• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh pemberian ekstrak kulit batang

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh pemberian ekstrak kulit batang"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana di Universitas Perintis Indonesia yang memenuhi syarat. Skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Perintis Indonesia. Ria Afrianti, M.Farm selaku dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, ilmu, inspirasi, bimbingan, arahan dan bantuan yang tulus sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman mangga arummanis ini dapat digunakan sebagai obat tradisional karena memiliki zat aktif seperti mangiferin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid dan tanin, salah satu zat aktif tanaman obat tradisional adalah senyawa mangiferin dari golongan xanthone glikosida. Senyawa mangiferin yang dapat digunakan sebagai antidiabetes dan dapat menurunkan kadar glukosa, mangiferin dapat diekstrak dari daun muda (172 g/kg), kulit batang (107 g/kg) dan (94 g/kg). Berdasarkan hal tersebut diduga kulit mangga arum manis yang mengandung senyawa mangiferin dapat berkhasiat sebagai obat antidiabetes dan antioksidan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Botani Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.)

  • Klasifikasi Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.)
  • Morfologi Mangga ( Mangifera indica L.)
  • Mangga Arum Manis
  • Khasiat Dan Penggunaan
  • Kandungan kimia Tanaman mangga

Akar tanaman mangga ini berupa gunungan yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisa mencapai sekitar 6 m. Rasa mangga arum manis ini manis segar, namun pada bagian pinggirnya terkadang terasa sedikit asam. Mangiferin merupakan polifenol tipe xanton glikosil (Takeda et al., 2007) Aktivitas farmakologi Tanaman mangga ini telah banyak digunakan sebagai obat tradisional.

Gambar 1.  Struktur Kimia Mangiferin  ( Mirza et al, 2013)
Gambar 1. Struktur Kimia Mangiferin ( Mirza et al, 2013)

Tinjauan Umum

  • Diabetes Melitus
  • Klasifikasi Diabetes
  • Metabolisme Glukosa
  • Patofisiologi Diabetes Melitus
  • Faktor Risiko Diabetes Melitus

Diabetes tipe ini paling banyak terjadi diantara banyak tipe lainnya dan mencakup 90-95% kasus diabetes (American Diabetes Association, 2014). Diabetes tipe lain yang terjadi bila diabetes disebabkan oleh penyakit lain, seperti gangguan endokrin atau gangguan pankreas akibat penggunaan obat lain. DM tipe II terdiri dari dua masalah besar terkait insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.

Namun, jika sel beta tidak memiliki kemampuan untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah DM tipe II. Walaupun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II, namun terdapat insulin yang masih ada dalam jumlah yang cukup untuk mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton pada waktu yang sama atau bersamaan. . Jika seseorang memiliki riwayat keluarga DM tipe 2, sulit untuk mengetahui apakah hal ini disebabkan oleh faktor gaya hidup atau kerentanan genetik.

DM tipe 2 berasal dari interaksi antara genetik dan berbagai faktor mental, pasien ini telah lama dianggap terkait dengan agregasi keluarga. Risiko empiris terkait terjadinya DM tipe 2 dapat meningkat dua hingga enam kali lipat jika salah satu orang tua atau saudara kandung menderita diabetes (Restyana, 2015). Selain itu aktivitas fisik juga dapat membakar lemak dalam tubuh, seseorang yang memiliki nilai gizi normal memberikan efek perlindungan terhadap peningkatan kadar gula darah.

Efek nikotin yang diserap oleh sel beta mempengaruhi insulin, antara lain penurunan pelepasan insulin akibat aktivasi hormon katekolamin, efek negatif pada kerja insulin, gangguan sel beta pankreas, dan perkembangan resistensi insulin (M. Dwi Ario , 2014). .

Gambar 4. Struktur insulin
Gambar 4. Struktur insulin

Model Diabetes Mellitus pada Hewan Percobaan

  • Induksi Hewan Percobaan Dengan Zat Diabetogenik (Aloksan)
  • Menghilangkan Pankreas
  • Induksi Diabetes dengan Hormon
  • Induksi Diabetes dengan Virus
  • Pemberian Glukosa (Glukosa loaded)
  • Induksi dengan Lemak

Pemberian aloksan dapat menyebabkan beberapa fluktuasi kadar dengan fase hiperglikemia pada hewan coba. Fase kedua ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah dan penurunan kadar insulin plasma. Sebuah studi tahun 2012 pada tikus yang diinduksi dengan streptozotocin dosis tinggi menunjukkan bahwa ada kerusakan sel β pankreas yang ireversibel pada hari ketiga setelah induksi (Purwanto et al, 2012).

Penentuan kadar gula darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara kimiawi dan cara enzimatis. Dalam metode reduksi, protein serum dan senyawa pereduksi non-glukosa diendapkan, misalnya dengan menambahkan larutan seng klorida dan barium hidroksida. Selanjutnya kadar glukosa dioksidasi dalam suasana basa dan pada pemanasan dengan oksida, misalnya tembaga(II) hidroksida menghasilkan tembaga(I) hidroksida, yang dihasilkan, larutan asam arsenomolibdat (biru) akan tereduksi menjadi senyawa berwarna. dengan intensitas warna yang sebanding dengan kadar gula darah (Kaplan, 1994).

