• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI ANEMIA DENGAN ASUPAN ZAT BESI REMAJA PUTRI DI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP MENGENAI ANEMIA DENGAN ASUPAN ZAT BESI REMAJA PUTRI DI "

Copied!
104
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Karena penyerapan zat besi yang tidak mencukupi dan hilangnya sel darah merah karena perdarahan kronis atau selama menstruasi, anemia dapat berkembang (Lestari et al. 2018). Tingginya prevalensi anemia dapat disebabkan oleh sedikitnya pengetahuan tentang zat besi dan anemia, haid yang lama, pola makan yang buruk, status sosial ekonomi dan penyakit infeksi (Nabilla et al. 2022). Menurut (Weliyati, 2018) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu maka semakin positif sikap ibu terhadap gizi makanan, sehingga asupan zat besi dalam keluarganya semakin baik.

Konsumsi makanan dengan kandungan zat besi tinggi di Indonesia masih tergolong rendah, sehingga pemerintah menerapkan program pemberian Tablet Tambahan Darah (TTD) untuk mencegah anemia. Berdasarkan penelitian Sandjaja dkk, anak perempuan di Indonesia lebih sedikit mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Survei di kalangan siswa SMP di Jakarta juga menunjukkan hanya 60,8% yang mengonsumsi zat besi sesuai anjuran (Warda & Fayasari 2020).

Pengetahuan tentang pengertian anemia, kriteria anemia, gejala anemia, faktor risiko anemia dan pentingnya asupan zat besi untuk mencegah anemia juga kurang. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis “Hubungan pengetahuan dan sikap tentang anemia terhadap asupan zat besi pada remaja putri di SMA Negeri 9 Depok”.

Identifikasi Masalah

Menurut Kemenkes RI tahun 2018, prevalensi anemia di Jawa Barat relatif tinggi yaitu sebesar 57,7% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2018). Depok merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan kejadian anemia yang relatif tinggi (Agustina, 2019). Berdasarkan hasil survei pendahuluan terhadap 50 siswa di SMAN 9 Depok pada bulan Januari, ditemukan sebanyak 30 siswa mengalami gejala anemia defisiensi besi, yaitu kelopak mata bawah pucat, lemas, mudah lelah, lesu, mengantuk, dan nafsu makan yang buruk.

Kurangnya pengetahuan remaja tentang anemia menjadi salah satu penyebab mengapa kelompok remaja merupakan kelompok rentan yang dapat menderita anemia (Sefaya, et al. 2017). Weliyati & Riyanto, (2019) menyatakan dalam penelitiannya bahwa remaja putri dengan pengetahuan rendah lebih rentan terkena anemia dibandingkan dengan remaja dengan pengetahuan baik. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang anemia pada asupan zat besi pada remaja putri di SMAN 9 Depok.

Pertanyaan Penelitian

  • Pertanyaan Penelitian Umum
  • Pertanyaan Penelitian Khusus

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Hipotesis

Manfaat Penelitian

  • Bagi Siswi
  • Bagi Institusi Pendidikan
  • Bagi Peneliti

TINJAUAN PUSTAKA

  • Variabel-variabel Terkait
    • Remaja Putri
    • Anemia
    • Pengetahuan
    • Sikap
  • Penelitian Terkait
  • Kerangka Teori
  • Kerangka Konsep

Defisiensi zat besi juga dapat diperparah dengan status gizi yang buruk, terutama yang berkaitan dengan defisiensi asam folat, vitamin B12 dan vitamin A (Pala K dan Dundar N, 2014). Kemudian terjadi penurunan kebutuhan zat besi setelah pubertas, sehingga ada peluang untuk memperbaiki kekurangan zat besi terutama pada remaja laki-laki. Dampak anemia pada remaja berkaitan dengan status gizi, karena zat besi dibutuhkan untuk memenuhi gizi remaja.

Asupan zat besi yang diserap oleh seseorang yang berstatus gizi baik bila seseorang kekurangan zat besi diperkirakan hanya 3-15% (Almatsier, 2012). Untuk mengangkut oksigen, zat besi harus bergabung dengan protein untuk membentuk hemoglobin dalam sel darah merah dan mioglobin dalam serat otot. Ketika dikombinasikan dengan protein dalam sel, zat besi membentuk enzim yang berperan dalam pembangkitan energi dalam sel.

