelaksanaan restrukturisasi kredit pada masa pandemi Covid-19. Namun juga terdapat perbedaannya yaitu terdapat pada objek dan pokok pembahasannya yang membahas mengenai analisis yuridis terhadap pelaksanaan restrukturisasi, sementara peneliti dalam penelitiannya membahas tentang keterlibatan atau implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank.23
5. Mohamad Ikvi Ubaidillah, Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, pada tahun 2020, Implementasi Kebijakan Relaksasi Pembiayaan UMKM Terdampak Covid-19 Dan Manajemen Resiko Force Majeure Pada lembaga Keuangan Syariah.
Pada hasil penelitian ini bahwa implementasi kebijakan relaksasi yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri KCP Ajibarang sudah dilakukan dengan baik sperti yang diatur oleh pemerintah melalui peraturan Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia nomor 11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan Countercyclical dampak penyebaran Covid-19. Kebijakan- kebijakan yang dilakukan Bank Syariah Mandiri dalam mengatasi pembiayaan bermasalah yaitu informasi mengenai relaksasi pembiayaan, proses pengajuan relaksasi pembiayaan, pemberian relaksasi yang merata kepada semua nasabah pembiayaan warung mikro.
Persamaan membahas tentang kebijakan relaksasi pembiayaan pada masa pandemi Covid-19. Namun juga terdapat perbedaannya yaitu
23 Zelvira Natasya Nurrahma, “Analisis Yuridis Terhadap Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Macet Sebagai Solusi Perjanjian Kredit Dalam Situasi Covid-19”, (Skripsi, Universitas Sumatera Utara Medan, 2021), 12.
terdapat pada objek dan pokok pembahasannya yang membahas mengenai implementasi kebijakan relaksasi pembiaayaan, sementara peneliti dalam penelitiannya membahas tentang keterlibatan atau implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank.24
6. Dwi Lia Setia Wati, Institut Agama Islam Negeri Metro, pada tahun 2020, dengan judul Efektivitas Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Sebagai Strategi Penurunan Kredit Bermasalah (Studi Kasus Pada Bank BRI Unit Poncowati).
Dalam hasil penelitian ini bahwa pada Bank BRI Unit Poncowati telah melakukan restrukturisasi kredit sesuai dengan peraturan perundang- undangan perbankan dan peraturan internal bank yang berlaku serta menggunakan metode penjadwalan kembali (rescheduling).
Persamaan membahas mengenai restruturisasi kredit. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek dan fokus pembahasannya adalah membahas mengenai efektifitas pelaksanaan restrukturisasi kredit, sementara peneliti dalam penelitiannya membahas implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank.25 7. Muhamad Arief Apriansyah, Universitas Sriwijaya, pada tahun 2020,
dengan judul Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Restrukturisasi Utang Akibat Adanya Kepailitan Bagi Pelaku Usaha.
24 Mohamad Ikvi Ubaidillah, “Implementasi Kebijakan Relaksasi Pembiayaan UMKM Terdampak Covid-19 Dan Manajemen Resiko Force Majeure Pada Lembaga Keuangan Syariah”, (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2020), 35.
25 Dwi Lia Setia Wati, “Efektivitas Pelaksanaan Restrukturisasi Kredit Sebagai Strategi Penurunan Kredit Bermasalah (Studi Kasus Pada Bank BRI Unit Poncowati)”, (Skripsi, IAIN Metro, 2020), 37.
Hasil penelitian ini bahwa terdapat perbedaan kriteria pelaku usaha yang dapat mengajukan permohonan restrukturisasi utang dan pengajuan restrukturisasi utang di masa pandemi Covid-19. Akibat hukum setelah dilakukan restrukturisasi adalah pelaku usaha akan mendapatkan kemudahan dalam hal hak dankewajiban yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh debitur terhadap kreditur.
Persamaan membahas mengenai dampak pandemi Covid 19 pada restrukturisasi. Sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian ini adalah membahas mengenai restrukturisasi piutang, sementara peneliti dalam penelitiannya membahas mengenai pelaksanaan dan implikasi relaksasi pembiayaan pada likuiditas di masa pandemi.26
8. Vina Anggiya, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, pada tahun 2020, dengan judul Analisis Kebijakan Rescheduling Dan Restrukturisasi Dalam Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah.
