• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

Pengetahuan dan sikap seseorang dapat mempengaruhi terjadinnya anemia. Hal ini karena pengetahuan akan mempengaruhi asupan yang akan dikonsumsi (Dwi dan Endang 2022). Kurangnya pengetahuan tentang gejala, dampak dan pencegahannya anemia dapat mengakibatkan remaja putri mengkonsumsi makanan yang kandungan zat besinya sedikit sehingga asupan zat besi yang dibutuhkan remaja putri tidak memenuhi kebutuhannya.

Hal ini dapat meningkatkan resiko remaja putri mengalami anemia (Putri, 2018). Anemia dapat terjadi adalah saat asupan zat besi rendah serta kesalahan dalam konsumsi zat besi (Nasruddin et al. 2021).

Zat besi merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembentukan sel darah merah, sehingga faktor yang paling dominan permasalahan anemia pada remaja adalah sumber zat besi (Permatasari, Briawan dan Madanijah 2020)

.

Hal ini karena kurangnya pengetahuan terkait asupan zat besi sehingga konsumsi zat besi yang tidak terpenuhi. Remaja putri yang tinggal di daerah perkotaan dengan tingkat asupan zat besi kurang akan memiliki 33,5 kali lebih berisiko mengalami anemia jika dibandingkan dengan remaja putri dengan asupan zat besi yang cukup. (Permata, et al 2016). Penelitian ini menunjukan bahwa remaja yang mengkonsumsi zat besi kurang sebanyak 34,2 %.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi asupan zat besi pada remaja, antara lain kurangnya pengetahuan mengenai bahan makanan yang mengandung gizi (Telisa dan Eliza, 2020). Pada penelitian ini pengetahuan siswi mengenai anemia yang rendah 47,8 % behubungan dengan asupan zat besi yang kurang 34,2 %. Hasil tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2017), menunjukan hasil bahwa pengetahuan gizi dan sikap berhubungan terhadap asupan zat besi. Hal tersebut dapat terjadi karena pengetahuan siswi yang tinggi memicu remaja untuk dapat memilih makanan dengan kandungan zat besi tinggi (Sintha dan Oster, 2019).

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Selain remaja itu sendiri, Ibu merupakan seseorang yang berperan dalam konsumsi zat besi remaja (Septia . et al. 2021). Pada penelitian ini Ibu yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang anemia sebanyak 47%.

Selain itu, penelitian ini juga membuktikan bahwa pengetahuan ibu yang kurang berhubungan dengan asupan zat besi yang kurang, sementara pengetahuan ibu yang tinggi berhubungan dengan asupan zat besi yang tinggi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Weliyati, 2018) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu maka semakin positif sikap ibu terhadap gizi makanan sehingga semakin baik asupan zat besi pada keluarganya. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu salah satunya usia dimana ibu mudah untuk menerima informasi. Usia 26-45 tahun tergolong usia dewasa awal dan dewasa akhir atau menuju pada lanjut usia (Depkes, 2020). Rentang usia Ibu 26-45 tahun merupakan masa yang mudah untuk menerima informasi.

Sikap adalah reaksi atau respons seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2015). Sikap remaja putri yang harus dimiliki mengenai anemia adalah sikap remaja putri terhadap pernyataan mengenai anemia, yang meliputi gejala dan tanda, penyebab, dan upaya pencegahan.

Pada penelitian ini sikap siswi terbukti berhubungan dengan asupan zat besi pada remaja, namun, tidak dengan sikap ibu. Sikap seseorang terhadap makanan akan mempengaruhi pemilihan makanan dan berdampak pada asupan gizi (Kusuma et al. 2020). Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Laksmita & Yenie, 2018) diketahui bahwa tingkat pengetahuan dan sikap yang kurang terhadap anemia dapat menyebabkan asupan yang kurang. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sikap ibu yaitu kebudayaan ibu menjunjung tinggi adat istiadat dan masih memegang teguh kebiasaan pantangan larangan dalam kehidupan sehari-hari dapat berpengaruh terhadap sikap dari berbagai masalah karena kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap (Fitriani dalam Yuliana 2017).

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Pengetahuan dan sikap dapat dipengaruhi oleh seberapa banyak informasi yang diperoleh dan kecepatan seseorang dalam menerima informasi tersebut dapat di peroleh melalui media elektronik (Indrawatiningsih et al. 2021). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah pendidikan, informasi atau media massa, sosial budaya dan ekonomi, lingkungan pengalaman dan usia (Azwar, 2015). Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi informasi yang di peroleh siswi dari media cetak, media elektronik, internet dan keluarga. (Riyanto, 2015).