Sumber lain yang juga mengandung zat besi berkualitas antara lain kacang-kacangan, sayuran hijau, dan aneka buah-buahan. Remaja putri diharapkan dapat memperbanyak asupan makanan sumber zat besi dan mengkonsumsi suplemen zat besi atau tablet zat besi secara teratur.

Tabel 2 . Penelitian Terkait  No  Penulis
Tabel 2 . Penelitian Terkait No Penulis

METODE PENELITIAN

  • Desain, Waktu, dan Tempat
  • Populasi dan Sampel
    • Populasi
    • Sampel
    • Besar Sampel
  • Instrumen Penelitian
  • Jenis dan Pengumpulan data
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Definisi Operasional
  • Alur Penelitian
  • Analisis Data
    • Analisis Data Univariat
    • Analisis Data Bivariat
  • Persetujuan Etik

Berikut hasil yang diperoleh dari hasil pendataan gambaran pengetahuan ibu dan remaja putri tentang anemia di GUŠ Negeri 9 Depok. Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dan sikap terhadap anemia pada remaja putri di SMAN 9 Depok dapat disimpulkan sebagai berikut. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang anemia dengan asupan zat besi (P = 0,039) pada remaja putri di SMAN 9 Depok.

Tidak ada hubungan antara sikap terhadap anemia dengan asupan zat besi (P = 0,969) pada remaja putri di SMAN 9 Depok. Hubungan asupan zat besi dan pengetahuan anemia dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di SMAN 1 Nguter Sukoharjo (disertasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta). Hubungan antara tingkat pengetahuan, konsumsi zat besi dan pola makan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Sman 3 Kendari (Disertasi, Politeknik Depkes Kendari).

Tinjauan Pustaka: Pengaruh Pasokan Besi (Fe) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Pada Anemia Defisiensi Besi (Disertasi Doktor, Universitas Brawijaya). Analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia defisiensi besi pada remaja putri di SMKN 1 Terbanggi Besar Lampung Tengah. Hubungan pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kota Jambi Tahun 2018.

Hubungan asupan zat besi, protein, vitamin C dan pola menstruasi dengan kadar hemoglobin pada remaja putri SMA Negeri 1 Manyar Gresik ]. Hubungan pola menstruasi dengan prevalensi anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kokap 1 Kabupaten Kulon Progo Tahun 2020 (Disertasi Doktor, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang anemia pada asupan zat besi remaja putri di SMAN 9 Depok.

Hubungan pengetahuan dan sikap tentang anemia pada asupan zat besi remaja putri di Sman 9 Depok. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN ASUPAN BESI PADA WANITA MUDA DI SMAN 9 DEPOK. Tujuan: Kuesioner ini dirancang untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap tentang anemia dengan asupan zat besi pada remaja putri di SMAN 9 Depok.

Tabel 5. Definisi Operasional
Tabel 5. Definisi Operasional

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Gambaran Umum Lokasi Penelitian
  • Analisa Univariat
  • Analisa Bivariat

SMA Negeri 9 Depok merupakan sebuah sekolah menengah yang terletak di Jalan Enggano no. 5 Cinere, Kecamatan Cinere, Kota Depok, Jawa Barat, yang berdekatan dengan perumahan Megapolitan Estate. SMA Negeri 9 Depok dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu oleh staf pengajar dan guru. Berdasarkan hasil analisis univariat yang menjelaskan karakteristik responden remaja putri dengan jumlah 67 responden yaitu umur, satuan kelas dan status gizi.

Berdasarkan status gizi remaja putri terdapat 8 siswi (11,9%) dalam kategori gizi kurang, 3 siswi (4,5%) dalam kategori gemuk, dan 55 siswi (82,1%) dalam kategori gizi baik. Dapat disimpulkan status gizi siswa kelas X SMA Negeri 9 Depok berada pada status gizi baik (82,1%). Dari Tabel 8 terlihat bahwa pengetahuan responden wanita memiliki tingkat pengetahuan tinggi (52,2%) dan tingkat pengetahuan rendah (47,8%) dan responden wanita memiliki tingkat pengetahuan tinggi (55,2%). . )) dan rendah (44,8%).