Dari hasil penelitian ini bahwa pada kedua bank dari periode 2015- 2018 pembiayaan bermasalah mengalami peningkatan dalam setiap tahunnya tetapi masih dikatakan normal karena NPF belum mencapai 5%, hal ini akibat kedua bank telah memberikan kebijakan rescheduling dan restrukturisasi sesuai dengan (SOP) dengan sesuai prinsip ekonomi Islam.
Persamaan membahas tentang ruang lingkup restrukturisasi pembiayaan. Sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dari objek dan fokus pembahasan yaitu membahas tentang menganalisis
26 Muhamad Arief Apriansyah, “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Restrukturisasi Utang Akibat Adanya Kepailitan Bagi Pelaku Usaha”, (Skripsi, Universitas Sriwijaya, 2020), 17.
kebijakan pada rescheduing dan restrukturisasi, sementara peneliti membahas terkait implikasi atau keterlibatan relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank..27
9. Avinda April Silia, Institut Agama Islam Negeri Bengkulu, pada tahun 2019, dengan judul Penerapan Restruktusisasi Pada Pembiayaan Mikro Di BRI Syariah KC Bengkulu.
Hasil dari penelitian ini bahwa penerapan restrukturisasi pembiayaan di BRI Syariah KC Bengkulu menggunakan akad murabahah dilakukan sesuai berdasarkan Peraturan Bank Indonesia dan fatwa DSN- MUI yang berlaku api ada juga yang tidak diterapkan berupa ganti rugi (Ta’widh). Faktor yang menyebabkan restrukturisasi yaitu akibat dari banyaknya pesaing bisnis zaman sekarang sehingga mengalami penurunan omset dikarenakan ada banyak pesaing baru.
Persamaan membahas mengenai ruang lingkup restrukturisasi pembiayaan. Sedangkan perbedaan pada penelitian ini adalah objek dan fokus pembahasan terkait dalam penerapan restrukturisasi, sementara peneliti membahas mengenai keterlibatan atau implikasi relaksasi pembiayaan terhadap manajemen likuiditas bank pada masa pandemi.28 10. Wita Dera Tiranti, Institut Agama Islam Negeri Metro, pada tahun 2019,
dengan judul Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Di BMT Assafiyah Berkah Nasional Adiluwih Pringsewu.
27 Vina Anggiya, “Analisis Kebijakan Rescheduling Dan Restrukturisasi Dalam Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah”, (Skripsi, UIN Raden Intan Lampung, 2020), 14.
28 Avinda April Silia, “Penerapan Restrukturisasi Pada Pembiayaan Mikro Di BRI Syariah KC Bengkulu”, (Skripsi, IAIN Bengkulu, 2019), 11.
Hasil penelitian ini bahwa mekanisme restrukturisasi pembiayaan murabahah yang digunakan BMT Assafiiyah Berkah Nasional Adiluwih yaitu perubahan jadwal (rescheduling) dan persyaratan kembali (reconditioning).
Persamaan membahas mengenai upaya mengatasi pembiayaan bermasalah yang dianjurkan pemerintah atau yang telah ditetapkan pada pedoman perbakan berupa relaksasi atau restrukturisasi pembiayaan.
Sedangkan perbedaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu objek yang dikaji serta fokus yang diteliti yang terkait dengan restruktuisasi dipenelitian ini membahas mengenai mekanisme restrukturisasi pembiayaan murabahah, sementara peneliti membahas tentang relaksasi pembiayaan yang terkait pelaksanaan relaksasi dan implikasi relaksasi terhadap manajemen likuiditas bank pada masa pandemi.29
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No
Judul + Autor
(Pengarang) Tahun Persamaan Perbedaan
1.
Mupyan Parlamba (2021)
Membahas masalah relaksasi.
objek dan fokus pembahasan pada dampak dan bentuk relaksasi pembiayaan UMKM.
2. Robin Ronaldo Sihombing (2021)
restrukturisasi kredit di masa pandemi covid-19, metode penelitian deskriptif kualitatif.
objek dan pokok pembahasannya mengenai tinjauan kebijakan dalam melakukan
restrukturisasi kredit.