Pengetahuan dan pendidikan ibu sangat penting perannya dalam memperhatikan asupan makanan remaja purti dalam mencegah anemia (Mursiti, 2017). Ibu berperan dalam menghidangkan dan mengatur makanan yang sehat untuk keluarga. Ibu adalah juru masak yang harus bisa sekreatif mungkin menghidangkan masakan yang lezat, dan bergizi, untuk keluarganya. Mulai dari sarapan hingga makan malam semua dimasak oleh ibu agar gizi anggota keluarganya selalu terpenuhi (Siti dan Wayan, 2018).

Menurut Listiana (2016), remaja putri yang pendidikan ibunya rendah mempunyai risiko 2,349 kali untuk terkena anemia dibandingkan dengan remaja putri yang pendidikan ibunya tinggi.

Pencegahan anemia yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja putri dalam upaya menurunkan kejadian anemia di Kota Depok yaitu menyelengarakan kegiatan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan sikap mengenai anemia adapun beberapa kegiatan yang telah dilakukan seperti program terpadu pada remaja putri di asrama (Styaningrum et al., 2020), edukasi tentang anemia dengan media video (Putri et al, 2021), dan penggunaan media sosial (Khotimah et al, 2019) dan edukasi langsung pada remaja putri di sekolah (Wijaningsih et al, 2019).

Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa remaja putri yang mempunyai sikap positif dan mempunyai pengetahuan tinggi dapat mempengaruhi asupan makanan yang dikonsumsi. Pengetahuan sangat mempengaruhi kecenderungan remaja putri dalam memilih sumber bahan makanan dengan nilai gizi yang tinggi akan sumber zat besi (Ahmady, 2016).

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Sikap yang didasari pengetahuan bersifat lebih bertahan. Pengetahuan yang mendorong kemauan sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap keberhasilan kesehatan. Pengetahuan dan pendidikan ibu juga sangat penting perannya dalam memperhatikan asupan makanan remaja putri dalam mencegah anemia (Mursiti, 2017). Ibu ketika didalam rumah akan berperan dalam pemilihan makanan oleh karena itu baik ibu dan remaja putri harus memiliki pengetahuan yang sama agar asupan sumber zat besi terpenuhi sesuai kebutuhan.

4.5 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, antara lain :

1. Penelitian ini menggunakan metode dalam menanyakan asupan zat gizi mikro yaitu zat besi siswi menggunakan kuesioner food recall yang bergantung pada ingatan responden sehingga dapat meningkatkan daya bias dalam melaporkan bahan makanan yang dikonsumsi siswi selama 2 x 24 jam berturut – turut.

2. Saya sebagai peneliti tidak menambahkan variabel lebih banyak selain pengetahuan, sikap dan asupan zat besi dikarenakan keterbatasan biaya penelitian dan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pengetahuan dan sikap mengenai anemia remaja putri di SMAN 9 Depok, kesimpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut :

1. Status gizi remaja putri kelas X Di SMAN 9 Depok berada pada status gizi baik sebesar 55 orang (82,1%) dan terdapat status gizi kurang sebesar 8 orang (11,9%).

2. Sebagian besar responden ibu yaitu berusia 26-45 tahun sebanyak 39 (58,2%) dan hanya 2 orang ibu yang berusia kurang dari 26 tahun (3,0%).

Tingkat pendidikan ibu cukup banyak yaitu SLTA sebesar 28 (41,8%).

Status pekerjaan ibu terbanyak yaitu tidak bekerja sebanyak 55 (82,1%) sedangkan status pekerjaan ibu bekerja sebanyak 12 (17,9%). Jumlah penghasilan ibu sebagian besar ibu tidak mempunyai penghasilan yaitu sebanyak 55 orang (82,1%) .

3. Ada hubungan pengetahuan mengenai anemia dengan asupan zat besi (P = 0,000) remaja putri di SMAN 9 Depok

4. Ada hubungan sikap mengenai anemia dengan asupan zat besi remaja putri (P = 0,021) di SMAN 9 Depok

5. Ada hubungan pengetahuan Ibu mengenai anemia dengan asupan zat besi (P = 0,039) remaja putri di SMAN 9 Depok

6. Tidak ada hubungan sikap mengenai anemia dengan asupan zat besi (P = 0,969) remaja putri di SMAN 9 Depok

Program Studi Gizi Universitas Binawan

5.2 Saran

1. Bagi siswi

Remaja putri sebaiknya mempertahankan pengetahuan dan sikap yang sudah baik serta dianjurkan mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan zat besi seperti daging, hati, sayuran hijau dan vitamin C (jeruk, nanas, tomat, dan lain-lain) untuk mencegah terjadinya anemia. Sebaiknya remaja putri mengonsumsi suplemen zat besi atau tablet tambah darah secara rutin.