Dalam metode kondensasi, glukosa mengembun dengan orthotoluidine dengan pemanasan dalam asam asetat glasial untuk membentuk basa Schiff hijau. Dalam metode ini, glukosa dioksidasi dengan adanya oksigen oleh enzim oksidase glukosa untuk mengubah asam glukuronat dan hidrogen peroksida. Dalam metode heksokinase, glukosa berubah menjadi glukosa-6-fosfat dan NADP dengan adanya ATP dan enzim heksokinase.

Selain itu, glukosa 6-fosfat dan NADP diubah menjadi 6-fosfoglukonat dan NADPH oleh enzim glukosa 6-fosfat dehidrogenase, dan penyerapan NADPH yang dihasilkan, yang sebanding dengan kadar glukosa darah, kemudian dapat diukur.

Ekstraksi Simplisia

  • Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan kandungan senyawa kimia dari jaringan tumbuhan dan hewan dengan menggunakan pelarut atau filter tertentu. Ekstrak adalah sediaan padat hasil ekstraksi zat aktif dari simplisia tumbuhan atau hewan dengan menggunakan pelarut yang sesuai, menguapkan seluruh atau sebagian pelarut dan mengolah sisa massa atau serbuk dengan cara yang memenuhi standar yang telah ditetapkan.

METODE PENELITIAN

  • Waktu dan Tempat Penelitian
  • Alat, Bahan dan Hewan Uji
    • Alat
    • Bahan
  • Prosedur Penelitian
    • Pengambilan Sampel
    • Identifikasi Sampel
    • Ekstraksi Sampel kulit batang mangga (Mangifera indica L.)
    • Evaluasi Ekstrak Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L.)
  • Penyiapan Hewan Percobaan
  • Perlakuan pada hewan
    • Penginduksi Diabetes Mellitus
    • Perhitungan Dosis Kulit Batang Mangga (Mangifera indica L.)
    • Pembuatan Sediaan Uji dan Pembanding
  • Perlakuan Pada Hewan Uji
  • Tahap Pengujian
  • Pengukuran Kadar Glukosa Darah
  • Analisis Data

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit batang mangga arum manis (Mangifera indica L.) yang diambil di Kecamatan Rao Kabupaten Pasaman Timur Sumatera Barat. Pengambilan sampel kulit batang mangga (Mangifera indica L.) dilakukan dengan mengambil ± 3 kg kulit batang segar. Pada hari ke-3 setelah induksi dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa sebagai kadar glukosa hiperglikemia (Dewi, 2016).

Dosis ekstrak kulit buah mangga (mangifera indica L.) adalah 1,3 g/kg berat badan/10 ml (Bhownik et al. 2009) sebagai dosis sedang. Metode pembuatan suspensi ekstrak kulit mangga yaitu ekstrak kulit mangga dengan varian sediaan 25 mg/kg bb, 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb disuspensikan dengan 10 ml 0,5% Na CMC. Hewan coba dipuasakan selama 16 jam dan ditimbang berat badannya, setelah itu dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah awal (diasumsikan hari ke-0), kemudian hewan coba diinduksi dengan aloksan dengan dosis 150 mg/kg bb secara intraperitoneal. . (kecuali kontrol negatif) diberikan sekali sehari selama 3 hari.

Kadar glukosa darah mencit putih jantan diperiksa setelah induksi aloksan selama 3 hari menggunakan alat pengukur glukosa darah (Easy Touch® GCU) untuk semua kelompok. Sediaan ekstrak uji diberikan secara oral satu kali sehari selama 7 hari, kemudian dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan alat pengukur kadar glukosa darah (Easy Touch® GCU) sebelum mencit dipuasakan selama 16 jam. Hasil glukosa darah yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan ANOVA untuk mengetahui apakah dosis ekstrak yang diberikan berpengaruh terhadap penurunan glukosa darah.

Ekor tikus didesinfeksi dengan etanol 70% kemudian dipotong, tetes darah pertama dibuang, tetes berikutnya ditempelkan pada strip tes glukosa darah hingga terdengar suara, kemudian ekor tikus dikeluarkan darahnya. berhenti.

Tabel 1. Perlakuan terhadap hewan percobaan
Tabel 1. Perlakuan terhadap hewan percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Strip uji dimasukkan ke tempat khusus pada alat, kemudian muncul gambar tetesan darah di layar, yang berarti alat siap digunakan. Analisis Data Data yang diperoleh dari pengukuran kadar gula darah dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode One Way ANOVA untuk menentukan dosis sediaan uji yang paling efektif. Jika terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan, dilanjutkan dengan uji Duncan untuk mengetahui adanya kelompok perlakuan lain.