29 Wita Dera Tiranti, “Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Murabahah Di BMT Assafiiyah Berkah Nasional Adiluwih Pringsewu”, (Skripsi, IAIN Metro, 2019) 24.
3.
Maghfirah Izzatul Jannah (2021)
relaksasi kredit di masa pandemi covid-19, metode penelitian
deskriptif kualitatif.
objek dan pokok pembahasannya
mengenai kajian kendala pada pemberian
relaksasi kredit bagi usaha kecil, mikro dan menengah.
4. Zelvira Natasya Nurrahma (2021)
restrukturisasi kredit pada masa pandemi covid-19, metode penelitian kualitatif.
objek dan pokok pembahasannya yaitu analisis yuridis terhadap pelaksanaan
restrukturisasi.
5. Mohamad Ikvi
Ubaidillah (2020)
kebijakan relaksasi pembiayaan, metode penelitian deskriptif kualitatif.
Membahas mengenai implementasi kebijakan relaksasi pembiaayaan, 6. Dwi Lia Setia Wati
(2020)
Masalah restrukturisasi kredit, metode penelitian
deskriptif kualitatif
perbedaan pada penelitian ini terletak pada objek dan fokus pembahasannya.
7. Muhammad Arief Apriansyah (2020)
restrukturisasi dampak pandemi, metode penelitian kualitatif.
membahas mengenai restrukturisasi piutang.
8. Vina Anggiya (2020) restrukturisasi pembiayaan, pendekatan penelitian
deskriptif kualitatif.
Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini dari objek dan fokus pembahasan.
9. Avinda April Silia (2019)
Masalah restrukturisasi pembiayaan, pendekatan penelitian kualitatif.
objek dan fokus pembahasan terkait dalam penerapan restrukturisasi.
10. Wita Dera Tiranti (2019)
restrukturisasi pembiayaan, metode penelitian kualitatif.
objek yang dikaji serta fokus yang diteliti yang terkait dengan
restruktuisasi penelitian ini membahas
mekanisme restrukturisasi
pembiayaan murabahah.
Sumber: Data diolah
Kesimpulan dalam penelitian terdahulu diatas bahwa penelitian yang akan peneliti teliti ada kesamaan dalam pembahasannya yang bekaitan restrukturisasi atau relaksasi pembiayaan. Namun, perbedaannya terdapat pada objek dan fokus pembahasannya, dalam penelitian terdahulu objeknya adalah BSI KC S Parman Kota Bengkulu, BPR NBP 34 Pematang Siantar, PT BTN Syariah Cabang Medan, BRI Unit Poncowati, BRI Syariah KC Bengkulu, BMT Assafiyah Berkah Nasional Adiluwih Pringsewu. Sedangkan objek pada penelitian saya yaitu BPRS Bhakti Sumekar Kantor Cabang Jember.
Kemudian untuk fokus pembahasan dalam penelitian terdahulu kebanyakan membahas lebih kepada pelaksanaan relaksasi atau dampak pada nasabahnya, sedangkan dalam penelitian saya fokus pembahasannya terkait dampak pada nasabah dan juga perbankannya. Sehingga pada penelitian ini murni dari penelitian sendiri karena tidak ada kesamaan yang persis dari penelitian terdahulu diatas.
B. Kajian Teori 1. Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan menurut undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.30 Pembiayaan merupakan pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.31
Adapun definisi dari pembiayaan secara luas yaitu financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik yang dilakukan sendiri maupun yang dijalankan orang lain. Dalam arti sempit pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada nasabah.32
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembiayaan merupakan sebuah tagihan yang nilainya dapat diukur dengan uang.
Dan ada perjanjian awal dengan akad sesuai prinsip syariah mengenai imbalan/bagi hasil yang diterima.
b. Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah atau dalam bahasa inggris disebut Non Performing Financing (NPF), sama dengan Non Performing Loan (NPL) untuk fasilitas kredit yang merupakan rasio pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan adalah pembiayaan yang kualitasnya berada dalam golongan kurang lancar, diragukan, dan macet. Dalam pengertian lain, pembiayaan bermasalah/NPF adalah
30 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), 113.
31 Sri Mulyani, “Analisis Manajemen Pembiayaan Pada Bank Syariah(Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri, Tbk)”, Perbankan Syariah, 2 (2 Juli 2020), 92.
