• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Penelitian ini menggunakan sampel yaitu ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) Arum manis untuk melihat pengaruh dari ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) terhadap kadar glukosa darah mencit yang mengalami diabetes. Pemilihan kulit batang mangga (Mangifera indica L.) karena Berdasarkan penelitian terdahulu dimana mangga mengandung senyawa mangiferin yang berkhasiat sebagai antidiabetik dan dapat menurunkan kadar glukosa, senyawa mangiferin dapat diekstraksi dari di kulit batang (107 g/kg) (Nayak dan subrata, 2013). Menurut Yoshikawa et al (2001), zat mangiferin dapat menghambat kerja enzim yang terlibat dalam pencernaan karbohidrat menjadi gula sederhana di dalam usus seperti sukrase, isomaltase, dan maltase.

Dengan demikian, mangiferin dapat mengurangi tingginya kadar glukosa darah pada mekanisme menghambat penyerapan glukosa.

Hasil identifikasi tanaman yang telah dilakukan pada herbarium Universitas Andalas, diperoleh hasil bahwa sampel kulit batang Mangga arum manis termasuk spesies (Mangifera indica L.) dari keluarga Anacardiaceae. Tanaman yang diperoleh kemudian di identifikasi di Herbarium Universitas Andalas, bertujuan untuk mengetahui identitas sampel yang akan digunakan untuk penelitian. Ekstrak kulit batang mangga (Mangifera indica L.) diperoleh dengan menggunakan metode maserasi. Maserasi dipilih karena teknik pengerjaannya sederhana dan dapat digunakan untuk semua jenis sampel baik basah maupun kering dan juga sampel yang bersifat termostabil (Depkes RI, 2008). Pelarut yang digunakan adalah etanol 96% karena sampel yang digunakan adalah sampel basah, dimana etanol 96% mengandung kadar air yang lebih sedikit , dalam proses ekstraksi ini menggunakan sampel basah dimana sampel mengandung kadar air yang tinggi oleh karena itu digunakan pelarut etanol 96%. selain itu etanol juga merupakan pelarut yang bersifat universal, dapat menarik senyawa polar dan non polar, mudah didapatkan, tidak toksik sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Dari perendaman diperoleh hasil maserat ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) sebanyak 8 liter.

Kulit batang mangga yang diambil adalah sebanyak 3 kg. Hasil rendemen ekstrak basah kulit batang mangga (Mangifera indica L.) adalah 4,96 %. ekstrak kental yang diperoleh adalah 149,0499 gram Rendemen bertujuan untuk membandingkan ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal (Lampiran 5.

Tabel 3) . Setelah didapat ekstrak kulit batang mangga (Mangifera indica L.) kental dilakukan penentuan organoleptis menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) memiliki warna coklat pekat kehitaman,

bentuk kental, dan bau khas. Penentuan organoleptik ini termasuk salah satu parameter spesifik yang ditentukan dengan panca indera dan bertujuan untuk pengenalan awal secara sederhana dan subjektif. ( Lampiran 5. Tabel 2 ).

Pada uji fitokimia ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) terdapat senyawa mengandung Alkaloid, flavonoid, saponin, Steroid, Fenolik dan terpenoid, Uji fitokimia dilakukan untuk memberikan informasi golongan kandungan kimia sebagai parameter mutu ekstrak kulit batang mangga dalam kaitannya dengan efek farmakologis. (Lampiran 5. Tabel 4).

Pada susut pengeringan ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) didapatkan persentase rata-rata adalah 7,31 % (Lampiran 5. Tabel 5) . sesuai dengan standar mutu yaitu ≤ 10 % (Kemenkes RI, 2010). Tujuan dari penentuan susut pengeringan adalah memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.

Pada uji kadar abu ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) didapatkan persentase rata-rata adalah 0,54 % (Lampiran 5. Tabel 7 ). Dari hasil kadar abu yang didapat sesuai dengan standar. Adapun standar mutu dari kadar abu tidak lebih dari 10,75 %. (Depkes RI, 2000). Tujuan penentuan kadar abu untuk memberikan gambaran kandungan mineral dan senyawa anorganik dari internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak.