Untuk data yang tidak homogen akan dilakukan uji non parametrik Kruskal-Wallis yang dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan tingkat kepercayaan p<0,05.

Pembahasan

Dosis ini dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya yaitu ekstrak etanol kulit batang mangga mampu menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih dengan dosis 1,3 g/kg berat badan/10 ml. Sebelum diberikan induser, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah awal pada mencit untuk mengetahui kadar glukosa darah awal sehingga dapat dibandingkan dengan kadar glukosa darah setelah diinduksi. Kadar glukosa darah diukur pada awal, setelah induksi dan setelah 7 hari pemberian sediaan uji.

Dimana pengukuran kadar glukosa darah awal sebagai pengukur kadar glukosa darah normal, dan setelah induksi untuk melihat keberhasilan induksi (induksi dilakukan secara intraperitoneal) sedangkan setelah pemberian preparat selama 7 hari dengan tujuan untuk melihat efeknya. pemberian ekstrak etanol kulit batang mangga (Mangifera indica L.) Arum Manis (diberikan secara oral 2 kali sehari selama 7 hari) terhadap kadar glukosa darah mencit. Efek penurunan glukosa darah pada mencit disebabkan oleh kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada kulit batang manggis, seperti flavonoid, alkaloid dan saponin. Hal ini dibuktikan dengan persentase penurunan nilai glukosa darah mencit pada hari ke 7 setelah pemberian sediaan uji yaitu pada dosis 100 mg/kg bb persentasenya sebesar 57,60%.

Dari persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanolik kulit batang mangga dosis 100 mg/kgBB lebih efektif menurunkan kadar glukosa darah mencit dibandingkan dengan pemberian sediaan glibenklamid. Setelah mendapat perlakuan, perubahan kadar glukosa darah terlihat dari awal, setelah induksi dan setelah 7 hari pemberian sediaan uji. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Bhownik et al. 2009) dimana khasiat ekstrak etanol kulit batang mangga yang diinduksi dengan penggunaan streptozocin dengan dosis 65 mg/kg berat badan menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit batang mangga dapat menurunkan kadar glukosa darah. pada tikus putih dengan dosis 1,3 g/kg berat badan/10 ml.

Namun dapat dilihat bahwa kelompok dosis 3 paling mendekati kontrol negatif, dengan kelompok dosis 3 paling baik dalam menurunkan kadar glukosa darah pada mencit jantan diabetes.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Bhownik,Amrita,LA Kha,M Akhter dan Brokeya.2009.studi tentang efek antidiabetes dari kulit batang dan daun mangifera indica pada tikus model non-diabetes, tipe dan 2 diabetes.Bangladesh journal of phamacology.4:110-114 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pengaruh Aktivitas Taurin Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan (Mus musculus) yang Diinduksi Aloksan. Perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan glumeter dan spektrofotometer pada pasien diabetes melitus di klinik nirlaba Bandung (Disertasi Doktor, Universitas Kristen Maranatha).

Ridwan dkk. 2012 “Pengaruh Efek Antidiabetes Polifenol (Polyphenol 60) Berdasarkan Kadar Glukosa Darah Dan Histologi Pankreas Mencit (Mu mumusculus L). W. Sudha, A.M. Rajalakshmi, M. 2017. Evaluasi Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Air Mangifera Indica Leavers pada Tikus Diabetik yang Diinduksi Alloxan Jurnal Biomedis dan Farmakologi Pengaruh Ekstrak Daun Thespesia populnea (L.) Soland Ex Correa terhadap Kadar Glukosa Darah yang Diinduksi Alloxan pada Mencit dan Profil Clt pada Tesis Fraksi Aktif.

Diinduksi dengan aloksan 150 mg/kg berat badan sekali secara intraperitoneal, setelah 3 hari diabetes dilakukan pemeriksaan glukosa darah (>126 mg/dl). Hasil Uji Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Mencit Putih Jantan Setelah Pemberian Ekstrak Kulit Buah Mangga Arum Manis (Mangifera indica L.). Persentase rata-rata penurunan kadar glukosa darah pada tikus diabetes kelompok dosis I, dosis II, dosis III dan pembanding.

A = rata-rata kadar glukosa darah pada hari pengukuran pada kelompok kontrol positif B = rata-rata kadar glukosa darah pada hari pengukuran pada kelompok dosis.

Gambar 6. Surat hasil identifikasi
Gambar 6. Surat hasil identifikasi

Gambar

Gambar 1.  Struktur Kimia Mangiferin  ( Mirza et al, 2013)
Gambar 4. Struktur insulin
Tabel 1. Perlakuan terhadap hewan percobaan
Gambar 6. Surat hasil identifikasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji skrining fitokimia diketahui bahwa kulit batang Kersen (Muntingia Calabura L.) mengandung senyawa metabolit sekunder berupa senyawa

Hasil penelitian menujukkan bahwa secara statistik ekstrak etanol daun talas dengan dosis 200 mg/KgBB baik diinduksi menggunakan aloksan dan streptozotocin memiliki aktivitas paling