32 Rahmat Ilyas, “Analisis Sistem Pembiayaan Pada Perbankan Syariah”, Hukum dan Ekonomi, 4 (2018), 5.
Pembiayaan Non-Lancar mulai dari kurang lancar sampai dengan macet.33
Dari pengertian diatas bahwasannya pembiayaan bermasalah merupakan akibat dari ketidak mampuan debitur dalam membayar kewajibannya pada suatu bank. Sehingga pihak bank dapat mengkategorikan dari beberapa golongan pembiayaan bermasalah dari kurang lancar sampai macet.
c. Kolektibilitas Pembiayaan Bermasalah
1) Lancar. Yaitu apabila memenuhi kriteria antara lain; Pembayaran angsuran pokok atau bunga tepat waktu, memiliki mutasi rekening yang aktif, bagian dari pembiayaan yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).
2) Dalam Perhatian Khusus (DPK). Yakni apabila memenuhi kriteria sebagai berikut; Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari, (kurang lebih 90 hari), mutasi rekening rendah, pinjaman baru artinya penambahan fasilitas pembiayaan baik di bank yang bersangkutan atau bank lain.34
3) Kurang Lancar. Yaitu apabila termasuk pada kriteria berikut;
terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari, terjadi cerukan. Frekuensi mutasi rekening
33 Sitti Saleha Madjid,”Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Bank Syariah”, Hukum Ekonomi Syariah, 2 (2018), 98.
34 Irfan Harmoko,”Mekanisme Restrukturisasi Pembiayaan Pada Akad Pembiayaan Murabahah Dalam Upaya Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah”, Qawanin, 2 (2018) 73.
relatif rendah, terdapat indikasi masalah keuangan yan dihadapi debitur atau dokumen yang lemah.
4) Diragukan. Yaitu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut;
terdapat tunggakan pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari (180 hari+1). Tidak bisa mengembalikan fasilitas secara permanen, terjadi kapitalisasi bunga, dokumentasi hokum yang lemah baik unuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan agunan.
5) Macet. Yaitu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut; terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, (270 hari+1). Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.35
2. Relaksasi Pembiayaan
a. Pengertian Relaksasi Pembiayaan
Relaksasi kredit/pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang berpotensi mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya.
Relaksasi/restrukturisasi kredit/pembiayaan perbankan merupakan upaya debitur dalam menyusun ulang pembayaran kewajiban /utang yang akan jatuh tempo, menyusun ulang besaran bunga, dan
35 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 2014 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), 107-108.
pengurangan tunggakan pokok kredit serta mengkonveksi kredit menjadi penyertaan modal sementara.36
Relaksasi kredit merupakan pelonggaran syarat kredit dengan tujuan mempermudah para nasabah perbankan untuk melaksanakan kewajibannya. Syarat yang dapat dilonggarkan yaitu syarat finansial dan syarat non finansial. Relaksasi kredit ini sendiri bisa berupa perpanjangan waktu kredit, penurunan suku bunga, pengurangan tunggakan pokok, serta pengurangan tunggakan bunga.37
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa relaksasi kredit/pembiayaan merupakan upaya dalam mempermudah debitur dalam memenuhi kewajiban pembayaran dibank atas terkena dampak pandemi Covid-19, kebijakan ini yaitu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah agar tetap menjaga stabilitas keuangan dan pertumbuhan ekonomi nasional, serta meningkatkan kinerja perbankan.
b. Kebijakan Relaksasi Pembiayaan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku lembaga yang berwenang dalam pengaturan industri jasa keuangan memperhatikan betul bahwa pada masa pandemi covid-19 memiliki akibat atau dampak yang signifikan pada kinerja dan kapasitas debitur perbankan dalam membayar angsuran pinjaman debitur, dimana debitur merupakan usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM). Hal ini sangat bepotensi
36 Farhan Asyhadi, “Analisis Dampak Restrukturisasi Kredit Terhadap Pembiayaan (Leasing) Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019)”, Justisi Hukum, 1 (September 2020), 5-8.