(Depkes RI, 2008)

Sebelum dilakukan ke tahap hewan uji, peneliti melakukan izin kode etik di Universitas Perintis Indonesia. Kemudian hewan percobaan yang digunakan ini adalah mencit putih jantan berumur 2-3 bulan dengan berat badan rata-rata 20 gram. Pemilihan ini agar terdapat keseragaman dalam penelitian, Selain itu

mencit putih jantan memiliki beberapa keuntungan yaitu lebih mudah penanganan, fisiologinya mirip dengan manusia, mudah didapat, dan harga relatif lebih murah. Untuk menghindari penyimpangan hasil penelitian, maka di pilih dengan galur, jenis kelamin yang sama, usia dan berat badan relatif sama. Hewan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit putih jantan yang masih sehat yang belum pernah mendapatkan perlakuan eksperimen. Sebelum diberikan perlakuan mencit diaklimatisasi terlebih dahulu selama 1 minggu agar mencit dapat beradaptasi dengan lingkungannya, serta untuk menghindari stres yang dapat berpengaruh pada hasil penelitiaan. Mencit yang dipilih adalah mencit kelamin jantan karena memiliki sistem hormonal yang lebih stabil dibandingkan mencit betina sehingga dapat meminimalkan variasi biologi yang berkaitan dengan pengaruh hormonal yang berubah- ubah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian. Kadar glukosa darah mencit diukur menggunakan Easy Touch® GCU.

Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan Easy Touch® GCU. Pengambilan sampel darah dilakukan pada vena ekor karena pengambilan darah dilakukan setiap minggu dengan jumlah yang sedikit sehingga bagian vena ekor yang paling efektif. Alat ini sangat sederhana dalam penggunaannya hanya membutuhkan sedikit darah (1-2 tetes) tanpa membunuh hewan percobaan. Mekanisme kerja pengukuran kadar glukosa darah pada mencit yaitu dengan membersihkan ekor mencit menggunakan alkohol 70% , lalu menyayat sedikit bagian ujung ekor mencit, kemudian tetesan darah pertama dibuang dan tetesan darah selanjutnya di teteskan ke dalam strep glukosa. Kemudian kadar glukosa darah akan timbul di layar Easy Touch® GCU. Prinsip kerja Easy Touch® GCU itu sendiri ialah glukometer umumnya menggunakan metode glukosaoksidase biosensor. Glukosa

dalam bahan pemeriksaan darah kapiler akan bereaksi dengan enzim glukosaoksidase yang ada pada strip tes. Reaksi enzimatik tersebut menghasilkan elektron yang akan ditangkap oleh elektroda yang ada pada glukometer.

Banyaknya elektron yang ditangkap sebanding dengan kadar glukosa pada bahan pemeriksaan tersebut (Mariady, 2013)

Ekstrak kulit batang mangga arum manis dibuat sediaan uji dalam bentuk suspensi, agar sediaan uji terdispersi pada saat perlakuan. Pensuspensi yang digunakan adalah Na CMC 0,5% karena bersifat inert sehingga tidak mempengaruhi khasiat zat aktif, menghasilkan suspensi yang stabil, resistensinya baik terhadap mikroba, kejernihan tinggi dan pada konsentrasi ini telah menghasilkan suspensi yang baik.

Penelitian ini dilakukan dengan pemberian sediaan uji menggunakan 3 variasi dosis yaitu Dosis ( I ) : 25 mg / kg bb, Dosis ( II ): 50 mg / kg bb, dan Dosis ( III ): 100 mg/ kg bb. Dosis ini dipilih berdasarkan penelitian terlebih dahulu yaitu ekstrak etanol kulit batang mangga mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih pada dosis 1,3g/ kg bb /10 ml. ( Bhownik et al.2009)