2. Bagi Sekolah

Sebaiknya pihak sekolah memberikan pelayanan penyuluhan untuk mencegah anemia pada remaja putri dan melakukan pemantauan, apakah tablet penambah darah yang diberikan oleh puskesmas kepada remaja diminum rutin atau tidak.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menambahkan variabel lain yang diteliti seperti faktor-faktor yang mempengaruhi asupan zat besi.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

DAFTAR PUSTAKA

Abu-Baker, N.N., Eyadat, A.M. and Khamaiseh, A.M., 2021. The impact of nutrition education on knowledge, attitude, and practice regarding iron deficiency anemia among female adolescent students in Jordan. Heliyon, 7(2), p.e06348.

Agustina, A., 2019. Analisis Pengetahuan Dengan Kepatuhan Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat: Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat, 11(4), Pp.269-276.

Agustina, R., Wirawan, F., Sadariskar, A.A., Setianingsing, A.A., Nadiya, K., Prafiantini, E., Asri, E.K., Purwanti, T.S., Kusyuniati, S., Karyadi, E. and Raut, M.K., 2021. Associations of knowledge, attitude, and practices toward anemia with anemia prevalence and height-for-Age Z-Score among indonesian adolescent girls. Food and Nutrition Bulletin, 42(1_suppl), pp.S92-S108.

Ahmadi. Penyuluhan Gizi dan Pemberian Tablet Besi Terdapat Pengetahuan dan Kadar Hemoglobin Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri di Mamuju. Kesehat Manarang. 2016 ;2

Ahmady, dkk. 2016. Penyuluhan Gizi Dan Pemberian Tablet Besi Terhadap Pengetahuan Dan Kadar Hemoglobin Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Di Mamuju. Jurnal Kesehatan Manarang.

Almatsier, S. 2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Amirin, T. 2011. Populasi Dan Sampel Penelitian 4: Ukuran Sampel Rumus Slovin. Erlangga. Jakarta.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Angka Kecukupan Gizi .2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.

Assa, S. S., Kapantow, N. H. & Ratag, B. T. 2016. Hubungan antara asupan zat besi dan protein dengan kejadian anemia pada siswi di SMPN 5 Kota Manado. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(3), 191-197

Aulia, D.L.N., 2018. Hubungan Pengetahuan Dengan Prilaku Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) Selama MenstruasI. JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati), 3(3).

Azwar S. 2015. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Ke 2 Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Barasi, ME. 2015. At a Glance Ilmu Gizi. Erlangga: Jakarta

Basith A, Agustina R, Diani N 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri. Dunia Keperawatan. 5(1) 1-10

Briawan, D. and Hardinsyah, H., 2015. Non-food risk factors of anemia among child-bearing age women (15-45 years) in Indonesia (faktor risiko non-makanan terhadap kejadian anemia pada perempuan usia subur [15-45 tahun] di Indonesia). Nutrition and Food Research, 33(2), p.223496.

Briawan, D., 2015. Anemia: masalah gizi pada remaja wanita. EGC.

Caturiyantiningtiyas, T., 2016. Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Darmawati, D., Nizwan-Siregar, T., Kamil, H. and Tahlil, T., 2020. Exploring Indonesian mothers’ perspectives on anemia during pregnancy: a qualitative approach. Enfermería Clínica.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Dhuha Hearttalini, A., Setiyaningrum, Z., Gz, S. and Gizi, M., 2020. Hubungan Asupan Zat Besi Dan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kadar Haemoglobin Pada Remaja Putri Di SMAN 1 Nguter Sukoharjo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Dinda, R.R., 2021. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Konsumsi Zat Besi, Dan Pola Makan Dengan Anemia Pada Remaja Putri Di Sman 3 Kendari (Doctoral Dissertation, Poltekkes Kemenkes Kendari).

Febriana, N.F.N., Nurdiana, M.K., Hastuti, N.A.R., ST, S. and Keb, M., 2021. Literature Review: Pengaruh Pemberian Zat Besi (Fe) Terhadap Kadar Malondialdehyde (MDA) Pada Anemia Defisiensi Besi (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).