37 Rifky Anugrah Adha, Iwan Erar Joesoef, “Penerapan Relaksasi Kredit Bagi Lembaga Pembiayaan Terkait Pandemi Corona di Indonesia”, Ilmu Pengetahuan Sosial, 2 (2020), 372- 373.
dalam mempengaruhi pertubuhan ekonomi, serta juga dapat menghambat pada kinerja sektor perbankan dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia. Oleh karena itu, OJK menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019 untuk mendorong optimalisasi fungsi intermediasi perbankan, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan kebijakan stimulus perekonomian sebagai Countercyclical dampak penyebaran Covid-19.
POJK ini mengatur agar bank dapat menerapkan kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi untuk debitur yang terdampak covid-19 termasuk debitur UMKM, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Debitur yang dimaksud adalah para debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajiban pada bank karena debitur dan usaha tersebut terdampak dari penyebaran Covid-19 baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Bank diharapkan menerapkan kebijakan yang mendukung pada berbagai sektor dalam perekonomian diantaranya: pariwisata, transportasi, perhotelan, perdagangan, pengolahan, pertanian, dan pertambangan. Adapun kebijakan stimulus yang dapat diterapkan oleh bank yaitu:
1) Penilaian kualitas kredit/pembiayaan/penyediaan dana lain hanya berdasarkan ketepatan pembayaran pokok dan /atau bunga untuk
kredit/Pembiayaan/penyediaan dana lain dengan plafon s.d Rp. 10 miliar; dan
2) Peningkatan kualitas kredit/pembiayaan menjadi lancar setelah direstrukturisasi selama masa berlakunya POJK. Ketentuan restrukturisasi ini dapat diterapkan bank tanpa melihat batasan plafon kredit/pembiayaan atau jenis debitur.38
Paket kebijakan stimulus lanjutan di sektor perbankan yang terdiri dari kebijakan relaksasi untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah melalui tiga hal yaitu:
1) Pelaporan/ perlakuan/ Governance atas kredit/pembiayaan yang direstrukturisasi sesuai POJK No.11/POJK.03/2020 (POJK Stimulus Covid-19)
2) Penyesuaian Implementasi beberapa ketentuan perbankan selama periode relaksasi.
3) Penundaan implementasi Basel III Refrom. Dan kebijakan relaksasi untuk Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ini yang memberikan kesempatan untuk para pelaku keuangan perbankan untuk memberikan kebijakan bagi para nasabah pembiayaan untuk mengatur ulang agar tidak menimbulkan kredit macet. Nasabah yang
38 Edy Supriyono, Nurmadi Harsa Sumarta,”Efektifitas Kebijakan Relaksasi Kredit Pada UMKM Batik Terdampak Covid-19 Di Kota Solo”, Proceding Seminar Nasional & Call For Papers, (26 November 2020), 315-316.
terdampak pandemi covid-19 ini akan direstruksi ulang disesuaikan
dengan kemampuannya dalam membayar angsuran.39 c. Restrukturisasi Pembiayaan
Restrukturisasi merupakan upaya yang dilakukan bank dalam membantu nasabah agar dapat menyelesaikan kewajiban pembayarannya kepada bank. Restrukturisasi ini merupakan upaya penyelamatan suatu pembiayaan bermasalah yang dilakukan oleh bank untuk memulihkan kembali pembayaran kewajiban nasabah di bank.
Pembiayaan adalah suatu proses mulai dari analisis kelayakan pembiayaan sampai kepada realisasinya dalam penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan, berdasarkan persetujuan awal atau akad dan kesepakatan pertama dengan pihak antara bank dan pihak lain yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut sesuai tepat waktu dengan berupa imbalan atau bagi hasil.40
Restrukturisasi pembiayaan adalah upaya perbaikan yang dilakukan bank dalam kegiatan pembiayaan terhadap debitur yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan adalah dengan melakukan perubahan/penurunan tingkat suku bunga atau kredit, penguragan tunggakan bunga atau denda/penalty, pengurangan tunggakan pokok atau , perpanjangan jangka waktu kredit atau penjadwalan kembali,
39 Mutia Pamikatsih, “Model Kebijakan Relaksasi Pada Anggota Pembiayaan BMT Tumang Kantor Cabang Sukoharjo”, Manajemen dan Ekonomi, 2 (2020), 141.
40 Trisadini Prasastinah Usanti, “Restrukturisasi Pembiayaan Sebagai Salah Satu Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah”, Perspektif, 3 (Juli 2006), 269-275.