Pada penelitian ini pembanding yang digunakan adalah antidiabetik oral golongan sulfonilurea genarasi kedua yaitu Glibenklamid karena memiliki pontensi hipoglikemik lebih kecil dari pada generasi pertama seperti tolbutamid, aseton eksamid dan klorporamid. Mekanisme kerja Glibenklamid yaitu dengan cara meningkatkan pelepasan insulin di sel β pankreas dimana sulfonilurea menempel pada reseptor di sel β pankreas sehingga mempengaruhi peningkatan kalsium ke sel β pankreas yang memicu keluarnya insulin dan meningkatkan ion kalsium pada sel β langerhan sehingga produksi insulin meningkat, dan depat

merangsang sekresi hormon insulin dari granula sel-sel β pankreas. Interaksinya dengan ATP-sensitive K channel pada membran sel-sel β menimbulkan depolarisasi membran dan keadaan ini akan membuka kanal Ca, dengan membukanya kanal Ca maka ion Ca2+ akan masuk ke dalam sel β kemudian merangsang granula yang berisi insulin dan akan terjadi sekresi insulin (Soemarjio A, 2004). Pembanding glibenklamid ini dipilih berdasarkan penelitian terlebih dahulu yaitu kadar glukosa darah dapat menurun secara signifikan dari kadar glukosa darah hiperglikemia hingga normal, pemberian glibenklamid selama 7 hari secara oral setiap hari dua kali sehari. (Ginta, 2019)

Langkah awal dari penelitian ini dimulai dengan mempuasakan mencit selama 16 jam namun tetap di beri minum. Tujuannya untuk menghindari peningkatan kadar glukosa darah akibat makanan yang masuk. Sebelum pemberian penginduksi, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah mencit awal untuk mengetahui kadar glukosa darah awal sehingga dapat dibandingkan dengan kadar glukosa darah setelah diinduksi.

Penginduksian yang digunakan pada penelitian ini adalah aloksan. Dimana Aloksan mempunyai efek patologis yang selektif menghambat sekresi insulin yang injeksi dengan glukosa melalui kemampuannya untuk menghambat sensor glukosa sel beta dan menimbulkan kerusakan sel beta pankreas yang merupakan akibat radikal hidroksil hasil reaksi aloksan dengan tiol intraseluler (glutation) yang dapat mengakibatkan nekrosis sel beta pankreas sehingga terjadi insulin dependent aloksan diabetes (Wardani, 2016). Penginduksian aloksa dengan dosis 150 mg/kg bb secara intraperitoneal (ip). Pemberian aloksan adalah cara yang tepat untuk menghasilkan kondisi diabetik eksperimental (hiperglikemia) pada

hewan percobaan. Aloksan bereaksi dengan merusak substansi esensial di dalam sel beta pankreas sehingga menyebabkan berkurangnya granula-granula pembawa insulin didalam sel beta pankreas (Aninditha,2009).

Hasil dari pemeriksaan kadar glukosa darah pada hari ke 3 dapat diketahui bahwa kadar glukosa darah dari kelompok kontrol positif, mengalami peningkatan dibandingkan dengan kontrol negatif yang merupakan acuan kadar glukosa darah normal menunjukan bahwa kadar glukosa darah stabil pada rentang kadar normal, dimana kadar glukosa darah normal adalah <126 mg/dL ( Eka, 2019).

Penginduksi aloksan ini dipilih berdasarkan penelitian terlebih dahulu yaitu kadar glukosa darah dapat meningkat secara signifikan dari kadar glukosa darah normal hingga terjadi hiperglikemia, pemberian aloksan selama 3 hari secara intraperitoneal (ip) setiap hari sekali sehari.(Ginta, 2019)

Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan pada glukosa darah awal, setelah induksi dan setelah 7 hari pemberian sediaan uji. Dimana pengukuran kadar glukosa darah awal sebagai tolak ukur kadar glukosa darah normal, dan setelah induksi untuk melihat keberhasilan induksi (Penginduksian dilakukan secara intraperitoneal) sedangkan setelah pemberiaan sediaan selama 7 hari dengan tujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) arum manis (diberikan 2 kali sehari selama 7 hari secara peroral) terhadap kadar glukosa darah mencit. Adanya pengaruh penurunan glukosa darah pada mencit disebabkan karena kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada kulit batang mangga seperti flavonoid, alkaloid, saponin. Aktivitas antiinflamasi senyawa flavonoid, serta aktivitas antioksidan dapat mencegah dan menghentikan kerusakan sel beta pankreas lebih lanjut. Sedangkan,