Febrina, W.A., 2015. Hubungan Pengetahuan tentang Gizi Seimbang dengan Perilaku Mencegah Anemia pada Remaja Putri Kelas XI di SMAN 2 Wates Tahun 2015 (Doctoral dissertation, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Fikawati S, Syafiq A, Veratamala A. Gizi Anak dan Remaja. Depok: Rajawali Pers; 2017.

Fitriani, K. 2014. Hubungan asupan makanan dengan kejadian anemia dan nilai praktik pada siswi kelas xi boga SMKN 1 Buduran Sidoarjo. E- journal boga, 3(1), 46-53.

Freda M, Afifah D., Fitria N., Anggi Putri Aria. Hubungan pengetahuan dan pemilihan jemis makanan dengan kejadian anemia pada mahasiswi Univesitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal kesehatan masyarakat.

(3)4 13-20.

Hartoko, Y., 2019. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan, Jenis Kelamin, Umur, Status Perkawinan, dan Daerah Tempat Tinggal Terhadap Lama Mencari Kerja Tenaga Kerja Terdidik di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, 8(3), pp.201-207.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Indartanti, D. and Kartini, A., 2017. Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Journal of nutrition college, 3(2), pp.310- 316.

Kaur, K., 2014. Anaemia ‘a silent killer’among women in India: Present scenario. European Journal of Zoological Research, 3(1), pp.32-36.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2018 Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia . 2016 Buku Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Surat Edaran Nomor HK:

03.03.V/0595/2016. Jakarta: Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018 (Report of Indonesian Basic Health Survey).

Khotimah, H., Ginting, M., & Jaladri, I. 2019. The Effect of Nutrition Education through Facebook on Knowledge of Anemia and Consumption of Protein, Iron, and Vitamin C in Young Girls. Pontianak Nutrition Journal (PNJ), 2(1), 1–5.

Kim, S., Lee, C., Klenosky, B., 2003. The influence of push and pull factors at Korean national parks. Tourism Management 24 (2), 169–180 Laksmita, S., & Yenie, H. 2018. Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Anemia dengan Kejadian Anemia di Kabupaten Tanggamis. Jurnal Ilmiah Keperawatan,14(1), 104–107.

Lestari, I.P., Lipoeto, N.I. and Almurdi, A., 2017. Hubungan konsumsi zat besi dengan kejadian anemia pada murid SMP Negeri 27 Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), pp.507-511.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Listiana, A., 2016. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi besi pada remaja putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah. Jurnal Kesehatan, 7(3), pp.455-469.

Mairita, A., S., & Fadilah, NA (2018). Hubungan status gizi dan pola haid dengan kejadian anemia pada remaja. Berkala Kesehatan Masyarakat Indonesia, 1(1), pp.1-5.

Masthalina, H., 2015. Pola Konsumsi (faktor inhibitor dan enhancer fe) terhadap Status Anemia Remaja Putri. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), pp.80-86.

Mengistu G, Azage M, Gutema H. Iron Deficiency Anemia among In-School Adolescent Girls in Rural Area of Bahir Dar City Administration, North West Ethiopia. Gorakshakar AC, editor. Anemia [Internet].

2019

Mosiño, A., Villagómez-Estrada, K.P. and Prieto-Patrón, A., 2020. Association between school performance and anemia in adolescents in Mexico. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(5), p.1466.

Mursiti, T., 2017. Perilaku Makan Remaja Putri Anemia dan Tidak Anemia di SMA Negeri Kota Kendal. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), pp.1-13.

N Abu., Anwar M., Abdulllah M. 2021. The impact of nutrition education on knowledge, attitude, and practice regarding iron deficiency anemia among female adolescent students in Jordan Journal of nutrising.

7(1) 3-6

Nabilla, F.S., Muniroh, L. and Rifqi, M.A., 2022. Hubungan Pola Konsumsi Sumber Zat Besi, Inhibitor Dan Enhancer Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Santriwati Pondok Pesantren Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan Correlation Between Consumption Patterns Of Iron Sources, Iron Inhibitor, And Iron Enhancer, With The Occurence Of Anemia Among Female Students In Islamic

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Boarding School Al-Mizan Muhammadiyah Lamongan. Media Gizi Indonesia, 17(1), Pp.56-61.