Dari hasil pendataan yang dilakukan mengenai gambaran sikap terhadap anemia pada ibu dan siswi diperoleh hasil sebagai berikut. Dari tabel 9 terlihat bahwa sikap responden wanita memiliki sikap baik terhadap anemia (61,2%) dan kurang baik (38,8%) dan responden wanita memiliki sikap baik terhadap anemia (80,6%) dan kurang baik ( 19,4%). Dari tabel 10 terlihat bahwa mahasiswi memiliki asupan zat besi yang cukup (65,7%) dan mahasiswi yang memiliki asupan zat besi kurang (34,2%).

Berdasarkan hasil analisis bivariat yang disajikan pada tabel 11 dapat diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang anemia dengan asupan zat besi pada remaja putri, dengan nilai p sebesar 0,039 yang berarti nilai p < 0,05 menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang anemia dengan asupan zat besi pada remaja putri di SMAN 9 Depok. Berdasarkan hasil hubungan antara sikap ibu terhadap anemia dengan asupan zat besi mahasiswi diperoleh p-value sebesar 0,969 yang berarti p-value > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat anemia ibu dengan asupan zat besi pada siswi. sikap tentang anemia dan asupan zat besi pada remaja putri. Berdasarkan hasil analisis bivariat yang disajikan pada tabel 12, terlihat bahwa ada hubungan antara pengetahuan siswa dengan asupan zat besi. Nilai p-value adalah 0,000 yang berarti bahwa p-value < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan siswa tentang anemia dengan asupan zat besi pada remaja putri di SMAN 9 Depok.

Berdasarkan hasil hubungan antara sikap mahasiswi terhadap anemia dengan asupan zat besi diperoleh nilai p-value sebesar 0,021 yang berarti bahwa p-value < 0,05 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara sikap mahasiswi dengan asupan zat besi. pada remaja putri di SMAN 9 Depok.

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Siswi (Usia, Unit  Kelas, Status Gizi) Remaja Putri di SMA Negeri 9 Depok
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Karakteristik Siswi (Usia, Unit Kelas, Status Gizi) Remaja Putri di SMA Negeri 9 Depok

Pembahasan

Pengetahuan sangat mempengaruhi kecenderungan remaja putri untuk memilih sumber makanan bernutrisi tinggi dibandingkan sumber zat besi (Ahmady, 2016). Pengetahuan dan pendidikan ibu juga sangat berperan dalam memperhatikan asupan makanan remaja putri dalam pencegahan anemia (Mursiti, 2017). Di SMAN 9 Depok status gizi remaja putri kelas X sebanyak 55 orang berstatus gizi baik (82,1%) dan 8 orang berstatus gizi buruk (11,9%).

Remaja putri hendaknya menjaga pengetahuan dan sikap yang baik serta dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti daging, hati, sayuran hijau dan vitamin C (jeruk, nanas, tomat, dll) untuk mencegah anemia. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku dengan kejadian anemia pada remaja putri kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Polokarto (Disertasi Doktor Universitas Muhammadiyah Surakarta). Hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri kelas XI SMAN 2 Wates Tahun 2015 (Disertasi Doktor, STIKES'Aisyiyah Yogyakarta).

Efektivitas Minuman Kacang Hijau Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri Di Panti Asuhan Di Kota Pekanbaru. Asupan makronutrien, asupan zat besi, kadar hemoglobin dan risiko kekurangan energi kronis pada wanita muda. Konsumsi makanan dan bioavailabilitas besi berhubungan dengan status anemia pada remaja putri di Jakarta Timur Asupan makanan dan bioavailabilitas besi berhubungan dengan status anemia pada wanita.

Bersamaan dengan surat ini, saya Vini Asri Pratiwi, mahasiswi S1 Gizi Universitas Binawan, sebagai ketua peneliti dalam penelitian berjudul: “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Anemia dengan Asupan Zat Besi Remaja Putri di SMAN 9 Depok” tanya . atas kesediaan Anda menjadi responden penelitian dan bersedia mengisi kuesioner terlampir.

Keterbatasan Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

Analisis Pengetahuan Dengan Kepatuhan Remaja Putri Dalam Mengkonsumsi Tablet Tambah Darah Untuk Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi. Hubungan antara asupan zat besi dan protein dengan kejadian anemia pada siswi di SMPN 5 Kota Manado.

Gambar

Tabel 2 . Penelitian Terkait  No  Penulis
Gambar 1. Kerangka Teori
Gambar 2. Kerangka konsep Pengetahuan tentang
Tabel 5. Definisi Operasional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,