alkaloid berperan dalam regenerasi sel dengan memulihkan sel beta pankreas yang mengalami kerusakan parsial. Saponin dapat menstimulasi sekresi insulin dari sel beta (Patala, 2019). Ini terlihat dari persentase penurunan kadar glukosa darah mencit pada hari ke 7 setelah diberikan sediaan uji yaitu pada dosis 100 mg/kg bb didapatkan persentase sebesar 57,60%. Sedangkan persentase penurunan kadar glukosa untuk kelompok pembanding Glibenklamid didapatkan persentase sebesar 55,92%. Dari persentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol kulit batang mangga pada dosis 100 mg/kg bb lebih berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit dibandingkan dengan pemberian sediaan Glibenklamid.

Setelah diberikan perlakuan dapat dilihat perubahan kadar glukosa darah dari awal, setelah induksi dan setelah 7 hari pemberian sediaan uji. Kadar glukosa darah rata-rata setelah 7 hari pemberian sediaan uji pada kelompok kontrol negatif sebagai acuan mencit normal adalah 90,5 mg/dL, kelompok kontrol positif sebagai acuan mencit diabetes adalah 223,5 mg/dL, kelompok VI sebagai pembanding yang digunakan adalah glibenklamid dosis 5 mg/kg bb adalah 98,5 mg/dL, Tujuan menggunakan pembanding yaitu sebagai membedakan mencit diabetes setelah diberikan obat standar dengan sediaan uji , kelompok III, IV, dan V adalah 110,75 ; 104,75 dan 94,75 mg/dL (Lampiran 6. Tabel 7). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh ( Bhownik et al.2009) dimana efektivitas ekstrak etanol kulit batang mangga yang diinduksi menggunakan streptozocin dengan dosis 65 mg/kg bb diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol kulit batang mangga mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih pada dosis 1,3g/ kg bb/10 ml.

Hasil perhitungan statistik analisa varian (ANOVA) satu arah terhadap kadar glukosa darah mencit terlihat signifikan yang dinyatakan dengan (p<0,05) (Lampiran 5. Tabel 9). Dilanjutkan dengan uji Duncan (SPPS 16.0). Uji Anova adalah analisis statistik yang digunakan untuk menguji perbedaan mean (rata-rata) data lebih dari dua kelompok. Pada penelitian ini menggunakan ANOVA satu arah karena hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebelum dilakukan uji ANOVA terlebih dahulu dilakukan uji homogenitas terhadap data kadar glukosa darah diperoleh signifikan p>0,05 (Lampiran 7. Tabel 11). Hasil pengujian statistik anova satu arah terhadap kadar glukosa darah menunjukan bahwa Ekstrak kulit batang mangga arum manis mempunyai efek antidiabetes yang ditandai dengan signifikan p< 0,05 (Lampiran 7. Tabel 11) artinya ada perbedaan secara bermakna antara kelompok yang diberikan sediaan uji dan pembanding dengan kontrol positif.

Setelah dilakukan uji ANOVA dilanjutkan dengan uji Duncan. Uji Duncan adalah uji lanjutan untuk menguji perbedaan diantara semua pasangan perlakuan.

Hasil analisis dari uji Duncan terhadap kadar glukosa darah dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol negatif tidak berbeda nyata dengan kelompok dosis 3, dan kelompok pembanding , tetapi berbeda nyata dengan kelompok dosis 1 dan dan kelompok dosis 2 dan berbeda nyata dengan kelompok kontrol positif (Lampiran 5. Tabel 13). Namun dapat dilihat bahwa kelompok dosis 3 yang paling mendekati kontrol negatif yang mana kelompok dosis 3 yang paling baik menurunkan kadar glukosa darah mencit jantan diabetes.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam dokumen pengaruh pemberian ekstrak kulit batang (Halaman 61-70)

Dokumen terkait