Notoatmodjo, S. 2015. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S.2015. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian dan Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Olsen, S.O., 2003. Understanding the relationship between age and seafood consumption: the mediating role of attitude, health involvement and convenience. Food Quality and Preference 14, 199–209.

Pala, K. and Dundar, N., 2008. Prevalence & risk factors of anaemia among women of reproductive age in Bursa, Turkey. Indian Journal of Medical Research, 128(3), p.282.

Pertama S1), Endo., Dian A.,2016 .Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri di Wilayah Kabupaten Banyumas. Jurnal kesehatan masyarakat.(8)1 16-31

Petry, N., Olofin, I., Hurrell, R.F., Boy, E., Wirth, J.P., Moursi, M., Donahue Angel, M. and Rohner, F., 2016. The proportion of anemia associated with iron deficiency in low, medium, and high human development index countries: a systematic analysis of national surveys. Nutrients, 8(11), p.693.

Putri, F. and Nasution, R.I., 2019. Efektivitas Minuman Kacang Hijau terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Remaja Putri di Panti Asuhan di Kota Pekanbaru. Jurnal Ilmu Kedokteran (Journal of Medical Science), 12(2), pp.95-100.

Putri, H. P., Andara, F., & Sufyan, D. L. 2021. Pengaruh Edukasi Gizi Berbasis Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Putri Di Jakarta Timur. Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia, 4(2), 334–342

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Putri, K. M. 2018. Hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja puskesmas Paal Merah I Kota Jambi tahun 2018. Scientia Journal Universitas Adiwangsa Jambi, 7(1), 132–141 Putri, R. D., Simanjuntak, B. Y., & Kusdalinah, K. (2017). Pengetahuan Gizi,

Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah Rahmati, S., Azami, M., Badfar, G., Parizad, N. and Sayehmiri, K., 2020. The

relationship between maternal anemia during pregnancy with preterm birth: a systematic review and meta-analysis. The Journal of Maternal-Fetal & Neonatal Medicine, 33(15), pp.2679-2689.

Riya, R. and Dari, R.U., 2021. Hubungan Pengetahan dan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia di SMK Kesehatan Keluarga Bunda Jambi. Midwifery Health Journal, 7(1).

Romandani, Q.F. and Rahmawati, T., 2020. Hubungan pengetahuan anemia dengan kebiasaan makan pada remaja putri di SMPN 237 Jakarta. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI), 4(3), pp.193-202.

Sandjaja, S., Budiman, B., Harahap, H., Ernawati, F., Soekatri, M., Widodo, Y., Sumedi, E., Rustan, E., Sofia, G., Syarief, S.N. and Khouw, I., 2015.

Food consumption and nutritional and biochemical status of 0· 5–

12-year-old Indonesian children: the SEANUTS study. British Journal of Nutrition, 110(S3), pp.S11-S20.

Sato, Y., Fujimoto, S., Konta, T., Iseki, K., Moriyama, T., Yamagata, K., Tsuruya, K., Narita, I., Kondo, M., Kasahara, M. and Shibagaki, Y., 2018. Anemia as a risk factor for all-cause mortality: obscure synergic effect of chronic kidney disease. Clinical and experimental nephrology, 22(2), pp.388-394.

Sefaya, K.T., Nugraheni, S.A. and Pangestuti, D.R., 2017. Pengaruh Pendidikan Gizi terhadap Pengetahuan Gizi dan Tingkat Kecukupan Gizi Terkait Pencegahan Anemia Remaja (Studi pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 5(1), pp.272-282.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Septyawati, D.Y., Karya Tulis Ilmiah Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Anemia Pada Siswa Putri Smk Ypkk 2 Sleman 2021.

Setyawati, V. A. V., & Setyowati, M. (2015). Karakter gizi remaja putri urban dan rural di provinsi Jawa Tengah. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), 43-52.

Sheila D Mardhani & Endang N 2022. Hubungan Pengetahuan Anemia Dengan Asupan Makanan Sumber Fe Pada Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Jurnal nutrition, 3(1) 181-186

Sholicha, C.A. and Muniroh, L., 2019. Hubungan Asupan Zat Besi, Protein, Vitamin C dan Pola Menstruasi dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri di SMAN 1 Manyar Gresik [Correlation Between Intake of Iron, Protein, Vitamin C and Menstruation Pattern with Haemoglobin Concentration among Adolescent Girl in Senior High School 1 Manyar Gresik]. Media Gizi Indonesia, 14(2), pp.147-153.

Sintha Fransiske Simanungkalit dan Oster Suriani Simarmata. Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Remaja Putri yang Berhubungan dengan Status Anemia. Buletin Penelitian Kesehatan, 2019. 47:3. 175-182.

Styaningrum, S. D., Puspitarini, Z., & Sari, S. P. 2020. The integrated education program in boarding-based schools for the prevention of anaemia in the adolescent girl. Ilmu Gizi Indonesia, 3(2), 145

Sufenti, N., Khairani, N. and Sanisahhuri, S., 2021. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Upaya Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Siswi Di Sman 11 Kota Bengkulu. Prepotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 5(1), pp.440-447.

Suryani, D., Hafiani, R. and Junita, R., 2017. Analisis pola makan dan anemia gizi besi pada remaja putri Kota Bengkulu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 10(1), pp.11-18.

Telisa I., & Eliza 2020. Asupan Zat Gizi Makro, Asupan Zat Besi, Kadar Haemoglobin Dan Risiko Kurang Energi Kronis Pada Remaja Putri.

Jurnal nutrition, 5(1) 81-85.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Utami, D.N., 2020. Hubungan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di Wilayah Kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 (Doctoral dissertation, Poltekkkes Kemenkes Yogyakarta).

Valli, C., Traill, B., 2005. Culture and food: a model of yoghurt consumption in the EU. Food Quality and Preference 16, 291–304.

Warda, Y. and Fayasari, A., 2021. Konsumsi pangan dan bioavailabilitas zat besi berhubungan dengan status anemia remaja putri di Jakarta Timur Dietary intake and bioavailability of iron related to anemia status of female. Ilmu Gizi Indones, 4(02), pp.135-146.

Weliyati, W. and Riyanto, R., 2019. Faktor Terjadinya Anemia Pada Remaja Putri Di Sma Negeri Kota Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 5(2), pp.28-36.

WHO, 2015. Worldwide Prevalence of Anemia 1993– 2005: WHO Global Database on Anemia.World Health Organization. The global prevalence of anaemia in 2011. Who. Published online 2011:1-48.

Accessed June 30, 2021.

Wijaningsih, W., Gizi, J., & Kemenkes, P. 2019 Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Anemia Pada Remaja Putri. Jurnal Riset Gizi, 7(2), 75–78.

Yuliana, E., 2017. Analisis Pengetahuan Siswa Tentang Makanan yang Sehat dan Bergizi Terhadap Pemilihan Jajanan di Sekolah (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Purwokerto).

Yuni Astuti, R., 2018. Ridha Yuni Astuti Nim: S. 15.1623 Hubungan pengetahuan dan sikap dengan Kejadian anemia pada remaja puteri Di smas pgri 6 banjarmasin. KTI Akademi Kebidanan Sari Mulia.

Program Studi Gizi Universitas Binawan

LAMPIRAN

Program Studi Gizi Universitas Binawan

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

Bersama surat ini saya Vini Asri Pratiwi, mahasiswi S1 Gizi Universitas Binawan, selaku peneliti utama dalam penelitian dengan judul: “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Mengenai Anemia Pada Asupan Zat Besi Remaja Putri Di SMAN 9 Depok memohon kesediaan saudara/saudari untuk menjadi responden penelitian tersebut dan bersedia mengisi kuisioner yang terlampir.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap mengenai anemia pada asupan zat besi remaja putri di SMAN 9 Depok. Selain itu penelitian ini juga sangat berguna bagi peneliti dalam mendapatkan gelar sarjana. Penelitian ini membutuhkan minimal 67 responden remaja putri di SMAN 9 Depok dengan metode Cross sectional . Penelitian ini sudah mendapatkan izin dari pihak SMAN 9 Depok.

A. Kesukarelaan Untuk Ikut Penelitian

Saudara/saudari bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan. Bila Saudara/saudari sudah memutuskan untuk ikut, anda juga bebas untuk mengundurkan diri/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.

A. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian adalah sebagai berikut :

1. Subyek akan diberi penjelasan mengenai penelitian terlebih dahulu secara tertulis. Penelitian ini membutuhkan persetujuan dari pihak sekolah. Pihak sekolah akan diberikan lembar pesetujuan yang menyatakan bahwa Bapak/Ibu mengizinkan siswinya untuk dapat ikut dalam penelitian ini.

Lembar persetujuan kemudian dikembalikan kepada peniliti.

2. Tahap berikutnya, Saudara/saudari akan diberikan lembar kuesioner pengetahuan dan sikap.

Dokumen terkait